Abstrak: Generasi Z mendominasi di perguruan tinggi dan memiliki karakteristik yang unik yaitu
cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat
pembelajaran untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas era revolusi industri 4.0.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik mahasiswa generasi Z (2) menganalisis
pengaruh gaya belajar terhadap prestasi mahasiswa generasi Z. Responden pada penelitian ini adalah
mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB angkatan 52-55. Metode
pengambilan sampel yaitu Nonprobability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Alat analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif dan SEM-PLS menggunakan Smart Pls 3.0. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik responden merupakan bagian dari generasi Z berusia 18-22 tahun
dan gaya belajar auditori memengaruhi prestasi secara signifikan.
Abstract: Generation Z which known to have a unique characteristic as able to quickly adapt to rapid technolog-
ical advancement, currently dominates the population of university students. University is one place of learning
to prepare people to be qualified human resources in the industrial revolution era 4.0. This study aims to (1) find
out the characteristics of Generation Z students, (2) analyze the effect of learning styles on Generation Z student
achievement. The respondents of this study were batch 52-55 students of Management Department FEM IPB. The
sampling method used in this study was nonprobability purposive sampling. The analytical tool used in this study
were descriptive analysis and SEM-PLS using Smart PLS 3.0. The result shows that respondents’ characteristics
were part of Generation Z aged 18-22 years and auditory learning style significantly affected student achievement.
pada tahun 1995-2010. Generasi Z telah dipengaruhi tinggi standar internasional di bidang manajemen
oleh teknologi inovasi yaitu ponsel pintar, internet yang berkualitas tinggi menghasilkan lulusan dengan
dengan kecepatan yang tinggi, situs media sosial, kompetensi manajemen unggul dilengkapi dengan
belanja online, buku elektronik dan lainnya yang keterampilan komunkasi, berorganisasi, komputasi,
saling terhubung di kehidupan sehari-hari. Menurut dan kewirausahaan. Untuk mengetahui capaian
Mardiana (2011) dalam Elizabeth (2015) Generasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama proses
Z atau digital native menganggap bahwa teknologi pembelajaran, maka dapat dilihat pada pencapaian
digital sebagai bagian dari kehidupan yang tidak indeks prestasi kumulatif (IPK) dan pecapaian
terpisahkan. Terkait perilaku generasi Z tersebut, perlombaan yang di ikuti oleh mahasiswa. Indeks
tentunya lembaga pendidikan menyadari bahwa prestasi kumulatif merupakan salah satu tolak ukur
saat ini dihadapkan dengan generasi berbeda dari keberhasilan perguruan tinggi dalam meningkatkan
sebelumnya. Dengan demikian perlu adanya perhatian sumberdaya manusia dalam hal ini adalah mahasiswa
khusus dalam menghadapi generasi Z ini sehingga aktif Departemen Manajemen angkatan 52-55. Berikut
dapat meningkatkan potensi-potensi dan membawa rataan IPK mahasiswa Departemen Manajemen dari
ke arah yang lebih positif. tahun ajaran 2015/2016 sampai dengan tahun ajaran
Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat 2018/2019 pada Gambar 1.
pembelajaran untuk mempersiapkan sumberdaya
3.4
manusia berkualitas era revolusi industri 4.0 di 3.1 3.17 3.18 3.19 3.14
Indonesia. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa 2.8
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk 2.5
9
01
01
01
01
/2
/2
/2
/2
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
15
16
17
18
20
20
20
20
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak Gambar 1. Grafik Data Rataan IPK Tahun Ajaran
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya 2015/2016-2018/2019
dan masyarakat”. Hubungan revolusi industri 4.0 erat
Berdasarkan Gambar 1 rataan indeks prestasi
kaitannya dengan dunia pendidikan yaitu mengikuti
kumulatif mahasiswa Departemen Manajemen
perkembangan teknologi dengan memanfaatkan
berada pada angka 3.00 tahun ajaran 2015/2016
teknologi dan informasi sebagai fasilitas untuk
sampai dengan 2018/2019. Namun pada tahun ajaran
memperlancar proses pembelajaran. Menurut
2017/2018 sampai dengan 2018/2019 mengalami
Lifter dan Tschiener (2013) dalam Kemenristekdikti
penurunan. Meskipun tidak mengalami penurunan
(2018) prinsip dasar revolusi industri 4.0 adalah
yang signifikan, namun hal ini menujukkan bahwa
menggabungkan mesin, alur kerja, dan sistem
prestasi mahasiswa Departemen Manajemen
dengan menerapkan jaringan cerdas sepanjang rantai
berdasarkan hasil capaian IPK masih termasuk
dan proses produksi untuk mengendalikan satu
dalam kategori baik yang berada pada rentang IPK
sama lain secara mandiri. Perguruan tinggi harus
>3.00 (Kemenristekdikti 2017). Selain mengetahui
mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dan
rataan IPK mahasiswa Departemen Manajemen,
bertahan di era revolusi industri 4.0 dimana sistem
perlu mengetahui rataan IPK <3.00 pada tahun ajaran
pendidikan di perguruan tinggi perlu dievaluasi
2015/2016 sampai dengan 2017/2018. Berikut rataan
dan mencerminkan kurikulum yang sesuai dengan
IPK <3.00 pada Gambar 2.
