Nama :
Dosen Pengampu :
M Chaerul Risky,SE.MS.i
2020
I
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjadkan kepada TUHAN yang Maha Esa,Yang Maha
Pengasih lagi Maha penyayang,karena Kasih dasn Karunianya,sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah manajemen sumber daya manusia kami yang
berjudul “Pengembangan Sumber Daya Manusia” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah manajemeen sumber daya manusia ini, kami dibantu
oleh berbagai pihak sehingga kesulitan yang kami hadapi dalam proses pembuatan
makalah ini bisa diatasi dengan baik dan selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Tak luput Kami mengucapkan terima kasih atas berbagai pihak yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I.....................................................................................................................IV
PENDAHULUAN.................................................................................................IV
BAB II..................................................................................................................VII
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................VII
BAB III.................................................................................................................XV
PEMBAHASAN..................................................................................................XV
III
3.1.3 Upaya Mengembangkan Potensi Karyawan sebagai Sumber Daya
Organisasi.....................................................................................................XX
BAB IV.........................................................................................................XXXIII
KESIMPULAN.............................................................................................XXXIII
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................XXXIV
IV
BAB I
PENDAHULUAN
V
manusia mendorong para manajer dan tiap karyawannya untuk melaksanakan
strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan. Hal itu dapat dilakukan dengan
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja yang diwujudkan
dalam berbagai bentuk nyata, misalnya pemberian pelatihan, mengadakan
seminar-seminar, pemberian kursus keterampilan, dan kegiatan-kegiatan lain.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan daripada makalah ini adalah sebagai
berikut:
VI
2) Untuk menjelaskan tujuan pengembangan Sumber Daya Manusia bagi
organisasi perusahaan
VII
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VIII
penting dalam memberi kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan penggunaan
beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa SDM tersebut digunakan
secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat
IX
“. Hal ini senada dengan yangdikemukakan oleh Billick,B. dan
Peterson,J.A. (dalam Wahyudi) yang mengartikan kepemimpinan sebagai
“Leadhership can be defined as the ability to influence the behavior and
actions of others to achieve an intended purpose “.
3. Kepemimpinan menurut Nawawi dan Martini (1995) adalah kemampuan/
kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja
sama dalam melaksanakan kegiatan -kegiatan yang terarah pada tujuan
bersama. Menurut Rivai (20014) kepemimpinan
4. Kepemimpinan menurut Handoko (2003:294) adalah, “kemampuan yang
dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran”. Sedangkan menurut Stoner,dkk (1996:161)
mendefinisikan kepemimpinan sebagai, “Proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota
kelompok”. Definisi ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
menggunakan pengaruh yang ditujukan pada peningkatan kemampuan
seorang bawahan.
5. Menurut Daft (2003:50) kepemimpinan didefinisikan sebagai,
“kemampuan mempengaruhi orang lain yang mengarah pada pencapaian
tujuan. Dari definisi kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin
menggunakan pengaruhnya untuk mencapai tujuan organisasi melalui
hubungan yang baik dengan bawahan.Dalam organisasi modern saat ini
sedang mengalami sejumlah perubahan penting yang mengelilingi
pencapaian kesuksesan. Penguasa yang tidak fleksibel, otoriter dimasa lalu
telah digantikan oleh pemimpin yang Iebih partisipatif dan
6. visoner (Lews, et aL, 2004). Para pemimpin dalam Iingkungan usaha saat
ini tidak lagi takut akan perubahan; bahkan para pemimpin seharusnya
menyukai dan lebih senang mempengaruhi perubahan.Efektifitas
pemimpin dalam rnenghadapi aktifitas organisasi sekarang ini sangat
ditentukan oleh kualitas hubungan (relasi) antara pemimpin dan bawahan.
Hubungan yang terjalin antara pemimpin dengan bawahan hendaknya
tidak hanya sebatas hubungan kerja formal dimana pemimpin bertindak
X
sebagai atasan bagi bawahan mereka dalam organisasi, namun hubungan
tersebut harus terjalin secara luas dimana pemimpin dapat berindak
sebagai patner bagi bawahan mengatasi berbagai
hambatan dan dapat memotivasi bawahan untuk berprestasi dalam
pekerjannya.
7. Hendiyat dan Soemanto Wasty, (1982) kepemimpinan adalah perilaku
yang ada pada diri seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan dan
berperan serta di dalamnya untuk mencapai tujuan hidupnya. Soetopo dan
Soemanto, mendefiniskan kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan
yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain
agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu.
