METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Research). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa
instrumen penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi Jamur (Fungi)
D (four-D models)
Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP) dan SMAN 2 Pertiwi Padang.
Produk yang dihasilkan peneliti berupa instrumen penilaian berpikir tingkat tinggi
yang akan diujicobakan di SMAN 2 Pertiwi Padang pada Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2019/2020.
Subjek dari penelitian ini terdiri dari validator dan peserta didik. Objek
penelitian ini adalah instrumen penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
materi Jamur (Fungi) untuk peserta didik SMA kelas X di SMAN 2 Pertiwi
Padang.
D. Data Penelitian
Data penelitian ini berupa data dari hasil validasi, uji praktikalitas,
pengecoh soal dalam pilihan ganda. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi
secara baik apabila memiliki daya tarik yang besar bagi pengikut tes yang kurang
23
24
memahami konsep. Data ini termasuk data primer, yaitu data yang diperoleh
E. Definisi Operasional
dalam penilaian untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
Instrumen yang digunakan berupa tes objektif yang memiliki tingkatan kognitif
dari C4, C5, dan C6. Adapun definisi operasional penelitian ini adalah instrumen
mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah
suatu solusi, gagasan dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok
membuat suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu, serta dapat merancang
peserta didik mampu membuat suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu,
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket uji validitas dan
praktikalitas yang telah diisi oleh dosen dan guru instrumen penilaian kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Angket uji validitas dan angket uji praktikalitas disusun
menurut Skala Likert yang telah dimodifikasi dari (Arikunto, 2013: 180) dengan 4
jawaban kategori tengah (netral). Menurut Sukardi (2012: 147) “Jawaban angket
Angket uji validitas ini berguna untuk mengetahui valid atau tidaknya
Angket sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada buku Depdiknas (2008: 28)
yang jelas.
G. Prosedur Pengembangan
D (four-D models). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define,
berdasarkan kurikulum 2013. Beberapa langkah yang dilakukan pada tahap define
a. Analisis Masalah
harian materi jamur di SMAN 2 Pertiwi Padang. Soal yang dianalisis yaitu
tinggi. Analisis peserta didik dilakukan melalui observasi, seperti usia peserta
tinggi. Karakteristik peserta didik ini dapat dilihat dari nilai hasil uji coba soal
c. Analisis Kurikulum
pencapaian kompetensi.
d. Analisis Konsep
penilaian yang dibuat sesuai dengan KD yang telah dituntut dan sesuai dengan
28
materi yang telah dipelajari peserta didik, sehingga soal yang dibuat sesuai dengan
yang baik adalah mengandung 4 unsur yaitu audience peserta didik merupakan
dijadikan syarat pada peserta didik yang digunakan untuk menguji kinerja
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi jamur untuk peserta didik SMA
kelas X. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perancangan ini adalah sebagai
berikut:
a. Uji validasi
Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan validitas adalah dengan
mengkaji isi tes itu. Validitas instrumen penilaian kemampuan berpikir tingkat
tinggi dilakukan dengan validitas logis dan empiris. Validitas logis bertujuan
bahasa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Validasi dilakukan
oleh ahli pendidikan sesuai dengan bidang keahliannya. Validator pada penelitian
ini terdiri dari tiga orang dosen biologi FMIPA UNP. Tanggapan dari validator
berupa, kritikan, masukan dan saran yang digunakan sebagai dasar untuk merevisi
instrumen penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi yang telah dibuat. Setelah
dilakukan validitas logis, maka dilakukan validitas empiris setelah soal di uji
cobakan kepada peserta didik kelas X SMAN 2 Pertiwi Padang, sebagai bagian
b. Uji praktikalitas
tinggi dengan memberikan angket uji praktikalitas kepada guru biologi di SMAN
2 Pertiwi Padang. Tujuan dari uji praktikalitas yang diberikan kepada guru untuk
c. Reliabilitas
hasil yang relatif sama Sudjana (2009: 148). Reliabilitas instrumen penilaian
SMAN 2 Pertiwi Padang kepada peserta didik, kemudian dicari nilai reliabelnya.
Suatu tes dikatakan reliabel jika r11 sama dengan atau lebih besar 0,70 (Supardi,
2015: 114).
d. Tingkat kesukaran
Suatu tes yang baik dapat ditentukan oleh tingkat kesukaran masing-masing
mengukur mudah atau sulitnya suatu soal yang dijawab oleh peserta didik. Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Data
yang diperoleh dari analisis butir soal setelah instrumen penilaian diujikan kepada
Daya pembeda dapat diartikan seberapa besar suatu soal untuk membedakan
peserta didik antara yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang
berkemampuan rendah. Data yang digunakan untuk mencari daya pembeda dapat
Define
Design
Develop
Revisi
Valid
Ya
Uji coba
Uji Coba
versi 4.09. Pola distribusi jawaban dapat menggambarkan bagaimana peserta tes
dapat menentukan pilihan jawaban yang telah dipasangkan pada setiap butir soal.
mendeskripsikan hasil dari uji validitas, uji praktikalitas, uji reliabilitas, dan hasil
tinggi
tinggi meliputi materi, konstruksi, bahasa, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
persyaratan ysng valid berdasarkan hasil penalaran (Arikunto, 2008: 64). Uji
validitas logis dilakukan oleh ahli pendidikan yang berpengaruh pada bidang
kajiannya. Angket digunakan sebagai uji validitas logis yang nantinya akan diisi
Nilai validitas logis ini diubah kedalam kriteria yang telah dimodifikasi dari
Analisis validitas logis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80-89%.
tingkat tinggi
adalah 0,51-0,75%.
adalah 80-89%.
tinggi
sebagai berikut.
tinggi
kemampuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut
guru sebagai pembuat soal (Sudjana, 2009: 135). Tingkat kesukaran suatu soal
dapat ditentukan setelah dilakukannya uji coba soal kepada peserta didik.
daya pembeda yang digunakan adalah cukup, baik dan baik sekali. Daya pembeda
juga bisa didapatkan dari hasil ANATES versi 4,09 dan juga dapat menggunakan
Kriteria daya pembeda yang digunakan adalah daya pembeda 4,40 sampai
dengan 0,70 karena instrumen penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
baik adalah instrumen yang memiliki daya pembeda dengan kategori cukup, baik,
dam baik sekali. Dengan adanya kategori ini dapat membedakan antara peserta