Anda di halaman 1dari 25

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

JUDUL MAKALAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

MENULAR

DISUSUN OLEH:
RANDI SAPUTRA
(1901012002)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

DHARMASRAYA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan yang berjudul “Penyakit
Menular”. Adapun penulisan laporan ini bertujuan untuk memaparkan jenis-jenis penyakit
menular.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih
kepada IBUK Pengajar Mata Kulyah EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN yang telah
senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, yang telah
membantu menyelesaikan laporan percobaan ini. Dalam menyusun laporan percobaan ini,
penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat di dalam laporan ini. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini
lebih baik lagi dan bisa bermanfaat untuk orang banyak.
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para
tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah
penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit.

Pengertian Epidemiologi menurut asal kata, jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi yang berarti pada atau tentang,
Demos yang berarti penduduk dan kata terakhir adalah Logos yang berarti ilmu pengetahuan.
Jadi Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam
pengertian modern pada saat ini adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi
(penyebaran) serta determinant masalah kesehatan pada sekelompok orang atau masyarakat serta
determinasinya (faktor-faktor yang mempengaruhinya).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tiga Kelompok utama penyakit menular

1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi

2. penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun
akibatnya lebih ringan dari yang pertama

3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah
yang menimbulkan kerugian materi.

B. Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang Ke Orang

1. Waktu Generasi (Generation Time)

Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan
maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini sangat penting dalam
mempelajari proses penularan. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab
sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala
yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab penyakit
hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau
tanpa gejala klinik / terselubung.

2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)

Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk
tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan
tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd immunity merupakan
factor utama dalam poses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu
kelompok penyakit tertentu.

Wabah terjadi karena 2 keadaan


a. Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit infeksi
masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agen tersebut / kemasukan suatu
agen penyakit menular yang sudah lama absent dalam populasi tersebut.

b. Bila populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi
kontak langsung masuknya sejumlah orang-orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam
populasi tersebut.

3. Angka Serangan (Attack Rate)

Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu
dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko / kerentanan
terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertunjuan untuk menganalisis tingkat penularan
dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, system
hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari
pada kelompok populasi tertentu merupakan unit Epidemiologi tempat penularan penyakit
berlangsung.

C. Manisfestasi Klinik Secara Umum

1. Spektrum penyakit menular Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai
berbagai manifestasi klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang
berat disertai komplikasi dan berakhir cacat / meninggal dunia. Akhir dari proses penyakit adalah
sembuh, cacat atau meninggal

2. Infeksi terselubung (tanpa gejala klinis) Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak
menampakan secara jelas dan nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat di
diagnosa tanpa cara tertentu seperti tes tuberkolin, kultur tenggorokan, pemeriksaan antibody
dalam tubuh dan lain-lain.

D. Gambar Penyebaran Karakteristik Manistestasi Klinik Dari 3 jenis penyakit menular

1. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung) contoh: tubekulosis, poliomyelitis,
hepatitis A
2. Lebih banyak dengan gejala klinik jelas contoh: measles, chiceplax

3. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian contoh: rabies

F. Komponen Proses Penyakit Menular

1. Faktor penyebab Penyakit Menular Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam
masyarakat sektor yang memegang peranan pentingya adalah:

a. Faktor penyebab / agent yaitu organisme penyebab penyakit menular

b. Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources

c. Cara penularan khusus melalui mode of transmission Unsur penyebab dikelompokan dalam :
1. Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis dll

2. Kelompok cacing / helminth baik cacing darah maupun cacing perut

3. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll

4. Fungus / jamur baik ini maupun multiseluler

5. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia

6. Virus dengan kelompok penyebab yang paling sederhana Sumber penularan:

1. Penderita

2. Pembawa kuman

3. Binatang sakit

4. Tumbuhan / benda Cara penularan:

1. Kontak langsung

2. Melalui udara
3. Melalui makanan / minuman

4. Melalui vector Keadaan penderita :

1. Keadaan umum

2. Kekebalan

3. Status gizi

4. Keturunan Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke penderita melalui :

1. Mukosa / kulit

2. Saluran Pencernaan

3. Saluran Pernapasan

4. Saluran Urogenitalia

5. Gigitan suntikan, luka

6. Plasenta Interaksi penyakit dengan penderita :

1. Infektivitas Adalah kemampuan unsur penyebab / agent untuk masuk dan berkembang biak
serta menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu

2. Patogenesis Adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan segala klinis yang jelas
3. Virulensa Adalah nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang jelas terhadap seluruh
penderita dengan gejala klinis jelas

4. Imunogenisitas Adalah suatu kemampuan menghasilkan kekabalan / imunitas Mekanisme


potogenesis :

1. Inuasi jaringan secara langsung


2. Produk toksin

3. Rangsangan imunologis / reaksi alergi yang menyebabkan kerusakan pada tubuh pejamu

4. Infeksi yang menetap (infeksi paten)

5. Merangsang kerentanan penjamu terhadap obat dalm menetralinsa toksisitas

6. Ketidakmampuan membentuk daya tangan Sumber penularan :

1. Manusia sebagai reservoir

2. Reservoir binatang / benda lain Penyakit utama dan reservoir utamanya untuk - Pes tikus -
Rabies - Leptospirosis tikus - Virus encephlitides kuda - Trichnosis babi dll

Melihat perjalanan penyakit pada penjamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat dibagi dalam
beberapa jenis :

1. Healthy carrier (inapparent)

2. Incubatory carrier(masa tunas)

3. Convalescent carrier (baru sumber klinis)

4. Chronis carrier (menahun) Manusia dalam kedudukannya sebagai reservoir penyalur menular
di bagi dalam 3 kategori utama yaitu:

1. Reservoir yang umumnya selalu muncul sebagai penderita

2. Reservoir yang dapat sebagai penderita maupun sebagai carrier

3. Reservoir yang umumnya selalu bersifat penderita akan tetapi dapat menularkan langsung
penyakitnya ke penderita potensial lainnya, tetapi harus melalui perantara hidup.
Apa itu Penyakit Menular?

1. PENGERTIAN PENYAKIT MENULAR

Banyak kuman penyakit, seperti bakteri, parasit, virus, atau jamur dapat hidup dan berkembang
dalam tubuh kita. Meskipun tubuh kita tidak terlalu memperhatikan hal ini, namun sebagian dari
kuman-kuman tersebut dapat merusak kesehatan tubuh kita. Dalam beberapa kasus, kuman-
kuman tersebut tidak puas hanya merusak tubuh inangnya saja, tetapi juga mencari kesempatan
untuk menularkannya kepada tubuh inang lainnya. Hal seperti ini dinamakan penyakit menular.

Ada banyak jenis penyakit menular di dunia ini dan jutaan orang tertular karenanya. Contoh
paling jelas adalah Salmonella, yaitu bakteri yang berasal dari makanan dan dapat menyebabkan
penyakit menular. Menurut catatan Pusat Penyakit Menular Dunia, pada tahun 2012 saja terdapat
53,800 kasus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella.

Beberapa penyakit menular yang banyak ditemui adalah tuberkulosis, malaria, dan AIDS.
Penyakit menular ini telah menyebabkan lebih dari lima juta kematian setiap tahunnya. Kematian
karena penyakit menular kebanyakan disebabkan penyakit tersebut tidak ditangani lebih cepat
dan baru mencari pengobatan saat kondisinya sudah terlalu parah.

Dengan pengobatan yang tepat dan cepat, hampir semua penyakit menular dapat diobati.
Contohnya adalah penyakit tuberkulosis yang dulunya termasuk penyakit yang tidak dapat
diobati. Namun, saat obat untuk penyakit tuberkulosis ditemukan, jutaan nyawa di seluruh dunia
dapat diselamatkan, terutama jika pengobatan dilakukan secepat mungkin.

Saat kini, sangatlah mudah tertular oleh berbagai jenis penyakit karena penyakit-penyakit ini
dapat menyebar dengan berbagai cara. Sebagian penyakit dapat menular melalui udara, dan
sebagian lagi menular lewat cairan tubuh. Di bawah ini adalah beberapa cara bagaimana
umumnya suatu penyakit dapat menular kepada orang lain:

 Penularan lewat udara


 Kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi
 Penularan lewat kulit
 Penularan lewat air liur
 Penularan lewat urin
 Penularan lewat hubungan seksual
 Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi
 Penularan melalui sekresi darah dan lainnya

Kapan Sebaiknya Anda Berkonsultasi ke Dokter?

Seseorang yang mengidap penyakit menular biasanya menunjukkan berbagai gejala. Kebanyakan
penyakit menular memiliki gejala yang mirip, terutama saat penyakit tersebut baru saja
menjangkiti seseorang. Namun, seiring dengan perkembangan penyakit tersebut, gejala yang
tampak dapat menjadi lebih berbahaya dan dapat mengancam nyawa.

