TINJAUAN PUSTAKA
Pekerja harus waspada pada waktu bekerja karena tidak seorangpun yang
akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja yang rusak tanpa sebab. Oleh
karenanya pekerja harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menaaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis dan aman,
2. bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu kecelakaan
dan segera melaporkan kepada instruktur,
3. menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,
4. melakukan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami
kecelakaan,
5. menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman, dan
6. melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.
Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan keselamatan pada waktu
kita mengendarai sebuah kendaraan dijalan.
1. ujung sisi yang tajam memotong bagian tubuh yang tidak terlindungi,
2. benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret pakaian, dan
3. kecelakaan dan suatu yang tidak disangka, jatuh dan terluka.
4. benda tajam yang disimpan sembarangan,
5. rambut panjang yang tidak diikat,
6. sepatu yang tidak memenuhi standar keamanan,
7. tangan yang tidak besih baik sebelum maupun setelah bekerja,
8. pakaian yang kotor dan tidak sesuai standar, dan
9. meja tempat kerja yang tidak bersih.
Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau benda kerja
yang tajam.
Pencegahannya:
4. lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lainnya,
Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan
kerapian, yang meliputi :
Pada umumnya saklar push button adalah tipe saklar yang hanya kontak
sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas akan kembali lagi menjadi NO,
biasanya saklar tipe NO ini memiliki rangkaian pengunci yang dihubungkan
dengan kontaktor dan tipe NO digunakan untuk tombol ON. Push button ada juga
yang bertipe NC, biasanya digunakan untuk tombol OFF. Terdapat 4 konfigurasi
saklar push button: tanpa-pengunci (no guard), pengunci-penuh (full
guard), extended guard, dan mushroom button.
Sebagai sensor untuk menandakan ada objek yang masuk kedalam tunnel.
Bila ada object yang memotong sinar akan menyebabkan LED hijau pada RX
board padam yang menandakan ada object didalam tunnel. board ini terdiri dari
“Transmitter” (TX) dan “Receiver”(RX), terletak pada dinding tunnel mesin. TX
board mengeluarkan 3 sinar infra-red dan RX mempunyai 3 detector untuk
menerima sinar tsb. RX mempunyai 3 potentiometer untuk sensitivity adjustment
(normally set ke max).
Limit switch atau dalam bahasa Indonesianya bisa juga disebut sensor
pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa
mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat
membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan, pemakaiannyapun sangat
umum dan banyak, juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga
sangat mudah untuk dipelajari, baik itu oleh pelajar ataupun praktisi dibidangnya.
Hampir setiap mesin-mesin produksi yang ada di industri menggunakannya.
Gambar 2.7 Limit Switch dan simbol pengawatannya
2.3.9 Kontaktor
1. Kumparan magnet.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban
lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika
terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama
dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan
(bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada
besarnya arus.
Fungsi dari Thermal Overload Relay (TOR) adalah untuk proteksi motor
listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada
yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat
mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja
cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
Over load relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai
dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus,
sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada
jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling
terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan
beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih
pada motor berdaya kecil.
Kontruksi Over load relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar
dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian
bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas,
maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak – kontaknya
belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan,
apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan
kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.
95 97 1 3 5
96 98 2 4 6
Gambar 2.14 TOR dan Simbol TOR
a. Obeng
Digunakan untuk memasang dan membuka sekrup. Obeng dapat dilihat pada
gambar 2.15
2.6 Penghantar
Kabel NYM digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan
sistem tenaga. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih
atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi
dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya
lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat digunakan lingkungan yang kering dan
basah, namun tidak boleh ditanam pada tanah.
d. Perbaikan
Kotak pembagi dapat dibuat dari bahan almunium , besi tuang, pelat besi,
pualam/marmer (Fiberglass). Di dalam kotak pembagi inilah komponen-
komponen listrik, seperti;sekring, sakelar dan kawat hubung dirangkai.
Prinsip kerja dari motor listrik 3 fasa ini sebenarnya sangat sederhana.
Bila sumber tegangan 3 fase dialirkan pada kumparan stator, maka akan timbul
medan putar dengan kecepatan tertentu. Perlu diketahui bahwa medan putar stator
akan memotong batang konduktor yang ada pada rotor, sehingga pada batang
konduktor dari rotor akan muncul GGL induksi. GGL akan menghasilkan arus (I)
serta gaya (F) pada rotor. Agar GGL induksi timbul, diperlukan perbedaan antara
kecepatan medan putar yang ada pada stator (ns) dengan kecepatan berputar yang
ada pada rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s).
Apabila nr = ns, maka GGL induksi tidak akan timbul, dan arus tidak akan
mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
Pada praktek bengkel kali ini, digunakan empat macam sistem pengasutan
yaitu sistem Direct On Line (DOL), sistem Bintang Segitiga (Y-∆), sistem Dua
Arah Balik Putaran (Auto Reverse), dan sistem Dua Tingkat Kecepatan.
Starting Direct On Line dapat dilakukan dengan cara magnetis yaitu dengan
menggunakan saklar magnet (kontaktor). Dengan menggunakan kontaktor ini
motor dapat dilayani dari jauh secara otomatis. Starting Direct On Line banyak
ditemui dalam instalasi motor dengan saklar magnet, instalasi motor dilayani dari
beberapa tempat.
a. Input
Input yang masuk ke dalam CPU berupa signal dari sensor atau tranducer.
Signal sensor ini terdapat dua jenis, yaitu: discrete signal dan analog signal.
Discrete signal berupa saklar biner dimana hanya sebuah ON atau OFF signal
(1 atau 0, Benar atau salah), Contohnya : push button, limit switch dan level
sensor. Sedangkan analog signal menggunakan prinsip rentang suatu nilai
antara nol hingga skala penuh. Contoh nya dalam kehidupan sehari-hari adalah
ketika anda sedang memutar volume speaker atau radio anda. Rentang nilai
dari sensor ini akan diinterpretasikan sebagai nilai-nilai integer oleh CPU
PLC. CPU PLC pada saat ini sering menggunakan 16 bit processor sehingga
nilai integer nya memiliki rentang -32768 hingga 32767. Contoh dari analog
signal ini adalah sensor tekanan, sensor temperature, dan sensor aliran. Analog
signal dapat berupa tegangan atau arus listrik dan nilai ini akan
diproporsionalkan dengan nilai integer CPU, contohnya: sebuah analog 0 – 5
V atau 4 – 20 mA akan dikonversikan menjadi nilai integer 0 – 32767.
b. CPU
Semua aktivitas atau pemprosesan data yang diambil dari sensor (data
input) terjadi pada Central Processing Unit (CPU). CPU ini memiliki tiga
bagian utama, yaitu : Processor, Memory System, dan System Power Supply.
Gambar 2.30 Bagian Utama CPU
Processor akan memproses signal input secara aritmatik dan logic, yaitu
melakukan operasi logika, sequential, timer, counter dan mengolah fungsi-
fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan. Selain itu,
processor juga mengolah program yang ada di dalam memori, serta mengatur
komunikasi antara input-output, memori dengan processor itu sendiri.
c. Output
Hasil pemrosesan data yang diolah pada CPU akan berupa signal keluaran
digital yang dikirim ke modul output untuk menjalankan actuator. Actuator ini
dapat berupa motor listrik, solenoid, heater, led display, injector, heater,
pompa, dan lain-lain. Actuator ini akan berfungsi sesuai instruksi dari CPU,
jika pada CPU telah diprogram timer ON dari lampu selama dua detik maka
lampu pada aktuator akan menyala selama dua detik dan kemudian setelah dua
detik lampu akan OFF.
PLC yang digunakan pada saat praktik bengkel yaitu PLC jenis OMRON
tipe CP1E jumlah modul 20 dengan alamat lokasi:
Input : 000.00 s/d 000.11
Output : 010.00 s/d 010.07
2.15 Jenis-jenis Proses Kontrol pada Dunia Industri
Pada industri penggunaan suatu kontrol atau pengendali sistem sangatlah
diperlukan untuk lancarnya proses produksi di industri tersebut. Penggunaan
kontrol sistem ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus
memahami dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian kontrol yang
umum digunakan pada industri yang masih menggunakan rangkaian kontrol yang
berawal dari rangkaian konvensional. Adapun jenis rangkaian kontrol yang selalu
dirancang dalam rangkaian konvensional adalah selalu menggunakan peralatan–
peralatan yang bersifat listrik. Rangkaian kontrol atau pengendali harus dipahami
mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan. Rangkaian kontrol dari
sistem konvensional dapat diubah ke sistem PLC dengan merubah diagram
kontrol dari sistem konvensional menjadi diagram tangga atau ladder diagram.
Adapun contoh-contoh sistem operasi yang menggunakan aplikasi sistem
konvensional maupun PLC antaralain:
2.15.1 Tanur
Proses kerja dari rangkaian tanur ini yaitu bekerja secara otomatis untuk
memanaskan material dengan suhu awal sebesar 800 C hingga nantinya di
pertahankan sampai 820 C didalam suatu tempat tertentu yang biasanya disebut
tungku pemanas atau Heaterdan selanjutnya berakhir pada suatu tempat yang
disebut kontainer atau silo.
2.15.2 Air Blast
Sistem Air Blast adalah merupakan suatu unit proses transportasi yang
sering di gunakan di dunia industri. Air Blast juga sering disebut sebagai mesin
pemindah bahan-bahan yang bersifat lunak seperti: biji-bijian, bahan makanan
ternak, serbuk semen, tepung dan lain sebagainya yang dipindahkan dari suatu
tempat (silo) ke tempat yang lain (silo) lainnya melalui pipa dengan menggunakan
tiupan angin yang dihasilkan oleh Fan Motor.
Air Blast di dunia Industri mempunyai peranan penting disebabkan air
blast adalah alat transportasi atau pengangkut material untuk dilanjutkan ke
proses selanjutnya dalam suatu industri.