Anda di halaman 1dari 12

Perspektif Ilmu Pendidikan Volume 33 Issue 2 p-ISSN: 1411-5255

http://doi.org/10.21009/PIP.332.2 Oktober 2019 e-ISSN: 2581-2297

DOI: doi.org/10.21009/PIP.332.2 Diterima : 5 September 2019


Direvisi : 29 September 2019
Disetujui : 25 Oktober 2019
Diterbitkan : 29 Oktober 2019

PENGARUH PERSEPSI GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI


MAHASISWA GENERASI Z DI PERGURUAN TINGGI

Nur Habibah1, Siti Rahmawati2, & Andita Sayekti3


e-mail: habibah_020198@apps.ipb.ac.id1
Institut Pertanian Bogor
Jalan. Raya Dramaga Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat 16680

Abstrak: Generasi Z mendominasi di perguruan tinggi dan memiliki karakteristik yang unik yaitu
cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat
pembelajaran untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas era revolusi industri 4.0.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik mahasiswa generasi Z (2) menganalisis
pengaruh gaya belajar terhadap prestasi mahasiswa generasi Z. Responden pada penelitian ini adalah
mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB angkatan 52-55. Metode
pengambilan sampel yaitu Nonprobability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Alat analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif dan SEM-PLS menggunakan Smart Pls 3.0. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik responden merupakan bagian dari generasi Z berusia 18-22 tahun
dan gaya belajar auditori memengaruhi prestasi secara signifikan.

Kata-kata kunci: Generasi Z, gaya belajar, prestasi, SEM-PLS

THE EFFECT OF LEARNING STYLE PERCEPTION TOWARDS THE


ACHIEVEMENT OF Z GENERATION STUDENT IN HIGHER EDUCATION

Abstract: Generation Z which known to have a unique characteristic as able to quickly adapt to rapid technolog-
ical advancement, currently dominates the population of university students. University is one place of learning
to prepare people to be qualified human resources in the industrial revolution era 4.0. This study aims to (1) find
out the characteristics of Generation Z students, (2) analyze the effect of learning styles on Generation Z student
achievement. The respondents of this study were batch 52-55 students of Management Department FEM IPB. The
sampling method used in this study was nonprobability purposive sampling. The analytical tool used in this study
were descriptive analysis and SEM-PLS using Smart PLS 3.0. The result shows that respondents’ characteristics
were part of Generation Z aged 18-22 years and auditory learning style significantly affected student achievement.

Keywords: Achievement, generation Z, learning style, SEM-PLS

dari individu yang memiliki kesamaan dalam rentang


PENDAHULUAN usia dan mengalami peristiwa sejarah penting dalam
Perkembangan teknologi dan informasi suatu periode waktu yang sama. Generasi Z disebut
berkembang dengan pesat. Inovasi tercipta seiring juga internet generation atau digital native yang lahir
dengan berkembangnya teknologi. Hal ini tentunya di saat teknologi berkembang pesat. Perkembangan
berdampak pada individu-individu, salah satunya teknologi berdampak pada pola perilaku, gaya hidup,
adalah generasi Z. Generasi menurut Mannheim (1923) cara belajar, dan karakter lainnya. Generasi Z menurut
dalam Moore et. al. (2017) adalah kelompok yang terdiri Seemilier dan Grace (2017) adalah generasi yang lahir

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 2 Oktober 2019 85


Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

pada tahun 1995-2010. Generasi Z telah dipengaruhi tinggi standar internasional di bidang manajemen
oleh teknologi inovasi yaitu ponsel pintar, internet yang berkualitas tinggi menghasilkan lulusan dengan
dengan kecepatan yang tinggi, situs media sosial, kompetensi manajemen unggul dilengkapi dengan
belanja online, buku elektronik dan lainnya yang keterampilan komunkasi, berorganisasi, komputasi,
saling terhubung di kehidupan sehari-hari. Menurut dan kewirausahaan. Untuk mengetahui capaian
Mardiana (2011) dalam Elizabeth (2015) Generasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama proses
Z atau digital native menganggap bahwa teknologi pembelajaran, maka dapat dilihat pada pencapaian
digital sebagai bagian dari kehidupan yang tidak indeks prestasi kumulatif (IPK) dan pecapaian
terpisahkan. Terkait perilaku generasi Z tersebut, perlombaan yang di ikuti oleh mahasiswa. Indeks
tentunya lembaga pendidikan menyadari bahwa prestasi kumulatif merupakan salah satu tolak ukur
saat ini dihadapkan dengan generasi berbeda dari keberhasilan perguruan tinggi dalam meningkatkan
sebelumnya. Dengan demikian perlu adanya perhatian sumberdaya manusia dalam hal ini adalah mahasiswa
khusus dalam menghadapi generasi Z ini sehingga aktif Departemen Manajemen angkatan 52-55. Berikut
dapat meningkatkan potensi-potensi dan membawa rataan IPK mahasiswa Departemen Manajemen dari
ke arah yang lebih positif. tahun ajaran 2015/2016 sampai dengan tahun ajaran
Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat 2018/2019 pada Gambar 1.
pembelajaran untuk mempersiapkan sumberdaya
3.4
manusia berkualitas era revolusi industri 4.0 di 3.1 3.17 3.18 3.19 3.14
Indonesia. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa 2.8
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk 2.5

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran


6

9
01

01

01

01
/2

/2

/2

/2
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
15

16

17

18
20

20

20

20
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak Gambar 1. Grafik Data Rataan IPK Tahun Ajaran
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya 2015/2016-2018/2019

dan masyarakat”. Hubungan revolusi industri 4.0 erat
Berdasarkan Gambar 1 rataan indeks prestasi
kaitannya dengan dunia pendidikan yaitu mengikuti
kumulatif mahasiswa Departemen Manajemen
perkembangan teknologi dengan memanfaatkan
berada pada angka 3.00 tahun ajaran 2015/2016
teknologi dan informasi sebagai fasilitas untuk
sampai dengan 2018/2019. Namun pada tahun ajaran
memperlancar proses pembelajaran. Menurut
2017/2018 sampai dengan 2018/2019 mengalami
Lifter dan Tschiener (2013) dalam Kemenristekdikti
penurunan. Meskipun tidak mengalami penurunan
(2018) prinsip dasar revolusi industri 4.0 adalah
yang signifikan, namun hal ini menujukkan bahwa
menggabungkan mesin, alur kerja, dan sistem
prestasi mahasiswa Departemen Manajemen
dengan menerapkan jaringan cerdas sepanjang rantai
berdasarkan hasil capaian IPK masih termasuk
dan proses produksi untuk mengendalikan satu
dalam kategori baik yang berada pada rentang IPK
sama lain secara mandiri. Perguruan tinggi harus
>3.00 (Kemenristekdikti 2017). Selain mengetahui
mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dan
rataan IPK mahasiswa Departemen Manajemen,
bertahan di era revolusi industri 4.0 dimana sistem
perlu mengetahui rataan IPK <3.00 pada tahun ajaran
pendidikan di perguruan tinggi perlu dievaluasi
2015/2016 sampai dengan 2017/2018. Berikut rataan
dan mencerminkan kurikulum yang sesuai dengan
IPK <3.00 pada Gambar 2.
revolusi industri 4.0.
Program Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi 2.68
2.67
dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) 2.66 2.66
2.64
didirikan pada tahun 2000. Departemen Manajemen 2.63
2.62 2.62
memiliki empat bidang peminatan yaitu divisi 2.6
manajemen sumberdaya manusia, divisi manajemen
6