Gejala yang umum akibat penyakit menular adalah demam, sakit pada badan, kelelahan,
dan diare. Gejala ini akan berkembang menjadi lebih buruk jika pengobatan tidak segera
diberikan. Karenanya, sangat penting bagi Anda untuk segera mendapatkan pengobatan saat
Anda menyadari bahwa Anda sedang mengalami gejala-gejala sebagai berikut:

 Batuk yang berlangsung lebih dari seminggu


 Bintil-bintil merah atau pembengkakan pada kulit
 Masalah pada mata yang muncul tiba-tiba
 Kesulitan bernapas
 Sakit kepala yang tidak tertahankan
 Digigit oleh binatang tertentu

Dokter akan mendiagnosa kondisi yang Anda alami dan menentukan jenis penyakit menular apa
yang Anda derita. Beberapa penyakit dapat langsung diobati menggunakan obat-obatan
antibiotik dan beberapa jenis obat lainnya, tetapi sebagian penyakit lainnya perlu diobati dengan
rawat inap. Bahkan, ada saatnya Anda perlu diisolasi di suatu tempat untuk mencegah penyakit
Anda menular kepada orang lain.
Jika Anda merasa sakit atau merasa sedang menderita penyakit tertentu, segera temui dokter.
Anda tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang penyakit yang Anda derita, dan Anda
membahayakan hidup dan kesehatan orang-orang yang Anda sayangi jika Anda tidak segera
berkonsultasi pada dokter.

2. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui
hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri di area
kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis,
trikomoniasis, dan HIV.

Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara
vaginal, anal, maupun oral. Tidak hanya hubungan intim, penularan juga dapat terjadi melalui
transfusi darah dan berbagi jarum suntik dengan penderita. Infeksi juga dapat ditularkan dari ibu
hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan.

Ciri Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau bisa hanya menyebabkan gejala
ringan. Oleh karena itu, tidak heran beberapa orang baru mengetahui dirinya menderita penyakit
menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis menderita
penyakit menular seksual.

Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual akan berbeda-beda tergantung jenis
penyakitnya, namun umumnya berupa:

 Muncul benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut.
 Vagina atau penis terasa gatal dan terbakar.
 Nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim.
 Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan).
 Nyeri perut bagian bawah.
 Demam dan menggigil.
 Muncul pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan.
 Muncul ruam kulit di badan, tangan, atau kaki.
 Kulit penis kering, ruam, dan kemerahan.

Selain beberapa gejala di atas, wanita juga bisa merasakan gejala lain, yaitu perdarahan di luar
masa menstruasi dan muncul bau tidak sedap dari vagina. Ini juga merupakan salah satu tanda
gejala penyakit kelamin wanita. Sementara pada pria, gejala lain penyakit menular seksual yang
dapat dialami adalah nyeri, sperma berdarah, atau pembengkakan pada testis.

Kapan Harus ke Dokter

Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami keluhan pada organ intim atau
gejala-gejala di atas. Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika pasangan Anda diketahui
menderita penyakit menular seksual, atau bila Anda melakukan hubungan seksual yang berisiko,
misalnya tanpa kondom, salah dalam menggunakan kondom, dan sering bergonta-ganti
pasangan.

Macam-Macam Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:

1. Sifilis

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan


“raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut. Melalui luka inilah penularan
akan terjadi.

2. Gonore

Gonore, yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae.  Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari penis atau vagina dan rasa nyeri
ketika buang air kecil. Bakteri penyebab gonore juga dapat menimbulkan infeksi di bagian tubuh
lain, jika terjadi kontak dengan sperma atau cairan vagina.
3. Human papillomavirus (HPV)

Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus
HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada perempuan. Gejala kanker
serviks stadium awal sering kali tidak khas bahkan tak bergejala. Penularan HPV terjadi melalui
kontak langsung atau melakukan hubungan seksual dengan penderita.

4. Infeksi  HIV

Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan


tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks tanpa kondom, berbagi
penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau saat persalinan.

5. Chlamydia

Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada
wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, menyerang saluran keluar urine
di penis. Penularan dapat terjadi dari luka pada area kelamin.

6. Trikomoniasis

Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas


vaginalis. Penyakit trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak
menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan penyakit ini
ke pasangan seksualnya.

