Anda di halaman 1dari 37

PEMERINTAH DKI JAKARTA

SUKU DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH


SERTA PERDAGANGAN KOTA ADMINISTRATIF
Jl.Benhil Jakarta Pusat

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

KEGIATAN :

Jasa Konsultasi Perencanaan (planning) Rehabilitas


Loksem Jl.Danau Tondano Benhil tanah abang

TAHUN ANGGARAN 2020

1
KETENTUAN UMUM
TEKNIS PEKERJAAN PERAWATAN PEMBANGUNAN

BAGIAN PERTAMA
RENCANA KERJA PELAKSANAAN

Pasal 1
Rencana Kerja Pelaksanaan Pekerjaan

1) Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/ jasa bersama-sama dengan
penyedia barang/ jasa, perencanaan, pengawas teknis, dan instansi terkait lainnya,
terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat
perjanjian/ kontrak.
b. Pengguna barang/ jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK.
c. Berbagai hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
pekerjan, adalah :
1. Organisasi kerja.
2. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4. Jadwal penggadaan bahan, mobilisasi peralatan personil.
5. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan.
6. Pendekatan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat mengenai
rencana kerja.
7. Penyusunan program mutu kerja.

2) Pengguanaan Program Mutu


a. Program mutu pengadaan barang/ jasa harus disusun oleh penyedia barang/ jasa
dan disepakati pengguna barang/ jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan
kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.
b. Program mutu pengadaan barang/ jasa paling tidak berisi :
1. Informasi pengadaan barang/ jasa.
2. Organisasi proyek, Pengguna barang/ jasa dan Penyedia barang/ jasa.
3. Jadwal pelaksanaan.
4. Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
5. Prosedur instruksi kerja.
6. Pelaksanaan kerja.

3) Pemeriksaan Bersama
a. Pada tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/ jasa
bersama-sama dengan penyedia barang/ jasa melakukan pemeriksaan bersama.
b. Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/ jasa dapat membentuk panitia
peneliti pelaksanaan kontrak.

1
Pasal 2
Organisasi Pelaksanaan Lapangan

1) Untuk melaksanakan pekerjaan/ proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/
kontrak, penyedia barang/ jasa harus membuat organisasi pelaksanaan lapangan,
dengan pembagian tugas, fungsi, dan wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-
masing.
2) Penempatan personil harus profesional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya
masing-masing, sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan
kualifikasi perusahaan penyedia barang/ jasa yang bersangkutan.
3) Untuk pelaksanaan pekerjaan/ proyek barang/ jasa menunjuk penanggung jawab
lapangan (Kepala Proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan Kepala Unit/ Satuan Kerja.
4) Penyedia barang/ jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil
ataupun para penanggung jawab lapangan, diluar pekerjaan/ proyek yang bersangkutan.
5) Selama jam-jam kerja tenaga ahli/ wakilnya atau para penanggung jawab lapangan
harus berada di lapangan pekerjaan kecuali berhalangan/ sakit dan penyedia barang/
jasa harus menunjuk menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan
berhalangan.
6) Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan, maka Kepala Unit/ Satuan Kerja berhak memerintahkan kepada penyedia
barang/ jasa supaya segera menggantikan dengan orang lain yang ahli dan
berpengalaman.

Pasal 3
Tenaga Kerja Lapangan

1) Penyedia barang/ jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman, sesuai dengan keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume
dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2) Penyedia barang/ jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan
keamanan lokasi/ pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja
memadai.
3) Penyedia barang/ jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak
mengganggu lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal sementara dilokasi
pekerjaan/ proyek.
4) Penyedia barang/ jasa harus dilaporkan kepada pengguna barang/ jasa, dalam bentuk
daftar tenaga kerja yang dilampiri identitas diri tanda pengenal setiap tenaga kerja.

1
Pasal 4
Bahan dan Peralatan

1) Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dalam surat perjanjian/ kontrak, adalah harus disediakan oleh penyedia barang/
jasa.
2) Bahan/ material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan dalam dan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat perjanjian/ kontrak, RKS,
gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan/ dipasang harus diajukan contoh dan brosur setiap bahan dan
peralatan tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/ jasa.
d. Pengguna barang/ jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan
dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata
tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.
3) Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/ jasa harus segera disingkirkan dan
lokasi/ lapangan proyek dalam 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4) Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/ terpasang belum atau telah
mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan, maka penyedia barang/ jasa wajib mengganti/ memperbaiki dengan
beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5) Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapatkan lagi
dipasaran, maka penyedia barang/ jasa segera mengajukan bahan dan peralatan
pengganti yang setara dan mendaptakan persetujuan tertulis dari pengguna barang/
jasa. Prosedur pengganti harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
6) Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (6) diatas tidak dapat
dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan.
7) Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/ lapangan proyek, adalah
menjadi tanggung jawab penyedia barang/ jasa termasuk tempat dan cara
penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.

Pasal 5
Mobilisasi

1) Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung, bengkel, gudang dan
sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
2) Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/ jasa dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
3) Mobilisasi paling lambat harus sudah dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak diterbitkannya SPMK.

1
Pasal 6
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyedia barang/ jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci yang
terdiri dari :
a. Time schedule dalam bentuk ber-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan
bobot
b. Pada Time schedule dilengkapi dengan kurva “ S “
c. Untuk pelaksanaan pekerjaan/ proyek yang memiliki kompleksitas tinggi harus
dilengkapi dengan network planning.
2) Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat
perjanjian/ kontrak.
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup
seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara
rencana dan realisasinya.
4) Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja setelah penandatangan surat perjanjian/ kontrak, untuk dapat diperiksa/ disetujui
oleh pengawas teknis dan disyahkan oleh pengguna barang/ jasa.
5) Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada dilokasi/ lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel diruangan rapat proyek.

Pasal 7
Laporan Hasil Pekerjaan

1) Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat didalam Buku Harian Lapangan (BHL)
sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.
b. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :
1. Kualitas dan macam bahan yang berada dilapangan.
2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.
3. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan.
4. Kualitas dan kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
6. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan diisi oleh penyedia barang/ jasa, dan
diperiksa oleh pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan
petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna barang/
jasa.
d. Penyedia barang/ jasa harus mentaati dan melaksanakan selaku pelaksana proyek,
terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan pengawas teknis dalam Buku
Harian Lapangan (BHL).
e. Jika penyedia barang/ jasa tidak dapat menerima/ menyetujui pendapat/ perintah
pengawas harus mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka
waktu 3x24 jam.

1
f. Penyedia barang/ jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat. Tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas
kemauan inisiatif sendiri atau yang diperhitungkan oleh pengawas teknis maupun
Kepala Unit/ Satuan Kerja.
2) Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan
berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting
yang perlu dilaporkan.
3) Laporan bulanan dibuat setiap bulanan yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan
berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu dilaporkan.

Pasal 8
Mobilisasi

1) Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, pengguna barang/ jasa dengan


menugaskan kepada penyedia barang/ jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk
tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2) Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/ jasa sesuai petunjuk pengawasan teknis,
disusun dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran
tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut :

Bobot Papan nama proyek, keadaan lokasi,


TAHAP I
0% - 25 % galian pondasi dan pasangan pondasi
Bobot
TAHAP II Pekerjaan struktur / konstruksi
25% - 50 %
Bobot
TAHAP III Pekerjaan atap / finishing
50% - 75 %
Bobot Pekerjaan finishing / detail / seluruh /
TAHAP IV
75% - 100 % pekerjaan selesai

3) Foto proyek tiap tahapan tersebut diatas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan, yang masing-masing adalah untuk.
a. Untuk proyek/ pekerjaan yang diawasi oleh konsultan :
1. Satu set untuk Kepala Unit/ Satuan Kerja.
2. Satu set untuk penyedia barang/ jasa.
3. Satu set untuk konsultan selaku pengawas teknis.
b. Untuk proyek/ pekerjaan yang diawasi oleh Kantor Tata Bangunan dan Gedung
Pemda :
1. Satu set untuk Kepala Unit/ Satuan Kerja.
2. Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
3. Satu set untuk Kantor Tata Bangunan dan Gedung Pemda Kota/ Kotamadya
setempat selaku pengawas teknis.
4) Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/ sama sesuai dengan
petunjuk pengawasan teknis atau Kepala Unit/ Satuan Kerja.
5) Foto setiap tahapan ditempelkan pada Album/ map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album ditentukan oleh pengawas teknis.

1
6) Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/ memaksa force majeure diambil
3 (tiga).

Pasal 9
Perbedaan Ukuran

1) Jika pendapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis
dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran ditulis dengan angka.
2) Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk pengawas teknis
dan perencanaan.

Pasal 10
Sarana Penunjang Proyek

1) Kepada penyedia barang/ jasa diwajibkan membuat/ mendirikan bangunan sementara


seperti, los kerja/ Direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan. Penyedia
barang/ jasa juga harus menyediakan perlengkapan ruang kerja Kepala Unit/ Satuan
Kerja dan pengawas teknis, dengan jumlah sesuai kebutuhan.
2) Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuat perencanaannya oleh penyedia
barang/ jasa. Serta terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan Kepala Unit/ Satuan
Kerja.
3) Sarana penunjang Direksi keet/ gudang/ bedeng sementara pagar pengaman dan
perlengkapannya serta pompa kerja, adalah merupakan sarana penunjang dalam
pelaksanaan proyek dan merupakan penunjang dalam pelaksanaan proyek dan
merupakan barang yang dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
4) Pada prinsipnya penyedia barang/ jasa harus menyediakan peralatan kerja pembantu
yaitu : air, aliran listrik, pompa air, beton, molen, vibrator, alat-alat pemadam kebakaran,
dll.
5) Untuk segala kebutuhan/ keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun
tidak disebut dalam gambar tetap menjadi tanggung jawab penyedia barang/ jasa.
6) Untuk pelaksanaan pekerjaaan dimaksud, tanah dan halaman akan diserahkan kepada
penyedia barang/ jasa dalam keadaan sedemikian rupa, dengan ketentuan jika
pelaksanaan pekerjaaan telah selesai, segala kerusakan yang terjadi atas tanah/
halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran/ got, tanaman dan lain
sebagainnya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggung jawab
penyedia barang/ jasa yang bersangkutan.
7) Setelah penyedia barang/ jasa mendapat batas-batas daerah kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) pasal ini, maka penyedia barang/ jasa harus bertanggung jawab
penuh atas segala sesuatu yang ada didaerahnya meliputi :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang disengaja
maupun tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah/ keliru.
c. Kehilangan-kehilangan.
8) Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas penyedia barang/ jasa diizinkan untuk
mengadakan pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain
penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.