9
01

01

01

01

pemasaran, divisi manajemen keuangan, dan


/2

/2

/2

/2
15

16

17

18
20

20

20

20

divisi manajemen produksi operasi. Peningkatan


sumberdaya manusia yang berkualitas khususnya Gambar 2. Grafik Data Rataan IPK kurang dari 3.00
mahasiswa agar dapat bersaing pada era revolusi Tahun Ajaran 2015/2016-2018/2019
industri 4.0, sesuai dengan misi dari Departemen
Manajemen yaitu menyelenggarakan pendidikan Berdasarkan Gambar 2 bahwa rataan IPK < 3.00

86 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.2 Oktober 2019


Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

menunjukkan tren yang fluktuatif setiap tahunnya, akademik.


maka perlu perhatian khusus kepada mahasiswa yang Meningkatkan kualitas SDM di perguruan tinggi
memiliki IPK < 3.00 agar dapat meningkatkan prestasi banyak faktor yang memengaruhi keberhasilannya,
khususnya di bidang akademik. Mengetahui kualitas salah satunya dengan menyesuaikan metode pengajaran
mahasiswa aktif manajemen, maka dapat diketahui dan pembelajaran yang tepat bagi mahasiswa
melalui prestasi non akademik berupa angka partisipan generasi Z khususnya mahasiswa Departemen
murni (APM). APM digunakan untuk mengetahui Manajemen, sehingga diharapkan kualitas SDM
seberapa banyak mahasiswa memanfaatkan fasilitas semakin meningkat. Peningkatan kualitas sumberdaya
pendidikan yang ada (Kemenristekdikti 2017). manusia khususnya di perguruan tinggi salah satunya
Selanjutnya prestasi non-akademik mahasiswa aktif dipengaruhi oleh gaya belajar diantaranya adalah
Departemen Manajemen dilihat dari angka partisipan gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik. Untuk
murni dapat dilihat pada Tabel 1. meningkatkan prestasi mahasiswa generasi Z perlu
dilakukan penelitian mengenai gaya belajar apa saja
Tabel 1. yang dimiliki mahasiswa agar dapat mengevaluasi
APM prestasi non-akademik mahasiswa Departemen metode pembelajaran di Departemen Manajemen.
Manajemen IPB Oleh karena itu, penelitian mengenai pengaruh
Persentase Keikutsertaan Rata-
Tahun gaya belajar terhadap prestasi mahasiswa generasi Z
Populasi Kategori rata
Masuk Lokal Nasional Internasional penting, maka dalam penelitian ini dilakukan analisis
APM
pengaruh gaya belajar terhadap prestasi mahasiswa
Kompetisi 10.89% 41.58% 8.91% 20.46%
generasi Z Departemen Manajemen Institut Pertanian
Mobilitas - 5.94% 20.79% 13.37%

Arts and
Bogor.
5.94% - - 5.94%
2015 101 Culture

Sports 5.94% - - 5.94% METODE PENELITIAN


Seminar/
100% 76.24% - 88.12%
Workshop Penelitian dilaksanakan di lingkungan Institut
Kompetisi - 27.93% 4.50% 16.22% Pertanian Bogor yang berada di Bogor, Jawa Barat
Mobilitas - - 9.01% 9.01% dengan mengambil objek penelitian adalah mahasiswa
Arts and
9.01% - - -
aktif S1 Departemen Manajemen FEM IPB angkatan
2016 111 Culture
2015-2018. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada
Sports 9.91% - - -
bulan April 2019-Mei 2019.
Seminar/
100% 2.70% - 51.35% Jenis dan sumber data yang digunakan dalam
Workshop
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
Kompetisi 0.79% 30.71% - 15.75%

Mobilitas - 2.36% 4.72% 3.54%


yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer
Arts and diperoleh langsung dari kegiatan pengisian kuesioner
7.09% - - -
2017 127 Culture yang diberikan kepada mahasiswa generasi Z
Sports 7.87% - - - Departemen Manajemen FEM IPB angkatan 2015-2018
Seminar/ Sedangkan data sekunder penelitian ini diperoleh
100% 22.83% - 61.42%
Workshop dari data akademik Departemen Manajemen FEM
IPB, buku-buku, jurnal, internet, skripsi dan literatur
Berdasarkan Tabel 1 mahasiswa aktif baik online maupun offline. Teknik pengumpulan
Departemen Manajemen yang memiliki APM prestasi data menggunakan kuesioner dengan membagikan
non-akademik didominasi oleh mahasiswa tahun daftar pernyataan yang telah disediakan kepada
masuk 2015. Hal ini karena mahasiswa angkatan 52 responden. Kuesioner dalam penelitian ini berisikan
telah memasuki tingkat akhir dan telah memiliki daftar pernyataan yang tersusun berdasarkan teori-
banyak prestasi dalam hal ini yaitu kompetensi, teori dan literatur yang berkaitan dengan gaya belajar
mobilitas, Arts and Culture, sport, seminar/workshop. dan prestasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
Seminar/workshop merupakan prestasi non akademik mahasiswa S1 Departemen Manajemen angkatan 52-
yang memiliki presentasi terbesar. Hal ini tentunya 55. Cara menentukan jumlah sampel dalam penelitian
menjadi tantangan bersama khususnya Departemen ini menggunakan metode nonprobability sampling
Manajemen untuk terus konsisten dalam mendorong dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang
mahasiswa agar lebih aktif dalam mengikuti berbagai diambil dalam penelitian ini sebanyak 58 orang. Dalam
kegiatan dan perlombaan baik akademik maupun non penelitian ini ada kriteria yang disyaratkan kepada

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 2 Oktober 2019 87


Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

reponden yakni memiliki IPK kurang dari 3.00. prioritas pada jalur tersebut. Sebanyak 10 mahasiswa
Metode analisis data yang digunakan dalam Departemen Manajemen menerima beasiswa dengan
penelitian ini adalah analisis deskriptif, SEM-PLS. persentase 17.2% sedangkan yang tidak menerima
Analisis deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan beasiswa sebanyak 48 mahasiswa dengan persentase
atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti 82.8%. sebanyak 42 orang dengan persentase 72.4%
melalui data sampel atau populasi sebagaimana mahasiswa aktif dalam berorganisasi sedangkan
adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat sebanyak 16 orang dengan persentase 27.6% mahasiswa
kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono tidak aktif berorganisasi. Selanjutnya dilakukan
2011). Penelitian ini akan menggunakan penilaian tabulasi silang pada beberapa karakteristik. Berikut
persepsi melalui 4 skala likert dengan rentang nilai tabulasi silang antara karakteristik IPK dan keaktifan
sebagai berikut. organisasi.

