Anda di halaman 1dari 10

116

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dibahas masing-masing tahapan proses Asuhan

Keperawatan Komunitas yang telah dilakukan pada Preklinik Keperawatan

Komunitas di Korong Taluk Sungai Laban Nagari Kurai Taji Timur yang

terdiri dari faktor keperawatan komunitas dilaksanakan pada tanggal 10

Februari sampai dengan 27 Februari 2020 berdasarkan Planning Of Action

( POA ) yang telah disusun bersama Kelompok Keperawatan komunitas dan

bersama Dosen Pembimbing Komunitas.

A. TAHAP PERSIAPAN

Praktek Keperawatan Komunitas bertujuan untuk membantu pelayanan

kesehatan di komunitas dan memberdayakan masyarakat (Community

Empowerment) dalam mengidentifikasi dan menanggulangi masalah

kesehatan yang ada di komunitas. Sebagai tahap awal untuk memulai

pelaksanaan praktek preklinik keperawatan di komunitas terdapat beberapa hal

yang telah dilakukan antara lain:

Persiapan surat menyurat dan pengurusan izin pemakaian lokasi

praktek mulai dari Puskesmas,Polindes, Kecamatan sampai pihak Nagari

Kurai Taji Timur tempat praktek preklinik keperawatan komunitas dilakukan.

Pada persiapan kegiatan ini didukung oleh adanya kerjasama yang baik

antara anggota kelompok, informasi, arahan dan bimbingan dari Pembimbing

Akademik, dana awal dari mahasiswa dan wilayah yang mudah dijangkau,

transportasi lancar, serta pihak Kecamatan, Puskesmas, Polindes, yang tidak


117

sulit dihubungi. Pada tahap ini mahasiswa menemukan daerah pinggiran

dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, masyarakat yang bersifat

heterogen, sebagian penduduk memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi,

dengan tingkat perekonomian menengah keatas dimana warga banyak bekerja

sebagai pegawai pemerintahan , wiraswasta dan petani.

Dalam hal ini mahasiswa mendapatkan dukungan dari Lintas Sektoral

seperti adanya dukungan penuh dari pihak Kecamatan serta Korong Setempat.

Mahasiswa juga mendapatkan dukungan dari pihak Puskesmas menyangkut

kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dan terprogram dari mahasiswa

maupun pihak Puskesmas Pauh Kambar.

Faktor penghambat yang didapat dilapangan adalah dikarenakan

kesibukan masyarakat dengan pekerjaan mereka sehingga kegiatan mahasiswa

harus disesuaikan dengan waktu luang masyarakat yang ada di daerah

tersebut. Selain itu keterbatasan alat yang digunakan oleh mahasiswa dengan

beberapa kelompok dan berbagai kegiatan dengan jadwal yang berbeda

membuat penyajian beberapa kegiatan kurang maksimal.

Faktor pendukung yang didapat mahasiswa di lapangan selama

melaksanakan program kegiatan adalah partisipasi dan antusias yang penuh

dari masyarakat Korong Taluk yang dapat dilihat dalam setiap kegiatan yang

diadakan oleh mahasiswa STIKes Piala Sakti Pariaman.

B. TAHAP PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana perawat

mengkaji klien untuk mengetahui status kesehatan klien dan kebutuhan klien

akan intervensi. Dalam keperawatan komunitas, kebutuhan klien sangat


118

banyak dan bervariasi yang mencakup Dimensi Biologis, Psikologis, dan

Sosial dalam Komunitas. Tahap pengkajian dapat menggunakan berbagai

model pendekatan keperawatan komunitas. Salah satunya yaitu Model

Pendekatan Keperawatan Komunitas menurut Neuman dalam Mc. Farlane dan

Anderson ( 2004 ) yaitu Model Komunitas sebagai Partner. Model ini

merupakan contoh lain dari pengkajian yang menunjukkan bahwa Perawat

dapat bekerjasama dengan Komunitas sebagai Partner.

Model ini menunjukkan perubahan dan perkembangan komunitas

melalui keterlibatan penuh dan pemberdayaan masyarakat. Fokus dari model

ini adalah roda pengkajian yang menunjukkan bahwa setiap orang merupakan

bagian dari komunitas sebagai inti ( core ) dalam komunitas tersebut yang

dapat dipengaruhi oleh 8 ( delapan ) sub sistem yaitu Lingkungan fisik,

Pelayanan kesehatan, Ekonomi, Keamanan dan Transportasi, Politik

pemerintahan, Komunikasi, Pendidikan dan Rekreasi.

Pada tahap pengkajian ini telah dilakukan kegiatan antara lain

penyebaran kuesioner sebanyak 115 kepala keluarga, sekaligus Observasi dan

Wawancara pada masyarakat di Korong Taluk pada tanggal 10 Februari 2020

sampai 27 Februari 2020. Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan dan

dianalisa serta dirumuskan masalah keperawatan dari tanggal 17 februari

sampai 23 Februari 2020. Kemudian rumusan masalah yang diperoleh

disepakati bersama dengan Mahasiswa Preklinik Komunitas tanggal 24

Februari 2020.