revolusi industri 4.0.
Program Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi 2.68
2.67
dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) 2.66 2.66
2.64
didirikan pada tahun 2000. Departemen Manajemen 2.63
2.62 2.62
memiliki empat bidang peminatan yaitu divisi 2.6
manajemen sumberdaya manusia, divisi manajemen
6
9
01
01
01
01
/2
/2
/2
15
16
17
18
20
20
20
20
Arts and
Bogor.
5.94% - - 5.94%
2015 101 Culture
reponden yakni memiliki IPK kurang dari 3.00. prioritas pada jalur tersebut. Sebanyak 10 mahasiswa
Metode analisis data yang digunakan dalam Departemen Manajemen menerima beasiswa dengan
penelitian ini adalah analisis deskriptif, SEM-PLS. persentase 17.2% sedangkan yang tidak menerima
Analisis deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan beasiswa sebanyak 48 mahasiswa dengan persentase
atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti 82.8%. sebanyak 42 orang dengan persentase 72.4%
melalui data sampel atau populasi sebagaimana mahasiswa aktif dalam berorganisasi sedangkan
adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat sebanyak 16 orang dengan persentase 27.6% mahasiswa
kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono tidak aktif berorganisasi. Selanjutnya dilakukan
2011). Penelitian ini akan menggunakan penilaian tabulasi silang pada beberapa karakteristik. Berikut
persepsi melalui 4 skala likert dengan rentang nilai tabulasi silang antara karakteristik IPK dan keaktifan
sebagai berikut. organisasi.
Tabel 2. Tabel 3.
Rentang Skala Tabulasi Silang IPK dan Organisasi
Rentang Skala Jawaban Pertanyaan Aktif Tidak Aktif
IPK Total
1.00 < x ≤ 1.75 Sangat Tidak Setuju Organisasi Organisasi
1.75< x ≤2.50 Tidak Setuju < 2.00 2 2 4
2.50< x ≤3.25 Setuju > 2.00 - 2.50 7 7 11
3.25< x ≤4.00 Sangat Setuju > 2.50 - 3.00 33 7 40
Total 42 16 58
Analisis SEM-PLS menggunakan dua evaluasi
yakni evaluasi outer model dan inner model. Evaluasi Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa
outer model reflektif dilakukan pada first order. mayoritas mahasiswa berperan aktif mengikuti
Evaluasi berdasarkan tiga criteria yaitu convergent organisasi sebanyak 42 orang sedangkan yang tidak
validity, discriminant validity, dan composite reliability, aktif mengikuti organisasi sebanyak 16. Mayoritas
sedangkan pengujian inner model ada dua kriteria mahasiwa yang aktif dalam organisasi yaitu dengan
yaitu R-square pada konstruk first order untuk IPK > 2.50-3.00 berjumlah 40 orang. Data tersebut
mengidentifikasi kategori model dan path coefficient menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa aktif dalam
untuk pengujian hipotesis (Ghozaly, 2014). Metode berorganisasi, dengan aktif berorganisasi diharapkan
SEM-PLS terdiri dari dua jenis variabel yakni variabel mampu meningkatkan kemampuan komunikasi dan