Tabel 2. Tabel 3.
Rentang Skala Tabulasi Silang IPK dan Organisasi
Rentang Skala Jawaban Pertanyaan Aktif Tidak Aktif
IPK Total
1.00 < x ≤ 1.75 Sangat Tidak Setuju Organisasi Organisasi
1.75< x ≤2.50 Tidak Setuju < 2.00 2 2 4
2.50< x ≤3.25 Setuju > 2.00 - 2.50 7 7 11
3.25< x ≤4.00 Sangat Setuju > 2.50 - 3.00 33 7 40
Total 42 16 58
Analisis SEM-PLS menggunakan dua evaluasi
yakni evaluasi outer model dan inner model. Evaluasi Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa
outer model reflektif dilakukan pada first order. mayoritas mahasiswa berperan aktif mengikuti
Evaluasi berdasarkan tiga criteria yaitu convergent organisasi sebanyak 42 orang sedangkan yang tidak
validity, discriminant validity, dan composite reliability, aktif mengikuti organisasi sebanyak 16. Mayoritas
sedangkan pengujian inner model ada dua kriteria mahasiwa yang aktif dalam organisasi yaitu dengan
yaitu R-square pada konstruk first order untuk IPK > 2.50-3.00 berjumlah 40 orang. Data tersebut
mengidentifikasi kategori model dan path coefficient menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa aktif dalam
untuk pengujian hipotesis (Ghozaly, 2014). Metode berorganisasi, dengan aktif berorganisasi diharapkan
SEM-PLS terdiri dari dua jenis variabel yakni variabel mampu meningkatkan kemampuan komunikasi dan
laten dan variabel manifes. Variabel laten biasa disebut kerjasama dengan baik. Selanjutnya dilakukan tabulasi
inner model dan variabel manifes biasa disebut outer silang antara IPK dan jalur masuk. Tabulasi IPK dan
model. jalur masuk dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabulasi Silang IPK dan Jalur Masuk
Karakteristik responden Prestasi
Beasiswa Internasional/
Responden dalam penelitian ini sebanyak 58 IPK Utusan Hafidz/ SNMPTN SBMPTN UTMI Total
orang yang berasal dari mahasiswa aktif Departemen Daerah Ketua Osis/
Lainnya
Manajemen angkatan 52-55. Berdasarkan responden
< 2.00 1 0 2 0 1 4
yang mengisi kuesioner maka diketahui bahwa
>2.00–2.50 2 0 4 6 2 14
mahasiswa yang memiliki IPK kurang dari 3.00 >2.50–3.00 4 3 26 14 3 40
angkatan 52-55 didominasi oleh laki-laki sebanyak Total 7 3 22 20 6 58
40 orang dengan persentase 69%, sedangkan
perempuan sebanyak 18 orang dengan persentase Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa
31%. Berdasarkan usia mahasiswa Departemen mahasiswa dengan IPK kurang dari 3.00 didominasi
Manajemen angkatan 52-55 berusia 19 tahun dengan oleh mahasiswa dengan jalur masuk SNMPTN
persentase 39.7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 22 orang dan SBMPTN sebanyak 20 orang.
mahasiswa Departemen Manajemen tergolong dalam Selanjutnya jalur masuk beasiswa utusan daerah
generasi Z atau net generation. Jalur penerimaan sebanyak 7 orang, UTMI sebanyak 6 orang dan jalur
mahasiswa IPB didominasi melalui jalur undangan masuk Prestasi Internasional/ Hafidz/ Ketua Osis
tanpa tes (SNMPTN) dikarenakan IPB memberikan sebanyak 3 orang.

88 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.2 Oktober 2019


Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

Persepsi Mahasiswa Generasi Z terhadap Gaya rapi dan teratur. Individu yang memiliki gaya belajar
Belajar visual cenderung memperhatikan hal-hal secara
Mahasiswa Departemen Manajemen FEM IPB detail dan mengandalkan penglihatan. Mahasiswa
memiliki persepsi mengenai variabel gaya belajar. setuju bahwa mengingat pelajaran cenderung lebih
Gaya belajar pada penelitian terbagi menjadi tiga mudah dengan cara melihat dan mudah mengingat
indikator yaitu gaya belajar visual, gaya belajar materi kuliah dengan cara menghubungkan segala
auditori, dan gaya belajar kinestetik. Masing-masing sesuatu yang dilihat di lapangan. Hal ini menunjukkan
indikator memiliki pernyataan dengan nilai yang bahwa mahasiswa generasi Z saat ini mudah
berbeda-beda. Berikut hasil analisis deskriptif persepsi menerima pelajaran dengan cara melihat gambar,
mahasiswa generasi Z terhadap gaya belajar visual, bentuk, pola, huruf, dan angka. Mata kuliah yang
auditori, dan kinestetik.
diselingi dengan video, slide powerpoint, dan grafik
merupakan salah satu solusi untuk mahasiswa yang
Persepsi Mahasiswa terhadap Gaya Belajar Visual
memiliki gaya belajar visual untuk lebih mudah
Gaya belajar visual adalah suatu bentuk gaya
menyerap materi selama perkuliahan berlangsung.
belajar dengan cara melihat, memandang suatu obyek
Mahasiswa setuju bahwa dalam segala hal adalah
yang dipelajari. Orang yang memiliki gaya belajar
pengatur dan perencana jangka panjang yang baik,
visual senang dengan melihat ilustrasi, gambar,
sehingga dalam melakukan segala hal sesuai dengan
bentuk dan sangat mudah menyerap informasi dengan
yang telah direncanakan. Mahasiswa yang memiliki
melihat. Hasil analisis deskriptif, persepsi mahasiswa
generasi Z terhadap gaya belajar dapat dilihat pada gaya belajar visual ketika diberikan penugasan oleh
Tabel 5. dosen secara lisan sering tidak paham, sehingga
meminta bantuan kepada teman untuk mengulangi
Tabel 5. penjelasan dari dosen. Mahasiswa tidak setuju bahwa
Persepsi Mahasiswa Terhadap Gaya Belajar Visual saat membaca referensi (buku, artikel, jurnal, materi
No Pernyataan Rataan Keterangan perkuliahan) dengan cepat dan tekun, Selain itu
1 Selalu ingin tampak rapi dan teratur dalam hal 3.37 Sangat Setuju mahasiswa sering menulis dibuku catatan ketika dosen
berpakaian maupun presentasi
menjelaskan materi sehingga memudahkan untuk
2 Ketika berbicara, cenderung berbicara dengan 2.68 Setuju
nada yang cepat mengingat kembali materi perkuliahan, namun tidak
3 Perencana dan pengatur jangka panjang yang 2.84 Setuju setuju dengan rataan 1.87 ketika kelas sedang gaduh
baik dalam segala hal
mahasiswa dapat berkonsentrasi dengan apa yang
4 Saat belajar, cenderung mengingat dengan cara 2.79 Setuju
melihat daripada mendengar dipelajari. Mahasiswa lebih menyukai suasana yang
5 Suka mengingat materi kuliah dengan cara 3.01 Setuju tenang sehingga dapat berkonsentrasi dan menerima
menghubungkan segala sesuatu di lapangan
materi perkuliahan dengan baik.
6 Ketika suasana kelas/sekitar sedang gaduh, 1.87 Tidak Setuju
masih dapat berkonsentrasi dengan apa yang
sedang dipelajari Persepsi Mahasiswa terhadap Gaya Belajar Auditori
7 Ketika dosen menjelaskan penugasan secara 2.82 Setuju
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar
lisan, sering tidak paham dan meminta bantuan
teman untuk mengulanginya dengan cara mengandalkan pendengaran untuk
8 Terbiasa membaca referensi (buku, artikel, jurnal, 2.00 Tidak Setuju menerima informasi dan mengingat materi kuliah.
materi perkuliahan) dengan cepat dan tekun
Berikut persepsi mahasiswa generasi Z terhadap gaya
9 Sering mencoret-coret tanpa arti di buku catatan 2.63 Setuju
saat dosen menjelaskan
belajar pada Tabel 6.
10 Sering mencatat di buku catatan/kertas saat 2.65 Setuju
dosen menjelaskan Tabel 6.
11 Mudah memahami slide powerpoint (tabel/ 2.51 Setuju Persepsi Mahasiswa Terhadap Gaya Belajar Auditori
diagram) dari pada mendengarkan penjelasan
No Pernyataan Rataan Skor Keterangan
dosen
1 Saat kelas sedang gaduh, tidak bisa 2.96 Setuju
Total 2.65 Setuju
berkonsentrasi