7. Hepatitis B dan hepatitis C

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan gangguan hati kronis
hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita. Selain melalui
hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama dan
transplantasi organ.
8. Tinea cruris

Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di sekitar alat kelamin,
paha bagian dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai dengan ruam merah yang terasa gatal pada
kulit yang terinfeksi. Penularannya adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau
menyentuh benda yang telah terinfeksi.

9. Herpes genital

Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di
dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya terjadi melalui kontak langsung dengan
pasangan yang telah terinfeksi.

10.  Candidiasis

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida. Candidiasis ditandai dengan ruam atau lepuhan


yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama seperti infeksi menular seksual
lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual dengan penderita.

11. Granuloma inguinale

Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Klebsiella granulomatis.  Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan dan
luka di selangkangan, penis, anus, atau di skrotum.

Tes Penyakit Menular Seksual

Jika mengalami gejala penyakit menular seksual, dokter akan menanyakan perihal hubungan
intim dan penyakit yang pernah diderita. Kemudian, penderita akan menjalani beberapa tes untuk
mendeteksi keberadaan virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual.

Tes yang akan dijalani adalah tes darah dan tes urine. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi virus
atau bakteri penyebab penyakit menular seksual. Dokter juga akan melakukan tes usap untuk
mengambil sampel cairan tubuh di sekitar area kelamin. Sampel ini kemudian akan diperiksa di
laboratorium.
Pengobatan Penyakit Menular Seksual

Pengobatan terhadap penyakit menular seksual disesuaikan dengan penyebab infeksi, melalui
pemberian obat-obatan berikut ini:

Antibiotik

Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik harus tetap dikonsumsi,
walaupun gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi
kembali terjadi.

Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga masa pengobatan
berakhir dan gejala menghilang. Jenis antibiotik yang diberikan antara
lain penisilin, doxycycline, amoxicillin, dan erythromycin.

Selain membunuh bakteri, antibiotik seperti metronidazole dapat membunuh parasit pada


penyakit trikomoniasis. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet yang diminum maupun sediaan
yang dimasukkan ke dalam vagina.

Antivirus

Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi


risiko penyebaran. Jenis obat antivirus yang digunakan untuk menangani herpes genital
adalah acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir. Sementara untuk hepatitis, obat yang diberikan
meliputi entecavir, interferon, dan lamivudine.

Antijamur

Untuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur, seperti candidiasis, dokter akan
memberikan krim antijamur yang dioleskan ke vagina, seperti nystatin dan clotrimazole. Obat
antijamur dalam bentuk tablet juga dapat diresepkan oleh dokter,
seperti fluconazole dan miconazole.
Komplikasi Penyakit Menular Seksual

Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini. Jika
dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

 Peradangan pada mata


 Radang sendi
 Nyeri panggul
 Radang panggul
 Infertilitas
 Penyakit jantung
 Kanker serviks
 Kanker anus
 Abses anus

Penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Beberapa
penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat menular dari ibu
hamil ke janinnya selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat
memicu keguguran dan gangguan kesehatan atau cacat lahir pada bayi.

Mencegah Penyakit Menular Seksual

Langkah utama pencegahan penyakit menular seksual adalah menerapkan perilaku seks yang
aman, yaitu menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual.

Selain itu, ada beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan, yaitu:

 Kenali pasangan seksual masing-masing.


 Lakukan vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B.
 Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum suntik.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, khususnya yang berkaitan dengan organ
reproduksi.
Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga penyakit
dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit kepada
pasangan.

3.Penyakit-penyakit Akibat Kerja di Rumah Sakit

Penyakit penyakit akibat kerja di rumah sakit – Rumah Sakit adalah satu unit service layanan
kesehatan pada penduduk. Agar bisa mendapatkan kelebihan serta daya saing maka rumah sakit
harus mendapatkan perhatian khusus dalam peningkatan mutu layanannya dengan profesional
pada customer, yaitu pasien yang dirawat atau rawat jalan.

Rumah sakit dalam kaca mata publik adalah unit service fungsional sebagai unit dalam service
penyuluhan, mencegah serta perlakuan beberapa kasus segala jenis penyakit.

Penyakit karena kerja bisa menyerang semua tenaga kerja di dalam rumah sakit, baik tenaga
medis ataupun non medis karena pajanan biologi, kimia serta fisik di lingkungan kerja rumah
sakit tersebut. Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya beberapa orang sakit ataupun sehat,
atau anggota penduduk baik petugas ataupun pengunjung, pasien yang mendapatkan perawatan
di dalam rumah sakit dengan beberapa jenis penyakit menyebar.