1
9) Penyedia barang/ jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam
kotoran bekas-bekas bongkaran dan alat-alat lainnya, harus segera diangkut atas
persetujuan pengawas teknis Kepala Unit/ Satuan Kerja.

Pasal 11
Papan Nama Proyek

Papan nama proyek berfungsi sebagai bahan/ media Informasi tentang kegiatan
tersebut. Papan nama dibuat dari bahan kayu atau multiflek dengan ketebalan 1,20 cm
dan ukuran 120 cm x 80 cm dengan disangga atau ditopang dengan kayu kaso (5/7)
Kelas II Borneo dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah. Warna dasar papan nama
proyek dicat putih dan tulisan berwarna hitam dengan menggunakan huruf balok serta
logo Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bekasi warna Biru dan Kuning. Papan nama
proyek berisi cakupan pekerjaan yang akan dilaksanakan, antara lain :

 Nama Kegiatan.
 Volume Kegiatan.
 Nilai Kontrak.
 Sumber Dana.
 Jangka Waktu Pelaksanaan.
 Nama Penyedia Jasa.

Pasal 12
Perubahan Pekerjaan

a. Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus
dilaksanakan. Apabila karena suatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan oleh rekanan dengan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan,
maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Unit/ Satuan Kerja yang
bersangkutan, Pengawas Teknik dan Perencanaan Teknik.
b. Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat
oleh perencanaan yang didasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat
oleh Pengawas Teknik dan ditanda tangani bersama antara Rekanan, Unit/ Satuan
Kerja, dan Pengawas Teknik serta Perencanaan.
c. Jika dimungkinkan item dan atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan
untuk tidak dilaksanakan dapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume
pekerjaan baru, ditetapkan bersama serta dituangkan dalam Berita Acara Tambah
Kurang dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas.

BAGIAN KEDUA
PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pasal 13
Pembersihan Lokasi

1
Kontraktor wajib melaksanakan pembersihan lokasi dan barang-barang hidup yang berupa
penebangan pohon dan berupa barang-barang mati untuk keperluan pelaksanaan menurut
petunjuk dari Direksi atau Pimpro, Pelaksana Teknis Kegiatan.

Pasal 14
Pemagaran Sementara Proyek (Jika diperlukan)

1) Kontraktor wajib memasang pagar di sekitar lokasi proyek.


2) Pemagaran dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali
sebelum penyerahan pertaman.
3) Pagar proyek dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran yang direncanakan dan telah
mendapatkan persetujuan dari Kepala Unit/ Satuan Kerja.
4) Batas-batas pemagaran akan ditentukan pada waktu penjelasan rencana dilapangan.

Pasal 15
Pembersihan Lokasi

1) Kontraktor wajib melakukan pembongkaran pada beberapa bagian bangunan yang akan
direhab/ diperbaiki.
2) Sebelum dilakukan pembongkaran kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari dari
pemberi tugas, termasuk izin pemakaian jalan, tempat pembuangan puing dan lain-lain
dari pihak yang berwenang. Kelalaian dalam hal ini, resiko menjadi tanggung jawab
kontraktor.
3) Dalam pelaksanaan pembongkaran ini kontraktor wajib membuat usulan rencana
pembongkaran minimal menyebutkan :

a. Metode pembongkaran.
b. Waktu pengangkatan puing.
c. Lokasi pembuangan puing.
d. Pengamanan terhadap instalasi ME.
e. Jangka waktu pelaksanaan.
f. Lain-lain yang berkenaan dengan pembongkaran ini.

Pasal 16
Pembuatan Direksi Keet (Jika diperlukan)

Pembuatan Direksi keet merupakan bangunan sementara dengan lantai rabat beton diplester,
konstruksi rangka kayu, dinding multiplek, penutup atap asbes semen gelombang, diberi pintu
dan jendela secukupnya. Letak bangunan akan ditentukan oleh Kepala Unit/ Satuan Kerja.

Pasal 17
Galian Tanah dan Urugan Kembali

1
1) Semua pekerjaan penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan
sesuai dengan gambar, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan oleh pengawas
selama berlangsungnya pekerjaan.
2) Semua bahan yang dipakai untuk pengurugan kembali harus merupakan bahan pilihan
yang baik, yang diseleksi air tanah hasil galian yang bebas dari kotoran, batu-batu besar
dan bahan tumbuhan atau bahan lainnya yang dapat membusuk.
3) Pekerjaan penggalian harus dilaksanakan secara mekanis dan semua peralatan yang
dibutuhkan harus disediakan oleh kontraktor, baik yang menyangkut peralatan untuk
pekerjaan persiapannya maupun peralatan untuk pekerjaan galiannya sendiri dan alat-
alat bantu yang diperlukan.
a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor wajib untuk mengajukan permohonan tertulis
kepada pengawas, yang meyebutkan tanggal akan dimulainya pekerjaan
penggalian.
b. Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian, kedalaman,
kemiringan dan lengkungan yang sesuai dengan gambar.

Untuk pengurugan kembali harus dilaksanakan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak lebih
dari 20 cm tiap lapisnya dan harus dipadatkan secara mekanis sampai diperoleh kepadatan yang
cukup dan disetujui oleh pengawas.

BAGIAN KETIGA
PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 18
Pekerjaan Beton Bertulang

1) Seluruh pekerjaan struktur beton bertulang harus berpedoman pada peraturan konstruksi
beton yang berlaku.
2) Mutu/ kualitas beton yang harus sesuai dengan yang direncanakan dan sebelum
dilakukan proses pengecoran harus mendapat persetujuan Direksi/ pengawas.
3) Mutu/ kualitas bahan agregat : air, batu split, semen, besi harus sesuai yang disyaratkan
untuk masing-masing bahan.
4) Pembesian harus dilaksanakan sesuai gambar rencana dan harus mengikuti kaidah-
kaidah yang berlaku serta mendapat persetujuan Direksi/ pengawas sebelum
pengecoran dilaksanakan.
5) Pemasangan berkesting harus kuat dan tidak melentur pada saat pengecoran
dilaksanakan dan sebelum pengecoran dilaksanakan harus mendapat persetujuan
Direksi/ pengawas secara tertulis dalam Buku Harian Lapangan.
6) Kontraktor agar membuat kubus beton dan di test ke Laboratorium serta dilaporkan
kepada Direksi sebagai pengawas.
7) Pembongkaran berkesting baru dilaksanakan sesudah umur beton mencukupi (minimal
14 hari).
8) Untuk pekerjaan plat beton bertulang, setelah pengecoran dilaksanakan harus di ikuti
dengan penggenangan atau menutupnya dengan karung basah minimal 14 hari.
9) Kegagalan pekerjaan beton bertulang yang diakibatkan oleh kelalaian kontraktor
seluruhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

1
Pasal 19
Pekerjaan Baja

1) Seluruh pekerjaan baja harus berpedoman pada peraturan konstruksi baja yang berlaku.
2) Mutu/ kualitas bahan baja harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam peraturan yang
berlaku.
3) Metode penyambungan harus mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dan disesuaikan
dengan gambar rencana.
4) Seluruh permukaan baja harus di cat dengan meni besi dua lapis untuk melindungi dari
korosi
5) Kegagalan pekerjaan baja yang diakibatkan oleh kelalaian kontraktor seluruhnya menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Pasal 20
Pekerjaan Kayu

1) Seluruh pekerjaan konstruksi kayu harus berpedoman pada peraturan konstruksi kayu
yang berlaku.
2) Mutu/ kualitas bahan kayu harus disesuaikan dengan yang direncanakan dan harus
kering oven, tanpa cacat-cacat baik alami maupun tidak alami yang dapat mengurangi
kekuatan kayu, dan sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Direksi/ pengawas.
3) Untuk pekerjaaan konstruksi kayu dengan volume lebih dari 3 m 3 , kayu tersebut harus
diawetkan sesuai yang disyaratkan oleh Dinas Kehutanan DKI Jakarta.
4) Untuk pekerjaaan konstruksi kayu volume lebih dari 3 m 3, pengawetan kayu dilakukan
dengan cara mengoleskan residu pada permukaan kayu.
5) Seluruh permukaan konstruksi kayu rangkap atap harus diresidu.
6) Seluruh sambungan kayu harus dilengkapi dengan bahan penguat seperti yang
disyaratkan dalam peraturan konstruksi kayu Indonesia.
7) Kegagalan konstruksi kayu yang diakibatkan oleh kelalaian kontraktor sepenuhnya
tanggung jawab kontraktor.

BAGIAN KEEMPAT
PEKERJAAN ARSITEKTURAL

Pasal 21
Pekerjaan Pengecatan

1) Pengecatan Dengan Cat Tembok


a. Cat dan plamir yang digunakan harus berkualitas baik.
b. Pengecatan dinding batu bata harus dilaksanakan sesudah dinding diplester, diaci,
diplamir dan diamplas sampai permukaan dinding tersebut rata dan halus dan
pengecatan diakukan 3 (tiga) lapis sampai benar-benar menutup rata permukaan
dinding.
c. Pengecetan dinding lama apabila cat lama dikerok, maka diperlukan seperti dinding
batu bata baru, apabila cat tembok lama tidak dikerok maka permukaan dinding batu

1
bata harus dibersihkan dan dicuci dengan sabun dan pengecatan dilakukan 2 (dua)
lapis.
d. Pengecatan plafon diperlukan analog dengan pengecatan pada dinding batu bata
baik pengecatan baru atau pengecatan kembali.