2 Ketika sedang membaca referensi (buku, 2.74 Setuju


Berdasarkan Tabel 5 mahasiswa telah artikel, jurnal, materi perkuliahan) sering
menggerakkan bibir mengikuti kalimat
mempersepsikan bagaimana gaya belajar visual.
daripada membaca dalam hati.
Mahasiswa generasi Z sangat memperhatikan 3 Lebih mudah memahami bacaan dengan 2.67 Setuju
penampilan dan performance saat berada di publik. bersuara keras

Mahasiswa sangat setuju dengan rataan 3.37 dalam 4 Lebih mudah memahami materi kuliah saat 2.87 Setuju
dosen menjelaskan dengan intonasi yang keras
hal berpakaian dan presentasi selalu ingin tampak
PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 2 Oktober 2019 89
Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

5 Lebih suka presentasi daripada menulis tugas 2.84 Setuju Tabel 7.


makalah Persepsi Mahasiswa Terhadap Gaya Belajar Kinestetik
6 Selalu berbicara dengan lancar dan tidak 2.63 Setuju
No Pernyataan Rataan Skor Keterangan
gugup saat berdiskusi di dalam kelas
1 Lebih mudah memahami penjelasan dari dosen 2.87 Setuju
7 Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan 2.51 Setuju
saat duduk di barisan depan
sesuatu panjang lebar
2 Lebih suka memahami mata kuliah saat 3.24 Setuju
8 Lebih mudah mengingat yang disampaikan 2.46 Tidak
responsi (Turun lapang/mengerjakan soal)
oleh dosen dengan cara mendengar daripada Setuju
3 Lebih mudah memahami materi yang 2.93 Setuju
melihat di papan tulis atau slide powerpoint
dipelajari ketika menggerakkan anggota badan
Total 2.71 Setuju
4 Ketika membaca, menggunakan jari untuk 2.27 Tidak
menunjuk kata-kata Setuju
Berdasarkan Tabel 6 diketahui mahasiswa 5 Bosan ketika berdiam diri saat di kelas dalam 3.53 Sangat
waktu lama Setuju
setuju dengan rataan 2.96 saat kelas sedang gaduh,
6 Saat presentasi, melakukan dengan gerakan 3.08 Setuju
mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi saat belajar (gerakan tangan/berjalan/serong kiri atau

di kelas. Ketika kelas sedang gaduh mahasiswa yang kanan)

7 Menyukai aktivitas di kelas yang 3.03 Setuju


memiliki gaya belajar auditori akan terganggu karena
membutuhkan pergerakan anggota tubuh
dalam mengingat materi kuliah mereka mengandalkan 8 Ketika jam perkuliahan, menyukai sesi 3.15 Setuju