Perihal ini membuat rumah sakit adalah tempat kerja yang mempunyai kemungkinan pada
masalah kesehatan serta kecelakaan kerja buat petugas. Beberapa jenis penyakit yang ada di
lingkungan rumah sakit sangat mungkin rumah sakit jadi tempat penyebaran penyakit infeksi
baik buat pasien, tenaga kerja ataupun pengunjung. Petugas di lingkungan rumah sakit begitu
berdampak dengan kontak langsung pada agent penyakit menyebar lewat darah, sputum, jarum
suntuk dan sebagainya.

Persepsi publik berasumsi jika rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang bersih serta sehat,
hingga tenaga kerja yang berada di lingkungan rumah sakit tak kan terkena penyakit. Bila kita
memandang jika rumah sakit adalah industri service kesehatan yang banyak didatangi penduduk
setiap hari bahkan juga pada unit service spesifik yang memakai tenaga kerja shift tetap ada
selama 24 jam, seharusnya usaha kesehatan serta keselamatan kerja di dalam rumah sakit bukan
adalah hal yang tabu agar bisa diaplikasikan.
Dalam perihal ini sangat berguna bagi tenaga kerja yang berada di lingkungan rumah sakit
menjadi usaha perlindungan dari kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja. Pengendalian
Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam rumah sakit harus bisa jadi perhatian khusus supaya
tenaga kerja dapat melakukan peranan serta fungsinya dengan baik. Perihal ini sama dengan
paradigma sdm menjadi human capital di dalam rumah sakit.

Perihal ini ikut jadi begitu kompleks sebab terdapatnya pembagian pekerjaan beragam macam
profesi yang kerja di lingkungan rumah sakit, serta masing-masing profesi akan mempunyai
etika serta budaya kerja yang berbeda-beda. Keadaan seperti ini yang membuat manajemen SDM
di lingkungan rumah sakit penuh rintangan.

Oleh karenanya bila tenaga kerja di lingkungan rumah sakit terkapar dengan penyakit karena
kerja, jadi beberapa hal yang akan terganggu dalam efektif serta manfaat tenaga kerja di dalam
rumah sakit. Sama dengan referensi ILO dalam kewajiban tiap-tiap masyarakat negara agar bisa
melakukan serta mengevaluasi kebijaksanaan nasional dalam aplikasi kesehatan serta
keselamatan kerja di lingkungan kerja, mengingat rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang
mempunyai banyak tenaga kerja baik medis ataupun non medis yang berefek alami kecelakaan
kerja serta penyakit karena kerja.

Tenaga kerja dalam UU No. 14 memiliki hak mendapatkan perlindungan atas kesehatan,
keselamatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja dan perlakuan yang sama dengan martabat
manusia serta kepribadian agama. Dalam perihal ini memerlukan usaha perlindungan kesehatan
serta keselamatan kerja buat petugas di lingkungan rumah sakit.

Pemicu Penyakit Karena Kerja


Penyakit karena kerja adalah seuatu kendala pada tingkat keamanan dalam kerja, dalam perihal
ini memerlukan usaha pencegahan, baik untuk keselamatan ataupun kesehatan beberapa pekerja
yang berada di lingkungan rumah sakit. Penyakit karena kerja atau terkait dengan pekerjaan bisa
dikarenakan oleh pemajanan di lingkungan kerja dengan terus menerus setiap hari.

Untuk menghadapi perihal ini, maka langkah awal yang terpenting ialah pengenalan/identifikasi
bahaya yang dapat muncul serta dievaluasi, lalu dikerjakan usaha pengendalian lewat cara
melihat serta mengenal (walk through inspections).
Dalam lingkungan kerja seseorang bisa terganggu kesehatannya, serta gangguan kesehatan
karena lingkungn kerja ini cukuplah banyak berlangsung. Penyakit karena kerja diantaranya
berlangsung disebabkan karena situasi keadaan kerja seperti udara dingin, panas, bising, bahan
kimia, debu dan sebagainya.

Gangguan kesehatan pada pekerja bisa juga dipicu oleh aspek yang terkait dengan pekerjaan
ataupun aspek yang tidak terkait dengan pekerjaan. Dengan begitu bisa dikatakan jika status
kesehatan penduduk pekerja di pengaruhi bukan hanya oleh bahaya di lingkungan kerja tapi ikut
oleh aspek kesehatan pekerja yang akan punya pengaruh pada perilaku pekerja yang tidak
konsentrasi.

