Anda di halaman 1dari 1

Laryngotomy ADALAH

“ Insisi ke dalam laring, biasanya dilakukan bila tracheotomy standar tidak bisa dilakukan.

Siapa yang Perlu Menjalani Laringektomi dan Hasil yang Diharapkan

Penyebab yang paling umum untuk melakukan laringektomi adalah kanker laring. Setiap
harinya, sekitar 13.000 pasien didiagnosis terkena kanker laring. Akan tetapi, hanya sekitar
3.000 pasien yang menjalani laringektomi. Secara histopatologi, jenis kanker laring yang
paling banyak ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa. Jenis kanker lainnya adalah
adenokarsinoma dan kondorsarkoma. Pengobatan yang diberikan akan ditentukan
berdasarkan beberapa faktor, namun dapat berupa operasi, terapi radiasi, atau kombinasi
keduanya.

Laringektomi merupakan prosedur radikal, biasanya dianjurkan bagi pasien kanker laring
yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan konservatif. Prosedur ini juga perlu
dilakukan jika kerusakan laring sudah sangat parah, sehingga tidak dapat berfungsi normal.
Lebih tepatnya, calon idealkandidat ideal untuk menjalani laringektomi adalah pasien kanker
laring stadium akhir, yang tulang rawannya telah hancur dan kanker telah menyebar ke
organ tubuh di depan laring.

Akan tetapi, prosedur ini juga dapat membantu pasien yang:

 Memiliki penyakit yang menyerang sendi aritenoid dan komisura posterior


 Mengalami circumferential involvement of submucosa, serta memiliki subglotis yang
memanjang dan memasuki tulang rawan krikoid

 Mengidap jenis kanker laring yang tidak umum, seperti adenokarsinoma, yang tidak
dapat diobati secara efektif dengan terapi radiasi. Dalam kasus seperti ini, laringektomi total
merupakan pilihan terbaik untuk menangani kanker

Indikasi lain untuk melakukan laringektomi adalah cedera traumatis parah pada leher,
misalnya karena luka tembak dan nekrosis radiasi pada laring, yang dapat terjadi setelah
terapi radiasi. Laringektomi juga dapat dipertimbangkan untuk mengobati tumor primer yang
tumbuh di organ sekitar laring, dan telah menyebar ke laring. Misalnya, tumor yang berasal
dari kelenjar tiroid dan lidah.

Setelah laringektomi dilakukan, pasien akan merasakan perubahan signifikan. Apabila


menjalani laringektomi total, maka hidung dan mulut pasien akan terpisah dari trakea dan
bagian saluran pernapasan lainnya. Maka dari itu, trakeostomi  akan dilakukan. Pada
trakeostomi, leher dilubangi untuk menyambungkan saluran udara, sehingga pasien dapat
bernapas melalui lubang ini. Untuk menggantikan suara, pasien dapat menggunakan implan
prostesis suara, alat eksternal bernama electrolarynx, dan sebagainya. Pasien juga
sebaiknya mengikuti rehabilitasi setelah laringektomi.

Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Laringektomi


Selain perubahan cara bernapas dan berbicara, laringektomi juga dapat menimbulkan
komplikasi akibat luka. Contohnya adalah infeksi luka, jahitan terlepas, dan terbentuknya
seroma. Fistula  pharyngocutaneous juga dapat terjadi pada pasien yang gizinya buruk atau
sebelumnya pernah menjalani terapi radiasi. Fistula yang kompleks perlu ditutup dengan
flap lokal. Sekitar 40% pasien dilaporkan mengalami stenosis stoma setelah laringektomi,
yang dapat diatasi dengan teknik stomatoplasty dan advancement flap.

Anda mungkin juga menyukai