laten dan variabel manifes. Variabel laten biasa disebut kerjasama dengan baik. Selanjutnya dilakukan tabulasi
inner model dan variabel manifes biasa disebut outer silang antara IPK dan jalur masuk. Tabulasi IPK dan
model. jalur masuk dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabulasi Silang IPK dan Jalur Masuk
Karakteristik responden Prestasi
Beasiswa Internasional/
Responden dalam penelitian ini sebanyak 58 IPK Utusan Hafidz/ SNMPTN SBMPTN UTMI Total
orang yang berasal dari mahasiswa aktif Departemen Daerah Ketua Osis/
Lainnya
Manajemen angkatan 52-55. Berdasarkan responden
< 2.00 1 0 2 0 1 4
yang mengisi kuesioner maka diketahui bahwa
>2.00–2.50 2 0 4 6 2 14
mahasiswa yang memiliki IPK kurang dari 3.00 >2.50–3.00 4 3 26 14 3 40
angkatan 52-55 didominasi oleh laki-laki sebanyak Total 7 3 22 20 6 58
40 orang dengan persentase 69%, sedangkan
perempuan sebanyak 18 orang dengan persentase Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa
31%. Berdasarkan usia mahasiswa Departemen mahasiswa dengan IPK kurang dari 3.00 didominasi
Manajemen angkatan 52-55 berusia 19 tahun dengan oleh mahasiswa dengan jalur masuk SNMPTN
persentase 39.7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 22 orang dan SBMPTN sebanyak 20 orang.
mahasiswa Departemen Manajemen tergolong dalam Selanjutnya jalur masuk beasiswa utusan daerah
generasi Z atau net generation. Jalur penerimaan sebanyak 7 orang, UTMI sebanyak 6 orang dan jalur
mahasiswa IPB didominasi melalui jalur undangan masuk Prestasi Internasional/ Hafidz/ Ketua Osis
tanpa tes (SNMPTN) dikarenakan IPB memberikan sebanyak 3 orang.
Persepsi Mahasiswa Generasi Z terhadap Gaya rapi dan teratur. Individu yang memiliki gaya belajar
Belajar visual cenderung memperhatikan hal-hal secara
Mahasiswa Departemen Manajemen FEM IPB detail dan mengandalkan penglihatan. Mahasiswa
memiliki persepsi mengenai variabel gaya belajar. setuju bahwa mengingat pelajaran cenderung lebih
Gaya belajar pada penelitian terbagi menjadi tiga mudah dengan cara melihat dan mudah mengingat
indikator yaitu gaya belajar visual, gaya belajar materi kuliah dengan cara menghubungkan segala
auditori, dan gaya belajar kinestetik. Masing-masing sesuatu yang dilihat di lapangan. Hal ini menunjukkan
indikator memiliki pernyataan dengan nilai yang bahwa mahasiswa generasi Z saat ini mudah
berbeda-beda. Berikut hasil analisis deskriptif persepsi menerima pelajaran dengan cara melihat gambar,
mahasiswa generasi Z terhadap gaya belajar visual, bentuk, pola, huruf, dan angka. Mata kuliah yang
auditori, dan kinestetik.
diselingi dengan video, slide powerpoint, dan grafik
merupakan salah satu solusi untuk mahasiswa yang
Persepsi Mahasiswa terhadap Gaya Belajar Visual
memiliki gaya belajar visual untuk lebih mudah
Gaya belajar visual adalah suatu bentuk gaya
menyerap materi selama perkuliahan berlangsung.
belajar dengan cara melihat, memandang suatu obyek
Mahasiswa setuju bahwa dalam segala hal adalah
yang dipelajari. Orang yang memiliki gaya belajar
pengatur dan perencana jangka panjang yang baik,
visual senang dengan melihat ilustrasi, gambar,
sehingga dalam melakukan segala hal sesuai dengan
bentuk dan sangat mudah menyerap informasi dengan
yang telah direncanakan. Mahasiswa yang memiliki
melihat. Hasil analisis deskriptif, persepsi mahasiswa
generasi Z terhadap gaya belajar dapat dilihat pada gaya belajar visual ketika diberikan penugasan oleh
Tabel 5. dosen secara lisan sering tidak paham, sehingga
meminta bantuan kepada teman untuk mengulangi
Tabel 5. penjelasan dari dosen. Mahasiswa tidak setuju bahwa
Persepsi Mahasiswa Terhadap Gaya Belajar Visual saat membaca referensi (buku, artikel, jurnal, materi
No Pernyataan Rataan Keterangan perkuliahan) dengan cepat dan tekun, Selain itu
1 Selalu ingin tampak rapi dan teratur dalam hal 3.37 Sangat Setuju mahasiswa sering menulis dibuku catatan ketika dosen
berpakaian maupun presentasi
menjelaskan materi sehingga memudahkan untuk
2 Ketika berbicara, cenderung berbicara dengan 2.68 Setuju
nada yang cepat mengingat kembali materi perkuliahan, namun tidak
3 Perencana dan pengatur jangka panjang yang 2.84 Setuju setuju dengan rataan 1.87 ketika kelas sedang gaduh
baik dalam segala hal
mahasiswa dapat berkonsentrasi dengan apa yang
4 Saat belajar, cenderung mengingat dengan cara 2.79 Setuju
melihat daripada mendengar dipelajari. Mahasiswa lebih menyukai suasana yang
5 Suka mengingat materi kuliah dengan cara 3.01 Setuju tenang sehingga dapat berkonsentrasi dan menerima
menghubungkan segala sesuatu di lapangan
materi perkuliahan dengan baik.
6 Ketika suasana kelas/sekitar sedang gaduh, 1.87 Tidak Setuju
masih dapat berkonsentrasi dengan apa yang
sedang dipelajari Persepsi Mahasiswa terhadap Gaya Belajar Auditori
7 Ketika dosen menjelaskan penugasan secara 2.82 Setuju
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar
lisan, sering tidak paham dan meminta bantuan
teman untuk mengulanginya dengan cara mengandalkan pendengaran untuk
8 Terbiasa membaca referensi (buku, artikel, jurnal, 2.00 Tidak Setuju menerima informasi dan mengingat materi kuliah.
materi perkuliahan) dengan cepat dan tekun
Berikut persepsi mahasiswa generasi Z terhadap gaya
9 Sering mencoret-coret tanpa arti di buku catatan 2.63 Setuju
saat dosen menjelaskan
belajar pada Tabel 6.
10 Sering mencatat di buku catatan/kertas saat 2.65 Setuju
dosen menjelaskan Tabel 6.
11 Mudah memahami slide powerpoint (tabel/ 2.51 Setuju Persepsi Mahasiswa Terhadap Gaya Belajar Auditori
diagram) dari pada mendengarkan penjelasan
No Pernyataan Rataan Skor Keterangan
dosen
1 Saat kelas sedang gaduh, tidak bisa 2.96 Setuju
Total 2.65 Setuju
berkonsentrasi
Mahasiswa sangat setuju dengan rataan 3.37 dalam 4 Lebih mudah memahami materi kuliah saat 2.87 Setuju
dosen menjelaskan dengan intonasi yang keras
hal berpakaian dan presentasi selalu ingin tampak
PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 2 Oktober 2019 89
Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...
pendengaran untuk memahami dan mengingat materi permainan/ice breaking yang dilakukan oleh
dosen
pelajaran. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar
Total 3.01 Setuju
auditori setuju ketika membaca referensi (buku,
artikel, jurnal, materi perkuliahan) mengikuti kalimat Berdasarkan Tabel 7 diketahui mahasiswa
dengan menggerakkan bibir dan membacanya dengan yang memiliki gaya belajar kinestetik sangat setuju
suara keras untuk mempermudah memahami materi dengan rataan 3.53 merasa bosan ketika berdiam
perkuliahan. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar diri di dalam kelas dalam waktu lama. Individu
auditori setuju lebih suka presentasi, berdiskusi, yang memiliki gaya belajar kinestetik mengharuskan
berbicara, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang dirinya untuk melakukan banyak pergerakan tubuh
dan lebih mudah memahami apa yang dipelajari
lebar, lancar dan tidak gugup saat sesi diskusi dan
ketika menggerakkan anggota badan. Saat presentasi,
presentasi berlangsung. Saat kegiatan pembelajaran
mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih
berlangsung, mahasiswa juga lebih mudah memahami
banyak melakukan pergerakan tubuh seperti serong
mata kuliah ketika dosen menjelaskan dengan intonasi kanan, serong kiri, berjalan, atau menggerakkan
yang jelas, namun mahasiswa tidak setuju dengan tangan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bergerak,
rataan 2.46 bahwa lebih mudah mengingat materi mahasiswa mampu membawa diri menjadi lebih
yang disampaikan oleh dosen dengan cara mendengar nyaman dalam proses pembelajaran. Saat di dalam
daripada melihat di papan tulis atau slide powerpoint. kelas mahasiswa lebih mudah memahami penjelasan
Sehingga penjelasan dosen lebih mudah diingat dari dosen saat duduk di barisan paling depan dan
apabila dijelaskan dengan intonasi yang jelas disertai menyukai sesi permainan/ice breaking yang dilakukan
materi ajar yang tersedia di slide powerpoint atau di oleh dosen. Mayoritas mahasiswa setuju lebih suka
memahami mata kuliah saat responsi dengan turun
papan tulis.