2) Pengecatan Kayu
a. Cat, meni, plamir yang digunakan harus berkualitas baik.
b. Pengeacatan kayu baru dilaksanakan sesudah seluruh permukaan dimeni, diplamir,
dan diamplas sampai benar-benar halus, baru pengecatan dasar dan pengecatan
finishing sampai benar-benar menutup rata permukaan kayu.
c. Pengecatan kembali permukaan kayu apabila cat lama dikerok diperlakukan sama
dengan pengecatan kayu baru, apabila cat lama tidak dikerok maka sebelum
pengecatan dilaksanakan seluruh permukaan kayu harus dibersihkan dan setelah
permukaan kayu tersebut bersih pengecatan baru dilaksanakan sampai benar-benar
menutup rata permukaan kayu.
3) Pengecatan Baja/ Besi
a. Cat, meni dan plamir yang digunakan harus berkualitas baik.
b. Pengecatan baja/ besi yang baru dilaksanakan sesudah seluruh permukaan dimeni,
diplamir dan diamplas sampai benar-benar halus, baru pengecatan dilakukan
pengecatan dasar dan pengecatan finishing.
c. Pengecatan kembali permukaan baja/ besi baru, apabila cat lama tidak dikerok,
maka sebelum pengecatan dilaksanakan seluruh permukaan baja/ besi harus
dibersihkan dan setelah permukaan baja/ besi harus dibersihkan dan setelah
permukaan baja/ besi tersebut bersih pengecatan baru dilaksanakan sampai benar-
benar menutup rata seluruh permukaan baja/ besi.
4) Pelituran dan Pernis
a. Bahan pelitur dan pernis yang digunakan harus berkualitas baik.
b. Pelituran/ pernis baru, dilaksanakan sesudah seluruh permukaan bahan dimeni,
diplamir dan diampelas sampai rata dan halus, dan pelapisan pelitur/ pernis harus
benar-benar menutup rata seluruh permukaan.
c. Pelituran/ pernis kembali, dilaksanakan sesudah permukaan bahan bersih dari
berbagai kotoran, baru pelapisan pelitur/ pernis dilaksanakan sampai benar-benar
menutup rata seluruh permukaan.

Pasal 22
Pekerjaan Dinding/ Partisi

1) Pekerjaan Dinding Batu Bata


a) Batu bata dan agregat yang digunakan harus berkualitas baik.
b) Penyusunan batu bata dan penyambungan antar dinding dengan dinding batu bata
lain harus sesuai kaidah, dan sambungan dengan harus dilengkapi besi stek
diameter 10 mm dengan panjang 30 cm.
c) Perbandingan agregat yang digunakan harus sesuai dengan kegunaannya. Yaitu ad.
1:4 untuk dinding biasa dan 1:3 untuk trasram dengan ketebalan spesi 1 s/d 1,5 cm.
d) Pemasangan batu bata dalam satu hari pemasangan maksimal setinggi 1 meter.
e) Ketebalan plesteran minimal 1 (satu) cm dengan ad. 1:4 untuk dinding biasa dan 1:2
untuk trasram.

2) Pekerjaan Dinding Partisi


a) Bahan rangka dinding partisi dan penutup partisi harus berkualitas baik dan sesuai
dengan yang direncanakan.

1
b) Pembuatan modul rangka partisi harus disesuaikan dengan modul bahan penutup
partisi.
c) Perlekatan antara penutup partisi dengan rangka partisi harus disesuaikan dengan
karakteristik bahannya, dan dilekatkan dengan rapi dan kuat dengan menggunakan
alat bantu yang sesuai.
Pasal 23
Pekerjaan Lantai, Plafon dan Atap

1) Pekerjaan Lantai
a) Setelah peil lantai ditentukan dengan benar, pemasangan lantai harus dimulai dari
titik, dimana semaksimal mungkin mengurangi pemotongan bahan penutup lantai.
b) Naat lantai harus lurus dan saling tegak lurus, dengan ketebalan maksimal 2 (dua)
mm.
c) Untuk lantai kamar mandi, kemiringan harus diatur sedemikian rupa sehingga air
mengalir dengan lancar ke floor drain.
d) Bahan agregat/ perekat yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik bahan
penutup lainnya.
2) Pekerjaan Plafon
a) Setelah ketinggian plafon ditentukan dengan benar, rangka plafon dipasang dengan
membentangkan balok induk kearah bentang terpendek selanjutnya rangka plafon
dipasang sesuai modul dan pola plafon yang direncanakan.
b) Penutup plafon dipasangkan dengan rata water-pass dan disesuaikan dengan pola
plafon yang direncanakan, dan semua sambungan harus rapi dan baik.
c) Lis plafon dipasang sesuai dengan rencana, baik bentuk profil maupun pola lis
plafon.
3) Pekerjaan Atap
a) Bahan rangka dan penutup atap yang digunakan harus sesuai dengan yang
direncanakan dan berkualitas baik.
b) Bentuk dan kemiringan atap disesuaikan dengan karakteristik bahan penutup
atapnya.
c) Rangka atap kaso dan reng yang digunakan adalah ukuran 5/7 dan ¾ dengan jarak
dan jenis serta kualitas kayu sesuai yang direncanakan.
d) Pemasangan penutup atap harus rapi lurus baik vertikal maupun horizontal, dan
tidak bocor maupun tampias.
e) Pemasangan bubungan harus disesuaikan dengan karakteristik bahan penutup
atapnya.

Pasal 24
Pekerjaan Pagar

1) Setelah batas lokasi atau peletakan pagar ditentukan dengan benar atas persetujuan unit
yang bersangkutan dan Direksi/ pengawas, maka pekerjaan pagar baru boleh dimulai
dilaksanakan.
2) Kualitas bahan yang digunakan harus berkualitas baik dengan spesifikasi dan bentuk
sesuai gambar perencanaan.

1
Pasal 25
Pekerjaan Halaman

1) Setelah ketinggian/ peil halaman ditentukan dengan benar atas persetujuan unit yang
bersangkutan serta Direksi/ pengawas, maka pekerjaan halaman baru boleh mulai
dilaksanakan.
2) Kualitas dan spesifikasi bahan yang digunakan harus sesuai gambar rencana serta
berkualitas baik.
3) Sebelum lapisan akhir dilaksanakan, kondisi permukaan beserta lapisan dasarnya harus
padat dan rata.
4) Pemasangan interblok harus dilengkapi dengan beton jepit atau kastin disesuaikan
dengan gambar rencana.

BAGIAN KELIMA
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Pasal 26
Ketentuan Umum

1. Rekanan harus mentaati ketentuan-ketentuan mengenai kewajiban selaku pelaksana


pekerjaan, menyiapkan/ menyediakan Buku Harian Lapangan (BHL). Schedule
pelaksanaan yang ditanda tangani Direktur dan menjaga ketertiban lingkungan.
2. Jika rekanan tidak dapat menerima/ menyetujui pendapat-pendapat Direksi harus
mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3x24 jam.
3. Direksi dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan/ perawatan adalah dari
unsur pemberi tugas (owner) dan Kantor Tata Bangunan dan Gedung Pemda terkait
yang akan memonitor setiap hari dalam Buku Harian Lapangan yang dibuat rekanan.
4. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan/ perawatan agar dibuatkan bobot
prestasi kemajuan dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan time schedule
pelaksanaan.
5. Pada kegiatan pelaksanaan pemeliharaan/ perawatan agar menjaga supaya lingkungan
kerja pada kantor tetap nyaman.
6. Rekanan harus segera memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang
tidak memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya setelah mendapat
perintah dari Direksi.

1
Pasal 27
Pekerjaan Tambah Kurang

1) Jika dalam pelaksanaan ada hal-hal yang tidak dikerjakan agar dibuatkan opname
dengan dituangkan dalam Berita Acara Tambahan Kurang.
2) Apabila kemajuan/ kualitas tidak sesuai dengan SPK atas perjanjian/ kontrak yang
diberikan oleh pemberi tugas, RKS, time schedule dan petunjuk-petunjuk yang diberikan
oleh Direksi yang disebabkan karena kelalaian rekanan yang bersangkutan dikenakan
sangsi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam RKS ini.
3) Sisa/ bagian pekerjaan yang belum dilaksanakan sehubungan dengan pencabutan SPK
atau kontrak dihitung bersama oleh Direksi dan rekanan, yang hasilnya dituangkan
dalam Berita Acara.

Pasal 28
Pengawasan

1) Pengawasan dilakukan secara terus menerus selama berlangsungnya pelaksanaan


pekerjaan, Rekanan diwajibkan menempatkan seseorang penanggung jawab teknis yang
dianggap cakap dan mampu untuk menjalankan tugas dan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut serta mengerti dalam bidang bangunan, listrik, air serta dapat
mewakili Perusahaan/ rekanan untuk menerima dan melaksanakan perintah/ petunjuk
pengawas.
2) Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan pada ayat 1
(satu) pasal ini, maka unsur pemberi tugas (owner) berhak memerintahkan kepada
rekanan supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman
sesuai bidang pekerjaan yang dikerjakan.

Pasal 29
Pengawasan

Penelitian/ monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan/ perawatan.

1) Setiap kegiatan yang berjalan setiap hari harus dibuatkan batasan pekerjaan yang
dimasukkan dalam catatan Buku Harian Lapangan dengan diketahui oleh Direksi atau
User.
2) Bobot kemajuan pekerjaan agar dibuat setiap akhir bulan yang berjalan sebagai bahan
evaluasi Direksi dalam memonitor kegiatan pemeliharaan/ perawatan.

1
3) Pengajuan tagihan dengan lampiran bobot kemajuan pekerjaan agar diatur secara
berkala 3 (tiga) bulan sekali.
4) Jika dimungkinkan agar difoto pada kegiatan pekerjaan misalnya penggantian komponen
M & E yang rusak atau pekerjaan sipil dan lain-lain.

KETENTUAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR

Pasal 1
Pekerjaan Galian dan Urugan

1) Semua pekerjaan penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan
sesuai dengan gambar, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan oleh pengawas
selama berlangsungnya pekerjaan.
2) Semua bahan yang dipakai untuk pengurugan kembali harus merupakan bahan pilihan
yang baik, yang diseleksi air tanah hasil galian yang bebas dari kotoran, batu-batu besar
dan bahan tumbuhan atau bahan lainnya yang dapat membusuk.
3) Pekerjaan penggalian harus dilaksanakan secara mekanis dan semua peralatan yang
dibutuhkan harus disediakan oleh kontraktor, baik yang menyangkut peralatan untuk
pekerjaan persiapannya maupun peralatan untuk pekerjaan galiannya sendiri dan alat-
alat bantu yang diperlukan.
a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor wajib untuk mengajukan permohonan tertulis
kepada pengawas, yang meyebutkan tanggal akan dimulainya pekerjaan
penggalian.
b. Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian, kedalaman,
kemiringan dan lengkungan yang sesuai dengan gambar.

Untuk pengurugan kembali harus dilaksanakan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak lebih
dari 20 cm tiap lapisnya dan harus dipadatkan secara mekanis sampai diperoleh kepadatan yang
cukup dan disetujui oleh pengawas.

Pasal 2
Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu Kali


Spesifikasi bahan
1. Bahan untuk pondasi batu kali adalah batu belah kualitas baik dengan ukuran maksimal
30 cm dan minimum 10 cm.
2. Adukan pengisi adukan digunakan campuran 1 Pc : 4 Psr, atau sesuai dengan yang
disyaratkan perencana.

1
Syarat-syarat pelaksanaan
1. Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana atau
sesuai petunjuk perencana.
2. Pada pasangan batu kali ini dasar maupun celah-celah batu kali harus diisi adukan/
perekat.
3. Bila digunakan batu kali atau batu bulat harus dipecah sekurang-kurangnya mempunyai
muka berbentuk pipih.
4. Pasangan pondasi batu kali dikerjakan diatas pasir urug setebal 10-15 cm padat sesuai
gambar rencana.
5. Setiap pertemuan pondasi harus dipasang stek besi beton diameter 12-40 D.
Pekerjaan pondasi Strausoall
Spesifikasi bahan
Spesifikasi bahan yang digunakan yaitu mencakup besi, semen, koral/ split dan air harus sesuai
dengan yang disyaratkan dalam pasal pekerjaan beton bertulang.
Syarat-syarat pelaksanaan
Pemasangan pondasi strausoall yang terbuat dari beton bertulang dilakukan melalui tahap-
tahap :
1. Tentukan titik/ patok sesuai jarak yang diinginkan oleh perencana untuk penempatan
beton strausoall atau kolom dengan bambu/ dolken.
2. Boring tanah sesuai dengan ukuran dan kelemahannya (lihat gambar pelaksanaan).
3. Menyetel pembesian yang diperlukan sesuai dengan diameter dan panjang/ kedalaman
strausoall, setelah selesai disetel pembesian itu dimasukkan kedalam tanah yang sudah
diboring dengan lurus, barulah dicor pakai adukan 1 Ps : 2 Pc : 3 Krl.
4. Pelaksanaan pengecoran harus ada izin/ persetujuan dari pengawas harian/ lapangan.

Pekerjaan Pondasi Plat Jalur


Spesifikasi bahan
Lantai kerja dan beton yang dipakai untuk pondasi plat jalur sesuai dengan persyaratan yang
berlaku dalam pasal pekerjaan beton bertulang.
Syarat-syarat pelaksanaan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan gambar pada Dokumen Kontrak, termasuk
pengadaan peralatan, tenaga kerja, tenaga ahli untuk menangani pekerjaan pondasi yang terdiri
dari penggalian tanah untuk pelaksanaan pondasi plat jalur, penimbunan kembali dan
sebagainya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Bentuk dan ukuran pondasi
adalah seperti terlihat pada gambar pelaksanaan yang terdapat dalam Dokumen Kontrak, yaitu
pondasi beton plat jalur.

Pasal 3
Pekerjaan Dinding

Dinding Bata
Pemasangan Batu Bata
Spesifikasi bahan

1
1. Batu Bata
Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan dinding
antara lain sebagai berikut :
a. Ukuran sesuai dengan gambar.
b. Matang dalam pembakaran.
c. Memiliki permukaan kasar.

2. Adukan
Adukan yang digunakan untuk pemasangan bata dinding biasa adalah 1 Pc : 4 Psr, sedangkan
untuk pasangan dinding dengan adukan kuat (transram) digunakan adukan 1 Pc : 3 Psr, dengan
persyaratan bahan adukan sebagai berikut :
a. Semen Portland harus memenuhi NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3.
c. Air harus memenuhi PVBT 1982.

Syarat-syarat pelaksanaan.
1. Batu bata yang hendak dipasang harus direndam dalam air bersih hingga jenuh atau
berhenti mengeluarkan gelembung udara.
2. Batu bata dalam keadaan basah harus segera dipasang dengan spesi sebagai bahan
perekat dengan ketebalan minimal 1 cm dan maksimal 2 cm.
3. Pasangan batu bata harus lurus (sesuai kebutuhan) tegak dan waterpass tiap lapis.
4. Pasangan batu bata dalam satu hari tidak boleh melebihi tinggi 1 m dan setiap panjang 3
m harus diselingi kolom praktis.
5. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan beton (kolom dan
balok) harus diberi stek-stek diameter 10 mm dan panjang 20 cm.
6. Susunan batu bata harus sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
7. Bagian yang akan dipasangi batu bata harus bersih dari segala bentuk kotoran.

Pekerjaan Pondasi Plat Jalur


Spesifikasi bahan
Adukan yang digunakan adalah :
1 Pc : 2 Psr dipakai untuk plesteran kedap air, dan adukan 1 Pc : 4 Psr untuk plesteran lainnya.
Adukan tersebut terdiri dari bahan-bahan dengan kualitas :
a. Semen portland harus memenuhi NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3.
c. Air harus memenuhi PVBT 1.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Plesteran pada permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar, dan
dibersihkan dari segala kotoran, kemudian dalam tahap pertama harus dibuat basah,
selanjutnya dilakukan plesteran akhir yang dibuat datar dan lurus.

1
2. Pada dinding bata yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikorek sedalam 1
cm untuk memberikan pegangan pada plesteran, kemudian dinding disikat sampai bersih
barulah plesteran dikerjakan.
3. Seluruh permukaan plesteran di finish acian dari bahan semen dan diratakan sesuai
kondisi lapangan.

Pasal 4
Pekerjaan Penutup Atap

Pekerjaan Atap Genteng Tanah Bakar


Spesifikasi bahan
1. Genteng harus memiliki ukuran yang sama, kedap air, permukaan licin untuk untuk
memperlancar mengalirnya air.
2. Presisi rapat hubungannya satu sama lain tidak melintir ke berbagai arah.

Syarat-syarat pelaksanaan.
1. Genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpass.
2. Hindari celah hubungan kesamping, keatas dan kebawah.
3. Pasangan genteng harus lurus dengan kontrol dan tarik benang.
4. Bubungan/ nok ditutup dengan genteng yang sejenis dan berkualitas baik, tidak retak,
tidak berlubang dan dipasang saling menutup ujung sejauh kaitannya, kemudian
dimatikan dengan adukan 1 : 2.

Pekerjaan Atap Metal


Spesifikasi bahan
1. Material : Planja Tipe 22 Econoroof atau setara.
2. Warna ditentukan kemudian.
3. Quality : Kelas I, dengan kekuatan 250-300.
4. Konduktifitas panas 40 W/m deraja Celcius.
5. E Modulud 180 kN/MM2.
6. Sebelum dipasang, material harus disetujui oleh perencana dan pengawas.
7. Seluruh material dipasang tanpa ada biaya tambahan.
8. Kontraktor tidak diperkenankan memakai material lain selain yang telah ditentukan dalam
gambar, kecuali ada persetujuan dari arsitek/ CM.
9. Kontraktor harus memperbaiki/ mengganti perhitungan kontraktor, kerusakan tidak
dibebankan pada owner selama masa garansi.
10. Pemasangan aksesoris metal roof harus sempurna, dengan slope yang benar sesuai
dengan yang tertera pada gambar kerja.
11. Ukuran gording dan jaraknya harus disesuaikan dengan material yang digunakan.

1
Syarat-syarat pelaksanaan
1. Genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpass.
2. Hindari celah hubungan kesamping, keatas dan kebawah.
3. Pasangan genteng harus lurus dengan kontrol dan tarik benang.
4. Bubungan/ nok ditutup dengan genteng yang sejenis dan berkualitas baik, tidak retak,
tidak berlubang dan dipasang saling menutup ujung sejauh kaitannya, kemudian
dimatikan dengan adukan 1 : 2.

Pekerjaan Atap Genteng Beton/ Monier


Spesifikasi bahan
1. Genteng harus memiliki ukuran yang sama, kedap air, permukaan licin untuk untuk
memperlancar mengalirnya air.
2. Presisi rapat hubungannya satu sama lain tidak melintir ke berbagai arah.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpass.
2. Hindari celah hubungan kesamping, keatas dan kebawah.
3. Pasangan genteng harus lurus dengan kontrol dan tarik benang.
4. Bubungan/ nok ditutup dengan genteng yang sejenis dan berkualitas baik, tidak retak,
tidak berlubang dan dipasang saling menutup ujung sejauh kaitannya, kemudian
dimatikan dengan adukan 1 : 2.
Pekerjaan Atap Seng/ Asbes atau Spandek
Spesifikasi bahan
1. Seng/ asbes/ spandek harus memiliki ukuran yang sama, kedap air, permukaannya licin
untuk memperlancar mengalirnya air.
2. Presisi rapat hubungannya satu sama lain tidak melintir ke berbagai arah.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Seng/ asbes harus terletak pada pasangan gording yang lurus dan waterpass.
2. Overlap antara sambungan vertikal maupun hirizontal harus cukup sehingga tidak terjadi
tampias/ bocor.
3. Pasangan seng/ asbes/ spandek harus lurus dengan kontrol dan tarik benang.
4. Bubungan/ nok ditutup dengan seng/ asbes/ spandek yang sejenis dan berkualitas baik,
tidak retak, tidak berlubang dan dipasang saling menutup ujung sejauh kaitannya,
kemudian dimatikan rapat.