XI
Kompetensi yang dimiliki seorang karyawan secara individual harus dapat
mendukung pelaksanaan visi misi organisasi melalui kinerja strategis organisasi
tersebut. Oleh karena itu kinerja individu dalam organisasi merupakan jalan dalam
meningkatkan poduktivitas organisasi itu sendiri.
Kompeten adalah keterampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh
kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang
memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik
Kompeten harus dibedakan dengan kompetensi, walaupun dalam pemakaian
umum istilah ini digunakan dapat dipertukarkan. Upaya awal untuk menentukan
kualitas dari manajer yang efektif didasarkan pada sejumlah sifat-sifat kepribadian
dan keterampilan manajer yang ideal. Ini adalah suatu pendekatan model input,
yang fokus pada keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan. Keterampilan-keterampilan ini adalah kompetensi dan mencerminkan
kemampuan potensial untuk melakukan sesuatu. Dengan munculnya manajemen
ilmiah, perhatian orang-orang berbalik lebih pada perilaku para manajer efektif
dan pada hasil manajemen yang sukses. Pendekatan ini adalah suatu model output,
dengan mana efektivitas manajer ditentukan, yang menunjukkan bahwa seseorang
telah mempelajari bagaimana melakukan sesuatu dengan baik
B. Klasifikasi Kompetensi
Milkovich & Newman, (2005:164) kompetensi dapat diklasifikasikan dalam 3
(tiga) kelompok, yaitu (1) personalcharacteristics, (2) Visionary, dan (3)
organization specific.
Personal characteristics
Karakteristik pribadi ini termasuk integritas pribadi, kematangan
berpendapat, fleksibilitas, dan menghormati orang lain. Pekerja diharapkan
mempunyai karakteristik ini, yang kemudian dikembangkan dan
ditunjukkan dalam menghadapi situasi yang makin kompleks dan
ambigus.
Visionary
Ini merupakan kompetensi yang paling tinggi tingkatannya, yang dapat
diekspresikan sebagai perspektif global yang dimilikinya, mempunyai gagasan
XII
dalam menggerakkan organisasi dengan arah yang baru, dan pandai
menyampaikan pendapat tentang implikasi kecenderungan organisasi, baik dalam
menghadapi persaingan, dalam peristiwa-peristiwa
dunia, maupun dalam komunitas lokal.
Organization specific.
Di antara dua kelompok di atas, terdapat kompetensi yang dilihat secara khusus ke
organisasi tertentu dan fungsi tertentu, di mana kompetensi tersebut diterapkan.
Kompetensi ini umumnya mencakup kepemimpinan orientasi kepada pelanggan,
keahlian fungsional dan pengembangan lain, apapun yang mencerminkan nilai-
nilai organisasi, budaya dan maksud strategis.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep kompetensi mencakup semua
aspek dari kinerja pekerjaan. Ini mencakup kinerja pada tingkat keterampilan yang
akseptabel, pengorganisasian tugas-tugas seseorang, menanggapi dan bereaksi
secara memadai apabila menghadapi kesalahan, memenuhi peran dalam rencana
kerja serta mengalihkan keterampilan dan pengetahuan ke situasi-situasi yang
baru.
Berbagai upaya pengembangan SDM hendaknya didukung oleh beberapa faktor
diantaranya:Terdapat seleksi SDM yang baik untuk benar-benar menciptakan
pegawai yang berkualitas
1. Merancang keselarasan antara kebutuhan organisasi dan
kemampuan pegawai
2. Menyediakan sarana, prasarana dan teknologi yang sesuai
untuk pengembangan pegawai
3. Komitmen yang tinggi dari setiap elemen organisasi untuk
4. Melakukan pengembangan pegawai secara berkesinambungan
XIII
Semeniars; dan program-program profesional seperti program-program MBA
eksekutif.
XIV
Program pengembangan karyawan akan membuat karyawan semakin produktif
sehingga memungkinkan organisasi atau perusahaan mempertimbangkan untuk
melakukan pengembangan karir karyawan, menurut Nawawi (2008:292)
pengembangan karyawan memiliki alternatif yaitu 1)organisasi mempertahannya
pada jabatan semula dalam jangkan waktu tertentu 2)organisasi perlu
memindahkan pekerja pada jabatan atau posisi lain secara horizontal 3)organisasi
perlu mempromosikan pekerja secara vertikal.
