Anda di halaman 1dari 12

PENGATURAN DAN

PENGAWASAN BANK
Pengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk
mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia sebagai

Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan


01 penyalur dana

02 Pelaksana kebijakan moneter

Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan;agar t
03 ercipta sistem perbankan yang sehat,baik sistem perbankan secara menyeluruhmaupun individ
ual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar
dan bermanfaat bagi perekonomian nasional
Untuk mencapai tujuan tersebut pendekatan yang
dilakukan dengan menerapkan

Pengawasan bank yang mendorong bank untuk


melaksanakan secara konsisten ketentuan intern yang
dibuat sendiri (self regulatory banking) dalam
melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan tetap
mengacu kepada prinsip kehati-hatian

Kebijakan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking)

Kebijakan memberikan keleluasaan berusaha


(deregulasi)
Kewenangan Pengaturan dan Pengawasan Bank
Pengaturan dan pengawasan bank oleh BI meliputi wewenang sebagai berikut

Kewenangan memberikan izin (right to license), yaitu


Kewenangan untuk mengawasi (right to control), yaitu
kewenangan untuk menetapkan tatacara perizinan dan
kewenangan melakukan pengawasan bank melalui pengawasan
pendirian suatu bank. Cakupan pemberian izin oleh BI
langsung (on-site supervision) dan pengawasan tidak langsung (off-
meliputi pemberian izin dan pencabutan izin usaha bank,
site supervision). Pengawasan langsung dapat berupa pemeriksaan
pemberian izin pembukaan, penutupan dan pemindahan
umum dan pemeriksaan khusus,yang bertujuan untuk mendapatkan
kantor bank, pemberian persetujuan atas kepemilikan
gambaran tentang keadaan keuangan bank dan untuk memantau
dan kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank
tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta untuk
untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha
mengetahui apakah terdapat praktik-praktik yang tidak sehat yang
tertentu.Here
membahayakan kelangsungan usaha bank. Pengawasan tidak
langsung yaitu pengawasan melalui alat pemantauan seperti laporan
berkala yang disampaikan bank,laporan hasil pemeriksaan dan
informasi lainnya. Dalam pelaksanaannya, apabila diperlukan BI
dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank termasuk pihak lain
yang meliputi perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait,
Kewenangan untuk mengatur (right to regulate), yaitu pihak terafiliasi dan debitur bank. BI dapat menugasi pihak lain untuk
kewenangan untuk menetapkan ketentuan yang dan atas nama BI melaksanakan tugas pemeriksaan
menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan
dalam rangka menciptakan perbankan sehat yang
mampu memenuhi jasa perbankan yang diinginkan
masyarakat Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction),
yaitu kewenangan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan terhadap bank apabila suatu bank
kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung
unsur pembinaan agar bank beroperasi sesuai dengan asas
perbankan yang sehat
SISTEM PENGAWASAN
BANK OLEH BANK
INDONESIA

Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini BI melaksanakan


sistem pengawasannya dengan menggunakan 2 pendekatan yakni
pengawasan berdasarkan kepatuhan (compliance based supervision) dan
pengawasan berdasarkan risiko (risk based supervision/RBS). Dengan
adanya pendekatan RBS tersebut, bukan berarti mengesampingkan
pendekatan berdasarkan kepatuhan, namun merupakan upaya untuk
menyempurnakan sistem pengawasan sehingga dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengawasan perbankan. Secara bertahap,
pendekatan pengawasan yang diterapkan oleh BI akan beralih menjadi
sepenuhnya pengawasan berdasarkan risiko.
1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based Supervision)

Pendekatan pengawasan berdasarkan kepatuhan pada dasarnya menekankan pemantauan kepatuhan


bank untuk melaksanakan ketentuan ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan bank.
Pendekatan ini mengacu pada kondisi bank di masa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank
telah beroperasi dan dikelola secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian

2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision)

Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko merupakan pendekatan pengawasan yang berorientasi ke


depan (forward looking). Dengan menggunakan pendekatan tersebut pengawasan/pemeriksaan suatu
bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat (inherent risk)pada aktivitas fungsional bank serta
sistem pengendalian risiko (risk control system). Melalui pendekatan ini akan lebih memungkinkan
otoritas pengawasan bank untuk proaktif dalam melakukan pencegahan terhadap permasalahan yang
potensial timbul di bank.
Jenis-Jenis Risiko Bank

Resiko Kredit Resiko Pasar Risiko Likuiditas Risiko Operasional


Risiko yang timbul sebagai Risiko yang timbul karena Risiko yang antara lain Risiko yang antara lain
akibat kegagalan counterparty adanya pergerakan variabel disebabkan Bank tidak mampu disebabkan adanya
memenuhi kewajibannya pasar (adverse movement) memenuhi kewajiban yang ketidakcukupan dan atau tidak
dari portofolio yang dimiliki telah jatuh waktu berfungsinya proses
oleh Bank,yang dapat internal,kesalahan manusia,
merugikan Bank. Variabel kegagalan sistem, atau
pasar antara lain adalah suku adanya problem eksternal
bunga dan nilai tukar yang mempengaruhi
operasional Bank
Jenis-Jenis Risiko Bank

Resiko Hukum Resiko Reputasi Risiko Strategik Risiko Kepatuhan


Risiko yang disebabkan oleh Risiko yang antara lain Risiko yang antara lain Risiko yang disebabkan Bank
adanya kelemahan aspek disebabkan adanya publikasi disebabkan adanya penetapan tidak mematuhi atau
yuridis.Kelemahan aspek negatif yangterkait dengan dan pelaksanaanstrategi Bank tidakmelaksanakan peraturan
yuridis antara lain disebabkan kegiatan usaha Bank atau yang tidak tepat pengambilan perundang-undangan dan
adanya tuntutan hukum, persepsi negatif terhadap keputusan bisnis yang tidak ketentuan lain yang berlaku
ketiadaan peraturan Bank tepat atau kurangresponsifnya
perundang-undangan yang Bank terhadap perubahan
mendukung atau kelemahan eksternal
perikatan seperti
tidakdipenuhinya syarat
sahnya kontra.
SISTEM INFORMASI Sistem Informasi Manajemen – Sektor Perbankan
Bank Indonesia (SIM-SPBI)
PELAPORAN BANK
KEPADA BANK SIM-SPBI merupakan sistem informasi terpadu untuk mendukung tugas
pengawasan, pemeriksaan dan pengaturan perbankan BI
INDONESIA
Tujuan dari penerapan SIM-SPBI adalah :
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem pengawasan dan pemeriksaan
bank;
2. Menciptakan keseragaman (standarisasi) dalam pelaksanaan tugas
pengawasan dan pemeriksaan bank.
3. Mengoptimalkan Pengawas dan Pemeriksa Bank dalam menganalisa kondisi
bank sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan dan pemeriksaan
bank;
4. Memudahkan audit trail oleh pihak yang berkepentingan;
5. Meningkatkan keamanan dan integritas data serta informasi
Sistem Informasi Manajemen Pengawasan
(SIMWAS), merupakan sistem informasiuntuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
SIM-SPBI terdiri tugas-tugas pengawasan, pemeriksaan dan penelitian bank umum. Melalui SIMWAS,
pengawas bank akan mampu mengoptimalkankegiatan analisa dan memperoleh
dari 3 subsistem informasi mengenai kondisi keuangan bank (termasukTingkat Kesehatan Bank dan
profil risiko) secara cepat. Modul-modul yang tersediaantara lain modul Data Pokok
yakni Bank dan modul Fit and Proper Test (FPT)

Sistem Informasi Bank dalam Investigasi


(SIBADI), merupakan sistem informasiuntuk meningkatkan tertib administrasi dan
kemudahan pemantauan tugas dalam rangkainvestigasi tindak pidana di bidang
perbankan. Melalui SIBADI, dapat dilakukan pemantauan terhadap perkembangan
investigasi atas dugaan tindak pidana yang diakukanoleh suatu bank sejak laporan
penyimpangan diterima, jadwal investigasi, langkah-langkah yang telah dilakukan
sampai dengan hasil akhir investigasi dimaksud

Data Mart Data Pokok Bank


Yang menyediakan informasi yang berkaitan dengankelembagaan, kepemilikan dan
kepengurusan, operasional dan strategi pengawasan yangditerapkan pada suatu
bank sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan informasi dalamrangka
pengawasan dan pembinaan bank.
SISTEM INFORMASI Sistem Informasi Debitur (SID)
PELAPORAN BANK SID adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai debitur baik perorangan
KEPADA BANK maupun badan usaha, yang diolah berdasarkan laporan penyediaan dana yang
diterima Bank Indonesia dari Pelapor. SID dikembangkan dengan tujuan untuk
INDONESIA membantu
1. Bagi pemberi kredit, antara lain :
• Membantu dalam mempercepat proses analisis dan pengambilan keputusan
pemberian kredit
• Mengurangi ketergantungan pemberi kredit kepada agunan
konvensional.Pemberi kredit dapat menilai reputasi kredit calon debitur
sebagai pengganti/pelengkap agunan.
2. Bagi penerima kredit, antara lain :
• Mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh persetujuan kredit
• Nasabah baru,khususnya yang tergolong sebagai UMKM,a kan mendapat
akses yang lebih luas kepada pemberi kredit dengan mengandalkan reputasi
keuangannya tanpa harus tergantung pada kemampuan untuk menyediakan
agunan.
SISTEM INFORMASI Sistem Informasi Manajemn Pengawasan BPR
(SIMWAS BPR)
PELAPORAN BANK
KEPADA BANK SIMWAS-BPR merupakan sistem informasi untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi sistem pengawasan BPR. Melalui SIMWAS, pengawas BPR akan mampu
INDONESIA mengoptimalkan kegiatan analisis terhadap kondisi BPR, mempercepat diperolehnya
informasi kondisi keuangan BPR (termasuk Tingkat Kesehatan BPR), meningkatkan
keamanan dan integritas data serta informasi perbankan. Modul-modul yang tersedia
dalam aplikasi SIMWAS BPR antara lain modul perizinan pendirian BPR, data pokok
BPR, Tingkat Kesehatan BPR, status BPR, cabut izin usaha dan likuidasi BPR.

Anda mungkin juga menyukai