Pasal 5
Pekerjaan Lisplank

Lisplank Kayu
Spesifikasi bahan
Bentuk dan ukuran serta jenis kayu lisplank harus sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
dengan kualitas kayu yang baik.
Syarat-syarat pelaksanaan

1
1. Pemasangan lisplank harus sesuai dengan gambar serta harus rapi.
2. Papan kayu sebelu dipasang harus diawetkan terlebih dahulu, sesuai yang ditentukan
oleh Dinas Kehutanan Propinsi DKI Jakarta.
3. Penyambungan lisplank harus dikerjakan dengan lurus, rapi, tidak boleh bergelombang
dan papan kayu lisplank harus utuh dengan sambungan ekor burung.
4. Finishing lisplank disesuaikan dengan yang ditentukan dalam gambar.

Lisplank Alucubond
Spesifikasi bahan
Bentuk dan ukuran serta jenis kayu lisplank harus sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
dengan kualitas kayu yang baik.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pemasangan lisplank harus sesuai dengan gambar serta harus rapi.
2. Papan kayu sebelum dipasang harus diawetkan terlebih dahulu, sesuai yang ditentukan
oleh Dinas Kehutanan Propinsi DKI Jakarta.
3. Penyambungan lisplank harus dikerjakan dengan lurus, rapi, tidak boleh bergelombang
dan papan kayu lisplank harus utuh dengan sambungan ekor burung.
4. Finishing lisplank disesuaikan dengan yang ditentukan dalam gambar.

Pasal 6
Pekerjaan Talang Datar dan Talang Tegak

Spesifikasi bahan
Bahan talang datar digunakan seng BJLS 30” dan talang tegak digunakan bahan pipa PVC kelas
AW dengan diameter sesuai gambar, kecuali ditentukan lain.

Syarat-syarat pelaksanaan

1. Seng/ pipa bekas bongkaran tidak boleh digunakan kembali (kecuali ditentukan).
2. Talang datar harus dimeni dangan meni besi kualitas baik.
3. Pemasangan talang datar harus sedemikian rupa supaya air hujan dengan mudah
mengalir kesaluran talang tegak dan tidak terjadi genangan pada talang datar.
4. Lisplank/ sambungan talang datar baik talang lama maupun baru harus rapi, kuat dengan
lipatan minimal 3 (tiga) kali lipatan serta tidak boleh ada yang bocor.
5. Pada mulut-mulut talang datar yang berhubungan talang tegak harus dipatri dengan baik.
6. Untuk landasan talang datar digunakan papan 3/30 cm dengan memperhatikan
kemiringan.
7. Pemasangan talang tegak harus diklem setiap jarak 1 m dari bahan yang sejenis.
8. Sambungan dari pipa talang tegak harus dari ekivalen pipanya dengan sistem cor dan
tidak diperkenankan menggunakan fitting dan dilas.

1
9. Sambungan-sambungan pipa tidak diperkenankan menggunakan sistem bakar, tetapi
harus menggunakan fitting.
10. Pada saat penyambungan pipa harus dalam keadaan besih dari segala macam kotoran
dan diampelas serta harus menggunakan lem yang khusus untuk bahan tersebut.

Pasal 7
Pekerjaan Beton

Pekerjaan Beton Tidak Bertulang


Spesifikasi bahan
1. Air : Air yang digunakan harus air bersih yang memenuhi syarat untuk diminum (air
minum), dan semua biaya untuk mendapatkan air bersih sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
2. Batu split/ koral : Batu split/ koral yang digunakan harus yang bersih dan bermutu baik,
serta mempunyai gradasi serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.
3. Pasir : pasir beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan organis , lumpu dan
sejenisnya dan juga memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat yang tercantum dalam PBI 1971. Pasir laut tidak diperbolehkan untuk dipakai.
4. Semen : semen yang digunakan Portland Cement jenis 1 menurut NI-8 1965 atau type 1
menurut ASTM.C.150 dan memenuhi S.400 menurut standard Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (N>C>8-172). Semen yang rusak tidak
diperbolehkan dipakai.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Permukaan tanah yang akan dilapisi beton tumbuk harus rata dan diperkeras.
2. Setelah permukaan rata dan keras kemudian digelar pasir urug dengan ketebalan
minimal 10 cm.
3. Beton tumbuk digelar dengan ketebalan minimal 7 cm.

Pekerjaan Beton Bertulang


Spesifikasi bahan
1. Air : Air yang digunakan harus air bersih yang memenuhi syarat untuk diminum (air
minum), dan semua biaya untuk mendapatkan air bersih sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
2. Batu split/ koral : Batu split/ koral yang digunakan harus yang bersih dan bermutu baik,
serta mempunyai gradasi serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.

1
3. Pasir : Pasir beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan organis , lumpur dan
sejenisnya dan juga memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat yang tercantum dalam PBI 1971. Pasir laut tidak diperbolehkan untuk dipakai.
4. Semen : Semen yang digunakan Portland Cement jenis 1 menurut NI-8 1965 atau type 1
menurut ASTM.C.150 dan memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (N>C>8-172). Semen yang rusak tidak
diperbolehkan dipakai.
5. Besi Beton
- Besi beton yang digunakan adalah baja polos mutu U-24 dan ulir untuk U-32
(sesuaikan gambar).
- Mutu besi beton yang digunakan harus berkualitas baik serta ukuran sesuai
gambar, bebas dari cacat besi seperti retak, karat, gelombang, besi bekas dan
sebagainya.

6. Begesting
Begesting yang digunakan adalah kayu terentang dengan ketebalan 3 (tiga) cm.
Begesting harus kuat tidak bergetar dan tidak lentur waktu pelaksanaan pengecoran dan
mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi.
7. Mutu Beton
Untuk struktur beton digunakan adukan 1 : 2 : 3.
Untuk bangunan bertingkat yang menggunakan struktur beton, digunakan beton Ready
Mix dan mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan hasil test dari
Laboratorium.
Hasil dari pemeriksaan Laboratorium harus segera diserahkan kepada pengawas.
8. Campuran Beton
- Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat. Untuk menghasilkan
mutu beton yang ditentukan pada masing-masing jenis konstruksi, maka masing-
masing jenis material harus diadakan percobaan komposisi adukan terlebih
dahulu dari hasil percobaan tersebut harus segera diserahkan kepada pengawas
untuk dijadikan pedoman pada waktu diadakan pengecoran.
- Slump untuk campuran beton harus disesuaikan dengan hasil percobaan
Laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diisyaratkan.
- Pembuatan benda uji atau test kubus beton selama masa pelaksanaan, paling
sedikit harus dibuat I benda uji selama 5 m 3 beton.

Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain dalam ketentuan-ketentuan tersebut diatas, maka sebagai pedoman tetap
pakai PBI 1971.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pengecoran
a. Pengadukan dengan beton miker/ molen tidak boleh kurang dari 1 (satu) menit
diputar setelah seluruh komponen adukan dimasukkan kedalam pengadukan atau
beton molen.
b. Penyampaian beton (adukan dari mixser) ketempatan pengecoran diadukan dengan
cara yag tidak mengakibatkan segrasi komponen/ adukan beton harus sudah dicor
paling lambat 3 (tiga) menit sejak pencampuran didalam mixer dengan tidak
mengurangi ketentuan-ketentuan kualitas beton yang disyahkan. Jika digunakan

1
bahan tambahan, maka waktu tersebut diperpanjang dalam batas-batas yang dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan tertulis dari
pengawas lapangan (Sipil/ ME).
d. Pengecoran harus dilakukan dengan baik dengan menggunakan vibrator untuk
menjamin kepadatan beton.
e. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat berhenti pengecoran harus disetujui pengawas lapangan.
f. Pada pengecoran sambungan setelah pengecoran berhenti 1 (satu) hari maka pada
adukan beton lama (beton yang telah mengeras) harus diberi bahan kimia untuk
memperkuat sambungan. Khusus untuk sambungan plat lantai tidak boleh terjadi
keretakan dan kebocoran dan kemudian akan ditest bersama.
g. Setelah pengecoran maka beton harus selalu dalam keadaan basah secara terus
menerus selama tidak kurang 7 (tujuh) hari selama pengerasan.

2. Lubang-lubang Pada Pipa


Pemasangan pipa dan lubang-lubang pada beton tidak boleh sampai mengurangi
kekuatan konstruksi sesuai dengan persyaratan PBI 1971.

3. Siar-siar Kontruksi dan Pembongkaran Berkesting


Pembongkaran berkesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar rencana, harus mengikuti PBI 1971. Siar-siar tersebut
harus dibasahi dahulu dengan air semen, tetapi sebelum pengecoran lanjutan dimulai,
letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh pengawas.

4. Penggantian Besi
a. Kontrakor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera dalam gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya,
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka :
c. Kontraktor dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada perencana.
d. Jika diusulkan perubahan dari jalan pembesian maka perubahan tersebut hanya
dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana konstruksi.
e. Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat dengan catatan.
f. Harus ada persetujuan dari Direksi/ pengawas.
g. Jumlah besi persatuan panjang dan jumlah besi ditempat tersebut, tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
jumlah luas penampangan).
h. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut, atau didaerah overlaping sambungan yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian vibrator.
i. Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor.
j. Perawatan beton.
k. Beton harus dilindungi dari panas hingga tidak terjadi penguapan yang terlalu
cepat.

1
l. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
m. Setelah pengecoran beton harus dibasahi paling sedikit 14 (empat belas) hari,
bagi beton yang tidak terlindung atau 7 (tujuh) hari bagi yang terlindung.

