Anda di halaman 1dari 4

Teori Kependudukan

1. Pengertian Kependudukan
Demografi berasal dari kata Yunani demos – penduduk dan Grafien – tulisan atau
dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah,
persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut
berubah dari waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan
yang bersifat kualitatif.
Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang disebut Formal Demography –
Demography Formal) lebih banyak menggunakan hitungan-hitungan statistik dan
matematik. Tetapi Demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan
aspek-aspek kependudukan secara deskriptif analitik.
Sedangkan studi-studi kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan,
fenomena dan masalah-masalah penduduk dalam kaitannya dengan situasi sosial di
sekitarnya.
Ilmu kependudukan yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah lebih
menyerupai studi antar disiplin ilmu yang dipadu dengan analisis demografi yang
lazim diberi istilah Demografi Sosial.
Disiplin lain banyak berhubungan dengan demografi antara lain matematika, geografi,
sosilogi, ekonomi, kedokteran.

2. Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)


Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam “Essay
on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk
kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk
jauh lebih cepat dari bahan makanan. Teori Malthus menyebutkan bahwa
pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangakan pertumbuhan ketersediaan
pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana terdapat permasalahan
meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan ketersediaan
pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang kurang menguntungkan
jika kita kembali kepada teori Malthus.
Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan
jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut
deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung
lingkungan dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen
lingkungan alam tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi
kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung
tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin
banyak. Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan, agar
tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung
lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal
panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan
manusia antara lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan hawa
nafsu dan pantangan kawin), Possitive checks (bencana alam, wabah penyakit,
kejahatan dan peperangan).
Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan, yaitu :
a. Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan
akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa
bagian dari permukaan bumi.
b. Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan
makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk (deret ukur).

Menurut aliran ini pembatasan pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan 2


cara :

a. Preventif Checks (pengekangan diri), yang terdiri dari,


1) Moral restraint (pengekangan diri)
a) Mengekang nafsu seks
b) Tunda kawin
2) Vice atau Kejahatan (pengurangan kelahiran)
i. Pengguguran kandungan
ii. Homoseksual
b. Positive Checks (lewat proses kelahiran), yang terdiri dari,
1) Vice atau kejadian (pencabutan nyawa)
a) Bunuh anak-anak
b) Bunuh orang cacat
c) Bunuh orang tua
2) Misery (kemelaratan)
a) Epidemi
b) Bencana alam
c) Peperangan
d) Kekurangan makanan

Meskipun demikian teori mendapat berbagai kritik karena Malthus tidak


memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :

a. Kemajuan bidang transportasi yang dapat menghubungkan satu daerah dengan


daerah lain sehingga distribusi makana dapat berjalan
b. Kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian
c. Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah
d. fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi dan standar hidup penduduk
dinaikkan.

Bagi Malthus moral restraint merupakan pembatasan kelahiran yang paling penting,
sedangkan penggunaan alat kontrasepsi belum dapat diterimanya. Pendapat banyak
mendapat kriikan dari para ahli yang menimbulkan diskusi secara terus menerus.
Karena gagasan yang dicetuskan Malthus pada abad 18 dianggap aneh pada saat itu .
Malthus mengatakan bahwa dunia akan kehabisan sumber daya alam karena jumlah
penduduk yang terus meningkat, hal ini bagi mereka tidak dapat diterima oleh akal
sehat. Pada dunia baru seperti Amerika, Afrika, Autralia dan Asia dengan sumber
daya alam yang melimpah mereka berpendapat bahwa persediaan makanan tidak akan
habis. Sehingga preposisi yang diajukan oleh Malthus tersebut akhirnya
memunculkan beberapa kritik sebagai berikut :

a. Mathus terlalu menekankan terbatasnya persediaan tanah, tetapi ia tidak


menyangka akan ada keuntungan besar dari kemajuan transpor yang
dikombinaksikan dengan pembukaan tanah pertanian baru di Amerika Serikat,
Australia dan tempat-tempat lainnya. Karena dengan kemajuan-kemajuan
transportasi yang menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya sehingga
pendistribusian bahan makanan ke daerah-daerah yang kekurangan makanan
mudah dilaksanakan.
b. Dalam kondisi yang menguntungkan, hewan dan tanaman dapat meningkat
menurut deret ukur. Malthus tidak memperhitungkn bahwa teknologi juga dapat
maju dengan pesat. Dengan adanya peningkatan metode-metode pertanian
seperti penggunaan pupuk dan bibit unggul lebih banyak maka dapat menaikkan
produktivtas.
c. Malthus tidak memeprtimbangkan kontrol fertilitas bagi pasangan-pasangan
yang sudah menikah. Pada tahun 1822, Francis Place menganjurkan pembatasan
kelahiran setelah perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai