Anda di halaman 1dari 10

1.

Definisi :
Menurut WHO 2016, dm suatu penyakit kronis dimana organ pankreas
tidak memproduksi cukup insulin

2. Insulin itu hormon yang ada di sel beta pankreas letaknnya di kumpulan
sel berbentuk seperti pulau, disebut Pulau Langerhans yang berhimpitan
dengan duodenum (usus 12 jari)

3. Prosesnya itu :
Insulin dibawa oleh darah, lalu insulin membawa kunci kedalam sel, jadi
jika tidak membawa kunci glukosa tidak akan masuk kedalam sel, lalu
didalam sel dimetabolisme untuk mengubah menjadi energi untuk
menghasilkan tenaga.

4. Faktor penyebab DM :
Genetik, pola hidup dan makan, riwayat melahirkan lebih dr 4 kilo atau
kurang dari 2,5 kilo dan obesitas (ringan = kelebihan 20-40%, sedang =
kelebihan 41-100%, dan berat = >100%)

5. Patofisiologi ada 2 peran :


a) Resistensi insulin yaitu sel sel sasaran insulin gagal atau tidak
mampu merespon insulin secara normal atau tidak bisa menerima
insulin, gagal berespon terhadap glukosa (atau sudah tidak peka)
b) Defisit itu kekurangan insulin atau gagal mengkompensasi
resistensi insulin

6. Tanda Gejala:
3P (Poliuria, Polidipsi, dan polifagi)

Poliria (banyak BAK)


Prosesnya :
Peningkatan Gula Darah di Osmotik Koloid, sehingga GFR (glomerulus
Filtrasi renal) menjadi meningkat, akibatnya banyaknya cairan yang keluar

Polidipsi (banyak minum)


Prosesnya :
BAK meningkat, sistem tubuh terkait dampaknya sel menjadi haus karna
banyak cairan yang dikeluarkan, sehingga sel kekurangan, lalu tubuh
merespon merangsang pusat haus di hipotalamus. Dari situlah sehingga
orang ingin selalu minum
Polifagi (rasa lapar berlebihan)
Prosesnya :
Makanan masuk dalam tubuh (polisakarida) lalu diproses pemecahan
sampai menjadi glukosa tetapi terjadi gangguan insulin akhirnya glukosa
tidak dapat ditransport kedalam sel yang artinya glukosa menumpuk
didalam darah, dan sel butuh energi terjadilah proses metabolisme, lalu
merespon/merangsang kepusat hipotalamus, dan terjadilah rasa lapar terus
menurus

7. Kelemahan :

8. Proses penurunan BB :
 Glukosa tidak dapat ditransport ke dalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu
sel akan mengecil sehingga seluruh jaringan terutama otot
mengalami atrofidan (penurunan secara otomatis)
 Berat badan berkurang ketika proses sekresi pankreas kurang
mencukupi jumlah hormon insulin untuk mengubah gula menjadi
tenaga, tubuh akan menggunakan lemak dan protein yang ada,
pengurasan simpanan lemak dan protein ditubuh ini menyebabkan
berkurangnya BB

9. Bagamaina muncul komplikasi (jangka panjang dan pendek) :


a) Jangka pendek (akut)
 Koma Hipoglikemia
Terjadi karena pemakaian obat-obat diabetik yang melebihi dosis
yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa dalam darah,
glukosa yang ada disebagian besar di fasilitasi untuk masuk
kedalam sel.
 Ketoasidosis

Minimnya atau dikitnya glukosa didalam sel akan mengakibatkan


sel mencari sumber alternatif untuk dapat memperoleh energi sel.
Kalau tidak ada glukosa maka benda benda keton akan dipakai sel.
Kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan residu
pembongkaran yng berlebihan yang dapat mengakibatkan asidosis

 Koma hiperosmolar nonketotik


Terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel dan ekstrasel
karena banyak di eksresi lewat urine

b) Jangka Panjang (kronis) :


 Katarak
dikarenakan adanya glukosa yang meningkat pada lensa dan humor
aquous sehingga menimbulkan kekeruhan pada lensa. Peningkatan
ini menyebabkan aktifnya jalur poliol. Jalur ini lebih aktif dari
pada jalur glikolisi yang biasanya berfungsi sebagai jalur
metabolisme glukosa dalam lensa. Aktifnya jalur tersebut
menyebabkan Enzim aldose reduktase (AR) men gkatalisis reduksi
glukosa menjadi sorbitol.
Peran sentral jalur AR merupakan faktor awal yang memulai
terjadinya katarak diabetes. Di lensa sorbitol akan diproduksi
secara berlebihan dalam waktu yang cepat. Sehingga sebelum
sempat diubah menjadi fruktosa oleh enzim dehidrokinase sorbitol,
sorbitol akan menumpuk di lensa. Peningkatan jumlah sorbitol ini
menyebabkan timbulnya sifat hiperosmotik yang menghasilkan
cairan untuk menyeimbangkan gradient osmotik.
 Stroke dan Jantung :
Komplikasi jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh –
pembuluh kecil (mikroangiopati) dan pembuluh – pembuluh besar
(makroangiopati).
Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang
kapiler dan
arteriola retina (retinopati diabetic), glomerulus ginjal (nefropati
diabetic) dan saraf – saraf perifer (neuropati diabetic), otot – otot
serta kulit.
Makroangiopati mempunyai gambaran histopatologi berupa
arterosklerosis.
Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh defisiensi
insulin tidak
dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal,
atau toleransi
glukosa setelah makan karbohidrat. Sehingga terjadilah
hiperglikemia berat dan
apabila melebihi ambang batas reabsorbsi oleh ginjal maka
timbullah glikosuria.
Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
meningkatkan
pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia).
Karena glukosa
hilang bersama urin, maka pasien mengalami keseimbangan kalori
negatif dan
berat badan berkurang (polifagia) mungkin akan timbul dengan
hasil akhir
dehidrasi dan kehilangan cairan elektrolit. Ketika tubuh kehilangan
cairan maka
darah mengalami kepekatan yang membuat darah menggumpal
atau dengan kata
lain mengalami trombosis. Trombosis adalah proses kompleks
yang berhubungan
dengan proses terjadinya aterosklerosis yang selanjutnya dapat
menghasilkan
penyempitan pembuluh darah yang mengarah ke otak

10. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan yang dilakukan :
a) kadar glukosa darah :
GDS > 200 mg/dl
GDP/nachter diambil dalam waktu 10 jam puasa, > 140 mg/dl
GDPP (post prandial) diambil 2 jam setelah konsumsi maknan >
200 mg/dl
b) Aseton plasma (keton)
c) Asam lemak bebas
d) Hemoglobin glikosilasi (HbA1c)
e) Osmolalitas Serum
f) Elektrolit :
Natrium
Kalium
Fosfor
g) Gula darah arteri
h) Trombosit darah
i) Ureum
j) Kreatinin
k) Insulin darah

11. Penatalaksanaan (non farmako dan farmako)


 Terapi Farmakologi
a) Obat-obatan Hipoglikemik Oral (OHO)
1) Golongan sulfoniluria :
Cara kerjanya merangsang sel beta pankreas untuk
mengeluarkan insulin. Jadi golongan sulfoniluria hanya bekerja
bila sel-sel beta utuh, mengalangi pengikatan insulin,
mempertinggi kepekaan jaringan terhadap insulin dan menekan
pengeluaran glukagon. Indikasi pemberian obat golongan
sulfoniluria adalah bila berat badan sekitar ideal kurang lebih
10% dari berat badan ideal, bila kebutuhan insulin kurang dari
40 u/hari, bila tidak ada stres akut, seperti infeksi berat.
2) Golongan biguanid :
Cara kerjanya tidak merangsang sekresi insulin. Golongan
biguanid dapat menurunkan kadar gula darah menjadi normal
dan istimewanya tidak pernah menyebabkan hipoglikemia.
Efek samping obat ini (metformin) menyebabkan anoreksia,
nausea, nyeri abdomen dan diare.
3) Alfa glukosidase inhibitor :
Cara kerjanya menghambat kerja insulin alfa glukosidase di
dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan
glukosa dan menurunkan hiperglikemia post prandial. Obat ini
bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan hiperglikemia
dan tidak berpengaruh pada kadar insulin.
4) Insulin sensitizing agent :
Mempunyai efek farmakologi meningkatkan sensitifitas
berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia.
a. Insulin ada 3 jenis menurut cara kerjanya, antara lain :

1) Cara kerjanya cepat : RI (regular insulin) dengan

masa kerja 2-4 jam. Contoh obatnya: Actrapid

2)Cara kerjanya sedang: NPN dengan masa kerja 6-12 jam

3) Cara kerjanya lambat: PZI (Protamne Zinc Insulin)

dengan masa kerjanya 18-24 jam

b) Terapi non farmakologi


 Jenis makanan

Karbohidrat

Sebagai sumber energi yang diberikan pada dibetisi

tidak boleh lebih dari 55-65% dari total kebutuhan


energi sehari atau tidak boleh lebih dari 70% jika

dikombinasi dengan pemberian asam lemak tidak

jenuh rantai tunggal. Pada setiap hari karbohidrat

terdapat kandungan energi sebesar 4 kilokalori.

Protein

Jumlah kebutuhan protein yang direkomendasikan

sekitar 10-15% dari total kalori per hari. Pada

penderita dengan kelainan ginjal dimana diperlukan

pembatasan asuhan protein sampai 40 gram per hari,

maka perlu ditambahkan pemberian suplementasi

asam amino esensial. Protein mengandung energi

sebesar 4 kilokalori/ gram.