5. Tanggung Jawab Kontraktor


Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas sesuai dengan ketentuan-ketentuan
diatas sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. Hadir atau tidaknya
Direksi pengawas selaku wakil bowheer atau perencana, yang sejauh mungkin tidak
melihat/ mengawasi/ menegur, maka kontraktor tetap bertanggung jawab penuh
terhadap hasil kualitas pekerjaan.

Pasal 8
Pekerjaan Pagar

Spesifikasi bahan
Bentuk dan ukuran serta jenis bahan harus sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
dengan kualitas yang baik.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Perletakan pagar harus ditempatkan pada tempat yang direncanakan dengan
memperhatikan batas-batas yang ditentukan.
2. Konstruksi pagar disesuaikan dengan gambar rencana.

Pekerjaan Pagar Batu Bata


Spesifikasi pahan
1. Batu bata
Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan
dinding antara lain sebagai berikut :
a. Ukuran sesuai dengan gambar.
b. Matang dalam pembakaran.
c. Memiliki permukaan kasar.

2. Adukan
Adukan yang digunakan untuk pasangan bata dinding biasa adalah 1 Pc : 4 Psr,
sedangkan untuk pasangan dinding dengan adukan kuat (transram) digunakan adukan 1
Pc : 3 Psr, dengan persyaratan bahan adukan sebagai berikut :
a. Semen Portland harus memenuhi NI-3.
b. Pasir harus memenuhi Ni-3.
c. Air harus memenuhi PVBT 1982.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Batu bata yang hendak dipasang harus direndam dalam air bersih hingga jenuh atau
berhenti mengeluarkan gelembung udara.

1
2. Batu bata dalam keadaan basah harus segera dipasang dengan spesi sebagai bahan
perekat dengan ketebalan minimal 1 cm dan maksimal 2 cm.
3. Pasangan batu bata harus lurus (sesuai kebutuhan) tegak dan waterpass tiap lapisan.
4. Pasangan setengah batu bata dalam satu hari tidak boleh melebihi tinggi 1 m dan setiap
panjang 3 m harus diselingi kolom praktis.
5. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan beton (kolom dan
balok) harus diberi stek-stek diameter 10 mm dan panjang 20 cm.
6. Susunan batu bata harus sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
7. Bagian yang akan dipasang batu bata harus bersih dari segala bentuk kotoran.

Pekerjaan Plesteran dan Acian Pagar Batu Bata


Spesifikasi bahan
Adukan yang digunakan adalah :
a. 1 Pc : 2 Psr dipakai untuk plesteran kedap air, dan adukan 1 Pc : 4 Psr untuk seluruh
plesteran lainnya.

Adukan terdiri dari bahan-bahan dengan kualitas :


a. Semen Portland harus memenuhi NI-3.
b. Pasir harus memenuhi Ni-3.
c. Air harus memenuhi PVBT 1982.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Plesteran pada permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar, dan
dibersihkan dari segala kotoran, kemudian dalam tahap pertama harus dibuat basah,
selanjutnya dikamprot dengan adukan 1 Pc : 3 Psr, dan dibiarkan mengering, yang
selanjutnya dilakukan plesteran akhir yang dibuat datar dan lurus.
2. Pada dinding bata yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikorek sedalam 1
cm untuk memberikan pegangan pada plesteran, kemudian dinding disikat sampai bersih
barulah plesteran dikerjakan.
3. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan semen dan diratakan sesuai
kondisi lapangan.

Pekerjaan Pagar Besi


Spesifikasi bahan
Jenis, ukuran dan kwalitas besi yang digunakan harus sesuai dengan RAB dan memenuhi
standar (sesuai standar SNI).

1. Besi Siku.
2. Besi Hollow.

1
3. Besi Canal C.
4. Besi beton Dia.
5. Besi Strio.
6. Besi Pipa.
7. Kawat Duri.

Syarat-syarat pelaksanaan
Perletakan pagar harus ditempatkan pada tempat yang direncanakan dengan memperhatikan
batas-batas yang ditentukan.
1. Konstruksi pagar harus disesuaikan dengan gambar rencana.
2. Setiap bagian besi yang dipotong harus digerinda/ amplas, sehingga permukaan halus.
3. Setiap sambungan besi harus dikerjakan dengan pengelasan yang rapi dan baik serta
dengan sudut-sudut sesuai yang direncanakan.
4. Panel pagar besi harus dilengkapi dengan stek-stek, baik stek ke kolom maupun ke
sloof.
5. Pemasangan besi siku tiang kawat duri terlebih dahulu harus dibuat lubang untuk
penempatan kawat duri, ditanam kedalam ring balik, tiang kolom pagar dengan angkur
sedalam 20-25 cm.
6. Pemasangan kawat duri harus mengikuti lubang pada tiang besi siku yang telah
disiapkan, dan satu jalur lagi dibuat silang antar tiang (melintang/ siksak) di baut. Dan
dijepit dengan plat strip sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
Pekerjaan Pagar BRC
Spesifikasi bahan
Jenis, ukuran dan kwalitas besi yang digunakan harus sesuai dengan RAB dan memenuhi
standar (sesuai standar SNI). (Pabrikasi).

Syarat-syarat pelaksanaan
Perletakan pagar harus ditempatkan pada tempat yang direncanakan dengan memperhatikan
batas-batas yang ditentukan.
1. Konstruksi pagar harus disesuaikan dengan gambar rencana.
2. Pemasangan tiang pagar BRC sesuai type harus tertanam dibeton dan harus dilengkapi
dengan tutup (dop) diujung tiang.
3. Panel pagar BRC terpasang sesuai type dan ukuran lengkap dengan baut/ mur penjepit/
klem.
4. Pemasangan panel pintu BRC dipasang lengkap assesories.

Pasal 9

1
Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Meni Kayu/ Baja


Spesifikasi bahan
1. Meni kayu maupun meni besi/ baja yang digunakan harus berkualitas baik.
2. Tinner pengencer meni yang digunakan harus berkualitas baik.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan meni harus dilaksanakan sebagai dasar pengecatan kayu atau baja yang
baru.
2. Permukaan kayu yang akan dimeni permukaannya harus sudah diratakan dan bersih
dari berbagai macam kotoran.
3. Permukaan besi/ baja yang akan dimeni harus bersih dari berbagai kotoran termasuk
karat.
4. Permukaan kayu atau besi/ baja harus tertutup meni secara sempurna dan merata.

Pekerjaan Plamir Kayu, Besi Baja dan Dinding Batu Bata


Spesifikasi bahan
Bahan plamir kayu, besi/ baja dan dinding batu bata yang digunakan harus berkualitas baik.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sebagai dasar pengecetan kayu, besi/ baja dan dinding
batu bata yang baru.
2. Bahan plamir kayu, besi/ baja dan dinding batu bata yang digunakan harus berkualitas
baik.
3. Permukaan kayu atau baja yang akan diplamir harus sudah dicat meni secara merata
dan bersih dari berbagai kotoran.
4. Permukaan dinding batu bata yang akan diplamir harus sudah diplester dan diaci dan
bersih dari berbagai kotoran.
5. Pelapisan plamir harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dihasilkan permukaan kayu,
besi/ baja atau dinding yang rata.
6. Setelah pelapisan plamir dilakukan dengan sempurna, sesudah kering harus diamplas
agar permukaan kayu, besi/ baja atau dinding bata tersebut rata dan halus.
Pekerjaan Pengecatan Kayu, Besi/ Baja dan Dinding Batu Bata
Spesifikasi bahan
1. Bahan cat kayu, besi/ baja dan tembok/ plafon yang digunakan harus berkualitas baik.
2. Untuk pekerjaan pengecatan kayu yang baru, permukaan kayu yang akan di cat harus
sudah dimeni dan diplamir serta diamplas sampai halus.
3. Setelah didapat permukaan kayu yang baru, permukaan kayu dilaksanakan secara
bertahap mulai dari cat dasar sampai pengecatan finishing hingga benar-benar rata.
4. Setelah pengawas menyetujui dan pekerjaan-pekerjaan lain telah selesai, maka
dilaksanakan pekerjaan akhir (finishing) hingga didapatkan hasil yang baik dan rata
warnanya (tidak berbayang).
5. Pengecatan kayu tersebut dilakukan 3 (tiga) kali laburan dengan ketentuan seperti
diatas.

1
6. Untuk pekerjaan pengecatan kayu lama, maka sebelum dilakukan pengecatan
permukaan cat kayu lama harus dibersihkan dari berbagai kotoran, baru pengecatan
dilakukan hingga didapatkan hasil yang rata dan baik.
7. Untuk pekerjaan pengecatan baja/ besi yang baru, permukaan baja/ besi harus sudah
dimeni dan diplamir serta diamplas sampai rata dan baik.
8. Setelah didapat permukaan baja/ besi yang rata dan halus pengecatan dilakukan secara
bertahap mulai dari cat dasar sampai pengecatan finishing hingga benar-benar rata.
9. Setelah pengawasan menyetujui dan pekerjaan-pekerjaan lain telah selesai, maka
dilaksanakan pekerjaan akhir (finishing) hingga didapat hasil yang baik dan rata
warnanya (tidak berbayang)
10. Pengecatan baja/ besi dilakukan 3 (tiga) tiga kali laburan dengan ketentuan seperti
diatas.
11. Untuk pengecatan besi/ baja lama, maka pengecatan baru dapat dilaksanakan jika
permukaan cat besi/ baja dalam keadaan bersih dari berbagai macam kotoran,
pengecatan dilakukan sampai benar-benar rata.
12. Untuk pengerjaan pengecatan dinding batu bata yang baru, permukaan dinding tersebut
baru dapat dicat jika telah diplester, diaci dan diplamir rata dan halus untuk plafon
sebelum diakukan pengecatan maka harus diplamir dan diamplas sampai rata dan halus.
13. Pengecatan baru dapat dilaksanakan jika pengawas lapangan telah menyatakan secara
tertulis bahwa permukaan dinding/ plafon tersebut rata dan baik.
14. Pengecatan harus dilakukan secara bertahap sampai didapat hasil yang rata dan baik.
Pekerjaan Residu Kayu
Spesifikasi bahan
Bahan residu (teer) yang digunakan harus berkualitas baik.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum pelapisan residu dilakukan, permukaan kayu harus bersih dari berbagai macam
kotoran.
2. Sebelum bersih, permukaan kayu tersebut dapat dilapisi dengan residu secara bertahap
sampai benar-benar rata minimal 2 kali lapisan.
Pasal 10
Pekerjaan Lantai

Pekerjaan Lantai
Spesifikasi bahan
Keramik yang layak untuk dipasang sebagai lantai adalah keramik dengan kondisi sebagai
berikut :
1. Keramik harus memiliki permukaan yang halus tanpa cacat baik email maupun lapisan
bawah.
2. Permukaan belakang dari keramik harus kasar.
3. Semua sisi keramik harus lurus dengan kontrol benang.
4. Permukaan keramik tidak boleh cekung atau cembung.
5. Ukuran keramik harus sama/ sejenis.