pendengaran untuk memahami dan mengingat materi permainan/ice breaking yang dilakukan oleh
dosen
pelajaran. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar
Total 3.01 Setuju
auditori setuju ketika membaca referensi (buku,
artikel, jurnal, materi perkuliahan) mengikuti kalimat Berdasarkan Tabel 7 diketahui mahasiswa
dengan menggerakkan bibir dan membacanya dengan yang memiliki gaya belajar kinestetik sangat setuju
suara keras untuk mempermudah memahami materi dengan rataan 3.53 merasa bosan ketika berdiam
perkuliahan. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar diri di dalam kelas dalam waktu lama. Individu
auditori setuju lebih suka presentasi, berdiskusi, yang memiliki gaya belajar kinestetik mengharuskan
berbicara, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang dirinya untuk melakukan banyak pergerakan tubuh
dan lebih mudah memahami apa yang dipelajari
lebar, lancar dan tidak gugup saat sesi diskusi dan
ketika menggerakkan anggota badan. Saat presentasi,
presentasi berlangsung. Saat kegiatan pembelajaran
mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih
berlangsung, mahasiswa juga lebih mudah memahami
banyak melakukan pergerakan tubuh seperti serong
mata kuliah ketika dosen menjelaskan dengan intonasi kanan, serong kiri, berjalan, atau menggerakkan
yang jelas, namun mahasiswa tidak setuju dengan tangan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bergerak,
rataan 2.46 bahwa lebih mudah mengingat materi mahasiswa mampu membawa diri menjadi lebih
yang disampaikan oleh dosen dengan cara mendengar nyaman dalam proses pembelajaran. Saat di dalam
daripada melihat di papan tulis atau slide powerpoint. kelas mahasiswa lebih mudah memahami penjelasan
Sehingga penjelasan dosen lebih mudah diingat dari dosen saat duduk di barisan paling depan dan
apabila dijelaskan dengan intonasi yang jelas disertai menyukai sesi permainan/ice breaking yang dilakukan
materi ajar yang tersedia di slide powerpoint atau di oleh dosen. Mayoritas mahasiswa setuju lebih suka
memahami mata kuliah saat responsi dengan turun
papan tulis.
lapang atau mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
dosen. Turun lapang menjadi salah satu solusi yang
Persepsi Mahasiswa terhadap Gaya Belajar Kinestetik
dapat diterapkan untuk mahasiswa yang memiliki
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar gaya belajar kinestetik. Selain itu tim pengajar dapat
yang mengharuskan individu bersangkutan menerapkan sistem belajar di luar ruangan dan tidak
menyentuh sesuatu yang memberikan informasi terpaku dengan suasana yang tegang di dalam kelas.
agar bisa mengingatnya. Mahasiswa yang memiliki Departemen Manajemen perlu adanya evaluasi sistem
gaya belajar kinestetik cenderung menyukai sistem pembelajaran yang cocok untuk mahasiswa generasi Z
pembelajaran yang berorientasi pada fisik dan banyak terutama pada mahasiswa yang memiliki gaya belajar
pergerakan tubuh, tidak dapat diam dalam waktu lama kinestetik. Sebaiknya perlu adanya materi perkuliahan
dan banyak menggunakan isyarat tubuh sehingga yang dapat diterapkan langsung dikehidupan sehari-
dapat menerima informasi yang disampaikan oleh hari agar dapat diterima oleh mahasiswa selama
proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan bahwa
lawan bicaranya. Berikut persepsi mahasiswa terhadap
mahasiswa generasi Z setuju terhadap gaya belajar
gaya belajar kinestetik pada Tabel 7.
kinestetik.
90 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.2 Oktober 2019
Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

Persepsi Mahasiswa Generasi Z Departemen Mana- Tabel 9.


jemen FEM IPB terhadap Prestasi Persepsi Mahasiswa Terhadap Kognitif
Mahasiswa Departemen Manajemen FEM IPB No Pernyataan Rataan Skor Keterangan

memiliki persepsi mengenai variabel prestasi. Prestasi 1 Selama kuliah, pengetahuan yang dimiliki 3.05 Setuju
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi
pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu penilaian pencapaian prestasi
acuan norma berdasarkan indeks prestasi kumulatif 2 Selama kuliah, Mampu mengaplikasikan 2.81 Setuju

(IPK) dan penilaian acuan kriteria (ranah kognitif, konsep manajerial dengan baik yang
bermanfaat bagi pencapaian prestasi
ranah afektif, dan ranah psikomotorik). Masing-
3 Selama kuliah mampu menganalisis suatu 2.84 Setuju
masing indikator memiliki pernyataan dengan nilai permasalahan baik akademik maupun non
yang berbeda-beda. Berikut tabel analisis deskriptif akademik dengan baik yang bermanfaat bagi
pencapaian prestasi
prestasi pada Tabel 12.
4 Selama kuliah, mudah memahami materi yang 2.48 Tidak
disampaikan oleh Dosen sehingga menunjang Setuju
Penilaian Acuan Norma (Norm-Refrenced Assessment) proses belajar

Penelitian ini menggunakan pendekatan PAN 5 Selama kuliah mampu mengingat materi 2.27 Tidak
kuliah dengan baik sehingga menunjang Setuju
(Penilaian Acuan Norma), prestasi belajar seseorang proses belajar
peserta didik diukur dengan cara membandingkannya 6 Memiliki kemampuan berbahasa Indonesia 3.12 Setuju

dengan prestasi yang dicapai teman-teman sekelas yang baik

7 Memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang 2.62 Setuju


atau sekelompoknya (Syah 2014). Penilaian Acuan
baik
Norma (PAN) pada mahasiswa dapat dilihat dari 8 Memiliki kemampuan berbahasa Asing yang 1.89 Tidak
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). baik Setuju

9 Memiliki pemahaman dalam pengajaran 2.94 Setuju

Tabel 8. secara online melalui video youtube atau situs


pendidikan di internet
Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Manajemen 10 Memiliki kemampuan mengerjakan lebih dari 2.62 Setuju
IPK Jumlah dua pekerjaan secara bersamaan (multitasking)

< 2.00 4 Total 2.66 Setuju

> 2.00 - 2.50 14


> 2.50 - 3.00 40 Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa
Total 58 mahasiswa setuju terhadap kognitif selama mengikuti
perkuliahan di Departemen Manajemen. Selama
Berdasarkan Tabel 8 diatas diketahui bahwa kuliah, mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep
sebanyak 40 mahasiswa Departemen Manajemen manajerial dan pengetahuan yang dimiliki menjadi
memiliki IPK > 2.50-3.00, sebanyak 14 mahasiswa lebih baik dan bermanfaat bagi pencapaian prestasi.
memiliki IPK > 2.00-2.50, dan mahasiswa yang Mahasiswa mampu menganalisis suatu permasalahan
memiliki IPK < 2.00 sebanyak 4 mahasiswa. baik akademik mauapun non akademik sehingga
mampu menyesuaikan dengan kondisi apapun yang
Penilaian Acuan Kriteria (Criterion-Refrenced ada di Departemen Manajemen.
Assessment) Era digital native mahasiswa memiliki
Dalam penilaian menggunakan pendekatan kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dalam
PAK (Penilaian Acuan Kriteria) merupakan berkomunikasi dengan rataan 3.12, namun mahasiswa
proses pengukuran prestasi belajar dengan cara
tidak setuju memiliki kemampuan berbahasa asing
membandingkan pencapaian seorang siswa dengan
dengan rataan 1.89. Memiliki kemampuan Bahasa
berbagai perilaku ranah yang telah ditetapkan secara
Inggris maupun bahasa asing dirasa penting agar
baik (well-defined domain behaviors) sebagai patokan
dapat beradaptasi di era revolusi industri 4.0
absolut. Perilaku ranah tesebut terdiri dari ranah
khususnya nasional maupun internasional. Sebaiknya
cipta (kognitif), ranah rasa (afektif), dan ranah karsa
ada pembelajaran yang menggunakan bahasa asing
(psikomotorik).
agar kemampuan berbahasa mahasiswa terasah dan
Kognitif semakin baik. Mahasiswa generasi Z juga memiliki
Kognitif berorientasi yaitu kemampuan berpikir kemampuan mengerjakan lebih dari satu pekerjaan
yang mencakup kemampuan intelektual sederhana secara bersamaan (multitasking) seperti belajar dengan
seperti pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi/ mendengarkan musik.
penerapan, analisis, dan sintesis. Berikut persepsi Selama kuliah mahasiswa tidak setuju
mahasiswa terhadap ranah kognitif pada Tabel 9. mampu mengingat materi kuliah dengan baik dan

