Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2.1.1 Keselamatan Umum

Menurut filosofi (mangkunegara), jadi K3 adalah suatu pemikiran dan upaya


untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) ditinjau dari segi keilmuan dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan
dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Tujuan Dari K3 adalah melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga


kerja dan orang lain di tempat kerja; menjamin setiap sumber produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien; dan meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas Nasional. Penerapan K3 dijabarkan ke dalam Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3 .

Gambar 2.1 Simbol K3

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3


adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, peng-
kajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 09 / PER / M / 2008).

Pekerja harus waspada pada waktu bekerja karena tidak seorangpun yang
akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja yang rusak tanpa sebab. Oleh
karenanya pekerja harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menaaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis dan aman,
2. bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu kecelakaan
dan segera melaporkan kepada instruktur,
3. menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,
4. melakukan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami
kecelakaan,
5. menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman, dan
6. melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.

2.1.2.Kesadaran dan keselamatan kerja

Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan keselamatan pada waktu
kita mengendarai sebuah kendaraan dijalan.

Segala perlengkapan peralatan dan alat-alat potong yang terdapat di bengkel


sudah direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur, mengikir, dan lain
sebagainya sesuai dengan bidang pekerjaan yang dikehendaki.

Penyebab kecelakaan kerja yang terjadi di lapangan disesbabkan oleh


beberapa faktor, antaralain sebagai berikut :

1. ujung sisi yang tajam memotong bagian tubuh yang tidak terlindungi,
2. benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret pakaian, dan
3. kecelakaan dan suatu yang tidak disangka, jatuh dan terluka.
4. benda tajam yang disimpan sembarangan,
5. rambut panjang yang tidak diikat,
6. sepatu yang tidak memenuhi standar keamanan,
7. tangan yang tidak besih baik sebelum maupun setelah bekerja,
8. pakaian yang kotor dan tidak sesuai standar, dan
9. meja tempat kerja yang tidak bersih.

2.1.3 Keselamatan kerja di bangku kerja

Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau benda kerja
yang tajam.

Pencegahannya:

1. bekerja dengan hati-hati,

2. pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya

3. menggunakan alat pengaman

4. lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lainnya,

5. tidak boleh bergurau/bercanda pada waktu sedang bekerja atau melamun,


dan bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.

2.2 Prinsip Dasar Instalasi


2.2.1 Safety – Keamanan

Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan


peraturan yang ditetapkan oleh SPLN, PUIL 2011 serta IEC (International
Electrotechnical Commission) dengan tujuan untuk keamanan dan keselamatan
bagi mahluk hidup, harta benda dan instalasi listrik itu sendiri.

2.2.2 Reliability ( Keandalan)

Kondisi yang diperlukan adalah keandalan terhadap :

a. Unjuk kerja sistem Pengoperasian system


b. Peralatan yang digunakan.
2.2.3 Accessibility (Kemudahan)

Kondisi yang harus dicapai adalah kemudahan terhadap :


a. Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan system Pemasangan dan
penggantian peralatan system
b. Pengembangan dan perluasan system
2.2.4 Availibility (Ketersediaan)

Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai ketersediaan apabila :

a. Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila terjadi


kerusakan ,
b. Adanya cadangan tempat atau ruang yang diperlukan untuk
menempatkan peralatan tambahan,
2.2.5 Impact of Environment (Pengaruh lingkungan)

Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak


yang terjadi pada lingkungan sekitar dimana sistem instalasi dipasang, yang
meliputi :

a. Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan


b. Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan
2.2.6 Economic (Ekonomi)

Perencanaan sistem instalasi listrik perlu dihemat biaya-biaya yang


dikeluarkan terhadap :

a. Pemeliharaan dan perluasan sistem


b. Pemakaian/penggantian peralatan
c. Pengoperasian sistem
2.2.7 Esthetic (Keindahan)

Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan
kerapian, yang meliputi :

a. Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan


b. Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang operasi
2.3 Saklar

Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan


menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu alat yang
dapat atau berfungsi menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus listrik) baik
itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah.Push
Button.