lapang atau mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
dosen. Turun lapang menjadi salah satu solusi yang
Persepsi Mahasiswa terhadap Gaya Belajar Kinestetik
dapat diterapkan untuk mahasiswa yang memiliki
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar gaya belajar kinestetik. Selain itu tim pengajar dapat
yang mengharuskan individu bersangkutan menerapkan sistem belajar di luar ruangan dan tidak
menyentuh sesuatu yang memberikan informasi terpaku dengan suasana yang tegang di dalam kelas.
agar bisa mengingatnya. Mahasiswa yang memiliki Departemen Manajemen perlu adanya evaluasi sistem
gaya belajar kinestetik cenderung menyukai sistem pembelajaran yang cocok untuk mahasiswa generasi Z
pembelajaran yang berorientasi pada fisik dan banyak terutama pada mahasiswa yang memiliki gaya belajar
pergerakan tubuh, tidak dapat diam dalam waktu lama kinestetik. Sebaiknya perlu adanya materi perkuliahan
dan banyak menggunakan isyarat tubuh sehingga yang dapat diterapkan langsung dikehidupan sehari-
dapat menerima informasi yang disampaikan oleh hari agar dapat diterima oleh mahasiswa selama
proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan bahwa
lawan bicaranya. Berikut persepsi mahasiswa terhadap
mahasiswa generasi Z setuju terhadap gaya belajar
gaya belajar kinestetik pada Tabel 7.
kinestetik.
90 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.2 Oktober 2019
Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...
memiliki persepsi mengenai variabel prestasi. Prestasi 1 Selama kuliah, pengetahuan yang dimiliki 3.05 Setuju
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi
pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu penilaian pencapaian prestasi
acuan norma berdasarkan indeks prestasi kumulatif 2 Selama kuliah, Mampu mengaplikasikan 2.81 Setuju
(IPK) dan penilaian acuan kriteria (ranah kognitif, konsep manajerial dengan baik yang
bermanfaat bagi pencapaian prestasi
ranah afektif, dan ranah psikomotorik). Masing-
3 Selama kuliah mampu menganalisis suatu 2.84 Setuju
masing indikator memiliki pernyataan dengan nilai permasalahan baik akademik maupun non
yang berbeda-beda. Berikut tabel analisis deskriptif akademik dengan baik yang bermanfaat bagi
pencapaian prestasi
prestasi pada Tabel 12.
4 Selama kuliah, mudah memahami materi yang 2.48 Tidak
disampaikan oleh Dosen sehingga menunjang Setuju
Penilaian Acuan Norma (Norm-Refrenced Assessment) proses belajar
Penelitian ini menggunakan pendekatan PAN 5 Selama kuliah mampu mengingat materi 2.27 Tidak
kuliah dengan baik sehingga menunjang Setuju
(Penilaian Acuan Norma), prestasi belajar seseorang proses belajar
peserta didik diukur dengan cara membandingkannya 6 Memiliki kemampuan berbahasa Indonesia 3.12 Setuju
sulit memahami materi yang disampaikan oleh seperti teori manajerial dan memiliki kemampuan
dosen. Namun mahasiswa saat ini lebih mudah memimpin kelompok atau organisasi yang diikuti
dalam mengakses materi perkuliahan dan memiliki selama kuliah di IPB. Namun mahasiswa tidak setuju
pemahaman dalam pengajaran secara online melalui dengan rataan 2.18 sering bertanya kepada dosen saat
video youtube atau situs pendidikan di internet berlangsungnya diskusi.
sehingga dapat menunjang pemahaman materi
perkuliahan, adanya inovasi yang dilakukan oleh Psikomotorik
tim pengajar dalam pemanfaatan internet untuk Psikomotorik yaitu berkaitan dengan
menunjang pemahaman mahasiswa terkait materi kemampuan bergerak dan bertindak, kecakapan
perkuliahan. ekspresi verbal dan non verbal. Berikut persepsi
mahasiswa terhadap psikomotorik pada Tabel 11.
Afektif
Afektif adalah berkaitan dengan penerimaan, Tabel 11.
sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi Persepsi Mahasiswa Terhadap Psikomotorik
No Pernyataan Rataan Skor Keterangan
(pendalaman) dan karakterisasi (penghayatan).
1 Selama kuliah memiliki keterampilan yang 2.98 Setuju
Berikut persepsi mahasiswa terhadap afektif pada baik dalam mengaplikasikan komputer
Tabel 10. 2 Selama kuliah memiliki kemampuan mengolah 2.81 Setuju
data dengan baik menggunakan Microsoft
Office/SPSS/SEM/ Mini Tab
Tabel 10.
3 Selama kuliah mampu menyajikan bahan 3.13 Setuju
Persepsi Mahasiswa Terhadap Afektif presentasi (Power Point) dengan baik
No Pernyataan Rataan Skor Keterangan 4 Selama kuliah mampu menyelesaikan tugas 2.94 Setuju
1 Ketika presentasi berakhir, bersedia menerima 3.36 Sangat membuat video/poster/makalah dengan baik
kritik dan saran dari orang lain Setuju 5 Selama kuliah mahir dalam mengakses 3.24 Setuju
2 Mengikuti kegiatan di luar perkuliahan (seperti 2.82 Setuju informasi di internet
seminar) yang dapat menambah pemahaman 6 Memiliki kemampuan menyampaikan sesuatu 2.86 Setuju
mata kuliah secara lisan kepada orang lain dengan baik
3 Sering bertanya kepada dosen saat 2.18 Tidak 7 Memiliki kemampuan menyampaikan sesuatu 2.84 Setuju
berlangsungnya diskusi Setuju secara tulisan kepada orang lain dengan baik
4 Selalu hadir dalam perkuliahan maupun 2.77 Setuju Total 2.97 Setuju
responsi
belajar terhadap prestasi mahasiswa generasi Z hal ini mahasiswa aktif Departemen Manajemen
Departemen Manajemen FEM IPB. Alat analisis yang angkatan 2015-2019, melainkan prestasi sesungguhnya
digunakan adalah SEM dengan pendekatan Patrial dapat ditunjukkan oleh kognitif yang dicerminkan
Least Square (PLS). Variabel-variabel pada penelitian (RK), selain itu juga dicerminkan dari afektif (RA),
ini adalah gaya belajar dan prestasi. Indikator dan psikomotorik (RP). Semua indikator tersebut
pengukuran gaya belajar yaitu visual, auditori, dan mencerminkan prestasi mahasiswa yang merupakan
kinestetik. Indikator penilaian prestasi yaitu IPK, hasil selama proses perkuliahan di Departemen
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Manajemen dan diaplikasikan dalam kehidupan pasca
kampus.
Evaluasi Outer Model Indikator yang merefleksikan variabel visual
Convergent Validity adalah perencana dan pengatur jangka panjang yang
Convergent Validity dinilai berdasarkan korelasi baik (V3) suka mengingat materi kuliah dengan
antar item skor dengan construct skor yang dihitung cara menghubungkan segala sesuatu di lapang (V5).
dengan PLS (Ghozali 2014). Indikator dikatakan Indikator yang merefleksikan variabel auditori adalah
valid apabila loading factornya bernilai diatas 0.50. lebih mudah memahami materi kuliah saat dosen
Apabila terdapat indikator yang kurang dari 0.50 menjelaskan dengan intonasi yang keras (A4) lebih
maka indikator tersebut harus dihapus dan dilakukan suka presentasi daripada menulis tugas makalah
perhitungan ulang. Model dan perhitungan awal (A5) berbicara dengan lancar dan tidak gugup
dapat dilihat pada Gambar 3. saat berdiskusi di dalam kelas (A6) suka berbicara,
berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
(A7). Indikator yang merefleksikan variabel variabel
kinestetik adalah lebih mudah memahami apa yang
di pelajari ketika menggerakkan anggota badan
(K3) Saat presentasi, melakukan dengan gerakan
(gerakan tangan/berjalan/serong kiri atau kanan)
(K6) menyukai aktivitas di kelas yang membutuhkan
pergerakan anggota tubuh (K7).