Lemak

Lemak mempunyai kandungan energi sebesar 9

kilokalori/ gram. Bahkan makanan ini sangat penting

untuk membawa vitamin larut dalam lemak seperti

vitamin A, D, E, dan K. Berdasarkan ikatan

rantai karbonnya, lemak dikelompokkan menjadi

lemak jenuh dan tidak jenuh. Pembatasan lemak

jenuh dan kolesterol sangat disarankan bagi diabetisi

karena terbukti dapat memperbaiki profil lipid tidak

normal yang sering dijumpai pada diabitis.

b. Jadwal makan
Jadwal makan pengidap diabetes mellitus dianjurkan

lebih sering dengan porsi sedang. Disamping jadwal

makan utama pagi, siang, dan malam dianjurkan juga

porsi makanan ringan di sela- sela waktu tersebut.

c. Jumlah kalori

Jumlah kalori perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh

status gizi, umur, ada tidaknya stress akut dan kegiatan

jasmani. Penentuan 24 status gizi dapat dipakai indeks

massa tubuh (IMT) atau rumus Brocca.

Klasifikasi Status Gizi berdasarkan IMT berdasarkan rumus


Brocca.

Tabel 2.3 Klasifikasi gizi berdasarkan IMT


menurut Riyadi & Sukarmin (2008)
No Indeks Massa Tubuh Klasifikasi
1 <18,5 Berat badan kurang
2 18,5-22,9 Berat badan normal
3 >23,0 Berat badan rendah
23-24,9 Berat badan lebih beresiko
25-29,9 Obesitas I
>30 Obesitas II
Pertama-tama lakukan perhitungan berat badan ideal

berdasarkan rumus berat badan ideal (BBI kg)= (TB cm-

100)- 10%. Untuk laki- laki <160 cm dan wanita <150

cm, perhitungan bb ideal tidak dikurangi 10%.

d. Olahraga

Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu

selama kurang lebih setengah jam yang sifatnya sesuai

CRIPE (Continous Rythmiccal Intensity Progressive


Endurance). Latihan dilakukan terus- menerus tanpa

henti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur.

Latihan CRIPE minimal dilakukan selama 3 hari dalam

seminggu, sedangkan

2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan

oahraga kesenangannya. Adanya kontraksi otot yang

teratur akan merangsang peningkatan aliran darah dan

penarikan glukosa kedalam sel.

Olahraga lebih dianjurkan pada pagi hari (sebelum jam

06.00) karena selain udara yang masih bersih juga

suasana yang belum ramai sehingga membantu

penderita lebih nyaman dan tidak mengalami stress yang

tinggi. Olahraga yang teratur akan memperbaiki

sirkulasi insulin dengan cara meningkatkan dilatasi sel

dan pembuluh darah sehingga membantu masuknya

glukosa ke dalam sel (Riyadi & Sukarmin, 2008).

12. Diit DM :
DM pentingnya keteraturan 3J (Jadwal, Jenis, dan Jumlah)
1) Jadwal, 3 kali maknaan utama, 3 kali makan selingan dengan
interval waktu 3 jam.
2) Jenis, Jenis makanan utama dapat disesuaikan dengan konsep
piring majan model T (didalam piring tersebut berisi karbohidrat,
protein dan sayuran).
3) Jumlah, disesuaikan dengan status gizi pasien.

Komposisi makanan yang dianjurkan :


1) Karbohidrat :
Dianjurkan sebesar 45-65% total asupan nutrisi, sukrosa tidak
boleh lebih dari 5% total asuppan energi

2) Lemak :
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori tidak
melebihi 30% total asupan energi.
Komposisi yang dianjurkan :
Lemak jenuh (SAFA) <7% kebutuhan kalori
Lemak tidak jenuh ganda (PUFA) < 10%
Selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) 12-15%
Jadi perbandingannya 0,2 : 1,2 : 1
Makanan yang dibatasi yang mengandng lemak jenuh dan lemak
trans seperti daging dan susu fullcream.

3) Protein :
Pada pasien nefropati diabetik perlu penurunan asupan protein
menjadi 0.8 g/kg BB/hari atau 10% dari kebutuhan energi.
Penyandang DM yang sudah dihemodialisis asupan protein
menjadi 1-1,2 g/kg bb/hari
Sumber protein yang baik ada ikan air tawar, ayam kampung atau
ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, tempe tahu

4) Natrium :
Asupan natrium penyandang DM sama dengan orang sehat yaitu <
1500 mg/hri

5) Serat:
Jumlah konsumsi serat yang disarankan 14 g/1000 kal atau 20-35
g/hari karena efektif

B. Kebutuhan kalori :

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang


dibutuhkan penyang DM, antar lain seperti memperhitungkan kebutuhan
kalori bassal yang besarnya 25-30 kal/kg BBI.

Beberapa perhitungan BB ideal :

1) Perhitungan BBI menggunakan rumus BROCA yang


dimodifikasi :
BBI = 90% x (TB cm – 100) x 1 kg
Tetapi bagi pria < 160 cm dan wanita < 150 cm, rumusnya menjadi
:
(TB cm – 100) x 1 kg
Ket : BB normal -+ 10%, kurus kurang dari BBI-10%, gemuk lebih
dr BBI+10%

2) Perhitungan BBI menurut IMT (indeks massa tubuh)


IMT = BB (kg)/TB m persegi
Ket : BB kurang < 18,5 BB Normal 18,5-22,9 BB Lebih >23,00

Jadi kebutuhan kalori :


Kurus 2300-2500 kkal Gemuk 1300-1500 kkal
Normal 1700-2100 kkal

Anda mungkin juga menyukai