Adapun beberapa macam saklar yang digunakan dalam praktek bengkel


otami industri adalah sebagai berikut:

2.3.1 Push Button

Pada umumnya saklar push button adalah tipe saklar yang hanya kontak
sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas akan kembali lagi menjadi NO,
biasanya saklar tipe NO ini memiliki rangkaian pengunci yang dihubungkan
dengan kontaktor dan tipe NO digunakan untuk tombol ON. Push button ada juga
yang bertipe NC, biasanya digunakan untuk tombol OFF. Terdapat 4 konfigurasi
saklar push button: tanpa-pengunci (no guard), pengunci-penuh (full
guard), extended guard, dan mushroom button.

Gambar 2.2 Push button dan simbol pengawatannya

2.3.2 Saklar Selektor

Gambar 2.3 Selector Switch beserta simbolnya


Saklar ini lebih dikenal dengan nama selektor yang merupakan jenis saklar
putar. Saklar ini sering digunakan dalam rangkaian pengaturan, misalnya untuk
dua posisi pengaturan (pengaturan manual dan otomatis).

2.3.3 Light Barrier

Sebagai sensor untuk menandakan ada objek yang masuk kedalam tunnel.
Bila ada object yang memotong sinar akan menyebabkan LED hijau pada RX
board padam yang menandakan ada object didalam tunnel. board ini terdiri dari
“Transmitter” (TX) dan “Receiver”(RX), terletak pada dinding tunnel mesin. TX
board mengeluarkan 3 sinar infra-red dan RX mempunyai 3 detector untuk
menerima sinar tsb. RX mempunyai 3 potentiometer untuk sensitivity adjustment
(normally set ke max).

Gambar 2.4 Light Barrier

2.3.4 Sakelar Aliran (flow switch)


a. Saklar Aliran Cairan (liquid flow switch)

Saklar aliran cairan mempunyai sensor seperti lidah yang harus


dimasukan kedalam pipa untuk mengukur besar laju aliran pada pipa.
Saklar ini bisa dipasang pada pipa yang horizontal maupun vertikal,
apabila dipasang vertical cairan harus mengalir dari bawah ke atas.
Gambar 2.5 Fisik dan simbol Saklar Aliran Cairan

b. Sakler Aliran Udara

Yaitu mempunyai sayap atau damper sejenis layar yang berfungsi


untuk mendeteksi laju udara. Alat ini dipasang pada cerobong udara dan
dimasukan agar dapat merasakan aliran udara tersebut

Gambar 2.6 Saklar Aliran Udara

2.3.5 Limit Switch

Limit switch atau dalam bahasa Indonesianya bisa juga disebut sensor
pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa
mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat
membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan, pemakaiannyapun sangat
umum dan banyak, juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga
sangat mudah untuk dipelajari, baik itu oleh pelajar ataupun praktisi dibidangnya.
Hampir setiap mesin-mesin produksi yang ada di industri menggunakannya.
Gambar 2.7 Limit Switch dan simbol pengawatannya

2.3.6 Saklar Impuls

Saklar impuls adalah saklar yang bekerja dengan menggunakan prinsip


elektro magnetis. Ketika tegangan masuk kedalam coil maka akan menggerakkan
tuas saklar. Dimana setiap ada impuls atau penekanan push button pada saklar
tekan maka terjadilah energize di dalam kumparan saklar impuls, sehingga
terjadilah perubahan kontak pada anak kontak saklar impuls dari posisi NO
menjadi NC atau sebaliknya.

Gambar 2.8 Simbol dan bentuk fisik Saklar Impuls

Saklar impuls diciptakan untuk menyempurnakan saklar silang , yang


memang dapat menyalakan lampu pada banyak tempat, namun menggunankan
banyak kabel dan juga harus membongkar rangkaian apabila ingin menambah
jumlah dari pengoperasian saklar. Dengan adanya saklar ini, akan mempermudah
penginstalan, lebih baik dari segi tampilan, dan akan lebih murah apabila ingin
menambah jumlah tombol tekannya.
2.3.7 Relay

Gambar 2.9 Pengawatan dan fisik Relay

Relay merupakan sebuah saklar elektrik yang dapat mengubah kontak-


kontak dari NO (Normally Open) menjadi NC (Normally close) sewaktu
mendapat supply aliran listrik. Untuk mengendalikan suatu sistem dengan beban
keadaan AC/DC.