Proses pengkajian yang telah dilakukan pada masyarakat dapat

memberikan informasi tentang masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Hal


119

ini sesuai dengan pendapat Stanhope & Landcaster ( 2004 ) dimana pada saat

kita melakukan Pengkajian Komunitas perlu adanya persiapan serta bagaimana

kita melakukan pengkajian komunitas sehingga didapatkan suatu masalah.

Adapun faktor pendukung, Penghambat dan Rencana Tindak Lanjut yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung pada tahap ini adalah masyarakat berpartisipasi aktif

dalam memberikan informasi saat dilakukan wawancara. Selain itu adanya

dukungan dari Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama Korong Taluk. Pada

kesempatan ini mahasiswa juga mendapat dukungan dan kerjasama yang

baik dari Lintas Program ( Puskesmas ) dan Lintas Sektoral ( Kepala

Desa ).

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat pada tahap ini adalah sebagian besar penduduk bekerja

sebagai Buruh sehingga pada pagi hingga siang hari penduduk jarang

berada di rumah. Hal ini menyebabkan sulitnya warga ditemui pada pagi

dan siang hari sehingga data yang didapatkan hanya berasal dari anggota

keluarga yang berada di rumah saat pengkajian dilakukan. Namun

demikian, hal tersebut tidak menjadi hambatan yang berarti bagi kelompok

dalam melakukan pengkajian.

Berdasarkan hasil pengkajian kesehatan masyarakat di Korong

Taluk, mahasiswa dan masyarakat telah menemukan beberapa masalah

kesehatan yang terjadi antara lain:


120

1. Resiko penurunan status kesehatan lansia di Korong Taluak Nagari

Kurai Taji Timur Kecamatan Nan Sabaris berhubungan dengan

kurang pengetahuan dan rendah informasi lansia mengenai cara

mempertahankan status kesehatannya

2. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada anak sekolah di

Korong Taluk Nagari Kurai Taji Timur Kecamatan nan Sabaris

berhubungan dengan kurangnya pengawasan orangtua mengenai

derajat kesehatan anak.

3. Resiko peningkatan penularan penyakit akibat lingkungan yang tidak

sehat di Korong Taluak Nagari Kurai Taji Timur Kecamatan Nan

Sabaris berhubungan dengan rendahkan pengetahuan dan informasi

masyarakat dalam pengelolaan sampah/limbah serta kurangnya

motivasi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih

3. Rencana Tindak Lanjut

a. Pihak Korong Taluk diharapkan dapat bekerjasama dengan Tokoh

Masyarakat dan Tokoh Agama dalam mengatasi masalah kesehatan

yang ada di wilayah tersebut.

b. Puskesmas diharapkan lebih tanggap terhadap masalah kesehatan yang

ada di wilayah kerjanya, khususnya dalam hal Kesehatan Ibu dan Anak

serta Bayi dan Balita.

c. Kader Posyandu diharapkan mampu secara mandiri dan tanggap dalam

mengatasi masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan

masyarakatnya.
121

d. Korong diharapkan peka terhadap masalah kesehatan yang ada di

masyarakatnya.

C. TAHAP DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Komunitas merupakan suatu pernyataan

yang menggambarkan masalah kesehatan yang terjadi dalam suatu komunitas.

Diagnosa Keperawatan yang valid harus berdasarkan dari Pengkajian yang

telah dilakukan. Menurut Anderson & Farlane ( 2006 ), pembagian

dariDiagnosa Keperawatan yaitu : Diagnosa Keperawatan Aktual, yaitu

menggambarkan adanya masalah kesehatan yang dialami oleh klien;

Diagnosa Keperawatan Risiko Tinggi yaitu menggambarkan Potensial

berkembangnya masalah kesehatan disebabkan adanya faktor risiko yang ada;

dan Diagnosa Keperawatan Sejahtera ( wellness ), yaitu menggambarkan

keadaan klien yang berada pada level teratas atau sejahtera.

Dari masalah keperawatan yang ditemukan maka dapat dirumuskan

diagnosa keperawatan sebagai berikut:

1. Resiko penurunan status kesehatan lansia di Korong Taluak

Nagari Kurai Taji Timur Kecamatan Nan Sabaris

2. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada anak

sekolah di Korong Taluk Nagari Kurai Taji Timur Kecamatan nan

Sabaris

3. Resiko peningkatan penularan penyakit akibat lingkungan

yang tidak sehat di Korong Taluak Nagari Kurai Taji Timur

Kecamatan Nan Sabaris


122

Dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan diatas,

diimplementasikan 1 diagnosa keperawatan prioritas utama yaitu:

1) Penyuluhan kesehatan pada lansia

Untuk ke tiga diagnosa di atas ada beberapa faktor pendukung, penghambat,

dan rencana tidak lanjut.Adapun faktor pendukung, penghambat, dan

rencana tindak lanjut yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

Pada tahap ini masyarakat berpartisipasi aktif dalam memberikan

informasi kesehatannya sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan

yang ada serta adanya dukungan dari masyarakat sekitar, Korong Taluk,

wali korong, dan tokoh masyarakat maupun tokoh agama beserta Bidan

Desa, di Korong Taluk Nagari Kurai Taji Timur Kecamatan Nan Sabaris.