Di bawah ini adalah contoh penyakit karena kerja yang disebut pemicu dari lingkungan kerja:

A. Aspek fisik

– Suara tinggi yang bising melalui ambang batas normal bisa mengakibatkan ketulian

– Tempratur tinggi bisa mengakibatkan hyperpireksi, heat cramp, heatstres.

– Radiasi sinar elektromagnetik, radioaktif bisa mengakibatkan katarak, tumor dan sebagainya.

– Desakan udara yang tinggi bisa mengakibatkan coison disease

– Getaran bisa mengakibatkan gangguan proses metabolism polineurutis, masalah syaraf.

– Penerangan yang kurang bisa mengakibatkan kerusakan pandangan.

B. Aspek Kimia

– Beberapa bahan kimia yang masuk lewat aliran pernapasan yang bisa membuat resikonya
alergi, iritasi, korosif, asphyxia.

– Debu yang bisa menyebabkan pneumoconioses dan sebagainya

– Uap serta gas beracun yang bisa mengakibatkan keracunan


C. Aspek Biologis

– Seperti bakteri, viral diseases, parasitic diseases dan sebagainya

D. Aspek Ergonomi

– Tempat kerja, alat kerja yang tidak ergonomis, langkah kerja yang salah, konstruksi yang salah
hingga bisa mempunyai dampak kelelahan pada tubuh.

– Angkat beban yang berat

– Tempat statis

– Tempat membungkuk yang tidak ergonomis

E. Aspek Mental Psikologis

– Jalinan kerja, organisasi kerja, komunikasi social

– Beban kerja mental keadaan penyakita pasien.

– Kerja shift

Penyakit karena kerja serta kecelakaan kerja dikalangan petugas kesehatan serta non kesehatan di
lingkungan rumah sakit belumlah terselesaikan dengan baik, hingga berlangsung kecenderungan
penambahan prevalensi. Dalam perihal ini perlu mendapatkan perhatian, sebab seseorang yang
bekerja bila mengalami kecelakaan atau penyakit karena kerja tidak hanya punya pengaruh pada
diri sendiri, tapi ikut produktifitas kerja mengalami penurunan dalam pemberian service
kesehatan yang optimal pada pasien.

Kemungkinan petugas rumah sakit pada gangguan kesehatan serta kecelakaan kerja biasanya
dikarenakan oleh perilaku petugas dalam kepatuhan melakukan tiap-tiap mekanisme pada
kewaspadaan. Lihat hal diatas tentu saja kita perlu mengerti jika dalam cakupan pekerjaan di
bagian kesehatan memiliki banyak resiko pada kesehatan pekerja. Tenaga kerja (tenaga medis
serta non medis) yang berefek pada penyakit karena kerja di dalam rumah sakit diantaranya:
1. Perawat yang setiap hari kontak dengan pasien dalam tempo yang lumayan lama 6
sampai 8 jam /hari, hingga tetap terpajan pada mikroorganisme pathogen bisa membawa
infeksi dari satu pasien ke pasien yang lainnya. Hasil riset menunjukkan jika tenaga kerja
perawat banyak diketemukan cedera sprain serta strain, nyeri pinggang, adalah keluhan
paling banyak yang diketemukan pekerja perawat di dalam rumah sakit. Luka sayat serta
tusukan jarum yang tidak sesuai mekanisme penggunaannya atau saat pencucian
instrument tajam yang beresiko tersayat.
2. Dokter bisa tertular penyakit dari pasien, terkena bahan kimia anesthesi halotan yang
gampang menguap merembes menembus masker hingga mengakibatkan masalah
somatic, nyeri kepala, mual sampai masalah fungsi saraf pusat. Robeknya sarung tangan
bisa mengakibatkan cedera sayatan serta tusukan jarum.
3. Dokter gigi, tingginya kandungan HBsAg serta anti HBC beberapa dokter gigi
disbanding dengan petugas kesehatan lainnya, perihal ini diduga menjadi pajanan air
ludah pasien, penyakit infeksi karena kerja, pajanan dosis rendah seperti merkuri, pajanan
bahan penambal lubang gigi yang berkepanjagan bisa mengakibatkan masalah
gastrointestinal, lesu, anorexia. Nyeri punggung juga seringkali dihadapi oleh karena
tempat kerja yang tidak ergonomis.
4. Petugas Gizi, menjadi penyaji diet atau makanan pasien, dalam perihal ini petugas gizi
biasanya terpajan salmonella berbahan mentah ikan, daging serta sayuran yang setiap hari
terkena hingga berefek terjadi masalah gastrointestinal.
5. Petugas Farmasi yan melayani pembelian serta penyediaan obat-obat pasien semua
penyakit, yang setiap hari akan menghirup beberapa bahan kimia semua jenis obat-obatan
yang merembes serta menembus masker, perihal ini bisa mengakibatkan kemungkinan
keracunan.
6. Petugas Laboratorium yang setiap hari lakukan pemeriksaan darah, urin, sputum, feses
pasien dengan semua jenis penyakit hingga akan berdampak terpajan bakteri ataupun
virus yang berasal dari bahan objek kontrol.
7. Petugas Radiologi, radiasi adalah pajanan yang sangatlah beresiko bagi gangguan
kesehatan pekerja, dalam perihal ini memerlukan petugas yang lebih bertanggungjawab
dalam usaha pengendaliannya.
8. Petugas londri rumah sakit yang setiap hari terpajan dengan bahan linen yang berasal dari
bekas pakai pasien dengan semua jenis penyakit menyebar, perihal ini bisa
mengakibatkan penyebaran bakteri ataupun virus yang berasal dari linen kotor. Bakteri
serta virus menebar saat petugas londri melakukan seleksi jenis linen, hingga sangatlah
berdampak pada penyakit gangguan pernapasan.
9. Petugas rumah tangga di lingkungan rumah sakit yang setiap hari bersihkan lantai semua
sisi tempat rawat inap pasien semua penyakit menyebar, yang terkena dengan bakteri
ataupun virus, hingga bisa menyebabkan virus serta bakteri berterbangan serta terhirup
petugas, perihal ini bisa menyebabkan penyakit masalah sistem pernapasan serta infeksi
lainnya.

Usaha Pencegahan serta Pengendalian

Supaya tenaga kerja di lingkungan rumah sakit masih efektif serta produktif dalam melakukan
pekerjaan serta tanggung jawabnya dan tidak mengalami penyakit karena kerja jadi tindakan
untuk menghadapi hal itu memerlukan penerapan manajemen kesehatan serta keselamatan kerja
di dalam rumah sakit,

Manajemen kesehatan serta keselamatan kerja rumah sakit menyertakan semua unsur
manajemen, karyawan serta lingkungan kerja yang terintegrasi menjadi usaha pencegahan serta
kurangi kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja di lingkungan rumah sakit yang mempunyai
tujuan ialah membuat tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran paparan
lingkungan kerja, yang selanjutnya bisa meningkatkan efesiensi serta produktifitas kerja.

Langkah awal yang peting ialah usaha pengendalian di lingkungan kerja rumah sakit diantaranya
kesehatan kerja buat karyawan, sanitasi lingkungan rumah sakit, pengamanan pasien,
pengunjung ataupun petugas rumah sakit dan sebagainya. Upaya-upaya yang bisa dikerjakan
untuk kurangi serta mnghindarkan kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja ialah seperti
berikut:

1. Lakukan substitusi pengenalan lingkungan kerja lewat cara lihat serta menganal potensial
bahaya lingkungan kerja. Mengganti perlengkapan kerja yang tidak wajar gunakan.
2. Pelajari lingkungan kerja dalam perihal ini menilai karakter serta besarnya potensi-
potensi bahaya yang mungkin muncul hingga dengan mudah bisa mengutamakan dalam
menangani permasalahan yang lebih potensial.
3. Pengendalian lingkungan kerja dengan bertindak mengurangi bahkan juga
menghilangkan pajanan pada masalah kesehatan pekerja dilingkungan kerja lewat cara
teknologi pengendalian.
4. Pengendalian administratif dengan memperingatkan pekerja agar bisa memakai alat
pelindung diri yang benar dan baik, membuat rambu-rambu bahaya dilingkungan kerja
yang punya potensi bahaya.
5. Kontrol kesehatan pekerja dengan berkala untuk mencari aspek pemicu serta upaya
penyembuhan.
6. Pendidikan serta penyuluhan kesehatan serta keselamatan kerja buat pekerja di
lingkungan rumah sakit.
7. Pengendalian fisik lingkungan kerja, mengidentifikasi suhu, kelembapan, pencahayaan,
getaran, kebisingan, pengendalian sistem ventilasi dan sebagainya.
8. Lakukan pengawasan serta monitoring dengan berkala pada lingkungan kerja rumah
sakit.
9. Substitusi berbahan kimia, alat kerja serta mekanisme kerja.

4. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

Epidemiologi Penyakit Menular, Mengapa?


Apa itu Epidemiologi Penyakit Menular?
Apa saja istilah-istilah dalam Epidemiologi penyakit Menular?

BRIEFING Sebutkan penyakit menular yang sering terjadi dan pernah mewabah di
Indonesia!
BRIEFING KASUS HIV/AIDS di Indonesia Prevalensi HIV kelompok usia muda (15 -
49 tahun) sekitar 0,27% diantara 237.500.000 pada tahun 2012.
Penyebab utama epidemi HIV/AIDS di Indonesia : perilaku seksual yang berisiko tinggi
(Unsafe sexual behavior) dan perilaku berbagi alat suntik pada pengguna narkoba suntik
(Penasun). Namun, di provinsi Papua dan Papua Barat, prevalensi HIV hampir 10x lipat
dari prevalensi HIV Nasional atau sekitar 2,4% di populasi umum pada tahun 2006 -
2011.
Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan di Indonesia meningkat 10 kali pada tahun
2006 - 2011.
KASUS CAMPAK Tahun 2013 terdapat 11.521 kasus campak, lebih rendah 30%
dibandingkan tahun sebelumnya (15.987 kasus). Jumlah kasus meninggal sebanyak 2
kasus, yang dilaporkan dari provinsi Aceh dan Maluku Utara. Angka kejadian kasus baru
(Incidence rate/IR) campak pada tahun 2013 sebesar 4,64 per 100.000 penduduk,
menurun dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 6,53 per 100.000 penduduk. \
Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu
4 minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan
epidemiologis. Pada tahun 2013, jumlah KLB campak yang terjadi sebanyak 128 KLB
dengan jumlah kasus sebanyak 1.677 kasus.
Mengapa Penyakit menular tersebut masih ada di Indonesia dan terus mengalami
peningkatan? Why?
Epidemiologi Penyakit Menular sangat penting dipelajari sehingga aplikasi pencegahan
penularan penyakit menular dapat mengurangi risiko terhadap generasi penerus bangsa
Indonesia.
Coba ingat kembali definisi EPIDEMIOLOGI dan Tujuannya! That’s why we learn
Epidemiologi Penyakit Menular
Definisi Epidemiologi Studi tentang distribusi dan determinan suatu kondisi kesehatan di
populasi khusus/tertentu. Tujuan pelaksanaan studi ini untuk mengendalikan masalah
kesehatan.
Jadi, apa definisi Epidemiologi Penyakit Menular? Epidemiologi Penyakit Menular Studi
epidemiologi yang berfokus pada distribusi dan determinan penyakit menular Penyakit
Menular Penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius (virus, bakteri, atau parasit)
melalui transmisi agen dari orang yang terinfeksi, hewan, atau reservoir lainnya ke
pejamu (host) yang rentan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara
seperti media air, udara, vektor, tanaman, dan sebagainya.
Tujuannya Ruang Lingkupnya Memperjelas rantai penularan penyakit atau proses infeksi
Mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi langkah-langkah pengendalian
penyakit dengan tepat sehingga penyakit menular tersebut tidak menjadi masalah
kesehatan masyarakat Evaluasi faktor yang menyebabkan infeksi oleh agen Faktor yang
mempengaruhi transmisi agen Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit klinis
pada pejamu (host) yang terinfeksi
Istilah-Istilah Epidemiologi Penyakit Menular
1. Transmisi/Penularan
2.Triad Epidemiologi
Karier/Carrier Manusia (orang) atau hewan tempat berdiamnya agent menular spesifik
dengan adanya penyakit yang secara klinis tidak terlihat nyata, tetapi dapat bertindak
sebagai sumber infeksi yang cukup penting. Endemik Adanya penyakit atau agent
menular yang tetap dalam suatu area geografis tertentu, dapat juga berkenaan dengan
adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu area tertentu. Seperti DBD
endemis di Indonesia, Malaria endemis di Bangka/Belitung. Epidemic Kejadian atau
peristiwa dalam suatu masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu (atau
suatu kasus kejadian yang luar biasa) yang secara nyata melebihi dari jumlah yang
diperkirakan. Pandemi Kejadian atau peristiwa luar biasa dalam suatu masyarakat atau
wilayah dari suatu penyakit tertentu yang telah menyebar ke banyak Negara secara luas,
seperti Pandemi Flu Burung pada tahun 1918. Wabah Penyakit menular yang berjangkit
dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas

Anda mungkin juga menyukai