Prinsip kerja dari relay adalah berdasarkan gejala elektromagnetik di mana


terdiri dari lilitan kawat/kumparan, coil, yang dililitkan pada sebuah inti dari besi
baja yang bersifat lunak. Apabila pada kumparan tersebut kita alirkan arus maka
inti baja tersebut akan menarik jangkar dan relay dinamis. Adapun jenis relay ada
dua, yaitu :

1. Relay yang bekerja dengan arus searah (DC)

2. Relay yang bekerja dengan arus bolak-balik (AC)

2.3.8 Timer On Delay

On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke


kontaktor yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga
bekerja (ON). Adapun fungsi dari kontaktor delay/timer ini untuk memindahkan
kerja dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu yang bekerja secara
otomatis.
Gambar 2.10 Simbol dan Bentuk fisik Timer On Delay

Pada kontaktor biasanya saat terdapat magnit, kontaktornya langsung


berubah posisi dengan seketika dalam waktu yang bersamaan, sedangkan pada
kontaktor penunda waktu “ ON “ bila kumparannya terdapat magnit, kontaknya
tidak langsung berubah posisi, tetapi beberapa saat kemudian baru kontaknya akan
berpindah posisi. Kontaknya akan kembali keposisi semula dengan seketika bila
magnit pada kumparannya dihilangkan.

2.3.9 Kontaktor

Kontaktor adalah merupakan suatu alat elektronik yang berfungsi sebagai


penyambung dan pemutus rangkaian, pergerakan kotak kontaknya terjadi karena
adanya gaya elektromagnetik. Kompenen-komponen dari sebuah kontaktor antara
lain :

1. Kumparan magnet.

2. Kotak kontak bantu NO (Normaly Open)

3. Kotak kontak bantu NC (Normaly Close)

Gambar 2.11 Kontaktor


Pada kontaktor apabila tegangan yang melewatinya terlalu besar maka
kumparan akan panas yang akan mengakibatkan berkurangnya umur dari
kontaktor tersebut. Demikian pula sebaliknya jika tegangan yang melewatinya
terlalu rendah maka tegangan pada kotak kontaknya akan berkurang sehingga
dapat menimbulkan bunga api.

Pada penggunaannya kontaktor sering kita kombinasikan dengan saklar


tekan (push button) yang dimaksudkan sebagai saklar pengoperasian dari
kontaktor.

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open( NO )


dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak
NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan
dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang
apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya
sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara
elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah
dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip
kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.12 Simbol Kontaktor

Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet


seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet
diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak
bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang
harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah
( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa
keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi
produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya
sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.

2.4 Pengaman Listrik

Pengaman listrik adalah suatu komponen utama kelistrikan guna


memberi perlindungan terha-dap manusia dan lingkungan termasuk instalasi itu
sendiri akibat adanya hubung singkat atau terjadi over load. Rating pengaman
yang dipakai menurut PUIL harus s-ama dengan atau lebih besar dari arus
nominal beban (I Pengaman > I nominal). Adapun beberapa jenis pengaman
kelistrikan anatarlain sebagai berikut:

2.4.1 MCB (Miniature Sirkuit Breaker)


MCB adalah sebuah perangkat elektromekanikal yang dapat melindungi
rangkaian listrik dari arus yang berlebihan dengan cara memutuskan arus tersebut
secara otomatis saat melewati batas tertentu

Gambar 2.13 Bentuk fisik MCB

Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban
lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika
terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama
dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan
(bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada
besarnya arus.

2.4.2 Thermal Overlod Relay

Fungsi dari Thermal Overload Relay (TOR) adalah untuk proteksi motor
listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada
yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat
mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja
cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.

Over load relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai
dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus,
sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada
jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling
terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan
beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih
pada motor berdaya kecil.

Kontruksi Over load relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar
dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian
bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas,
maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak – kontaknya
belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan,
apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan
kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.

