Anda di halaman 1dari 33

Jakarta, Mei 2020

Penanganan Medis
COVID-19
Expert Team National Task Force for the Acceleration of COVID-19 Mitigation
PENDAHULUAN

adalah penyakit infeksi yang


disebabkan oleh Coronavirus Severe
Acute Respiratory Syndrome-CoV-2
(SARS-CoV-2).
● COVID-19 adalah nama penyakit
● SARS-CoV-2 adalah virus penyebabnya
COVID-19 di Indonesia

246.847 13.645
ODP Kasus positif 2.607
Kasus sembuh
29.690 959
PDP Kasus meninggal

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia- Gugus tugas, diperbarui 10 Mei 2020


Patogenesis

(A) Spike proteins (Protein S) pada permukaan virus mengikat reseptor ACE-2 di
permukaan sel target
(B) Transmembrane serine protease tipe 2 (TMPRSS2) menempel dan kemudian Rabi F, et al. SARS-CoV-2
and Coronavirus Disease
memotong reseptor ACE-2. Pada proses ini Protein S teraktivasi 2019: What We Know So Far.
(C) Reseptor ACE-2 yang terpotong dan Potein S yang aktif memfasilitasi virus Pathogens 2020, 9, 231;
doi:10.3390/pathogens903023
masuk ekspresi TMPRSS2 meningkatkan pengambilan sel oleh Coronavirus 1
Patogenesis Badai Sitokin

Shi, Y., Wang, Y., Shao, C. et al. COVID-19 infection: the perspectives on immune responses. Cell Death Differ (2020). https://doi.org/10.1038/s41418-020-0530-3
Transmisi

TIDAK LANGSUNG
§ Droplet  tumpah ke permukaan
LANGSUNG benda
§ Droplet  Percikan langsung § Kemudian kita menyentuh dengan
§ Jarak 1-2 meter dari orang yang tangan, tangan menyentuh wajah (mata,
batuk/bersin tanpa ditutup hidung, mulut) tanpa cuci tangan.
Diagnosis
§ Anamnesis
Gejala klinis
Riwayat perjalanan
Riwayat kontak dengan penderita COVID-19
Riwayat bekerja/berkunjung di area/tempat ada kasus
COVID-19
§ Pemeriksaan Fisis
§ Pemeriksaan Penunjang
Hematologi : Darah perifer lengkap dengan diff count
Radiologi (Foto toraks/CT scan toraks)
Pemeriksaan RT-PCR
Gejala Klinis
1. Demam *Masa inkubasi 2-9 hari dengan rata-rata 5 hari
2. Nyeri Kepala
3. Nyeri otot
4. Anosmia (gangguan penciuman)
5. Hipogeusia (penurunan pengecapan)
6. Nyeri tenggorokan
7. Batuk
8. Gangguan pernapasan (kesulitan bernapas)
9. Gangguan gastrointestinal

1.Chen N, Zhou M, Dong X, et al. Epidemiological and clinical characteriscs of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: A descrip ve study. Lancet.
2020;395(10223):507–513.
2.Huang C, Wang Y, Li X, et al. Clinical features of pa ents infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020;395(10223):497–506.
Pemeriksaan Penunjang

a) - Foto toraks : menunjukkan gambaran pneumonia.


- CT toraks : menunjukkan gambaran opasitas ground-glass (GGO)

b). RT-PCR (dari swab tenggorok ataupun aspirat saluran


napas bawah)
c). Darah perifer lengkap : dapat ditemukkan leukopenia/ normal, l
limfopenia.
d) Kimia darah lainnya : fungsi hepar, fungsi ginjal, darah,
prokalsitonin, asam laktat, dan lain-lain yang diperlukan (sesuai
indikasi)
Pemeriksaan RT-PCR
SARS-COV-2
Dari bahan :
- Swab tenggorok (nasofaringeal swab)

- Sputum

- BAL (bronchoalveolar lavage)


Pemeriksaan rutin saat pasien datang

a) Foto Toraks e) Analisis Gas Darah (Bila sesak)


b) Daraf Perifer Lengkap f) Asam laktat serum dan CRP
c) Kimia darah lainnya g) EKG (Pada pasien hipertensi dan takikardi)
- Fungsi Hepar
- Fungsi Ginjal h) Swab nasofaringeal
- Gula Darah Sewaktu i) Rapid Test Antibody (hanya untuk skrining,
- Elektrolit bukan untuk diagnosis)
d) Prokalsitonin (bila dicurigai i) CT Scan Toraks bila memungkinkan dapat
bakterialis) dilakukan bila terdapat keraguan pada
Rontgen Toraks.
Definisi Kasus
Pasien Dalam Pengawasan
Orang Dalam Pemantauan (ODP) (ODP)
● Orang yang mengalami demam • Orang demam (≥38°C) atau
(≥38 0C) atau riwayat demam; riwayat demam; disertai salah
atau gejala gangguan sistem satu gejala/tanda penyakit
pernapasan (batuk/sesak
pernapasan (pilek/sakit
nafas/sakit
tenggorokan/batuk) tenggorokan/pilek/pneumonia
● Dan pada foto toraks tidak ringan hingga berat)
ditemukan gambaran pneumonia • DAN pada foto toraks ditemukan
adanya gambaran pneumonia

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia. Maret 2020
Definisi Kasus
Orang Tanpa Gejala (OTG)
1. Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang positif
COVID- 19
2. Orang tanpa gejala merupakan kontak erat* dengan kasus positif
COVID-19
a. Petugas kesehatan di tempat perawatan kasus
*Kontak Erat : tanpa menggunakan APD sesuai standar.
Seseorang yang kontak fisik atau b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang
berada di 1 ruangan dalam jarak 1 sama dengan kasus positif dalam 14 hari terakhir
meter dengan kasus PDP/Positif c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter)
COVID-19 dengan segala jenis alat angkut/kendaraan
dalam 14 hari terakhir

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-
19 di Indonesia. Maret 2020
Definisi Kasus
Pasien Terkonfirmasi
• Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes
positif melalui pemeriksaan PCR.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia. Maret 2020
Derajat
Keparaha
n Gejala

Wu Z, et al. Characteristics of and Important


Lessons from The Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Outbreak in China : Summary of a
Report of 72314 Cases from The Chinese Center
for Disease Control and Prevention. JAMA. 2020
COVID-19 early warning score: a multi-parameter screening tool to identify highly suspected patients
doi: https://doi.org/10.1101/2020.03.05.20031906
Tatalaksana:
Pasien terkonfirmasi (positif) COVID-19
1. Tanpa Gejala
§Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
§Diberi edukasi apa yang harus dilakukan
(diberikan leaflet untuk dibawa ke rumah)
§Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)*
§Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
§Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
§Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
2. Gejala Ringan
§ Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
§ Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
§ Vitamin C, 3 x 1 tablet (untuk 14 hari)*
§ Klorokuin fosfat, 2x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin,1x 400 mg
(untuk 5 hari)
§ Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5 hari) dengan alternatif Levofloxacin 1x 750
mg (untuk 5 hari)
§ Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
§ Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU
Favipiravir (Avigan), 2 x 600mg (untuk 5 hari)
§ Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
3. Gejala Sedang
§ Rujuk ke Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet
§ Isolasi di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet selama 14 hari
§ Vitamin C diberikan 200-400 mg/ 8 jam dalam 100 cc NaCl 0.9 % habis dalam 1 jam
secara Intravena (IV) selama perawatan
§ Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg
(untuk 5 hari)
§ Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5-7 hari) dengan alternatif Levofloxacin 750 mg/ 24 jam
per IV atau oral (untuk 5-7 hari)
§ Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose 2x 1600 mg
hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5)
§ Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
4. Gejala Berat
§ Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
§ Diberikan obat-obatan rejimen COVID-19 :
ü Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg perhari (hari ke 1-3) dilanjutkan 2 x 250 mg
(hari ke 4-10) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg (untuk 5 hari)
ü Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 3 hari)

ü Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading


dose 2x 1600 mg hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5)
ü Vitamin C diberikan secara Intravena (IV) selama perawatan

§ Diberikan obat suportif lainnya


§ Pengobatan komorbid yang ada
§ Monitor yang ketat agar tidak jatuh ke gagal napas yang memerlukan
ventilator mekanik
Keterangan:
§ Untuk anak dosis harap disesuaikan
§ Vitamin C diberikan dengan dosis tertinggi sesuai dengan ketersediaan di
Faskes
§ Pemberian Azitromisin dan Klorokuin fosfat pada beberapa kasus dapat
menyebabkan QT interval yang memanjang
§ Untuk gejala ringan, bila terdapat komorbid terutama yang terkait jantung
sebaiknya pasien dirawat
§ Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan
pengobatan yang rutin dikonsumsi dan bila perlu dapat berkonsultasi ke Dokter
Spesialis Penyakit Dalam ATAU Dokter Spesialis Jantung
Keterangan:
*Pilihan Vitamin C :

Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
Tablet isap Vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
Multivitamin yang mengandung Vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari)
Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink
1. Tanpa Gejala

• ISOLASI MANDIRI DI RUMAH selama 14 hari


• Edukasi apa saja yang dilakukan selama isolasi
• Vitamin C, 3x 1 tablet
2. Gejala ringan

• ISOLASI MANDIRI DI RUMAH selama 14 hari


• Vitamin C, 3 x 1 tablet, serta obat-obat simtomatis
• Azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk 3 hari) kalau tidak ada
bisa pakai Levofloxacin 750 mg/24 jam (5 hari) sambil menunggu
hasil swab
Tatalaksana:
Pasien belum terkonfirmasi

3. Gejala SEDANG DAN BERAT

Semua PDP yg dirawat (gejala sedang dan berat)


diperlakukan sama dengan Kasus Terkonfirmasi
sampai terbukti bukan COVID-19
Pasien dinyatakan sembuh bila :
1. Klinis perbaikan
2. Swab tenggorok (PCR) 2 kali berturut-turut negatif dalam selang waktu 2
hari

Keterangan :
Bila ada komorbid yang belum stabil selama perawatan, maka pasien
dinyatakan sembuh, dapat dikeluarkan dari ruang isolasi dipindahkan ke
ruang non-isolasi
Pasien dipulangkan bila :

1. Sudah dinyatakan sembuh


2. Komorbid teratasi dan stabil
Pasien diberikan edukasi untuk isolasi diri di rumah selama 14 hari ke depan dan
diberikan leaflet yang berisi informasi tentang apa yang harus dilakukan selama di
rumah.

Keterangan :
§ Bila hasil swab pertama lebih dari 5 hari, pasien yang sudah stabil kondisi klinis dan
laboratorium membaik, dapat dipulangkan sambil menunggu hasil swab pertama dan
kedu, namun dianjurkan bila mungkin menunggu hasil swab follow-up pertama negatif.
§ Pastikan pasien yang dipulangkan dengan kondisi ini berada dibawah pengawasan
ketat dari Rumah Sakit yang merawat (tidak diserahkan ke Faskes lain) dan isolasi
dilanjutkan dirumah selama minimal 14 hari.
Karantina/Isolasi
diri
q Mereka yang dinyatakan positif
COVID-10
q Mereka yang memiliki gejala infeksi
saluran napas
q Mereka yang sehat namun merasa
ada kontak dengan orang positif
COVID-19
q Pasien sembuh dari COVID-19 yang
sudah dipulangkan dari Rumah Sakit
Perkembangan Terapi COVID-19

Saat ini belum ada terapi Beberapa pilihan terapi lain (Host Modifiers/Immune-
Based Therapy) :
spesifik untuk COVID-19 Ø Stem cell therapy
Ø Plasma convalescent therapy
Ø Inhibitor IL-6 (Tocilizumab, Sarilumab,
Siltuximab)
Terdapat beberapa opsi Ø Inhibitor IL-1 (Anakinra)
Ø Interferon
untuk terapi : Ø Human immunoglobulin
Ø Azitromisin Ø Janus kinase inhibitor (baricitinib)
Ø Klorokuin fosfat / Hidroksiklorokuin Ø Imunomodulator lainnya
Ø Antivirus :
Ø Oseltamivir
Ø Favipiravir
Ø Kombinasi lopinavir + ritonavir,
Ø Remdesivir

https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/therapeutic-options-under-investigation/
Daftar Pustaka:

1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit. Maret 2020.
2. Rabi F, et al. SARS-CoV-2 and Coronavirus Disease 2019: What We Know So Far. Pathogens 2020, 9, 231; doi:10.3390/pathogens9030231
3. Shi, Y., Wang, Y., Shao, C. et al. COVID-19 infection: the perspectives on immune responses. Cell Death Differ (2020). https://doi.org/10.1038/s41418-020-0530-3
4. Cascella M, Rajnik M, Cuomo A, et al. Features, Evaluation and Treatment Coronavirus (COVID-19) [Updated 2020 Apr 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2020 Jan
5. Chen N, Zhou M, Dong X, et al. Epidemiological and clinical characteriscs of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: A descrip ve study. Lancet.
2020;395(10223):507–513.
6. Huang C, Wang Y, Li X, et al. Clinical features of pa ents infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020;395(10223):497–506.
7. Wang W, Xu Y, Gao R, et al. Detection of SARS-CoV-2 in Different Types of Clinical Specimens. JAMA. Published online March 11, 2020. doi:10.1001/jama.2020.3786
8. Cong et al. COVID-19 early warning score: a multi-parameter screening tool to identify highly suspected patients. doi: https://doi.org/10.1101/2020.03.05.20031906
9. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Protokol Tatalaksana Pasien COVID-19. Jakarta 3 April 2020
10. PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Protokol Tatalaksana COVID-19. Ed1. April 2020.
11. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia. Maret 2020
12. WHO. Clinical Management of severe acute respiratory infection (SARI) when COVID-19 disease is suspected. Interim Guidance. 13 March 2020
13. WHO. Advice on the use of masks the community, during home care and in health care settings in the context of the novel coronavirus (2019-nCoV) outbreak.Interim
guidance 29 January 2020. Available from https://www.who.int/docs/default-source/documents/advice-on-the-use-of-masks-2019-ncov.pdf.
14. Ikatan Dokter Indonesia dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Petunjuk Pencegahan Penularan COVID-19 untuk Petugas Kesehatan. Maret 2020
15. Wang W, Xu Y, Gao R, et al. Detection of SARS-CoV-2 in Different Types of Clinical Specimens. JAMA. Published online March 11, 2020. doi:10.1001/jama.2020.3786
16. Siddiqi, Hasan K. et al. COVID-19 Illness in Native and Immunosuppressed States: A Clinical-Therapeutic Staging Proposal. The Journal of Heart and Lung Transplantation.
DOI10.1016/j.healun.2020.03.012
Terima kasih
“Bersatu Lawan Covid”

Anda mungkin juga menyukai