Discriminant Validity
Gambar 3. Model dan perhitungan awal loading factor Discriminant Validity adalah analisis untuk
melihat apakah indikator dapat merefleksikan variabel
Berdasarkan Gambar 3 terdapat 17 indikator
latennya. Jika nilai crossloading variabel latennya
yang tidak memenuhi kriteria dengan loading factor
lebih tinggi dari variabel laten lainnya maka dapat
dibawah 0.50. Indikator yang tidak memenuhi kriteria
dikatakan baik.
tersebut dihilangkan dan dilakukan perhitungan
Discriminant Validity dapat membandingkan
ulang. Setelah melakukan langkah tersebut didapatkan
dengan niali square root of average variance extracted
model dan perhitungan akhir. Berikut merupakan
(AVE) setiap konstruk. Discriminant Validity yang baik
model dan perhitungan akhir pada Gambar 4.
apabila jika nilainya lebih besar dari 0.5. Berikut nilai
AVE dari setiap variabel laten pada Tabel 12.
Tabel 12.
Nilai average variance extracted (AVE)
Variabel Nilai AVE
Visual 0.701
Auditori 0.552
Kinestetik 0.657
Prestasi 0.673
lainnya.
Pada proses kegiatan pembelajaran. Departemen
Manajemen berperan dalam memberikan fasilitas
berupa ruang kelas yang nyaman dan tenang,
memastikan fasilitas yang memadai (mic, sound, LCD,
lainnya). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa gaya belajar auditori sangat
peka terhadap suara, sehingga perlu adanya fasilitas
yang memadai agar dapat menigkatkan konsentrasi
saat perkuliahan berlangsung. Selain itu Departemen
Manajemen dapat berperan dalam memfasilitasi
mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris dan asing. Kemampuan berbahasa
sangat diperlukan dalam berkomunikasi di era
revolusi industri 4.0 saat ini, dimana perusahaan dalam
menyaring calon pegawai memerlukan adanya hasil Gambar 6. Model rekomendasi untuk implikasi ma-
tes Bahasa Inggis. Peningkatan kemampuan berbahasa najerial pada Departemen Manajemen FEM IPB
inggris dapat dilakukan dengan praktik langsung di
dalam kelas serta penyediaan fasilitas les TOEFL bagi PENUTUP
mahasiswa. Selanjutnya pihak Departemen manajemen
Kesimpulan
perlu adanya evaluasi pengajaran dan pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh gaya
dengan cara memperbaiki kurikulum dengan
belajar terhadap prestasi mahasiswa generasi Z
menerapkan metode pembelajaran visualization, Departemen Manajemen FEM IPB adalah sebagai
auditory, kinesthetic (VAK). Model pembelajaran berikut (1) mahasiswa generasi Z Departemen
VAK merupakan gaya belajar yang menggunakan Manajemen FEM IPB angkatan 52-55 yang memiliki
tiga macam sensori dalam menerima informasi yaitu IPK < 3.00 didominasi oleh laki-laki sebanyak 40 orang.
penglihatan, pendengaran, dan gerak. Departemen Berdasarkan usia mahasiswa Departemen Manajemen
Manajemen dapat berperan dalam memfasilitasi berusia 19 tahun. Mahasiswa sebanyak 42 orang
peningkatan kemampuan pengolahan data berupa aktif dalam mengikuti organisasi. Sebanyak 10 orang
Microsoft office/SPSS/SEM/Mini tab dan lainnya. Hal mahasiswa penerima beasiswa. Jalur penerimaan
ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan mahasiswa didominasi melalui jalur SNMPTN yaitu
pada variabel prestasi. Peningkatan kemampuan sebanyak 22 orang (2) hasil SEM dengan pendekatan
mengolah data dapat dilakukan dengan mengadakan Patrial Least Square (PLS) menunjukan gaya belajar
pelatihan, khususnya untuk mahasiswa tingkat akhir auditori berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dalam proses penyelesaian tugas akhir. Tahap akhir prestasi mahasiswa. Gaya belajar tersebut berpengaruh
dalam diagram implikasi manajerial adalah output terhadap variabel prestasi sebesar 40.8 persen
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang
yaitu mendukung misi dari Departemen Manajemen
tidak di teliti oleh penelitian ini.