95 97 1 3 5

96 98 2 4 6
Gambar 2.14 TOR dan Simbol TOR

2.5 Perkakas Kerja

Perkakas kerja adalah seperangkat alat yang digunakan dalam mendukung


kerja praktikan. Alat pertukangan listrik adalah alat-alat yang umum digunakan
dalam melakukan pengerjaan instalasi listrik sehingga mempermudah pengerjaan
instalasi tersebut. Alat yang digunakan dalam praktik kali ini antara lain obeng
(obeng plat, obeng bunga, dan obeng terminal) dan tang (tang pemotong, tang
kombinasi, tang kupas).

a. Obeng
Digunakan untuk memasang dan membuka sekrup. Obeng dapat dilihat pada
gambar 2.15

Gambar 2.15 Obeng


b. Tang
Tang adalah alat yang digunakan untuk mengkupas isolasi kabel, dan juga
untuk mengulir kebel. Tang dapat dilihat seperti pada gambar 2.16

Gambar 2.16 Tang


c. Tester
Tester adalah alat yang di gunakan untuk mengecek atau pun mengetahui
apakah suatu rangkaian atau kabel dalam keaadaan terhubng atau tidak. Tester
delengkapi dengan buzzer sehingga akan berbunyi ketika rangkaian atau kabel
dalam keadaan terhubung.

Gambar 2.17 Tester

2.6 Penghantar

2.6.1 Kabel NYAF

Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel


kotak distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel
fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk
instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini
sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan – belokan tajam. Digunakan
pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau
terkena pengaruh cuaca secara langsung.

Gambar 2.18 Kabel NYAF


2.6.2 Kabel NYM

Kabel NYM digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan
sistem tenaga. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih
atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi
dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya
lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat digunakan lingkungan yang kering dan
basah, namun tidak boleh ditanam pada tanah.

Gambar 2.19 Kabel NYM

2.7 Lampu Indikator

Gambar 2.20 Lampu indikator beserta simbolnya

Lampu indikator berfungsi sebagai isyarat atau indikator dalam sebuah


panel untuk mengetahui apakah sebuah panel bekerja dengan baik ataukah terjadi
sebuah gangguan. Lampu indicator dipakai pada instalasi tenaga karena untuk
mengoperasikan suatu control listrik, perlu adanya penandaan untuk kondisi-
kondisi tertentu, misalnya kondisi beban lebih (over load), kondisi manual
maupun kondisi otomatis.

2.8 Terminal Line Up

Terminal Line Up adalah tempat penyambungan kabel dari satu peralatan


ke peralatan-peralatan lainnya.

Gambar 2.21 Terminal line up

Terminal line up dimaksudkan untuk mempermudah pemasangan


pengawatan instalasi listrik untuk kontrol serta mempermudah mencari gangguan
yang terjadi dalam suatu rangkaian. Terminal line up terbuat dari bahan plastik
yang konstruksinya terdiri dari dua buah tempat penyambungan.

2.9 Wire Duct

Wire Duct dimaksudkan dalam pemasangannya adalah untuk menjadi


tempat saluran kawat atau kabel serabut agar hasilnya kelihatan rapi.Penggunaan
wiring channel biasanya ditemukan dalam peralatan kontrol di kotak panel kontrol
dengan menggunakan wiring channel pada setiap panel kontrol sehingga
rangkaian menjadi kelihatan rapi sehingga mudah dalam pengontrolan
pengecekan gangguan.
Gambar 2.22 Wire duct

2.10 Perlengkapan Hubung Bagi

Perlengkapan hubung bagi merupakan kotak pembagi yang berbentuk


sebuah kotak atau almari yang berisikan komponen-komponen listrik, yang
bertugas sebagai pembagi arus dan daya ke peralatan / pesawat pemakai listrik.
Kotak pembagi sangat diperlukan terutama jika pemakai tenaga listrik
menggunakan banyak peralatan /pesawat listrik, misalnya; motor-motor listrik,
mesin pencuci, mesin pemanas mesin bor dan sebagainya.

Gambar 2.23 Perlengkapan Hubung Bagi

Hal sebagai di atas malahan menjadi suatu ketentuan / keharusan karena


untuk memudahkan :

a. Pembagian tenaga listrik secara tepat dan merata

b. Pengamanan instalasi dan pemakain


c. Pemeriksaan

d. Perbaikan

Kotak pembagi dapat dibuat dari bahan almunium , besi tuang, pelat besi,
pualam/marmer (Fiberglass). Di dalam kotak pembagi inilah komponen-
komponen listrik, seperti;sekring, sakelar dan kawat hubung dirangkai.

2.11 Power Supply

Power supply adalah perangkat keras berupa kotak yang isinya merupakan


kabel-kabel untuk menyalurkan tegangan ke dalam perangkat keras lainnya.
Perangkat keras ini biasanya terpasang di bagian belakang (di dalam) casing
komputer. Input power supply berupa arus bolak-balik (AC) sehingga power
supply harus mengubah tegangan AC menjadi DC (arus searah). Besarnya listrik
yang mampu ditangani power supply ditentukan oleh dayanya dan dihitung
dengan satuan Watt.

Gambar 2.24 Power Supply

2.12 Motor Listrik

Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk


mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang
umum digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi
merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini
beroperasi pada kecepatan di bawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri
ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini
dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin. Motor
induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang
terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor
tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan pada rotor mengalami
lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan
rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet.

Gambar 2.25 Motor Induksi

Berdasarkan suplai input yang digunakan terdapat 2 jenis motor


induksi, yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa. Pada prinsip
kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang
sama. Yang membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa
tidak dapat berputar tanpa bantuan putaran dari luar pada awal motor digunakan,
sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari
luar.

Prinsip kerja dari motor listrik 3 fasa ini sebenarnya sangat sederhana.
Bila sumber tegangan 3 fase dialirkan pada kumparan stator, maka akan timbul
medan putar dengan kecepatan tertentu. Perlu diketahui bahwa medan putar stator
akan memotong batang konduktor yang ada pada rotor, sehingga pada batang
konduktor dari rotor akan muncul GGL induksi. GGL akan menghasilkan arus (I)
serta gaya (F) pada rotor. Agar GGL induksi timbul, diperlukan perbedaan antara
kecepatan medan putar yang ada pada stator (ns) dengan kecepatan berputar yang
ada pada rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s).
Apabila nr = ns, maka GGL induksi tidak akan timbul, dan arus tidak akan
mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.

2.13 Pengasutan Motor

Pada praktek bengkel kali ini, digunakan empat macam sistem pengasutan
yaitu sistem Direct On Line (DOL), sistem Bintang Segitiga (Y-∆), sistem Dua
Arah Balik Putaran (Auto Reverse), dan sistem Dua Tingkat Kecepatan.

2.13.1 Sistem Direct On Line (DOL)

Direct On Line biasa juga disebut pengasutan secara langsung. Pengasutan


ini banyak digunakan dalam motor-motor rotor sangkar dengan daya kecil. Cara
ini mempunyai keuntungan yaitu instalasinya yang lebih sederhana dan biayanya
pun lebih terjangkau.
Gambar 2.26 Diagram Daya sistem Pengasutan DOL

Starting Direct On Line dapat dilakukan dengan cara magnetis yaitu dengan
menggunakan saklar magnet (kontaktor). Dengan menggunakan kontaktor ini
motor dapat dilayani dari jauh secara otomatis. Starting Direct On Line banyak
ditemui dalam instalasi motor dengan saklar magnet, instalasi motor dilayani dari
beberapa tempat.

2.13.2 Sistem Bintang-Segitiga (Y-∆)

Pengasutan sistem bintang-segitiga ini berguna untuk menurunkan tegangan


apit. Dalam hal ini pada start awal motor bintang tegangan apit adalah tiga lebih
rendah dari hubungan delta. Sebagaimana kita ketahui pada saat motor terhubung
bintang maka Vll = Vln = 220 volt, sedangkan dalam hubung delta Vll = √3 x ln =
380 volt.
Gambar 2.27 Diagram Daya Star-Delta

Bentuk konstruksi dari saklar bintang–segitiga adalah saklar tangan, saklar


otomatis. Pada saklar tangan hubungan bintang–segitiga maka semua kegiatan
diatur secara manual, dimana operator melihat pada pengukuran ampere yang
berguna untuk menentukan kapan pindah ke posisi segitiga. Pada saklar otomatis
hal ini dilakukan secara otomatis dengan bantuan ON Delay timer sebagai sistem
waktu dimana kita sudah menentukan kapan berpindah keposisi segitiga secara
otomatis.

2.13.3 Starting Dengan Tahanan Rotor

Untuk melakukan pengasutan motor dalam kondisi berbeban umumnya


digunakan motor induksi dengan jenis rotor belitan karena memberi kemungkinan
untuk melakukan penyambungan rangkaian rotor dengan tahanan luar melalui
cincin slip dan sikat untuk meningkatkan torsi asut motor. Pada saat awal
pengasutan motor, resistansi rotor luar adalah bernilai maksimum, kemudian
seiring dengan meningkatnya putaran motor, resistansi rotor luar ini dikurangi
secara bertahap hingga pada saat kecepatn penuh motor tercapai nilai
resistansinya adalah nol dan motor bekerja normal sepertin halnya rotor motor
sangkar.

Gambar 2.28 Diagram daya starting dengan tahanan rotor

Rangkaian pengasut motor ini dilengkapi juga dengan peralatan proteksi


beban lebih, proteksi terhadap terjadinya kehilangan tegangan serta system
interlocking untuk mencegah terjadinya pengasutan motor dalam kondisi
pengasutan motor dalam kondisi resistansi rotor tak terhubungkan. Rangkaian
seperti pada gambar, tetapi rangkaian proteksinya tidak ditunjukkan.

2.14 Programmable Logic Controller (PLC)


PLC memiliki dua bagian dasar, yaitu : Input/Output interface system dan
Central Processing Unit.
Gambar 2.29 Programmable Controller block diagram dan PLC

a. Input
Input yang masuk ke dalam CPU berupa signal dari sensor atau tranducer.
Signal sensor ini terdapat dua jenis, yaitu: discrete signal dan analog signal.
Discrete signal berupa saklar biner dimana hanya sebuah ON atau OFF signal
(1 atau 0, Benar atau salah), Contohnya : push button, limit switch dan level
sensor. Sedangkan analog signal menggunakan prinsip rentang suatu nilai
antara nol hingga skala penuh. Contoh nya dalam kehidupan sehari-hari adalah
ketika anda sedang memutar volume speaker atau radio anda. Rentang nilai
dari sensor ini akan diinterpretasikan sebagai nilai-nilai integer oleh CPU
PLC. CPU PLC pada saat ini sering menggunakan 16 bit processor sehingga
nilai integer nya memiliki rentang -32768 hingga 32767. Contoh dari analog
signal ini adalah sensor tekanan, sensor temperature, dan sensor aliran. Analog
signal dapat berupa tegangan atau arus listrik dan nilai ini akan
diproporsionalkan dengan nilai integer CPU, contohnya: sebuah analog 0 – 5
V atau 4 – 20 mA akan dikonversikan menjadi nilai integer 0 – 32767.

b. CPU
Semua aktivitas atau pemprosesan data yang diambil dari sensor (data
input) terjadi pada Central Processing Unit (CPU). CPU ini memiliki tiga
bagian utama, yaitu : Processor, Memory System, dan System Power Supply.
Gambar 2.30 Bagian Utama CPU

Processor akan memproses signal input secara aritmatik dan logic, yaitu
melakukan operasi logika, sequential, timer, counter dan mengolah fungsi-
fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan. Selain itu,
processor juga mengolah program yang ada di dalam memori, serta mengatur
komunikasi  antara input-output, memori dengan processor itu sendiri.
c. Output
Hasil pemrosesan data yang diolah pada CPU akan berupa signal keluaran
digital yang dikirim ke modul output untuk menjalankan actuator. Actuator ini
dapat berupa motor listrik, solenoid, heater, led display, injector, heater,
pompa, dan lain-lain. Actuator ini akan berfungsi sesuai instruksi dari CPU,
jika pada CPU telah diprogram timer ON dari lampu selama dua detik maka
lampu pada aktuator akan menyala selama dua detik dan kemudian setelah dua
detik lampu akan OFF.