Syarat-syarat pelaksanaan

1
1. Keramik yang sudah memenuhi syarat melalui penyortiran harus direndam dalam air
dengan jumlah banyak (sejumlah keramik dalam keadaan terendam) hingga penuh
dengan ciri keramik tidak lagi melepaskan gelembung udara.
2. Baik diatas tanah maupun diatas plat beton sebelum adukan yang merupakan perekat
pasangan keramik terlebih dahulu harus dihamparkan pasir pasang dengan tebal 5 cm
yang berfungsi sebagai media perataan lahan disamping untuk keperluan lalu lintas
udara.
3. Di atas hamparan adukan encer dengan perbandingan 1:4 keramik sudah dapat di tata
sebagai kepala dengan ketentuan as ruangan. Kepala dipasang di areal kiri dan kanan
ruangan, dengan bantuan kepala ini pasangan keramik bagian tengah dapat dilakukan
dengan bantuan tarikan benang.
4. Untuk meratakan ketinggian permukaan keramik gunakan martil berkepala karet agar
tidak membuat cacat permukaan keramik.
5. Naat untuk keramik dibuat sama dengan ukuran 3 mm sebagai pengikat antara satu
dengan yang lainnya nat 3 mm tadi diisi dengan cairan semen yang warna (yang sesuai
dengan warna keramik).
6. Bahan yang akan dipasang agar terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pihak
perencanaan atau pengawas mengenai mutu dan kualitas.

Pekerjaan Kaca dan Alat Penggantung


Spesifikasi bahan
Marmer harus memenuhi persyaratan teknis dengan ciri fisik sebagai berikut :
1. Memiliki permukaan halus dengan sisi rapi dan lurus, waterpass.
2. Tidak terdapat urat patahan yang tembus belakang.
3. Kualitas marmer mempunyai usia tua dengan ciri keras, dan untuk granit mempunyai
kualitas 1 serta bening
Syarat-syarat pelaksanaan
1. Marmer dan granit yang sudah memenuhi syarat melalui penyortiran harus direndam
dalam air dalam jumlah banyak (sejumlah keramik dalam keadaan terendam) hingga
penuh dengan ciri keramik tidak lagi melepaskan gelembung udara.
2. Baik diatas tanah maupun diatas plat beton sebelum adukan yang merupakan perekat
pasangan marmer terlebih dahulu harus dihamparkan pasir pasang dengan tebal 5 cm
yang berfungsi sebagai media perataan lahan disamping untuk keperluan lalu lintas
udara.
3. Di atas hamparan adukan encer dengan perbandingan 1:4 keramik sudah dapat di tata
sebagai kepala dengan ketentuan as ruangan. Kepala dipasang di areal kiri dan kanan
ruangan, dengan bantuan kepala ini pasangan marmer bagian tengah dapat dilakukan
dengan bantuan tarikan benang.
4. Untuk meratakan ketinggian permukaan marmer gunakan martil berkepala karet agar
tidak membuat cacat permukaan marmer.
5. Naat untuk marmer dibuat sama dengan ukuran 3 mm sebagai pengikat antara satu
dengan yang lainnya nat 3 mm tadi diisi dengan bubuk semen sesuai warna marmer
bahan yang akan dipasang agar terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pihak
perencanaan atau pengawas.

1
6. Ukuran naat 3 mm.
a. Setelah naat diisi jam kemudian permukaan lantai dapat dipoles untuk
meratakan dan mengkilap.
b. Untuk menjaga, permukaan lantai marmer dapat dilapisi emulasi khusus pelapis
permukaan marmer.

Pasal 11
Pekerjaan Rangka Atap
Pekerjaan Kontruksi dan Rangka Atap Bahan Kayu
Spesifikasi bahan
Jenis ukuran dan kualitas kayu yang digunakan harus sesuai dengan yang ditentukan.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pemasangan kuda-kuda harus dilengkapi dengan besi penguat/ beugel.
2. Pemasangan gording harus dilengkapi dengan adukan (sepatu).
3. Seluruh kayu konstruksi dan rangka atap harus diresidu secara merata pada seluruh
permukaan kayu.
4. Untuk pekerjaan kayu dengan volume lebih dari 1 (satu) m 3, harus diawetkan sesuai
proses pengawetan kayu dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta dan
Sertifikasi Pengawet tersebut harus dilampirkan.
5. Untuk pekerjaan kayu dengan volume lebih dari 1 (satu) m 3, cukup di oleskan dengan
bahan pengawetan yang ditentukan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI
Jakarta.
Pekerjaan Alumunium Sheet (Alumunium Foil)
Spesifikasi bahan
Jenis bahan alumunium sheet yang digunakan harus disesuaikan dengan gambar rencana.

Syarat-syarat pelaksanaan
1. Lapisan alumunium sheet digelar sebidang dengan bidang atap.
2. Sebelum dipasang diatas kaso harus dipasang triplek dengan ketebalan 4 mm, baru
kemudian digelar lapisan alumunium sheet dengan rapi dan overlaping sambungan
alumunium sheet harus diperhatikan.
3. Setelah alumunium sheet digelar baru kemudian dipasang reng dan penutup atap.

PASAL 12
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN M & E
KETENTUAN UMUM

Rekanan harus mentaati ketentuan-ketentuan mengenai kewajiban selaku pelaksana pekerjaan,


menyiapkan/ menyediakan Buku Harian Lapangan (BHL), Schedule pelaksana yang
ditandatangani Direktur dan menjaga ketertiban lingkungan. Jika rekanan tidak dapat menerima/
menyetujui pendapat/ perintah Direksi harus mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis
dalam jangka waktu 3 x 24 jam. Direksi dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan/
perawatan adalah dari unsur pemberi tugas (owner) dan Dinas teknis terkait yang akan

1
memonitor setiap hari isi dalam Buku Harian Lapangan yang dibuat rekanan. Kemajuan
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan/ perawatan agar dibuatkan bobot prestasi kemajuan
dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan time schedule pelaksanaan. Pada kegiatan
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan/ perawatan agar menjaga supaya lingkungan kerja pada
kantor tetap nyaman. Rekanan harus segera memperbaiki atas bebas biaya sendiri terhadap
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya setelah
mendapat perintah dari Direksi.

PASAL 13
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Jika dalam pelaksanaan ada hal-hal yang tidak dikerjakan agar dibuatkan opname dengan
dituangkan dalam Berita Acara Tambah Kurang. Apabila kemajuan/ kualitas tidak sesuai dengan
SPK atas perjanjian/kontrak yang diberikan oleh pemberi tugas, RKS, time schedule dan
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Direksi yang disebabkan karena kalalaian rekanan yang
bersangkutan dikenakan sangsi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam RKS ini.
Sisa/ bagian pekerjaan yang belum dilaksanakan sehubungan dengan pencabutan SPK atau
kontrak dihitung bersama oleh Direksi dan rekanan, yang hasilnya dituangkan dalam Berita
Acara.

PASAL 14
PENGAWASAN

1. Pengawasan dilakukan secara terus menerus selama berlangsungnya pelaksanaan


pekerjaan, rekanan diwajibkan menempatkan seseorang penanggung jawab teknis yang
dianggap cakap dan mampu untuk menjalankan tugas dan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut serta mengerti dalam bidang bangunan, listrik, air serta dapat
mewakili perusahaan/ rekanan untuk menerima dan melaksanakan perintah/ petunjuk
pengawas.
2. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan pada ayat 1
(satu) pasal ini, maka unsur pemberi tugas (owner) berhak memerintahkan kepada
rekanan supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman
sesuai bidang pekerjaan yang dikerjakan.

PASAL 15
MONITORING KEMAJUAN PEKERJAAN

1
Penelitian/ monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan/ perawatan.
1. Setiap kegiatan yang berjalan setiap hari harus dibuatkan batasan pekerjaan yang
dimasukkan dalam catatan Buku Harian Lapangan dengan diketahui oleh Direksi atau
user.
2. Bobot kemajuan pekerjaan agar dibuat setiap akhir bulan yang berjalan sebagai bahan
evaluasi Direksi dalam memonitor kegiatan pemeliharaan/ perawatan.
3. Pengajuan tagihan dengan lampiran bobot kemajuan pekerjaan agar diatur secara
berkala 3 (tiga) bulan sekali.
4. Jika dimungkinkan agar difoto pada kegiatan pekerjaan misalnya penggantian komponen
M & E yang rusak atau Pekerjaan Sipil dan lain-lain.

PASAL 16
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK

Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi listrik adalah instalasi yang penunjang bangunan
(gedung) baik dalam maupun diluar gedung, taman, area perparkiran dan lain-lain antara lain :
1. Pekerjaan Panel-panel Daya.
2. Pekerjaan Instalasi.
3. Pekerjaan Armature (penerangan, peralatan pemutus dan penghubung daya dan
peralatan catu daya).
4. Pekerjaan Pertanahan.

Teknik/ Tata Cara Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pemborong harus mencek aliran listrik (jika dilokasi
sudah terpasang daya listrik) terlebih dahulu.
2. Pelaksaan harus mengacu pada PUIL 2000.
3. Pekerja harus menggunakan pengaman.

1) Pekerjaan Panel-panel Catu Daya :


Pekerjaan Panel-panel Catu Daya adalah Panel Daya adalah panel-panel tegangan
menengah (MVDP) panel-panel tegangan rendah (LVDP). Pada umumnya panel
tegangan menengah dipasang untuk pekerjaan jaringan listrik 20/12 KV sedangkan
panel tegangan rendah dipasang pada jaringan 380/220 V yakni panel-panel
jaringan untuk beban daya mulai dari panel beban utama (induk) panel distribusi,
panel beban penerangan dan panel-panel beban mesin, peralatan dll.
a) Kontruksi Panel
Panel dibuat dari bahan plat baja dengan ketebalan antara 1 s/d 2 mm
(disesuaikan dengan kebutuhan) Setara Alma Panel dan dilapisi anti karat
dengan finishing cat bakar. Panel harus menggunakan kever (frame penutup
komponen)

b) Kelengkapan Panel

1
Panel harus dilengkapi dengan kombinasi “ Cath and Flat key Lock “ untuk
setiap satu set (pintu) dan disediakan 2 (dua) buah anak kunci.
c) Komponen Panel
Komponen panel terdiri dari Busbar dari bahan tembaga plat strip, pemutus
daya utama 3 (tiga) Phase atau 1 (satu) Phase dengan pemutus daya
distribusi (panel utama) atau pemutus daya (panel beban), alat ukur dan
kontrol elektrik serta accesories listrik.
d) Pengadaan dan Pemasangan Panel
1. Panel-panel yang dipasang pada proyek adalah produksi dalam
Negeri dengan Standart Industri (SII) yang dibuat secara Pabrikasi.
2. Pemasangan Panel
a) Untuk panel-panel MVDP dan LVDP dengan ukuran besar
harus ditempatkan pada ruang panel tersendiri Hours Seet pada
dudukan yang disediakan yang dilengkapi dengan lorong kabel
yang dapat dibuka dan ditutup.
b) Untuk panel-panel pembagi dan panel-panel beban yang
dipasang inbow dalam dinding dengan ketinggian ± 150 cm
diatas lantai dan ditempatkan pada tempat yang aman.

2) Pekerjaan Instalasi (Pengabelan)


Pekerjaan Instalasi (Pengabelan) Penggunaan kabel instalasi yang digunakan
adalah kabel dengan penghantar inti tembaga (CU) untuk pemakaian tuvucr dalam
tanah harus menggunakan kabel yang berperisai dengan inti kabel compact circular
strauded dan inti tunggal untuk diameter 1,5 mm 2 s/d 10 mm2.
Lapisan isolator kabel harus terdiri dari :

a) Kabel tanah dengan diameter 16 mm2 atau lebih.


 Semi konduktor screen.
 Isolasi XLPE.
 Isolasi screen.
 Lapisan pita tembaga.
 Lapisan dalam PVC.
 Lapisan perisai steel tape amour.
 Lapisan luar PVC.
b) Kabel Instalasi pada inti tunggal atau lebih dengan diameter 1,5 mm 2 s/d 10
mm2.
 Isolasi PVC.
 Selumbung dalam PVC.
 Selumbung luar PVC.
1. Kabel yang digunakan untuk instalasi (Pengabelan) adalah kabel produksi
dalam Negeri jenis Low Voltage serta memenuhi :
 Standart Industri Indonesia (SII).
 Standart Perum Listrik Negara ( SPLN).
 International Electrotecnhical Commision ( IEC).

1
2. Sparing kabel instalasi dalam bangunan menggunakan pipa PVC diameter
¾ “ sporing kabel dipasang untuk instalasi inbow dalam tembok beton dan
dalam beton, pencabangan sparing harus dipasang does pencabangan
dengan lubang ukuran disesuaikan dengan diameter pipa PVC sparing,
belokan atau lekukan digunakan flexible conention ataupun dengan elbow.
3. Pemasangan instalasi didalam plafon untuk grouping lebih 3 (tiga) group
harus dipasang kabel treak (rak kabel). Pencabangan instalasi disambung
secara circulan streaned (dipilih padat) dan di isolasi pada bagian pilihan
ditutup dengan las dop.
4. Pengetesan tahanan isolasi (merger) dilakukan setelah jaringan terpasang
secara keseluruhan, dengan pengertian bahwa amature belum terpasang.

3) Pekerjaan Amature
A. Pekerjaan Amature
1. Penggunaan dan pemasangan amature lampu produksi Philips atau
yang setara.
2. Saklar pemutus daya dan stop kontak catu daya 250 VA rocker mekanis
type modular dekoratif.
3. Stop kontak catu daya tenaga (power) menggunakan produksi MK atau
yang setara.
4. Untuk jenis amature TL harus dipasang kapasitor dengan ukuran yang
sesuai dengan besaran VA yang terpasang.
5. Material yang terpasang dilapangan harus sesuai dengan Bill of Quantity
yang diterbitkan oleh redaksi.

B. Pekerjaan Lampu Penerangan Halaman dan Lampu Taman


1. Pemasangan tiang penerangan halaman menggunakan model tiang
octagonal dengan tebal 3,2 mm dan tinggi 9 m. Jenis plat ialah
galvanized dengan type ornamen “ T “ yang menggunakan
pencabangan 1 dan 2.
2. Kabel yang dipakai untuk Penerangan Halaman ialah kabel toevoer
dengan jenis NYFGBY 4 x 16 mm yang berkualitas, sedangkan yang
dipasang tiang ketiang ialah dari jenis NYY 3 x 2,5 mm untuk didalam
tiang keatas.
3. Pemasangan tiang lampu menggunakan pipa Gip diameter 2 ½ “ tinggi 2
m, lengkap dengan drat, baut dan mur, juga dilapisi cat meni dan brons.
4. Kabel yang dipakai untuk lampu taman ialah kabel tanah toevoer
dengan jenis NYFGBY 3 x 4 mm sedangkan yang dipasang dari tiang
ialah dari jenis NYY 3 x 2,5 mm untuk didalam tiang ke atas.

4) Pekerjaan Pertanahan
Pekerjaan pertanahan menggunakan sistem setempat dengan elektroda “ cooper “
dengan diameter minimal ¾ “ yang ditanam hingga mencapai kedalaman minimal 12
m (R.0,02 Ohm) kawat pertanahan menggunakan BC diameter 50 mm 2 type
streaned dengan pipa pertanahan menggunakan pipa Gip diameter 1 “.

1
PASAL 17
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing (instalasi air) adalah pekerjaan yang meliputi dan tidak terbatas pada
standarisasi yang diberlakukan hingga dapat berfungsi dengan baik :
1. Instalasi air bersih termasuk dengan alat-alat sambung, alat-alat penunjang serta
kelengkapan penunjang lainnya.
2. Instalasi air kotor termasuk dengan alat sambung, alat-alat penunjang serta kelengkapan
penunjang lainnya.
3. Santair termasuk dengan fitting-fitting serta kelengkapan yang lainnya.
4. Instalasi air hujan (drainage) termasuk dengan alat-alat sambung yang lainnya.
5. Instalasi pompa termasuk dengan pengadaannya.
6. Pengetesan terhadap pekerjaan instalasi maupun pompa-pompa yang terpasang.
Persyaratan dan Peralatan Teknis
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain yang berhubungan dengan peraturan-peraturan pekerjaan
instalasi air yang sudah berlaku di Indonesia khususnya di Propinsi DKI Jakarta.

Peraturan dan persyaratan yang berkenan dengan hal tersebut diatas antara lain :
1. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang Instalasi Air.
2. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia (PPPI) yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknis
Penyehatan Dit. Jen Cipta Karya Dep Pekerjaan Umum.
3. Peraturan Beton Indonesia (PBI) NI-2/1995, PBI-NI-2/1971.
4. Pemeriksaan Umum Untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan NI-3 (PUBB) 2956 NI-
3 1963 PUBB 1969.

1) Pekerjaan Instalasi Air Bersih


Instalasi pemipaan air bersih menggunakan pipa Gip atau PVC Klas. AW (sesuai
dengan Bill of Quantity).
Pipa yang digunakan adalah pipa yang memenuhi Standart Industri Indonesia (SII)
 Penyambungan pipa Gip MC digunakan system ulir dengan penyambungan
(flanged), alat-alat sambung menggunakan bahan yang sejenis.
 Penyambungan PVC AW digunakan penyambung sok dengan pelekat lem
PVC.AW.
2) Instalasi Air Kotor dan kotoran menggunakan pipa PVC AW sesuai Bill of Quantity.
Pemipaan dipasang dengan kemiringan ± 10 s/d 15 derajat untuk pemipaan datar.
Alat-alat sambung bahan pipa PVC AW dan pemasangan digunakan lem perekat
PVC.

1
3) Sanitair (Closeu, Wastafel, Urinoir, Floor drain, roof drain, kran air, stop kran, dll)
Produksi Dalam Negeri yang memenuhi Standart Produksi Indonesia (SII),
pemasangan sanatair lengkap dengan fitting-fitting dan kelengkapan yang lain.
4) Instalasi Air Hujan dimaksud adalah talang tegak, bahan yang dipasang pipa PVC
klas AW atau sesuai Bill of Quantity, pemasangan instalasi talang tegak.

5) Pekerjaan Instalasi Pompa.


Pompa yang dimaksud pompa-pompa hisap dan pompa-pompa tekan type
sentripugal maupun submersible, antara lain pompa air besih, pompa air kotor,
pompa penyiraman dll.
Pemipaan penunjang pompa termasuk alat-alat bantu dan alat-alat sambung.
6) Pekerjaan Pengetesan
a. Pengetesan pekerjaan plumbing dilakukan (air bersih) dengan melakukan
test tekanan air.
b. Pengetesan dilakukan bersama-sama dengan instalasi terkait yang
dituangkan dalam Berita Acara Pengetesan.

Anda mungkin juga menyukai