Di susun :
MAFTUHA
JAMALLUDIN MUCHTAR
HADI PUTRA GOWA
Tempat kejadian
kecelakaan lalu lintas
kecelakaan di lingkungan rumah tangga
kecelakaan di lingkungan pekerjaan
kecelakaan di sekolah
kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat
rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga dan lain-lain.
Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing.tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
Waktu kejadian
Waktu perjalanan (traveling/trasport time)
Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain
c. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. Kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan
bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dan salah satu sistem/organ dibawah ini yaitu:
1. Susunan saraf pusat
2. Pernapasan
3. Hati
4. Ginjal
5. Pancreas
Penyebab kegagalan organ :
1. Trauma/cedera
2. Infeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksia
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss
of wafer and electrolit)
7. Shock
8. Pendarahan akut
9. Tumor/kanker
Kegagalan sistem organ susunan saraf pusat, kardiovaskuler,
pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain dapat
menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.
C. Pengkajian
Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) atau penyakit paru obstruksi
menahun (PPOM) adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronchitis
kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma, (Bruner & Suddarth, 2002).
Pengkajian pada pernafasan dengan klien PPOM yang didasarkan pada
kegiatan sehari-hari. Ukuran kualtas pernafasan antara skala 1-10, dan juga
mengidentifikasi faktor sosial dan lingkungan yang merupakan faktor pendukung
terjadinya gejala. Perawat juga mengidentifikasi type dari gejala yang muncul,
tiba-tiba atau membahayakan dan faktor presipitasi lainnya antara lain perjalanan
penularan temperature dan stress.
Pengkajian fisik termasuk pengkajian bentuk dan kesimetrisan dada,
respiratory rate dan pola pernafasan, posisi tubuh menggunakan otot bantu
pernafasan dan juga warna, jumlah, kekentalan dan bau sputum.
Palpasi dan perkusi pada dada diidentifikasi untuk mengkaji terhadap
peningkatan gerakan fremitus, gerakan dinding dada dan penyimpanan diafragma.
Ketika mengauskultasi dinding dada pada dewasa tua /akhir seharusnya di beri
cukup waktu untuk kenyamanan dengan menarik nafas dalam tanda Tanpa adanya
rasa pusing.
F. Evaluasi
fokus utama pada klien lansia dengan PPOM adalah untuk mengembalikan
kemampuan dalam ADLS, mengontrol gejala, dan tercapainya hasil yang
diharapkan. Klien lansia mungkin membutuhkan perawatan tambahan di rumah,
evaluasi juga termasuk memonitor kemampuan beradaptasi dan menggunakan
teknik energy conserving, untuk mengurangi sesak nafas, dan kecemasan yang
diajarkan dalam rehabilitasi paru.
Klien lansia membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari teknik
rehabilitasi yang diajarkan. Bagaimanapun saat pertama kali mengajar, mereka
harus mempunyai pemahaman yang baik dan mampu untuk beradaptasi dengan
gaya hidup mereka (leukenotte, MA, 2000:502).
DAFTAR PUSTAKA
http://id,scribd.com/presentation/445363470/Askep-Kritis-pada-Lansia.