PLC yang digunakan pada saat praktik bengkel yaitu PLC jenis OMRON
tipe CP1E jumlah modul 20 dengan alamat lokasi:
 Input : 000.00 s/d 000.11
 Output : 010.00 s/d 010.07
2.15 Jenis-jenis Proses Kontrol pada Dunia Industri
Pada industri penggunaan suatu kontrol atau pengendali sistem sangatlah
diperlukan untuk lancarnya proses produksi di industri tersebut. Penggunaan
kontrol sistem ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus
memahami dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian kontrol yang
umum digunakan pada industri yang masih menggunakan rangkaian kontrol yang
berawal dari rangkaian konvensional. Adapun jenis rangkaian kontrol yang selalu
dirancang dalam rangkaian konvensional adalah selalu menggunakan peralatan–
peralatan yang bersifat listrik. Rangkaian kontrol atau pengendali harus dipahami
mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan. Rangkaian kontrol dari
sistem konvensional dapat diubah ke sistem PLC dengan merubah diagram
kontrol dari sistem konvensional menjadi diagram tangga atau ladder diagram.
Adapun contoh-contoh sistem operasi yang menggunakan aplikasi sistem
konvensional maupun PLC antaralain:
2.15.1 Tanur
Proses kerja dari rangkaian tanur ini yaitu bekerja secara otomatis untuk
memanaskan material dengan suhu awal sebesar 800 C hingga nantinya di
pertahankan sampai 820 C didalam suatu tempat tertentu yang biasanya disebut
tungku pemanas atau Heaterdan selanjutnya berakhir pada suatu tempat yang
disebut kontainer atau silo.
2.15.2 Air Blast
Sistem Air Blast adalah merupakan suatu unit proses transportasi yang
sering di gunakan di dunia industri. Air Blast juga sering disebut sebagai mesin
pemindah bahan-bahan yang bersifat lunak seperti: biji-bijian, bahan makanan
ternak, serbuk semen, tepung dan lain sebagainya yang dipindahkan dari suatu
tempat (silo) ke tempat yang lain (silo) lainnya melalui pipa dengan menggunakan
tiupan angin yang dihasilkan oleh Fan Motor.
Air Blast di dunia Industri mempunyai peranan penting disebabkan air
blast adalah alat transportasi atau pengangkut material untuk dilanjutkan ke
proses selanjutnya dalam suatu industri.

2.15.3 Pusat Pompa


Pada mesin pompa air ada saluran hisap dan ada saluran buang, alat
otomatis atau sensornya menggunakan sensor tekanan atau disebut juga Pressure
Switch dan dipasang pada tabung pada saluran keluaran pompa, ketika pompa
dihidupkan atau dihubungkan dengan tegangan jala-jala, maka pompa akan
berputar sehingga di bagian dalam pompa terjadi vaccum karena adanya
perbedaan tekanan, sehingga air yang ada di dalam tanah akan terhisap naik. Pada
saat mesin pompa air berputar dan semua kran air yang ada tertutup maka pada
saluran keluaran pompa akan timbul tekanan yang cukup besar, ketika tekanan
yang dihasilkan melebihi tekan set yang ada pada sensor atau pressure switch
maka sensor akan bekerja dan pompa air akan mati, pompa air akan hidup lagi
jika ada salah satu kran air terbuka disebabkan tekanan air sudah turun dan
begitulah seterusnya.Simulasi pompa ini bertujuan untuk memindahkan air dari
bak 1 ke bak 2 dengan menggunakan dua buah pompa, dimana sistem kerja
pompa diatur oleh kerja rangkaian kontrol dengan sistem kerja sebagai berikut:
 Jika air berada dalam level 1 maka kedua pompa tidak bekerja.
 Jika air berada dalam level 2 maka hanya satu pompa yang bekerja,
dimana pompa satu dan pompa dua akan bergantian kerjanya bila level 2
terjadi berulang-ulang.
 Jika air berada dalam level 3 maka kedua pompa bekerja bersama.
2.15.4 Milling
Prinsip kerja dari rangkaian Milling ini adalah memindahkan material
dari satu tempat ke tempat lain, biasanya Milling digunakan pada pabrik semen.
Pada rangkaian milling terdapat 5 motor dimana pada keadaan normal, akan
menyala secara berurutan dan ketika pada keadaan pemeliharaan dapat dinyalakan
walau tidak berurutan. Tujuan dari menyalakan motor berurutan adalah agar tidak
ada sisa-sisa material yang menumpuk pada belt.

Anda mungkin juga menyukai