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 2 Oktober 2019 91


Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

sulit memahami materi yang disampaikan oleh seperti teori manajerial dan memiliki kemampuan
dosen. Namun mahasiswa saat ini lebih mudah memimpin kelompok atau organisasi yang diikuti
dalam mengakses materi perkuliahan dan memiliki selama kuliah di IPB. Namun mahasiswa tidak setuju
pemahaman dalam pengajaran secara online melalui dengan rataan 2.18 sering bertanya kepada dosen saat
video youtube atau situs pendidikan di internet berlangsungnya diskusi.
sehingga dapat menunjang pemahaman materi
perkuliahan, adanya inovasi yang dilakukan oleh Psikomotorik
tim pengajar dalam pemanfaatan internet untuk Psikomotorik yaitu berkaitan dengan
menunjang pemahaman mahasiswa terkait materi kemampuan bergerak dan bertindak, kecakapan
perkuliahan. ekspresi verbal dan non verbal. Berikut persepsi
mahasiswa terhadap psikomotorik pada Tabel 11.
Afektif
Afektif adalah berkaitan dengan penerimaan, Tabel 11.
sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi Persepsi Mahasiswa Terhadap Psikomotorik
No Pernyataan Rataan Skor Keterangan
(pendalaman) dan karakterisasi (penghayatan).
1 Selama kuliah memiliki keterampilan yang 2.98 Setuju
Berikut persepsi mahasiswa terhadap afektif pada baik dalam mengaplikasikan komputer
Tabel 10. 2 Selama kuliah memiliki kemampuan mengolah 2.81 Setuju
data dengan baik menggunakan Microsoft
Office/SPSS/SEM/ Mini Tab
Tabel 10.
3 Selama kuliah mampu menyajikan bahan 3.13 Setuju
Persepsi Mahasiswa Terhadap Afektif presentasi (Power Point) dengan baik
No Pernyataan Rataan Skor Keterangan 4 Selama kuliah mampu menyelesaikan tugas 2.94 Setuju
1 Ketika presentasi berakhir, bersedia menerima 3.36 Sangat membuat video/poster/makalah dengan baik
kritik dan saran dari orang lain Setuju 5 Selama kuliah mahir dalam mengakses 3.24 Setuju
2 Mengikuti kegiatan di luar perkuliahan (seperti 2.82 Setuju informasi di internet
seminar) yang dapat menambah pemahaman 6 Memiliki kemampuan menyampaikan sesuatu 2.86 Setuju
mata kuliah secara lisan kepada orang lain dengan baik
3 Sering bertanya kepada dosen saat 2.18 Tidak 7 Memiliki kemampuan menyampaikan sesuatu 2.84 Setuju
berlangsungnya diskusi Setuju secara tulisan kepada orang lain dengan baik
4 Selalu hadir dalam perkuliahan maupun 2.77 Setuju Total 2.97 Setuju
responsi

5 Saat perkuliahan/responsi berlangsung, 2.70 Setuju


menyimak penjelasan dosen/asisten dosen
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa
dengan baik mahasiswa setuju terhadap psikomotorik yang
6 Ketika menyelesaikan suatu masalah, 2.77 Setuju menekankan pada aspek keterampilan motorik.
menerapkan teori yang sudah didapatkan di
kelas
Selama perkuliahan mahasiswa mahir dalam
7 Memiliki kemampuan memimpin kelompok/ 2.82 Setuju
mengakses informasi di internet dengan rataan
organisasi dengan baik 3.24. Mahasiswa memiliki keterampilan dalam
Total 2.77 Setuju mengaplikasikan komputer maupun mengolah data
dengan menggunakan Microsoft Office/SPSS/SEM/
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa Mini Tab dengan rataan 2.81. selain itu mahasiswa
mahasiswa setuju terhadap afektif. Mahasiswa sangat mampu meyajikan bahan presentasi berupa powerpoint
setuju dengan rataan 3.36 bahwa ketika presentasi dan memiliki kemampuan menyampaikan sesuatu
berakhir, bersedia menerima kritik dan saran dari secara tertulis maupun lisan. Hal ini menunjukkan
orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa bahwa mahasiswa generasi Z Departemen Manajemen
mampu menerima saran baik positif dan negatif mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
dari orang lain. Selain itu mahasiswa juga aktif oleh dosen yang menggunakan komputer, internet,
dalam kegiatan di luar perkuliahan (seminar) yang dan aplikasi sejenis. Dalam era revolusi industri
dapat menambah pemahaman dan wawasan baru 4.0 perlu adanya keahlian dan keterampilan dalam
terkait mata kuliah yang telah diajarkan. Selama menggunakan teknologi digital agar meningkatkan
perkuliahan maupun responsi berlangsung mahasiswa kualitas sumberdaya manusia di Indonesia.
hadir dalam perkuliahan dan menyimak penjelasan
dosen atau asisten dosen dengan baik. Dalam Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi
menyelesaiakan suatu permasalahan baik dikelas, MahasiswaGenerasi Z Departemen Manajemen
organisasi, lingkungan sekitar mahasiswa mampu FEM IPB
menerapkan teori yang sudah didapatkan dikelas Penelitian ini untuk melihat pengaruh gaya

92 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.2 Oktober 2019


Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

belajar terhadap prestasi mahasiswa generasi Z hal ini mahasiswa aktif Departemen Manajemen
Departemen Manajemen FEM IPB. Alat analisis yang angkatan 2015-2019, melainkan prestasi sesungguhnya
digunakan adalah SEM dengan pendekatan Patrial dapat ditunjukkan oleh kognitif yang dicerminkan
Least Square (PLS). Variabel-variabel pada penelitian (RK), selain itu juga dicerminkan dari afektif (RA),
ini adalah gaya belajar dan prestasi. Indikator dan psikomotorik (RP). Semua indikator tersebut
pengukuran gaya belajar yaitu visual, auditori, dan mencerminkan prestasi mahasiswa yang merupakan
kinestetik. Indikator penilaian prestasi yaitu IPK, hasil selama proses perkuliahan di Departemen
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Manajemen dan diaplikasikan dalam kehidupan pasca
kampus.
Evaluasi Outer Model Indikator yang merefleksikan variabel visual
Convergent Validity adalah perencana dan pengatur jangka panjang yang
Convergent Validity dinilai berdasarkan korelasi baik (V3) suka mengingat materi kuliah dengan
antar item skor dengan construct skor yang dihitung cara menghubungkan segala sesuatu di lapang (V5).
dengan PLS (Ghozali 2014). Indikator dikatakan Indikator yang merefleksikan variabel auditori adalah
valid apabila loading factornya bernilai diatas 0.50. lebih mudah memahami materi kuliah saat dosen
Apabila terdapat indikator yang kurang dari 0.50 menjelaskan dengan intonasi yang keras (A4) lebih
maka indikator tersebut harus dihapus dan dilakukan suka presentasi daripada menulis tugas makalah
perhitungan ulang. Model dan perhitungan awal (A5) berbicara dengan lancar dan tidak gugup
dapat dilihat pada Gambar 3. saat berdiskusi di dalam kelas (A6) suka berbicara,
berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
(A7). Indikator yang merefleksikan variabel variabel
kinestetik adalah lebih mudah memahami apa yang
di pelajari ketika menggerakkan anggota badan
(K3) Saat presentasi, melakukan dengan gerakan
(gerakan tangan/berjalan/serong kiri atau kanan)
(K6) menyukai aktivitas di kelas yang membutuhkan
pergerakan anggota tubuh (K7).