2. Faktor Penghambat

Dalam merumuskan masalah keperawatan, mahasiswa tidak menemukan

hambatan yang berarti. Hal ini disebabkan oleh adanya kerja sama yang

baik antara mahasiswa dan masyarakat di Korong Taluk Sungai Laban

Nagari Kurai Taji Timur.

3. Rencana Tindak Lanjut

a. Pihak Kecamatan diharapkan dapat memfasilitasi setiap kegiatan

yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di

Korong Taluk.

b. Pihak Puskesmas diharapkan sebagai pemberi pelayanan kesehatan

agar dapat lebih tanggap dalam memberikan pelayanan dan


123

penyuluhan kesehatan kepada masyarakat sehingga derajat

kesehatan masyarakat yang optimal tercapai.

c. Pihak Korong serta perangkatnya mampu bekerjasama dalam

menjaga kesehatan dan tanggap terhadap masalah kesehatan yang

terjadi di lingkungannya.

D. TAHAP PERENCANAAN

Setelah dirumuskan Diagnosa Keperawatan Komunitas yang ditemukan

pada masyarakat di Korong Taluk, maka dilanjutkan dengan kegiatan

menyusun Rencana atau Intervensi Keperawatan Komunitas mulai dari

Memprioritaskan Masalah, Menetapkan Tujuan dan Rencana Intervensi.

Penyusunan Intervensi bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada

tersebut bersama masyarakat Korong Taluk dimana mahasiswa merencanakan

beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan yang

ditemukan.

Rencana kegiatan keperawatan komunitas dalam bentuk Planning Of

Action ( POA ) disusun bersama-sama MahasiswaPreklinik , beserta Dosen

Pembimbing.

Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dan diintervensi

oleh mahasiswa Praktek Preklinik Keperawatan Komunitas perlu adanya

penyusunan rencana yang matang seperti merancang kegiatan yang akan

dilakukan, Strategi yang digunakan, Sasaran dan Target Intervensi serta

peralatan yang dibutuhkan. Ada beberapa Strategi Intervensi Keperawatan

Komunitas, yaitu pendidikan kesehatan, proses kelompok, kerja sama Lintas

Program dan Lintas Sektoral, pemberdayaan masyarakat ( empowerment ),


124

dan Intervensi Profesional Keperawatan ( Mc. Farlane & Anderson, 2004 ).

Penyusunan Rencana Intervensi berdasarkan pada prinsip intervensi dalam

model pendekatan keperawatan komunitas menurut Neuman yaitu

memperkuat garis pertahanan diri melalui 3 ( tiga ) level Preventif yaitu

Primer, Sekunder dan Tersier ( Mc. Farlane & Anderson, 2004 ).

Adapun Faktor Pendukung, Penghambat, dan Rencana Tindak Lanjut

yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam pelaksanaan intervensi adalah masyarakat

menyadari bahwa masalah kesehatan yang ditemukan harus diatasi

segera dengan melibatkan mahasiswa sebagai fasilitator untuk kegiatan-

kegiatan yang telah disepakati bersama berdasarkan prioritas masalah.

Selain itu, adanya kerjasama yang baik dengan Lintas Program ( Dinas

Kesehatan, Puskesmas ) dan lintas sektoral (wali nagari) yang

mendukung dalam pelaksanaan kegiatan di masyarakat Korong Taluk.

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat yang ditemukan oleh mahasiswa dalam pelaksanaan

kegiatan yaitu kesibukan yang berbeda-beda dari masing-masing

keluarga sehingga membuat pelaksanaan kegiatan terkadang menjadi

terlambat dari waktu yang telah direncanakan. Hal tersebut dapat

diantisipasi oleh mahasiswa dengan merencanakan kegiatan lebih awal

dari jadwal yang direncanakan dan dilakukan pada waktu senggang.

3. Rencana Tindak Lanjut


125

a. Pihak Kecamatan diharapkan dapat mendukung dalam setiap kegiatan

yang dilakukan oleh mahasiswa Praktek Preklinik Keperawatan

Komunitas dan Tenaga Kesehatan yang ada di wilayah Korong Taluk

Nagari Kurai Taji Timur.

b. Pihak Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan diharapkan

lebih memperhatikan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat agar

masalah kesehatan yang ada dapat diatasi dengan segera.

c. Pihak Korong mampu bekerjasama dalam mempertahankan status

kesehatan masyarakat yang optimal dan tanggap terhadap masalah

kesehatan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai