Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN KOGNITIF

LANSIA DAN CARA MEMPERBAIKI ATAU MEMPERTAHANKAN


KOGNITIF LANSIA

RESUME

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : H. Wasludin, SKM, M.Kes

Di Susun Oleh :

SITTI LESTARI YULIANTI (P27901118088)

Register/Semester : 3B/D3 Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TANGERANG

2020
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gangguan Kognitif Lansia
Perubahan Kognitif pada lansia dapat diketahui dari beberapa fungsinya yaitu :
1. Memori atau daya ingat, yaitu menurunnya daya ingat yang merupakan salah
satu fungsi kognitif. Ingatan jangka panjang tidak terlalu mangalami
perubahan, namun untuk ingatan jangka pendek mengalami penurunan.
2. IQ, salah satu fungsi intelektual yang dapat mengalami penurunan dalam hal
mengingat, menyelesaikan masalah, kecepatan respon juga tidak fokus.
Simak aspek perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal.
3. Kemampuan belajar juga bisa menurun, karena menurunnya beberapa fungsi
organ tubuh. Hal ini mengapa banyak dianjurkan lansia banyak berlatih dan
terapi dalam meningkatkan kemampuan belajar walau butuh waktu.
4. Kemampuan pemahaman juga pada lansia bisa menurun, hal ini yang
menjadi salah satu Perubahan Kognitif pada lansia yang mulai menurun.
Seperti fokus dan daya ingat yang mulai mengendur.
5. Sulit memecahkan masalah, dalam hal memecahkan masalah, lansia juga
agak sukar untuk melakukan hal tersebut. Hal ini dikarenakan sistem fungsi
organ yang menurun sesuai dengan usia. Contoh metode penelitian dalam
psikologi kognitif yang digunakan.
6. Pengambilan keputusan juga begitu lambat, karena secara kognitif peranan
yang mulai menurun dan berkurang.
7. Perubahan motivasi dalam diri, yang baik itu motivasi yang kognitif dan
afektif dalam memperoleh suatu yang cukup besar. Namun motivasi tersebut
seringnya kurang memperoleh dukungan karena kondisi fisik dan juga
psikologis.
B. Cara Memperbaiki atau Mempertahankan Kognitif Lansia
1. Untuk mengimbangi penurunan fluid intelligence, berikan lansia lebih
banyak kesempatan untuk mengolah dan bereaksi terhadap informasi dan
melihat hubungan antar konsep. Penelitian telah menunjukkan bahwa lansia
dapat mempelajari apapun jika informasi yang baru dikaitkan dengan konsep
yang sudah dikenal dan berasal dari pengalaman masa lalu yang relevan.
Saat mengajar, hindari pemberian daftar panjang dengan cara membagi
sederatan petunjuk untuk tindakan menjadi pesan yang singkat, punya ciri
khas, langkah demi langkah dan kemudian tunggu respons setelah setiap
pesan pendek. Contoh, jika anda ingin memberi petunjuk tentang cara
penggunaan menu yang berbeda bergantung pada tingkat kegiatan, jangan
berkata, “Gunakan menu A jika anda tidak aktif: gunakan menu B jika cukup
aktif: gunakan menu C jika anda sangat aktif,” anda dapat berkata, “anda
sebaiknya menggunakan menu A jika anda tidak aktif.” Kemudian tunggu
respons peserta didik, “Itukah yang sebaiknya saya makan jika saya tidak
sangat aktif?” dan kemudian lanjutkan dengan tanggapan, “Betul. Dan jika
anda cukup aktif, anda sebaiknya…”
2. Waspadalah terhadap efek obat-obatan dan tingkat energy pada konsentrasi,
kewaspadaan, dan koordinasi. Cobalah menjadwalkan sesi-sesi pengajaran
sebelum atau jauh sesudah obat diminum dan saat orang itu beristirahat.
Contoh, pasien yang baru saja kembali dari terapi fisik, atau prosedur
diagnostic kemungkinan akan terlalu letih untuk memperhatikan
pembelajaran.
3. Pastikan untuk menanyakan apa yang sudah diketahui orang itu tentang
permasalahan atau teknik perawatan kesehatan sebelum menjelaskannya.
Pengulangan untuk menguatkan pembelajaran adalah satu hal; mengulangi
informasi yang sudah diketahui mungkin terlihat merendahkan orang.
4. Meyakinkan lansia tentang kegunaan dari apa yang sedang anda ajarkan
hanyalah setengah dari perjuangan untuk memotivasi mereka. Anda
mungkin juga harus meyakinkan mereka bahwa informasi atau teknik yang
sedang anda ajarkan memang benar. Segala sesuatu yang benar-benar asing
atau yang mengacaukan kebiasaan yang sudah menetap mungkin jauh lebih
sulit dipelajari mereka. Dengan melambatnya persepsi, pikiran lebih sulit
menerima cara yang baru dibandingkan dengan pikiran orang yang lebih
muda. Kenali kebiasaan dan kepercayaan kesehatan lansia sebelum mencoba
mengubah cara mereka atau mengajarkan sesuatu yang baru. Contoh, banyak
lansia yang ketika kecilnya diajarkan bahwa buang air besar perlu dilakukan
setiap hari untuk mencegah konstipasi. Anda perlu mengetahui hal ini
sebelum mengajar mereka untuk mengubah ketergantungan mereka terhadap
pemakaian obat pencahar.
5. Jaga agar sesi pengajaran tetap singkat karena rentang perhatian yang
memendek memerlukan penjadwalan serangkaian sesi untuk memberikan
cukup waktu bagi pembelajaran. Selain itu, jika materinya relevan dan
berfokus di sini dan sekarang, lansia kemungkinan lebih memperhatikan
informasi yang sedang disajikan.
6. Ingatlah bahwa proses konseptualisasi dan kemampuan untuk berfikir secara
abstrak menjadi semakin sulit karena penuaan. Tutup setiap sesi pengajaran
dengan memberikan rangkuman informasi yang disajikan dan luangkan
waktu untuk Tanya-jawab guna memperbaiki semua kesalahpahaman.
DAFTAR PUSTAKA

Bastable, S. B. (2002). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip Prinsip Pengajaran Dan


Pembelajaran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sabarini, R. (2019). Perubahan Kognitif Pada Lansia. Retrieved September 15 , 2020,


from dosenpsikologi.com: https://dosenpsikologi.com/perubahan-kognitif-pada-
lansia

Anda mungkin juga menyukai