Discriminant Validity
Gambar 3. Model dan perhitungan awal loading factor Discriminant Validity adalah analisis untuk
melihat apakah indikator dapat merefleksikan variabel
Berdasarkan Gambar 3 terdapat 17 indikator
latennya. Jika nilai crossloading variabel latennya
yang tidak memenuhi kriteria dengan loading factor
lebih tinggi dari variabel laten lainnya maka dapat
dibawah 0.50. Indikator yang tidak memenuhi kriteria
dikatakan baik.
tersebut dihilangkan dan dilakukan perhitungan
Discriminant Validity dapat membandingkan
ulang. Setelah melakukan langkah tersebut didapatkan
dengan niali square root of average variance extracted
model dan perhitungan akhir. Berikut merupakan
(AVE) setiap konstruk. Discriminant Validity yang baik
model dan perhitungan akhir pada Gambar 4.
apabila jika nilainya lebih besar dari 0.5. Berikut nilai
AVE dari setiap variabel laten pada Tabel 12.

Tabel 12.
Nilai average variance extracted (AVE)
Variabel Nilai AVE
Visual 0.701
Auditori 0.552
Kinestetik 0.657
Prestasi 0.673

Gambar 4. Model dan perhitungan akhir loading factor


Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat nilai AVE
Berdasarkan Gambar 4 dapat dinyatakan bahwa pada semua variabel laten berada pada nilai di atas
indikator kemampuan akademik berupa pencapaian 0.5. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai AVE semua
IPK tidak dapat merefleksikan variabel prestasi dalam variabel dinyatakan sudah baik.

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 2 Oktober 2019 93


Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

Composite Reliability >2.021) dan sebaliknya. Sampel Original berfugsi


Realibilitas konstruk yang diukur dengan dua untuk melihat sifat hubungan antara variabel laten
kriteria yaitu composite reliability dan cronbach alpha. (positif dan negatif). Berikut merupakan uji hipotesis
Konstruk dinyatakan reliable jika nilai composite dapat dilihat pada Tabel 14.
reliability dan cronbach alpha di atas 0.70. Berikut
merupakan nilai dari composite reliability penelitian Tabel 14.
ini pada Tabel 13. Hasil path coefficient
Jalur Pengaruh Sampel Original T-statistic Hipotesis

Tabel 13. Visual> Prestasi 0.218 1.896 Tidak


Signifikan
Nilai composite reliability
Auditori>Prestasi 0.342 2.941 Signifikan
Variabel Nilai composite reliability Nilai cronbach alpha
Kinestetik > 0.219 1.666 Tidak
Visual 0.822 0.601
Prestasi Signifikan
Auditori 0.826 0.738
Kinestetik 0.848 0.745 Berdasarkan Tabel 14 konstruk gaya belajar
Prestasi 0.860 0.758
visual terhadap prestasi mahasiswa memiliki
T-statistik sebesar 1.896; konstruk gaya belajar auditori
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa
terhadap prestasi mahasiswa memiliki T-statistik
seluruh variabel memiliki nilai composite reliability
sebesar 2.941; konstruk gaya belajar kinestetik terhadap
dan cronbach alpha lebih besar dari 0.70. Maka dapat
prestasi mahasiswa memiliki T-statistik sebesar
disimpulkan bahwa semua variabel laten adalah
1.666. Maka dapat disimpulkan bahwa konstruk
reliabel.
gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik tidak
Evaluasi Inner Model berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa sedangkan
Pengujian model structural dapat dilakukan konstruk gaya belajar auditori berpengaruh positif
dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji dan signifikan terhadap prestasi. Diharapkan dapat
goodness-fit. Nilai tersebut diinterpretasikan bahwa menjadi evaluasi pembelajaran dan pengajaran yang
variabilitas konstruk prestasi yang dapat dijelaskan tepat untuk diterapkan kepada mahasiswa khususnya
oleh gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan yang memiliki IPK <3.00 dengan mayoritas memiliki
gaya belajar kinestetik sebesar 40.8% sedangkan gaya belajar auditori untuk meningkatkan prestasi
59.2% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. bidang akademik maupun non akademik.
Uji yang kedua adalah pengujian melalui metode
bootsrapping untuk melihat nilai T-statistik dan juga Implikasi Manajerial
path coefficient yang digunakan untuk melihat nilai asli Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan SEM
sampel. Niali T-statistik yang diperoleh digunakan PLS Departemen Manajemen sebaiknya memperbaiki
untuk mengukur signifikansi pengaruh antar variabel metode pengajaran dan pembelajaran yang sesuai
laten. Hasil bootsrapping dapat dilihat pada Gambar 5. dengan gaya belajar mahasiswa. Terkait dengan
hasil gaya belajar, hal tersebut mendorong adanya
implikasi manajerial sebagai bahan pertimbangan bagi
Departemen Manajemen untuk meningkatkan prestasi
mahasiswa. Implikasi manajerial digambarkan dengan
diagram alir.
Berdasarkan Gambar 6 pada proses input adalah
hasil dari penelitian yaitu gaya belajar auditori yang
memengaruhi terhadap prestasi secara signifikan.
Gambar 5. Model dan perhitungan akhir menggu- Prestasi mahasiswa direfleksikan adalah kognitif,
nakan bootstrapping afektif, dan psikomotorik. Pada proses perencanaan
kegiatan belajar mengajar, saat kuliah berlangsung tim
Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui model pengajar tentunya harus menjelaskan materi kuliah
perhitungan akhir dengan menggunakan bootstrapping.
dengan intonasi atau suara yang keras dan jelas.
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat T statistik. Jika
Metode pembelajaran yang tepat untuk gaya belajar
nilai T hitung > T tabel yaitu 2.021 Hipotesis dapat
tersebut berupa ceramah, demostrasi, presentasi dan
diterima jika nilai T-statistik lebih dari 2.021 (T-statistik
94 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.2 Oktober 2019
Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

