SEMESTER II
Setelah Indonesia meerdeka, Indonesia masih harus menghadapi Belanda yang hendak
merebut kembali kekuasaannya di Indonesia. Akibatya, terjadilah konflik antara Indonesia
dengan Belanda.
Dengan demikian, tiga syarat perbentukan suatu negara telah terpenuhi di Indonesia, yaitu
adanya wilayah, penduduk, dan pemerintahan. Oleh sebab itu, seluruh elemen bangsa Indonesia
berusaha mempertahankan negara Indonesia yang telah berdiri sah. Hal tersebut menjadi
penyebab konflik Indonesia-Belanda setelah proklamasi kemerdekaan dari sisi bangsa
Indonesia.
2. Perjuangan Bersenjata
Surabaya merupakan kota Pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling hebat
selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi lambang perlawanan
nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan
pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30
Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internasional di Jembatan
Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat meninggalnya Brigjen Mallaby,
Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara
resmi rakyat Surabaya, yang diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya
pada tanggal 10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri
dengan senjata-senjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, dan udara.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu, Bung Tomo memimpin rakyat
dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran berlangsung selama tiga
minggu. Akibat pertempuran tersebut, banyak sekali rakyat Surabaya yang gugur. Pengaruh
pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan Internasional, bahkan masuk dalam agenda
sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13 Februari 1946.