FEM IPB.
Berdasarkan Gambar 6 implikasi manajerial
Saran
menghasilkan bahan rekomendasi untuk Departemen
Saran dari hasil penelitian ini adalah (1)
Manajemen FEM IPB diantaranya adalah fasilitas
Departemen Manajemen FEM IPB perlu melakukan
ruang kelas yang nyaman, fasilitas yang memadai (mic,
perbaikan sistem pengajaran dan kurikulum yang
sound, LCD, lainnya), fasilitas kemampuan bahasa lebih aplikatif dengan memperbanyak kegiatan
asing, memfasilitasi kemampuan pengolahan data, turun lapang, diskusi didalam kelas, dan tugas
evaluasi kurikulum dengan menerapkan metode VAK. presentasi. Memanfaatkan teknologi seperti sistem
Selanjutnya rekomendasi bagi tim pengajar adalah informasi materi perkuliahan melalui LMS, sistem
menjelaskan dengan intonasi yang jelas, menyesuaikan pembelajaran online, pelatihan meningkatkan softskill
metode pembelajaran dengan gaya belajar auditori, sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman
Exposition – Discovery learning, Group – Individual (2) Departemen Manajemen memfasilitasi mahasiswa
learning. untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 2 Oktober 2019 95
Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...
dan asing untuk menyiapkan sumberdaya manusia Elizabeth TS. 2015. Raising children in digital era. Jakarta
yang berkualitas dan berdaya saing (3) Departemen (ID): Bumi Aksara
Manajemen menyelaraskan sistem pembelajaran Ghazali Imam. 2014. Structural Equation Modeling
dengan karakteristik mahasiswa yang memiliki IPK < Metode Alternatif dengan Partial Least Square
3.00 dengan gaya belajar auditori. Evaluasi pengajaran (PLS). Semarang (ID): Badan Penerbit UNDIP.
dan pembelajaran kepada seluruh mahasiswa dengan Seemiler C, Grace M. 2016. Generation Z Goes to Col-
cara memperbaiki kurikulum dengan menerapkan lage. New York (NY): Jossey Bass.
metode pembelajaran visualization, auditory, kinesthetic Syah M. 2014. Psikologi Belajar. Cetakan Kesembilan
(VAK). Model pembelajaran VAK merupakan gaya Belas. Jakarta (ID): Rajawali Pers.
belajar yang menggunakan tiga macam sensori dalam Moore K, Jones C, dan Frazier RC. 2017. Engineering
menerima informasi yaitu penglihatan, pendengaran, Education for Generation Z. American Journal
dan gerak (4) Penelitian selanjutnya disarankan
of Engineering Education. 8(2).
dengan judul analisis pengaruh gaya belajar terhadap
Sugiyono. 2011. Statistika untuk penelitian. Cetakan
prestasi mahasiswa dengan teknik sensus pada
Kesembilan Belas. Bandung (ID): CV ALFABE-
mahasiswa departemen manajemen yang memiliki
TA.
IPK >3.00 Departemen Manajemen FEM IPB
[Kemenristekdikti] Kementerian Riset dan Pendidikan
Tinggi Indonesia. 2018. Mempersiapkan SDM
DAFTAR PUSTAKA Indonesia di Era Industri 4.0. Jakarta (ID).
De Porter B, Hernacki M. 2007. Quantum Learning: [Kemenristekdikti] Kementerian Riset dan Pendidikan
membiasakan belajar nyaman dan menyenang- Tinggi Indonesia. 2017. Pedoman Pemilihan
kan. Cetakan Keduapuluh Lima. Bandung (ID): Mahasiswa Berprestasi Program Sarjana. Ja-
Kaifa. karta (ID).