XV
BAB III
PEMBAHASAN
XVI
1. A climate well being: employees that practices in ,training and reward
meets their needs,can create satisfied employees where positive fully
spoil over to customer.
2. A climate for sense: employees of superior support like as: research
&development and cooporative support that influence service quality
is a care wide and faithfully its debuging.
Pendekatan tersebut manajer SDM diharapkan mampu mengkoordinasikan semua
elemen organisasional untuk dikelola secara bersama dengan harapan dapat
meningkatkan kinerja organisasi yang bersangkutan. Masalah proses repositioning
menyangkut perubahan peran SDM yang menuntut berbagai macam peningkatan
kualitas dalam diri karyawan. Sehingga mau tidak mau SDM harus dikembangkan
dulu sebelum dinyatakan layak untuk menjalankan peran SDM strategis.
Menyimak uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa organsisasi yang ingin
survive dalam lingkungan persaingan yang ketat harus melakukan repositioning
peran SDM dengan cara melatih (investasi) dan melatih kembali (reinvestasi)
SDM baik dalam aspek perilaku maupun kompetensi SDM.
Yang perlu dibahas pada hal ini adalah hubungan strategikompetitif yang
menjelaskan bahwa untuk mencapai strategi yang kompetitif dibutuhkan adanya
perilaku tertentu dan mereka mengajukan suatu hipotesis tentang model
manajemen SDM yang dapat mencapai kondisi organisasi yang mempunyai
keunggulan kompetitif. Dalam hal ini, terdapat tiga strategi untuk mencapai
keunggulan kompetitif.
XVII
Beberapa dimensi peran perilaku karyawan yang diperlukan untuk mendukung
penerapan atau implikasi tiga strategi di atas tentu akan berbeda-beda. Hal ini
dapat dilihat pada uraian berikut.
XVIII
ditempatkan ke dalam sebuah “jalur cepat” sebuah program pengembangan yang
mempersiapkan mereka untuk lebih cepat mengambil komando tingkat senior.
Pengembangan manajemen itu penting karena beberapa alasan. Untuk satu hal,
promosi dari dalam merupakan satu sumber utama dari bakat manajemen. Sebuah
survei dari 84 majikan melaporkan bahwa kira-kira 90% dari penyelia, 73%
manajer tingkat menengah, dan 51% eksekutif dipromosikan dari dalam.
Sesungguhnya, semua manajer ini pada gilirannya menuntut beberapa
pengembangan untuk mempersiapkan mereka bagi jabatan-jabatan baru mereka.
Sama halnya, pengembangan manajemen memudahkan kesinambungan organisasi
dengan mempersiapkan karyawan dan manajer dewasa ini untuk secara mulus
mengambil tingkat posisi lebih tinggi. Itu juga membantu mensosialisasikan
peserta pelatihan manajemen dengan mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang
benar untuk bekerja dalam perusahaan. Dan itu dapat mendorong tanggapan
organisasi dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
para manajer untuk lebih cepat menanggapi perubahan.
XIX
3.1.2 Metode Untuk Mengembangkan Manajer
Metode untuk mengembangkan manajer dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
XX
Permainan Manajemen, merupakan suatu teknik pengembangan tim-tim
dari para manajer bersaing dengan perusahaan lain dalam mengambil
keputusan terkomputerisasi menyangkut perusahaan yang realistik namun
tersimulasi.
di Luar, banyak organisasi menawarkan seminar yang bertujuan
memberikan pelatihan, membangun keterampilan untuk para manajer.
Peran, merupakan teknik pelatihan dengan peserta pelatihan memainkan
peran dalam suatu situasi manajemen yang realistik.
Perilaku, merupakan teknik pelatihan dengan peserta pelatihan pertama-
tama disajikan pertunjukan tentang teknik manajemen dalam sebuah film,
selanjutnya diminta memainkan peran dalam situasi silumasi, dan
selanjutnya diberi umpan balik dan pujian.
Penfembangan Organisasional, merupakan metode yang ditunjukkan pada
perubahan sikap, nilai, dan keyakinan karyawan agar mereka dapat
meningkatkan organisasinya.
Berikut adalah beberapa upaya pengembangan organisasi, yaitu :
Umpan balik survei, yaitu metode yang mencakup survei atau sikap
karyawan dan pemberian umpan balik kepada manajer departemen,
sehingga masalah dapat dipecahkan oleh para manajer dan karyawan.
kepekaan, yaitu metode untuk meningkatkan wawasan karyawan kedalam
perilaku mereka sendiri dengan pembahasan yang terus terang dalam
kelompok yang dipimpin oleh para pelatih khusus.
tim, yaitu peningkatan efektifitas tim seperti pejabat perusahaan dan
direktur divisi melalui penggunaan, pertemuan konsultan, wawancara, dan
pembangunan tim.
XXI
memang membutuhkan biaya yang sangat besar, tetapi biaya ini merupakan
investasi jangka panjang bagi perusahaan di bidang personalia. Karena karyawan
yang cakap dan terampil akan dapat bekerja lebih efisien, efektif, pemborosan
bahan baku, dan ausnya mesin berkurang, hasil kerjanya lebih baik maka daya
saing perusahaan akan semakin besar. Hal ini akan memberikan peluang yang
lebih baik bagi perusahaan untuk memperoleh laba yang semakin besar.
1) Pelatihan internal
Pelatihan internal adalah seseorang atau suatu tim pelatih yang ditugaskan dari
perusahaan memberikan latihan atau pendidikan kepada karyawan
2) Pelatihan eksternal
Pelatihan eksternal adalah seseorang atau suatu tim pelatih dari luar perusahaan
diminta untuk memberikan pengembangan kepada karyawan, baik pelatihannya
didatangkan atau karyawannya ditugaskan untuk mengikuti lembaga-lemabag
pendidikan atau pelatihan.
Adalah suatu tim gabungan pelatih internal dan eksternal yang memberikan
pengembangan kepada karyawan.
Para peserta latihan langsung bekerja di tempat untuk belajar dan meniru suatu
pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas
XXII
2). Vasebule adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel
yang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industri untuk
memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka
mengerjakan pekerjaan tersebut.
Merupakan metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan
bagaimana cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau
percobaan yang didemonstrasikan.
4). Simulation
5). Apprenticeship
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi secara bebas
dengan berbagai norma dan tujuan bersama serta berbagai identitas yang sama.
Kelompok formal biasanya membawa label seperti keompok kerja, tim, atau unit
tugas. Kelompok non formal hadir ketika tujuan berkumpul dengan anggota
mereka adalah persahabatan.
XXIII
Kelompok di tempat kerja menjalani proses pematangan, seperti yang
mereka lakukan di setiap siklus kehidupan. Ada lima tahap dalam model tuckman
dimana individu melepaskan sebagian dari kebebasan mereka saat bergabung dan
berpartisipasi dalam kelompok. Lima tahapan dalam model tuckman yang
dimaksud yaitu :
c. prioritas
namun norma cenderung diperkuat oleh anggota kelompok jika terjadi: membantu
individ menghindari situasi yang memalukan, dan identifikasi nilai-nilai kunci
atau identitas unik grup atau organisasi.
XXIV
4.2 Membangun Tim
Tim adalah unit yang terdiri dari da orang atau lebih yang berinteraksi dan
berkoordinasi untuk menyelesaikan sesuatu. Karakteristik kelompok / tim terdiri
dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial verbal dan non-verbal
anggota kelompok harus memiliki pengaruh satu sma lain agar dapat
diakui sebagai anggota kelompok.
memiliki struktur hubungan yang stabil yang akan menjaga anggota
kelompok
anggota grup adalah orang dengan tujuan ata minat yang sama
b. seorang pemimpin yang jarang berpikir dan bertindak sebagai bagian dari suatu
kelompok
XXV
d. pemimpin tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami harapan anggota
mereka
b. komunikasi dan dialog antara anggota kelompok menjadi lebih terbuka bagi
pengembangan kelompok.
c. ada “ruang” yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan pribadi.
d. banyak masala pribadi antara anggota tim / kelompok yang membuat frustrasi
dapat dengan mudah diselesaikan karena keterbukaan semua anggota tim.
a. kemampuan, dalam tim dibutuhkan orang yang ahli dalam membuat keputusan
dan interpersonal skill.
XXVI
dilancarkan atas mereka yang memiliki nilai fleksibilitas, yang lalu secara silang
melakukan latihan untuk saling mengerjakan pekerjaan anggota lain.
a. Tujuan bersama, tujuan ini dapat diibaratkan sebuah visi. Ia lebih luas
ketimbang sasaran tertentu saja.
c. Efikasi tim, tim yang telah sukses meningkat keyakinan mereka untuk meraih
sukses di masa datang. Kesuksesan mereka lebih keras lagi untk mencapai
kesuksesan yang lebih besar.
1. Produktivitas Kerja
XXVII
Adanya pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas
dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan
managerial skill karyawan yang semakin baik.
2. Efisiensi
3. Kerusakan
4. Kecelakaan
5 Pelayanan
6. Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan
keterampilan sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk
menyelkesaikan pekerjaannya dengan baik.
7. Karier
XXVIII
8. Konseptual
9. Kepemimpinan
1. Sasaran
2. Kurikulum
Kurikulum atau mata pelajaran yang akan diberikan harus mendukung tercapainya
sasaran dari pengembangan itu.
3. Sarana
4. Peserta
5. Pelatih
XXIX
Menunjuk pelatih atau instruktur yang memenuhi persyaratan untuk mengajarkan
setiap mata pelajaran sehingga sasaran pengembangan tercapai.
6. Pelaksanaan
b) Kedisiplinan karyawan
c) Absensi karyawan
i) Prakarsa karyawan
XXX
pengembangan berkaitan dengan peserta, pelatih atau instruktur, fasilitas
pengembangan, kurikulum, dan dana pengembangan.
1) Peserta
Pelatih dan instruktur yang ahli cukup mentransfer pengetahuannya kepada para
peserta latihan dan pendidikan sulir didapat. Akibatnya, sassaran yang diinginkan
tidak tercapai.
3) Fasilitas Pengembangan
Fasilitas sarana dan prasaranaa pengembangan yang dibutuhkan untuk latihan dan
pendidikan sangat kurang atau tidak baik. Hal ini akan menyulitkan dan
menghambat lancarnya pengembangan.
4) Kurikulum
Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang serrta
tidak sistematis untuk mendukung ssasaran yang diinginkan oleh pekerjaan atau
jabatan peserta yaang bersangkutaan. Untuk menetapkan kurikulum dan waktu
mengajarkannya yang tepat sangat sulit.
5) Dana Pengembangan
XXXI
4.6 Evaluasi Efektif Program Pengembangan
Supaya efektif, program pengembangan harus merupakan suatu solusi yang tepat
bagi permasalahan organisasi, yakni bahwa pengembangan tersebut harus
dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan ketrampilan. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk menguji apakah pengembangan tersebut efektif untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan,ini menghendaki identifikasi dan pengembangan
kriteria tertentu.
1. Reaksi (Reaction)
Ukuran mengenai reaksi ini di desain untuk mengetahui opini dari para peserta
mengenai program pengembangan. Dengan menggunakan Questionaire pada
akhir pengembangan, para peserta ditanya tentang seberapa jauh mereka puas
terhadap pengembangan itu serta aspek – aspek yang menjadikan pengembangan
itu berlangsung. Hal ini beralasan untuk dilakukan bertujuan agar : 1) untuk
mengetahui sejauh mana peserta puas terhadap program, 2 ) untuk maksud
diadakannya beberapa revisi atas program pengembangan, 3 ) untuk menjamin
agar para peserta yang lain bersikap reseptif untuk mengikuti program
pengembangan.
2. Belajar (Learning )
Seberapa jauh para peserta mempelajari fakta – fakta dan prinsip –prinsip, serta
pendekatan – pendekatan yang terdapat dalam program pengembangan?
Informasi yang ingin diperoleh dari jenis evaluasi ini adalah mengetahui sebrapa
jauh para peserta menguasai konsep-konsep, pengetahuan, dan ketrampilan yang
diberikan selama pengembangan, biasa dilakukan dengan tes tulis, performansi,
serta simulasi.
XXXII
3. Tingkah Laku ( Behaviours )
Tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk menguji dampak
pengembangan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhandata
bisa dikumpulkan sebelum dan sesudah pengembangan atas dasar criteria
produktivitas, serta semua kegiatan yang dilakukan oleh karyawan yang
berkenaan dengan aktivitas kantor.
Katakan bahwa pengembangan efektif, apakah itu merupakan metode yang paling
murah untuk menyelesaikan masalah?
XXXIII
BAB IV
KESIMPULAN
Sumber daya manusia sebagai pemilik, pengolah, pengelola, dan pengguna
pengetahuan memerlukan sarana yang menunjang tercapainya informasi yang
mendukung dan menambah pengetahuan serta keterampilannya. Oleh karena itu
diperlukan pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi, baik untuk
manajer maupun karyawan.
XXXIV
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Ir.Benjamina Bukit, M. M. (2017). Manajemen Pengembanagan Sumber Daya
Manusia. Klasan,Sleman,Yogyakarta 55571.
XXXV
XXXVI