OLEH:
NATALIA PASOLON
A1J118013
KENDARI
2020
TIPE-TIPE MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
b. Organisasi belajar
Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan,
yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan
apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi
peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut..
Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling
tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. Peserta
didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan,
model, bagan, atau Power Point slides
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses penyelesaian masalah yang dilakukan.. Mandiri (keberanian) , Intergritas (cinta
kebenaran.
13. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray ( dua tinggal-dua tamu)
Model ini diajukan oleh Spencer Kagan (1992), dimana dalam model ini memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok
lainnya. Langkah-langkah pelaksanaannya antara lain :
a. Siswa bekerjasama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.
b. Setelah selesai maka dua orang dari masing-masing kelompok menjadi tamu kelompok
yang lain.
c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok membagikan hasil kerja dan informasi kepada
tamu.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan hasil
temuan mereka dan kelompok lainnya.
e. Kelompok mencocokkan dan membahasa hasil kerja mereka.
a. Engage (Libatkan)
Pada tahap ini kegiatan pokok pembelajaran bertumpu pada upaya bagaimana
meningkatkan minat siswa sambil menilai pemahaman awal siswa terhadap topik yang
dibahas, misalnya melalui suatu kegiatan apersepsi. Selama pengalaman pembelajaran
ini, siswa mula-mula dihadapkan pada tugas-tugas intruksional dan diberi kesempatan
melakukan identifikasi. Selama fase ini, siswa membuat hubungan antara pengalaman
belajar masa lalunya dengan pengalaman belajarnya sekarang. Pada fase ini siswa
diantarkan menuju materi yang akan dipelajarinya.
b. Explore (Eksplorasi)
Pada tahap ini kegiatan pokok pembelajaran adalah melibatkan siswa dalam
pokok bahasan atau topik pembelajaran, memberikan kesempatan kepada mereka untuk
membangun pemahamannya sendiri. Pada tahap ini, para siswa berkesempatan terlibat
secara langsung dengan fenomena yang diselidiki dan bahan-bahan kajian. Mereka
bekerja sama dalam suatu tim, lalu mengalami pengalaman bersama dengan saling
berbagi dan berkomunikasi tentang esensi pokok pembelajaran. Guru bertindak sebagai
fasilitator yang menyediakan bahan-bahan pembelajaran yang diperlukan dan
membantu siswa agar fokus dalam pembelajaran. Para siswa melaksanakan
pembelajaran aktif melalui pengajaran sains berbasis inkuiri (inquiry based-science).
Penekanannya adalah pada pengajuan pertanyaan setahap semi setahap oleh guru yang
harus dijawab oleh para siswa.
c. Explain (Jelaskan)
Pada tahap ini siswa diberi kesmpatan untuk mengkomunikasikan apa yang telah
dipelajarinya sejauh ini dan menjelaskan maksudnya. Pada tahap ini, para siswa
menjelaskan apa yang telah dipelajarinya dengan berkomunikasi dengan rekan-
rekannya, dengan fasilitator (guru) melalui suatu proses reflektif. Dengan kata lain,
setelah seorang siswa mencapai suatu pemahaman, mereka boleh membuat ringkasan
atau menjelaskan gagasan-gagasannya.
d. Extend (Kembangkan)
Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan barunya
dan secara berkesinambungan melakukan eksplorasi dan implikasi ini. Pada tahap ini,
para siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya, membuat jalinan
dengan konsep terkait lainnya, kemudian mengaplikasikan pemahamannya ini dalam
dunia nyata.
e. Evaluate (Evaluasi)
Pada tahap ini, baik siswa maupun guru menilai sejauh mana terjadi
pembelajaran dan pemahaman. Dalam hal ini, guru menilai sejauh mana para siswa
memperoleh pemahaman tentang konsep-konsep pokok bahan ajar dan memperoleh
pengetahuan baru. Evaluasi dan penilaian (asesmen) dapat berlangsung selama proses
pembelajaran.
20. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tea Party (Pesta Minum Teh)
Menurut Creswell dan Clark dalam Khamidiyah (2018:15) mengatakan Tea Party
adalah model pembelajaran kooperatif yang dilakukan peserta didik membentuk dua baris
saling berhadapan.Kemudian guru memberikan pertanyaan, peserta didik berdiskusi
dengan teman di depannya.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe tea party, siswa membentuk dua
lingkaran konsentris atau dua barisan di mana siswa saling berhadapan satu sama lain.
Guru mengajukan sebuah pertanyaan (pada bidang mata pelajaran apa saja) dan kemudian
siswa mendiskusikan jawabannya dengan siswa yang berhadapanan dengannya. Setelah
satu menit, baris terluar atau lingkaran terluar bergerak searah jarum jam sehingga akan
berhadapan dengan pasangan yang baru. Guru kemudian mengajukan pertanyaan kedua
untuk mereka diskusikan. Langkah-langkah seperti ini terus dilanjutkan hingga guru
selesai mengajukan 5 atau lebih pertanyaan untuk didiskusikan. Untuk sedikit variasi
dapat pula siswa diminta menuliskan pertanyaan-pertanyaan pada kartu-kartu untuk
catatan nanti bila diadakan tes.