Proses Belajar
1) Latihan Merupakan penyempurnaan potensi tenaga yang ada dengan mengulang-ulang aktivitas
tersebut. Proses ini menghasilkan tindakan yang tanpa disadari, cepat dan tepat. Dalam kegiatan itu,
tampak adanya gerakan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaaan.
2) Menambah atau Memperoleh Tingkah Laku Baru
Belajar sebenarnya adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku
(pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas kejiwaan sendiri. Sifat khas
dari proses belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru, yang dulu belum ada sekarang menjadi
ada, yang belum diketahui menjadi diketahui.
1. Ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode penyampaian informasi oleh perawat komunitas kepada
masyarakat untuk menjelaskan ide, pengertian, atau pesan kesehatan disertai diskusi dan tanya
jawab secara langsung. Untuk menyajikan satu pandangan tentang masalah yang menarik, secara
langsung dan logis, menyajikan satu masalah untuk dibahas melalui diskusi umum sehingga
merangsang masyarakat untuk berpikir dan belajar lebih lanjut tentang suatu masalah.
Keuntungan penggunaan metode ceramah, yaitu dapat diterapkan pada sekelompok besar orang
dewasa, tidak melibatkan terlalu banyak alat bantu, mudah diselenggarakan, dan dapat dilakukan
pada masyarakat.
Perawat komunitas harus menguasai pokok pembicaraan dan harus dapat memanfaatkan
pendengarannya dengan menilai reaksi masyarakat baik verbal maupun non verbal. Pandangan
perawat harus tertuju pada semua sasaran masyarakat dan perawat harus menggunakan suara yang
cukup jelas dan menunjukan performa yang menyakinkan serta menguasai seluruh topik materi yang
disampaikan.
2. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok dapat dilakukan bila peserta diskusi kurang dari 15 orang. Agar semua peserta
diskusi dapat berpartisipasi, diperlukan tata letak duduk berhadapan dan saling memandang satu
sama lain, seperti saat melakukan refleksi diskusi kasus (RDK). Melalui diskusi, diharapkan terjadi
keterbukaan dan kebebasan mengeluarkan pendapat. Dengan demikian, diperlukan peran fasilator
ataupemimpin diskusi untuk mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang
mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya tanpa ada dominasi
diantara mereka.
Keuntungan diskusi kelompok, yaitu dapat mendorong rasa kesatuan dan menciptakan rasa
kepemimpinan bersama dengan saling memberi dan menerima pendapat. Kerungian diskusi
kelompok adalah tidak dapat digunakan pada kelompok besar karena dianggap kurang efektif dan
dapat berlarut- larut, terutama bila didominasi oleh orang- orang tertentu saja dan pemimpin diskusi
tidak dapat mengarahkan jalannya diskusi.
3. Curah Pendapat
Curah pendapat (brain storrning) merupakan proses pemecahan masalah melalui penyampaian usul
semua kemungkinan pemecaha masalah oleh anggota, tanpa krtik dan evaluasi atas pendapat
tersebut. Curah pendapat dapat dilakukan pada saat focus group discussion (FGD). Prinsip
pelaksanaan curah pendapat sama dengan diskusi kelompok, memerlukan pemimpin diskusi untuk
memancing satu masalah yang menarik untuk dibahas bersama dan menjadi kebutuhan masyarakat.
Curah pendapat bertujuan menciptakan suasana menyenangkan bagi peserta diskusi, dengan
menggembangkan daya kreatif untuk berpikir dan menggali pendapat masyarakat dengan
merangsang partisipasi semua peserta diskusi.
Keuntungan curah pendapat, yaitu dapat digunakan pada kelompok besar maupun kecil dengan
membangkitkan dan merangsang pendapat baru tanpa memberikan evaluasi atas pendapat yang
disampaikan, merangsang semua peserta untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat, dan tidak
menyita banyak waktu. Sedangkan kekuranga curah pendapat, yaitu sangat sulit membuat anggota
mengerti bahwa semua pendapatnya dapat diterima dan ada kecendrungan peserta mengadakan
evaluasi segera setelah pendapat diajukan, bahkan terkadang diskusi “ lepas kendali”, terutama bila
pemimpin diskusi atau fasilator kurang mampu mengarahkan.
4. Demonstrasi
Demonstasi merupakan cara penyampaian ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk mengevaluasi
perubahan psikomotor dengan memperlihatkan cara melaksanakan suatu tindakan atau prosedur
dengan alat peraga dan tanya jawab. Demosntasi biasanya dilakukan oleh perawat komunitas untuk
memberikan gambaran tentang prosedur atau langkah- langkah pelaksanaan terapi modalitas dan
terapi pelengkap (terapi alternative) di masyarakat.
Tujuan demonstasi adalah mengajarkan cara melaksanakan dan memperagakan satu teknik baru,
dengan menyakinkan masyarakat bahwa prosedur baru tersebut telah terbukti bermanfaat. Selain
itu, demonstrasi juga bertujuan meningkatkan minat belajar dengan mencoba sendiri prosedur yang
di demonstrasikan.
Keuntungan demonstrasi, yaitu lebih menyakinkan masyarakat karena dapat segera ditiru dan
dibuktikan, tiak sekedar memberikan berita yang didegar dan dibaca saja. Selain itu, peserta dapat
memperoleh kesempatan memperagakan kembali apa yang sudah di demonstrasikan. Kerungian,
demonstrasi memerlukan waktu dan biaya yang besar terkait pengadaan bahan atau alat peraga
yang diperlukan karena menggunakan bahan yang sesugguhnya.
Perbedaan utama keempat metode diatas terletak pada sasaran domain perubahan yan
ditimbulkan. Metode ceramah dan curah pendapat dilakukan dengan tujuan mengubah
pengetahuan (knowledge) masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu.diskusi kelompok bertujuan
mengubah sikap (attitude) masyarakat yang tidak mau menjadi mau. Sementara itu, demonstrasi
bertujuan mengubah tindakan (practice) masyrakat dari tidam mampu menjadi mampu melakukan
kegiatan kesehatan sesuai harapan.
Kegiatan promosi kesehatan di masyarakat dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan
masyarakat,seperti penyampaian pendidikan kesehatan melalui ceramah, diskusi, curah pendapat,
dan demonstrasi. Selain itu, kegiattan promosi kesehatan dapat dilakukan secara tidak langsung
(penyampaian pesan kepada masyarakat tanpa berhadapan langsung), yaitu menggunakan
perantara media cetak dan elektronik, seperti diskusi interaktif yang membahas masalah kesehatan
masyarakat melalui televise dan radio ataupun tulisan di majalah, koran, atau internet tentang
konsultasi dan tanya jawab kesehatan. Selain itu, promosi kesehatan juga dapat dilakukan dengan
melakukan pemasangan spanduk atau poster yang dipasang di pinggir jalan, puskesma, rumah sakit,
pasar, sekolah, atau tempat umum lain yang sering dilalui dan menjadi tempat pertemuan dan
berkumpul masyarakat. Semua kesehatan tersebut bertujuan mengubah perilku masyarakat kea rah
yang lebih baik dan bermanfaat bagi kesehatan.
2. Poster
Poster merupakan selembar kertas dalam bentuk gambar untuk mempengaruhi seseorang agar
tertarik pada pesan yang disampaikan. Poster dibuat dengan gambar dan warna yang merangsang,
dapat menerangkan pesan yang disampaikan secara jelas, dibuat tidak lebih dari 7 kata, dan dapat
dibaca dengan jarak 6 meter. Poster biasanya di pasang di tempat umum atau ditempat orang
banyak, seperti di halte, pasar, persimpangan jalan, rumah sakit, puskesmas ataupun sekolah. Poster
harus dapat menggungah emosi masyarakat yang melihatnya sehingga mudah mengubah perilaku
masyarakat. Poster memiliki ukuran 50x70 cm atau 35x50 cm.
3. Papan Tulis
Papan tulis biasanya digunakan oleh perawat komunitas saat melakukan pendidikan kesehatan di
tatanan sekolah. Papan tulis dapat digunakan berulang kali, untuk mengungkapkan berbagai macam
informasi yang akan disampaikan. Pemanfaatan papan tulis harus di letakkan sejajar dengan mata
sasara agar sasaran tidak menengadah atau terlalu menunduk. Papan tulis diletakkan pada tempat
yang mudah dilihat dan tidak terdapat pantulan sinar yang menganggu pandangan sasaran. Tulisan
yang ingin disampaikan harus jelas, singkat, dan mudah dibaca.
4. Lembar Balik
Lembar balik merupakan koleksi bagan yang disusun dalam urutan tertentu, dengan ukuran sama
dengan poster. Lembar balik dapat dibawah kemana- mana penulisan dan jumlah lembar balik
bergantung pada pesan yang ingin disampaikan dan waktu penyampaian. Urutan penyaji lembar
balik dapat diatur dengan tepat sesuai kebutuhan.
Leaflet, Poster dan Lembar balik juga majalah serta stiker merupakan media cetak, dengan fungsi
terutama memberi informasi kesehatan melalui gambar, kata- kata dan foto, menggunakan
kombinasi warna yang menarik. Media cetak tidak dapat menstimulasi efek suara dan gerak, biaya
murah, tidak memerlukan listrik, dan dapat dibawah kemana saja. Sedangkan media elektronik,
seperti televisi, OHP, dan VCD merupakan media bergerak, dapat dilihat dan di dengar. Media
elektronik lebih mudah memberi pemahaman ke masyarakat, dan mengikutsertakan semua panca
indra, lebih menarik karena terdapat gambar dan suara, dan jangkauan relatif lebih luas. Selain
faktor media, faktor individu subjek sasaran juga memengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan.
Faktor ini meliputi usia, tingkat pendidikan, kejayaan, dan adat istiadat yang terkadang menghambat
proses berubah, lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak memungkinkan perubahan perilaku,
kondisi fisik, dan psikologis sasaran, seperti ketajaman pengamatan, intelegensi, daya tangkap dan
motivasi (notoatmodjo,1993). Faktor pemberi pesan kesehatan atau petugas kesehatan juga
mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan. Faktor ini meliputi kurang persiapan dan
penguasaan materi yang akan disampaikan, bahasa yang disampaikan kurang dapat dimengerti,
penampilan kurang menyakinkan, suara terlalu kecil serta pemilihan tempat dan penetapan waktu
yang tidak sesuai dengan keinginan sasaran.