Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH

Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar.pdf.


G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.

Pedoman
Penatalaksanaan “One Day Care”

Penderita Demam Berdarah Dengue Dewasa

Umar Zein

Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Fakultas Kedokteran USU Medan

Pendahuluan
Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Medan khususnya dan

Sumatera Utara pada umumnya terjadi hampir setiap tahun dengan puncak-puncak kasus pada musim

penghujan. Pada tahun 2003 terjadi lagi lonjakan jumlah kasus DBD di Medan dan sudah pada tingkat

yang mencemaskan masyarakat karena sejak bulan Agustus sampai Nopember jumlah kasus yag

memerlukan perawatan di rumah sakit terus meningkat tajam. Pihak Pemerintahan Kota Medan telah

menunjuk Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan sebagai rumah sakit rujukan untuk kasus DBD Medan

dengan biaya perawatan ditangung oleh Pemko Medan. Oleh karena itu terjadilah peningkatan jumlah

kasus yang dirawat di rumah sakit dan peningkatan ini cendrung membuat tidak tertampungnya

penderita yang membutuhkan perawatan inap. Sementera menurut pengalaman dan pengamatan, tidak

seluruhnya dari penderita DBD yang datang ke rumah sakit memerlukan perawatan inap, dan pada

umumnya jika dilakukan penanganan pemberian cairan yang adekuat disertai pemantaun yang ketat,

maka banyak penderita yang hanya membutuhkan perawatan 1 x 24 jam (One Day Care) untuk

selanjutnya dapat berobat jalan dengan anjuran kontrol ke Puskesmas terdekat sampai kondisi

penderita menjadi stabil tanpa keluhan lagi.

PUSKESMAS PERAWATAN PUPUAN I | 1


PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH

Konsep “One Day Care” :

Prinsip : Pasien dirawat selama 24 jam dengan pemantauan tanda klinis, laboratorium, dan pemberian

cairan yang ketat. Pasien tetap dipantau oleh dokter jaga dengan follow chart

Indikasi :

1. Pasien yang secara klinis sesuai dengan DBD dengan hasil laboratorium Hb, Ht,dan Trombosit

dalam batas normal

2. DBD grade II tanpa perdarahan masif

3. Pasien yang belum jelas diagnosa DBD, tapi karena alasan tempat tinggal yang jauh sehingga sulit

datang kontrol atau penderita yang minta di observasi 24 jam di rumah sakit.

Tempat

1. Ruang di UGD

2. Ruang Rawat Sehari (Khusus)

3. Puskesmas

Setelah masa perawatan 24 jam, dapat dipastikan penderita :

1. Bukan DBD : dipulangkan atau perawatan dilanjutkan sesuai dengan diagnosa kerja.

2. DBD dengan perbaikan : dipulangkan

3. DBD dengan perburukan : dilanjutkan masa perawatan atau dirujuk

Persiapan yang diperlukan :

Tim KLB-DBD Rumah sakit (bila diperlukan)

Ruang rawat

Tenaga : Dokter, Perawat, Analis

Sarana Diagnostik : Hb, Ht,Trombosit, Leukosit (minimal), Serologis, USG,

Toraks Foto

Farmasi : obat-obatan dan cairan infus

Alat Kesehatan

PUSKESMAS PERAWATAN PUPUAN I | 2


PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH

Prinsip penanganan :
1. Masa krisis DBD adalah hari ke 3 sampai ke 5 demam (umumnya). Oleh karena itu peranan

anamnese yang cermat sangat penting2.

2. Pemberian cairan yang optimal dengan menghitung initial loading dose dan maintenance yang

tepat. Untuk itu B. B harus ditimbang, dan anamnese Berat Badan sebelum sakit (kalau ada).

3. Patokan secara umum, penderita dianggap mengalami dehidrasi sedang,dengan taksiran kehilangan

cairan 5- 8 % dari Berat Badan3

4. Pemantauan keadaan klinis yang cermat dan pemantauan laboratorium yang akurat & tepat waktu.

Penatalaksanaan Penderita DB
1. Tirah baring

2. Diet makanan lunak, atau makanan biasa tanpa bahan perangsang.

3. Infus Ringer Lactate atau Ringer Acetate atau NaCl 0,9% dengan

tetesan 20 cc /Kg BB / Jam diguyur, atau secara praktis : 1 – 1,5 liter di guyur (cor),

selanjutnya 5 cc / Kg BB / Jam atau 50 cc / Kg BB / 24 jam, atau secara praktis 40 tetes/menit,

sebagai kebutuhan cairan rumatan. Cairan oral sebanyak mungkin.Larutan Oralit lebih baik

4. Keadaan klinis di monitor : TD, Nadi, Pernafasan tiap 30 menit, Suhu ( minimal 2 kali sehari, pagi

dan sore dan dicatat pada grafik suhu pada status), jumlah urine perjam (sebaiknya ≥ 50 cc / jam).

5. Obat-obat simtomatik hanya diberikan bila benar-benar diperlukan, seperti:

Parasetamol atau Xylomidon/Novalgin injeksi bila suhu tubuh ≥ 38,5 0C dan

Metoklopramide bila terjadi muntah-muntah.

6. Bila TD sistolik menurun ≥ 20 mmHg, atau Nadi ≥ 110 x / menit, atau

Tekanan nadi (TD sistol – TD diastol ≤ 20 mmHg), atau jumlah urine ≤ 40 cc / jam,

pertanda adanya kebocoran plasma (plasma leakage) → tambahkan cairan infus guyur 5 cc / KgBB

/ Jam sampai keadaan kembali stabil. Setelah TD dan nadi stabil, kembali ke tetesan rumatan

7. Monitor Laboratorium tergantung keadaan klinis.

Bila terjadi penurunan TD,peningkatan Nadi, atau penurunan volume urine yang berlanjut, atau

Terjadi perdarahan masif, atau penurunan kesadaran, perlu di periksa Hb, Ht, Trombosit.

PUSKESMAS PERAWATAN PUPUAN I | 3


PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH

Penurunan jumlah trombosit perlu dipantau secara laboratorium dan kondisi klinis. Dan bila

diperlukan periksa Haemorrhagic test.

8. Bila selama pemantauan lebih dari 12 jam, keadaan klinis makin memberat atau respons

pemberian cairan minimal, maka penderita dinyatakan untuk dirujuk (bila dirawat di Puskesmas

atau klinik atau rumah sakit daerah) atau dilakukan tindakan yang lebih intensif, kalau perlu di

rawat di ICU.

9. Infus trombosit diberikan bila ada penurunan jumlah trombosit yang menyolok disertai dengan

tanda-tanda perdarahan masif. Bila terjadi perdarahan yang masif dengan penurun kadar Hb dan

Ht, segera beri tansfusi Whole blood.

10. Bila keadaan syok masih belum teratasi dengan pemberian cairan yang cukup sesuai perhitungan,

tanda-tanda perdarahan tidak nyata, dan pemantauan laboratorium tidak menunjukkan perbaikan,

maka pilihan kita adalah pemberian FFP (Fresh Frozen Plasma) atau Plasma biasa.

11. Bila keadaan klinis stabil, pemeriksaan ulangan laboratorium pada fase penyembuhan.

Pasien dikirim ke ruang rawat DBD/dirujuk bila selama pemantauan didapati :

1. Terjadi perdarahan masif

2. Trombosit terus menurun sampai < 50.000/ mm 3

3. Dengan pemberian cairan diatas, terjadi perburukan kondisi klinis.

4. Terjadi komplikasi/keadaan klinis yg tdk lazim, spt kejang, penurunan kesadaran, dan

lainnya.

Tindakan One Day Care pada DBD berhasil apabila : selama pemantauan pemberian

cairan tidak terjadi perburukan klinis dan laboratorium, dan didapati kriteria pemulangan

penderita DBD grade II secara umum, yaitu 3:

1. Demam (-) selama 24 jam tanpa pemberian antipiretik

2. Kemajuan keadaan klinis (+)

3. Hb dan Ht stabil.

4. Trombosit > 50.000/mm 3.

5. Tidak ada distres pernafasan akibat efusi pleura / asites.

PUSKESMAS PERAWATAN PUPUAN I | 4


PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH

Pasien dipulangkan dengan memberikan surat rujukan ke Puskesmas setempat untuk melakukan

monitoring dengan kunjungan rumah atau kontrol ke Puskesmas setiap hari selama 2 hari.

Anjuran kepada pasien :

• Istirahat baring di rumah 2 – 5 hari (tergantung kondisi)

• Banyak minum, sampai kencing menjadi banyak / sering

• Bila terasa kondisi semakin memburuk, segera kembali ke Rumah Sakit.

Kepustakaan :

Hadinegoro SR, Soegijanto S, Wuryadi S, Thomas Suroso (Editor) : Tata Laksana Demam Berdarah
Dengue di Indonesia, Depkes RI, Dirjen P2MPL, Jakarta, 2001

Nimmannitya S : Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever: Pearl and Pitfalls in Diagnosis and
Management, DTM&H Course 2002, Faculty of Tropical Medicine,Mahidol University, Bangkok.

Thomas Suroso, Hadinegoro SR, Wuryadi S dkk (Editor):Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue, Depkes RI, Jakarta, 2003.

e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara

PUSKESMAS PERAWATAN PUPUAN I | 5

Anda mungkin juga menyukai