lainnya.
Pada proses kegiatan pembelajaran. Departemen
Manajemen berperan dalam memberikan fasilitas
berupa ruang kelas yang nyaman dan tenang,
memastikan fasilitas yang memadai (mic, sound, LCD,
lainnya). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa gaya belajar auditori sangat
peka terhadap suara, sehingga perlu adanya fasilitas
yang memadai agar dapat menigkatkan konsentrasi
saat perkuliahan berlangsung. Selain itu Departemen
Manajemen dapat berperan dalam memfasilitasi
mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris dan asing. Kemampuan berbahasa
sangat diperlukan dalam berkomunikasi di era
revolusi industri 4.0 saat ini, dimana perusahaan dalam
menyaring calon pegawai memerlukan adanya hasil Gambar 6. Model rekomendasi untuk implikasi ma-
tes Bahasa Inggis. Peningkatan kemampuan berbahasa najerial pada Departemen Manajemen FEM IPB
inggris dapat dilakukan dengan praktik langsung di
dalam kelas serta penyediaan fasilitas les TOEFL bagi PENUTUP
mahasiswa. Selanjutnya pihak Departemen manajemen
Kesimpulan
perlu adanya evaluasi pengajaran dan pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh gaya
dengan cara memperbaiki kurikulum dengan
belajar terhadap prestasi mahasiswa generasi Z
menerapkan metode pembelajaran visualization, Departemen Manajemen FEM IPB adalah sebagai
auditory, kinesthetic (VAK). Model pembelajaran berikut (1) mahasiswa generasi Z Departemen
VAK merupakan gaya belajar yang menggunakan Manajemen FEM IPB angkatan 52-55 yang memiliki
tiga macam sensori dalam menerima informasi yaitu IPK < 3.00 didominasi oleh laki-laki sebanyak 40 orang.
penglihatan, pendengaran, dan gerak. Departemen Berdasarkan usia mahasiswa Departemen Manajemen
Manajemen dapat berperan dalam memfasilitasi berusia 19 tahun. Mahasiswa sebanyak 42 orang
peningkatan kemampuan pengolahan data berupa aktif dalam mengikuti organisasi. Sebanyak 10 orang
Microsoft office/SPSS/SEM/Mini tab dan lainnya. Hal mahasiswa penerima beasiswa. Jalur penerimaan
ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan mahasiswa didominasi melalui jalur SNMPTN yaitu
pada variabel prestasi. Peningkatan kemampuan sebanyak 22 orang (2) hasil SEM dengan pendekatan
mengolah data dapat dilakukan dengan mengadakan Patrial Least Square (PLS) menunjukan gaya belajar
pelatihan, khususnya untuk mahasiswa tingkat akhir auditori berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dalam proses penyelesaian tugas akhir. Tahap akhir prestasi mahasiswa. Gaya belajar tersebut berpengaruh
dalam diagram implikasi manajerial adalah output terhadap variabel prestasi sebesar 40.8 persen
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang
yaitu mendukung misi dari Departemen Manajemen
tidak di teliti oleh penelitian ini.
FEM IPB.
Berdasarkan Gambar 6 implikasi manajerial
Saran
menghasilkan bahan rekomendasi untuk Departemen
Saran dari hasil penelitian ini adalah (1)
Manajemen FEM IPB diantaranya adalah fasilitas
Departemen Manajemen FEM IPB perlu melakukan
ruang kelas yang nyaman, fasilitas yang memadai (mic,
perbaikan sistem pengajaran dan kurikulum yang
sound, LCD, lainnya), fasilitas kemampuan bahasa lebih aplikatif dengan memperbanyak kegiatan
asing, memfasilitasi kemampuan pengolahan data, turun lapang, diskusi didalam kelas, dan tugas
evaluasi kurikulum dengan menerapkan metode VAK. presentasi. Memanfaatkan teknologi seperti sistem
Selanjutnya rekomendasi bagi tim pengajar adalah informasi materi perkuliahan melalui LMS, sistem
menjelaskan dengan intonasi yang jelas, menyesuaikan pembelajaran online, pelatihan meningkatkan softskill
metode pembelajaran dengan gaya belajar auditori, sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman
Exposition – Discovery learning, Group – Individual (2) Departemen Manajemen memfasilitasi mahasiswa
learning. untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 2 Oktober 2019 95
Pengaruh Persepsi Gaya Belajar...

dan asing untuk menyiapkan sumberdaya manusia Elizabeth TS. 2015. Raising children in digital era. Jakarta
yang berkualitas dan berdaya saing (3) Departemen (ID): Bumi Aksara
Manajemen menyelaraskan sistem pembelajaran Ghazali Imam. 2014. Structural Equation Modeling
dengan karakteristik mahasiswa yang memiliki IPK < Metode Alternatif dengan Partial Least Square
3.00 dengan gaya belajar auditori. Evaluasi pengajaran (PLS). Semarang (ID): Badan Penerbit UNDIP.
dan pembelajaran kepada seluruh mahasiswa dengan Seemiler C, Grace M. 2016. Generation Z Goes to Col-
cara memperbaiki kurikulum dengan menerapkan lage. New York (NY): Jossey Bass.
metode pembelajaran visualization, auditory, kinesthetic Syah M. 2014. Psikologi Belajar. Cetakan Kesembilan
(VAK). Model pembelajaran VAK merupakan gaya Belas. Jakarta (ID): Rajawali Pers.
belajar yang menggunakan tiga macam sensori dalam Moore K, Jones C, dan Frazier RC. 2017. Engineering
menerima informasi yaitu penglihatan, pendengaran, Education for Generation Z. American Journal
dan gerak (4) Penelitian selanjutnya disarankan
of Engineering Education. 8(2).
dengan judul analisis pengaruh gaya belajar terhadap
Sugiyono. 2011. Statistika untuk penelitian. Cetakan
prestasi mahasiswa dengan teknik sensus pada
Kesembilan Belas. Bandung (ID): CV ALFABE-
mahasiswa departemen manajemen yang memiliki
TA.
IPK >3.00 Departemen Manajemen FEM IPB
[Kemenristekdikti] Kementerian Riset dan Pendidikan
Tinggi Indonesia. 2018. Mempersiapkan SDM
DAFTAR PUSTAKA Indonesia di Era Industri 4.0. Jakarta (ID).
De Porter B, Hernacki M. 2007. Quantum Learning: [Kemenristekdikti] Kementerian Riset dan Pendidikan
membiasakan belajar nyaman dan menyenang- Tinggi Indonesia. 2017. Pedoman Pemilihan
kan. Cetakan Keduapuluh Lima. Bandung (ID): Mahasiswa Berprestasi Program Sarjana. Ja-
Kaifa. karta (ID).

96 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.2 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai