Anda di halaman 1dari 14

TINGKAT KEBUGARAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 DI

WILAYAH PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

Annisa Andriyani1, Wahyu Purwaningsih2, Siswanto3


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta
Akademi Keperawatan Insan Husada Surakarta
annisa7117@gmail.com, wahyuikd@gmail.com,siswantoarizal@gmail.com

Abstrak

Pendahuluan. Pemantauan kehamilan sangat menentukan dan membantu perencanaan


proses persalinan. Disetiap kehamilan minimal dilakukan 4 kali permeriksaan Cakupan K4
di Surakarta telah mencapai 96 % yang dirasa sudah bagus, namun demikian masih ada
yang terlupakan tentang pengawasan dan pemantauan di kebugaran, selama ini belum ada
penerapan atau pengukuran tentang tingkat kebugaran selama hamil sehingga saat persalinan
akan membawa dampak terhadap kesehatan ibu.
Tujuan. Mengidentifikasi karakteristik berupa umur pekerjaan/aktivitas, paritas, IMT, dan
riwayat persalinan dan tingkat kebugaran jasmani ibu hamil tri mester 3.
Metode. Jenis penelitian deskriptif observasional yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran yang akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti sedangkan
pengambialan data digunakan metode cross sectional. Populasinya adalah seluruh ibu
hamil tri mester 3 di wilayah Puskesmas Gambirsari Surakarta tiga bulan terakhir
yaitu 161 orang sedang sampel ditentukan dengan rumus moe sebesar 98 orang.
Instrumen yang digunakan yaitu lembar bantu untuk menulis tingkat kebugaran dan
checklist untuk mengetahui karakteristik ibu
Hasil. Sebanyak 86 ibu hamil trimester 3 (87,8%) tergolong usia tidak beresiko, sebanyak 81
ibu hamil trimester 3 (82,7%) memiliki parietas multigravida, 80 ibu hamil trimester
3(81,6%) menunjukkan bahwa tingkat aktifitas aktif, 74 ibu hamil trimester 3(75,5%)
mayoritas memiliki IMT normal, 79 responden (80,6 %)mempunyai riwayat persalinan
spontan dan 88 ibu hamil trimester 3 (89,9 %) mempunyai tingkat kebugaran rendah.
Kesimpulan. Gambaran karakteristik ibu hamil di Wilayah Puskesmas Gambirsari Surakarta
mayoritas ibu hamil tri mester 3 tergolong tidak beresiko, sebagian besar memiliki parietas
multigravida, tingkat aktifitas pada aktifitas tergolong aktif, mayoritas memiliki IMT normal,
sebagian besar mempunyai riwayat persalinan spontan.Tingkat kebugaran jasmani ibu hamil
di Wilayah Puskesmas Gambirsari Surakarta sebagian besar mempunyai tingkat kebugaran
rendah

Kata Kunci : Hamil, Trimester 3, Kebugaran.

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 27


Abstract

Introduction. Pregnancy monitoring is very decisive and helps planning partus. At least four
pregnancies check of K4 Coverage in Surakarta have reached 96%, which is considered
good, but there is still something to forget about supervision and monitoring in fitness, so far
there has been no application or measurement of fitness levels during pregnancy so that
delivery will bring impact on maternal health.
Purpose. Identify characteristics in terms of age of work / activity, parity, BMI, and maternal
history and physical fitness level of triester pregnant women 3.
Method. This type of observational descriptive study aims to get an accurate picture of the
characteristics of the problem under study while data collection was used cross sectional
method.
Results. 86 trimester 3 pregnant women (87.8%) were at no risk of age, as many as 81 third
trimester pregnant women (82.7%) had multigravida patients, 80 trimester 3 pregnant women
(81, 6%) shows that the level of activity is active, 74 mothers are pregnant l 3rd trimester
(75.5%) the majority had a normal BMI, 79 respondents (80.6%) had a history of
spontaneous partus and 88 pregnant women in the third trimester (89.9%) had a low fitness
level.
Conclusion Characteristic description of pregnant women in The majority of Gambirsari
Surakarta Community Health Center areas are 3 at risk of risk, most have multigravida
patients, the activity level is classified as active, the majority have normal BMI, most have a
history of spontaneous partus in the Gambirsari Surakarta Public Health Center has a low
fitness level

Keywords: Pregnant, Trimester 3, Fitness.

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 28


Brebes yaitu 52 kasus, diikuti kota
Pendahuluan. Jumlah Angka
Semarang 35 kasus, dan Tegal 33
kematian ibu menurut Profil
kasus, Kabupaten/Kota dengan kasus
Kesehatan Kementrian Republik
kematian ibu terendah adalah
Indonesia pada tahun 2015, Pada
Temanggung yaitu 3 kasus, diikuti
tahun 1991-2007 AKI mengalami
kota Magelang 3 kasus, dan kota
penurunan setiap tahunnya dari 350
Surakarta 5 kasus. Sebesar 60,90
per 100.000 turun menjadi 228 per
persen kematian maternal terjadi
100.000 kelahiran hidup. Pada tahun
pada waktu nifas, pada waktu hamil
2007-2012 naik menjadi 359 per
sebesar 26,33 persen, dan pada
100.000 kelahiran hidup. Angka
waktu persalinan sebesar 12,76
Kematian Ibu menurun menjadi 305
persen. Penyebab kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup dari
adalah gangguan sistem peredaran
tahun 2012-2015. Meskipun
darah (9,27%), infeksi (2,76%),
demikian pemerintah berupaya terus
hipertensi (26,34%), perdarahan
untuk mewujudkan target tujuan
(21,14%), lain-lain (40,49%).
pembangunan Millenium
Angka kematian ibu Profil
Development Goals (MDGs) 2018
Kesehatan Kota Surakarta tahun
yakni sebesar 102 per 100.000
2016, didapatkan bahwa angka
kelahiran hidup masih membutuhkan
kematian ibu maternal masih
komitmen dan usaha keras yang terus
fluktuasi. Kematian ibu mencapai
menerus. Di Indonesia penyebab
puncak tertinggi yaitu 2010 yaitu
kematian langsung adalah
sebesar 91,4 kemudian menurun
perdarahan (30,3%), hipertensi
pada tahun 2011, 2012, dan 2013.
(27,1)%, infeksi (7,3%), partus lama
Sedangkan tahun 2014 ini belum
(1,8%), abortus (1,6%), lain-lain
mencapai target yang ditetapkan
(40,8%).
dalam rencana strategis Dinas

Kasus kematian ibu Profil Kesehatan Kota Surakarta tahun

Kesehatan Jawa Tengah tahun 2015, 2011-2015 = 71.

Kabupaten/Kota dengan kasus Ibu hamil trimester III masuk

kematian ibu tertinggi adalah kota kunjungan ibu hamil pada kontak

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 29


minimal 4 kali selama masa di kebugaran, selama belum ada
kehamilan untuk mendapatkan penerapan atau pengukuran tentang
pelayanan antenatal, yang terdiri atas tingkat kebugaran selama hamil
minimal satu kali pada timester sehingga saat persalinan akan
pertama, satu kali pada trimester membawa dampak terhadap
kedua dan dua kali pada trimester kesehatan ibu. Padahal menurut
ketiga (K4). Pemantauan kehamilan banyak penelitihan bahwa ibu yang
sangat menentukan dan membantu melakukan senam hamil,atau
perencanaan proses persalinan. aktivitas fisik akan berdampak
Disetiap Kehamilan minimal positif dalam proses persalinan.
dilakukan 4 kali pertemuan. Terlihat Tujuan dari penelitian ini
di tabel 1.2 Cakupan K4 pada tri mengidentifikasi karakteristik
mester 3 di Jawa tengah kota berupa umur pekerjaan/aktivitas,
surakarta adalah 96 %. paritas, IMT, dan riwayat persalinan
Di kota Surakarta terdiri 5 dan tingkat kebugaran jasmani ibu
kecamatan yaitu kecamatan hamil tri mester 3.
Laweyan, Kecamatan Serengan, Metode. Jenis penelitian yang
Kecamatan Pasar Kliwon, digunakan adalah deskriptif
Kecamatan Jebres, Kecamatan observasional. Penelitian deskriptif
Banjarsari.Terlihat pada tabel 1.3 bertujuan untuk mendapatkan
cakupan K4 tertinggi adalah di gambaran yang akurat dari sejumlah
Kecamatan Banjarsari yaitu karakteristik masalah yang diteliti.
berjumlah 3.446. Sedangkan di Rancangan penelitihan yang
Kecamatan Banjarsari Terdapat 6 digunakan menggunaakan metode
wilayah kerja puskesmas dan K4 pendekatan cross sectional.
tertinggi adalah di Puskesmas Populasinya adalah seluruh ibu hamil
Gambirsari terilat pada table 1.4. tri mester 3 di wilayah Puskesmas
Dari data telah terlihat pemantauan Gambirsari Surakarta tiga bulan
yang bagus terutama di K4 namun terakhir yaitu 161 orang sedang
demikian masih ada yang terlupakan sampel ditentukan dengan rumus
tentang pengawasan dan pemantauan moe sebesar 98 orang. Instrumen

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 30


yang digunakan yaitu lembar bantu kekuatan seseorang akan lebih
untuk menulis tingkat kebugaran dan matang dalam berpikir dan
checklist untuk mengetahui bekerja. Bertambahnya umur
karakteristik ibu. Sedang alat yang seseorang maka kematangan
dibutuhkan adalah lembar bantu, dalam berpikir semakin baik,
checklist, stopwatch, metronome, sehingga akan termotivasi dalam
timbangan berat badan, pengukur memeriksakan kehamilan dan
tinggi badan. Dalam mpenelitian mengetahui pentingnya ANC
analisa yang digunakan adalah (Padila, 2014).
analisa univariat. Umur sangat
Hasil Dan Pembahasan menentukan suatu kesehatan ibu,
Analisis Univariat ibu dikatakan berisiko tinggi
1. Usia apabila ibu hamil berusia di
Tabel 1 Distribusi Frekuensi bawah 20 tahun dan di atas 35
Usia Ibu Hamil Trimester III Di
tahun. Umur di bawah 20 tahun
Wilayah Kerja Puskesmas
Gambirsari dikhawatirkan mempunyai risiko
komplikasi yang erat kaitannya
Usia Jumlah Prosentase dengan kesehatan reproduksi
beresiko 12 12,2
tidak wanita, diatas 35 tahun
86 87,8
beresiko
mempunyai risiko tinggi karena
Total 98 100,0
Sumber : Data Primer Mei 2018 adanya kemunduran fungsi alat
Berdasarkan tabel 1 reproduksi. Gangguan ini bukan
menunjukkan bahwa mayoritas hanya bersifat fisik karena
ibu hamil tri mester 3 tergolong belum optimalnya
pada tidak beresiko yaitu perkembangan fungsi organ-
sebanyak 86 responden organ reproduksi, namun secara
(87,8%). Umur adalah umur psikologis belum siap
individu terhitung mulai saat menanggung beban moral,
dilahirkan sampai saat berulang mental, dan gejolak emosional
tahun. Semakin cukup umur, yang timbul serta kurang
tingkat kematangan dan pengalaman dalam melakukan

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 31


pemeriksaan ANC (Padila, terhadap rangsangan gonadotropin.
2014). Makin lanjut usia wanita, maka
Usia aman untuk kehamilan resiko terjadi abortus, makin
dan persalinan adalah 20-30 tahun. meningkat karena menurunnya
Kematian maternal pada wanita kualitas sel telur atau ovum dan
hamil dan melahirkan pada usia di meningkatnya resiko kejadian
bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali kelainan kromosom. Selain itu,
lebih tinggi, dari pada kematian Semakin bertambahnya usia
maternal yang terjadi pada usia 20- cenderung akan kehilangan massa
29 tahun. Kematian maternal otot dan memudahkan terjadinya
meningkat kembali sesudah usia akumulasi lemak tubuh (Galletta,
30-35 tahun (Padila, 2014). Hal ini G. 2005)
didukung oleh penelitian yang Penelitian ini didukung
dilakukan oleh Septiani dan Zulmi Wakyani (2015) cakupan yang
(2017) tentang hubungan umur memiliki umur 20-35 tahun (tidak
paritas dan pekerjaan ibu Dengan resiko tinggi) sebagian besar
kejadian abortus. Berdasarkan hasil melakukan pemeriksaan kehamilan
penelitian menunjukan bahwa ibu sesuai dengan standar (≥ 4 kali),
yang mengalami abortus terjadi dibandingkan dengan yang berumur
padausia ibu hamil <20/>35 tahun <20 atau >30 tahun (beresiko
yaitu sebesar (65,0%) dibandingkan tinggi).
dengan ibu hamil yang berusia 2. Parietas
(37,4%). Hasil uji statistik dengan Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Parietas Ibu Hamil Trimester III Di
kaikuadrat menghasilkan p value Wilayah Kerja Puskesmas
0,000(P<0,05) berarti secara Gambirsari

statistic adahubungan yang Paritas Jumlah Prosentase


Primigravida 17 17,3
bermakna antara umur dengan Multigravida 81 82,7
kejadian abortus. Semakin lanjut Total 98 100,0
Sumber : Data Primer, Mei 2018
umur wanita, semakin tipis
Berdasarkan tabel 2
cadangan telur yang ada, indung
menunjukkan bahwa dari
telur juga semakin kurang peka

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 32


menunjukkan sebagian besar tinggi terhadap terjadinya
memilikiparietas multigravida abortus sebab kehamilan yang
sebanyak 81 responden(82,7%) berulang-ulang dan wanita yang
Paritas adalah keadaan seorang mempunyai paritas lebih dari 3
ibu yang melahirkan janin lebih menyebabkan rahim tidak sehat.
dari satu orang.Ibu yang pertama Dalam hal ini kehamilan yang
kali hamil merupakan hal yang berulang menimbulkan
sangat baru sehingga termotivasi kerusakan pada pembuluh darah
dalam memeriksakan dinding uterus yang
kehamilannya ketenaga mempengaruhi sirkulasi nutrisi
kesehatan. Sebaliknya ibu yang ke janin akan berkurang
sudah pernah melahirkan lebih dibanding pada kehamilan
dari satu orang, mempunyai sebelumnya. Keadaan ini dapat
anggapan bahwa ia sudah menyebabkan kematian pada
berpengalaman sehingga tidak bayi dan lebih besar akan
termotivasi untuk memeriksakan mengakibatkan terjadinya
kehamilannya (Padila, 2014) abortus (Wiknjosastro, 2005).
Parietas yang tinggi pada Kejadian abortus diduga
ibu hamil berhubungan erat mempunyai efek terhadap
dengan kesehatan kehamilan berikutnya baik pada
kehamilan.Semakin tingginya timbulnya penyulit kehamilan
parietas maka berdampak pada maupun pada hasil kehamilan itu
kurangnya istirahat dengan sendiri.Wanita dengan riwayat
kelahiran yang dekat abrotus mempunyai resiko yang
(Handayani, 2018).Seorang Ibu lebih tinggi untuk terjadinya
yang sering melahirkan persalinan premature, abortus
mempunyai resiko kesehatan berulang, dan berat badan lahir
pada dirinya dan juga bagi rendah (BBLR). (Septiani dan
kesehatan anaknya.Bayi yang Zulmi, 2017)
dilahirkan oleh Ibu dengan Menurut Wiknjosastro
paritas tinggi mempunyai risiko (2005), Terjadinya abortus

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 33


karena umur salah satu faktor lanjut usia wanita, maka resiko
yang menyebabkan terjadinya terjadi abortus, makin meningkat
abortus. Lebih sering diatas karena menurunnya kualitas sel
umur 35 tahun. Reproduksi sehat telur atau ovum dan
dikenal bahwa usia aman untuk meningkatnya resiko kejadian
kehamilan dan persalinan adalah kelainan kromosom” (Herliicha,
20-35 tahun.Umur <20/>35 2011).
tahun lebih beresiko akan Selain itu, parietas juga
mengalami Abortus. Wanita mempengaruhi robekan
hamil pada umur muda (< 20 perineum.Pada ibu dengan
tahun) dari segi biologis parietas satu (primipara)
perkembangan alat- alat memiliki resiko lebih tinggi
reproduksinya belum untuk mengalami robekan
sepenuhnya optimal.Dari segi perineum dari pada ibu dengan
pisikis belum matang dalam parietas lebih dari satu. Hal ini
mengahadapi tuntutan beban dikarenakan jalan lahir yang
moral, dan emosional, dan dari belum pernah dilalui oleh kepala
segi medis sering mendapat bayi sehingga otot-otot perineum
gangguan.Sedangkan pada usia belum merenggang
lebih dari 35 tahun, elastisitas (Prawirohardjo, 2013)
dari otot-otot panggul dan 3. Tingkat Aktivitas
sekitarnya serta alat – alat Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Tingkat Aktivitas Ibu Hamil
reproduksi pada umumnya Trimester III Di Wilayah Kerja
mengalami kemunduran, wanita Puskesmas Gambirsari

pada usia ini mudah mengalami


Tingkat Jumlah Prosentase
komplikasi antenatal diantaranya aktivitas
abortus”. “Semakin lanjut umur Tidak aktif 18 18,4
wanita, semakin tipis cadangan Aktif 80 81,6
Total 98 100,0
telur yang ada, indung telur juga
Sumber : Data Primer, Mei 2018
semakin kurang peka terhadap
Berdasarkan tabel 4.5
rangsangan gonadotropin. Makin
menunjukkan bahwa tingkat

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 34


aktifitas aktif pada ibu hamil tri energi. Aktifitas fisik yang tidak
mester 3 aktif sebesar 80 ada (kurangnya aktivitas fisik),
responden (81,6%). merupakan faktor risiko
Saat masuk ke trimester independen untuk penyakit
pertama maka ibu hamil akan kronis, dan secara keseluruhan
merasakan berbagai gejala diperkirakan menyebabkan
gangguan kehamilan yang kematian secara global.
kurang nyaman seperti mual dan Menurut Kristanti dalam
muntah. Selain itu, beberapa sutri 2014, aktifitas fisik adalah
gangguan yang berhubungan setiap pergerakan tubuh akibat
dengan fisik juga sangat sering aktifitas otot-otot skeletal yang
muncul.Untuk melindungi mengakibatkan pengeluaran
kondisi ibu dan janin sebaiknya energi.Aktivitas fisik terdiri dari
menghindari beberapa aktivitas aktifitas selama bekerja, tidur,
berbahaya untuk ibu hamil yaitu dan pada waktu senggang.
terkena kontaminasi udara Setiap orang melakukan aktifitas
beracun, merokok, konsumsi fisik, atau bervariasi antara
alkohol, larangan diet untuk ibu individu satu dengan yang lain
hamil, sauna atau berendam bergantung gaya hidup
dalam air panas, mendapatkan perorangan dan faktor lainnya
tekanan pikiran / pemicu stres seperti jenis kelamin, umur,
(Septiana, 2016). pekerjaan, dan lain-lain.
Menurut Almatsier dalam Aktifitas fisik sangat disarankan
Sutri 2014), pengertian aktifitas kepada semua individu untuk
fisik ialah gerakan fisik yang menjaga kesehatan terutama
dilakukan oleh otot tubuh dan pada ibu hamil.Saat hamil,
sistem penunjangnya. Menurut wanita tentunya harus lebih
WHO (2010), aktifitas fisik berhati-hati dalam melakukan
adalah setiap gerakan tubuh kegiatan dan aktivitasnya sehari-
yang dihasilkan oleh otot rangka hari. Tak sedikit wanita yang
yang memerlukan pengeluaran berhenti berolahraga karena

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 35


khawatir hal tersebut dapat beberapa penyakit seperti
membahayakan kehamilannya. diabetes atau gestational.Karena
Aktivitas fisik sangat itu, ibu hamil juga diwajibkan
berpengaruh terhadap tingkat menyisihkan waktu untuk
kebugaran jasmani berolahraga ringan agar tubuh
seseorang.Salah satu aktivitas dan janinnya tetap bugar.
fisik yang baik untuk Aktivitas yang membuat badan
meningkatkan kebugaran ibu hamil tetap bugar selama
jasmani adalah olahraga.Olahrga kehamilan muda akan
yang ideal yaitu olahraga yang memberikan energi dan
meningkatkan ketahanan jantung membuat ibu hamil semakin
dan paru-paru, disamping juga kuat ketika melahirkan. Berikut
melatih ketahanan dan kekuatan adalah beberapa jenis olah raga
otot.Ukuran olahraga dapat dan aktivitas yang aman untuk
dinilai berdasarkan jenis ibu yang sedang hamil yaitu
olahraga yang dilakukan, jalan santai, berenang, yoga,
frekuensi, intensitas, dan olahraga statis, relaksasi
lamanya berolahraga.Status gizi menggunakan aroma-terapi,
merupakan salah satu faktor berbelanja, melakukan pekerjaan
yang harus diperhatikan rumah, membaca dan senam
mengingat kurangnya status gizi hamil (Handayani, 2015)
dapat mengakibatkan kualitas Aktivitas fisik diketahui
fisik yang rendah yang dapat berperan penting untuk
berdampak pada penurunan mencegah obesitas dan
tingkat kebugaran jasmani memegang peranan terhadap
(Suroto, 2015). distribusi lemak tubuh.Aktivitas
Sementara itu, di sisi lain, fisik yang memadai dapat
terkadang ibu hamil semakin menurunkan persentasi lemak
sering tidur dan makan lebih tubuh yang selanjutnya dapat
banyak.Kebiasaan semacam itu mengurangi risiko menderita
justru memicu datangnya

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 36


obesitas dan penyakit mengidentifikasi pasien obesitas
kardiovaskuler (Anam, 2010). yang mempunyai risiko
4. Indeks Massa Tubuh (IMT) komplikasi medis (Pudjiadji,
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi 2010). Rendahnya aktivitas fisik
Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu menjadi faktor risiko berbagai
Hamil Trimester III Di Wilayah
Kerja Puskesmas Gambirsari penyakit kronis dan diperkirakan
menyebabkan kematian secara
IMT Jumlah Prosentase global.
Rendah 3 3,1 Aktivitas fisik adalah setiap
Normal 74 75,5
Tinggi 12 12,2 gerakan tubuh yang dihasilkan
Obesitas 9 9,2 oleh otot rangka dan
Total 98 100,0
memerlukan pengeluaran
Sumber : Data Primer, Mei 2018 energi.Aktivitas fisik yang
Berdasarkan tabel 4.3 teratur dan benar sangat penting
menunjukkan bahwa ibu hamil bagi pemeliharaan kesehatan
trimester 3 mayoritas memiliki fisik, mental dan
IMT normal sebanyak 74 mempertahankan kualitas hidup
responden (75,5%). Menurut agar tetap sehat dan
buku asuhan kebidanan bugar.Rendahnya aktivitas fisik
kehamilan (Saryono, 2010) yaitu menyebabkan penumpukan
mengatakan kenaikan berat energi oleh tubuh dalam bentuk
badan selama hamil 9-13,5 kg lemak. Jika hal ini terjadi secara
yaitu pada trimester 1 kenaikan terus-menerus akan
berat badan minimal 0,7 –1,4 menyebabkan peningkatan IMT.
kg , pada trimester 2 kenaikan Peningkatan IMT menjadi faktor
berat badan 4,1 kg dan pada risiko utama terjadinya penyakit
trimester 3 kenaikan berat badan kronis seperti penyakit
9,5 kg. kardiovaskular (jantung dan
IMT merupakan cara termudah stroke), diabetes, gangguan tulang
memperkirakan obesitas yang dan otot serta penyakit keganasan.
berhubungan tinggi dengan massa
lemak tubuh serta penting untuk

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 37


Menurut Saryono (2010) spontan yaitu 79 responden
berat badan dilihat dari Quetet (80,6 %)
atau Body massa index (Indeks Proses persalinan yang normal
Massa Tubuh = IMT). Ibu hamil akan dimulai dari adanya
dengan berat badan dibawah kontraksi yang ditandai dengan
normal sering dihubungkan terjadi pembukaan servik secara
dengan abnormalitas kehamilan, bertahap dan akan diakhiri
berat badan lahir dengan pengeluaran atau
rendah.Sedangkan berat badan kelahiran plasenta dengan
overweight meningkatkan resiko lengkap sedangkan persalinan
atau komplikasi dalam yang tidak normal yaitu
kehamilan seperti hipertensi, persalinan yang menggunakan
janin besar sehingga terjadi bantuan atau alat bantu dan tidak
kesulitan dalam persalinan. dengan kekuatan sendiri
5. Riwayat Persalinan (Sulistyawati, 2010)
Sebelumnya 6. Tingkat kebugaran
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
Riwayat Persalinan Sebelumnya Riwayat Persalinan Sebelumnya
Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah
Kerja Puskesmas Gambirsari Kerja Puskesmas Gambirsari

Riwayat Jumlah Prosentase Tingkat Jumlah Prosentase


persalinan kebugaran
Belum Rendah 88 89,9
pernah 15 15,3 Kurang 10 10,2
melahirkan Total 98 100
Spontan 79 80,6 Sumber : Data Primer, Mei 2018
Secsio
4 4,1
cesaria Berdasarkan tabel 4.6
Total 98 100
menunjukkan bahwa ibu hamil
Sumber : Data Primer, Mei 2018 trimester 3 sebagian besar
Berdasarkan tabel 4.5 mempunyai tingkat kebugaran
menunjukkan bahwa ibu hamil rendah yaitu 88 responden (89,9
trimester 3 sebagian besar %)
mempunyai riwayat persalinan

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 38


Berbagai unsur kebugaran yang mayoritas ibu hamil tri mester
saling berhubungan ialah daya tahan 3tergolong tidak beresiko,sebagian
cardiovaskuler, daya tahan otot, serta besar memiliki parietas
kelenturan dan komposisi tubuh. Ha multigravida, tingkat aktifitas pada
ini didukung oleh penelitian yang aktifitas tergolong aktif, mayoritas
dilakukan Carnethon (2005), memiliki IMT normal, sebagian
diperoleh hasil bahwa salah satu besar mempunyai riwayat persalinan
komponen kebugaran ialah spontan.Tingkat kebugaran jasmani
ketahanan cardiovaskular yang ibu hamil di Wilayah Puskesmas
rendah berhubungan dengan Gambirsari Surakarta sebagian besar
tingginya tingkat mortalitas dan mempunyai tingkat kebugaran
morbiditas populasi pada kelompok rendah. Untuk itu perlu dilakukan
usia 19-49 tahun. Penelitian ini juga upaya untuk meningkatkan
menunjukkan bahwa orang yang kebugaran seperti senam hamil yang
memiliki tingkat kebugaran rendah dipantau oleh tenaga kesehatan .
cenderung memiliki kadar
Daftar Pustaka
lipoprotein dan tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan dengan Anam. 2010. Pengaruh Intervensi
Diet Dan Olahraga Terhadap
responden yang memiliki tingkat Indeks Massa Tubuh,
kebugaran lebih tinggi. Hal ini Kesegaran Jasmani, Hscrp
Dan Profil Lipid Pada Anak
berkaitan dengan kebugaran yang Obesitas Thesis. Program
merupakan komponen kesehatan Pasca Sarjana Magister Ilmu
Biomedik Dan Program
esensial dan sebagai prasyarat untuk Pendidikan Dokter Spesialis-
organisme berinteraksi secara 1 Ilmu Kesehatan Anak.
Universitas Diponegoro.
optimal dalam berbagai stimulasi di Semarang.
lingkungan sekitar (Camethon, dkk,
Dinas Kesehatan Kota
2005). Surakarta.2014. Profil
Kesehatan Kota Surakarta
Simpulan dan saran. Gambaran Tahun 2014.Surakarta.
karakteristik ibu hamil di Wilayah
Departemen Kesehatan RI. 2015.
Puskesmas Gambirsari Surakarta Profil Kesehatan

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 39


IndonesiaTahun 2015. Sutri. 2014. Hubungan Aktivitas
Jakarta. Fisik Dengan Kesegaran
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Jasmani Pada Remaja Puasa
Tengah. 2015. Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Suroto, S J. 2015. Hubungan Indeks
Tengah Tahun 2015. Massa Tubuh Dan Frekuensi
Semarang.Oktober Olahraga Terhadap
2010.Diakses pada tanggal 30 Kebugaran Jasmani Pekerja
Juli 2016. Konstruksi Di PT. PP
(Persero) Tbk Proyek
Galletta, G. 2005. Emedicine Health. Apartemen Pinnacle
Available at: Semarang.Jurnal Kesehatan
http://www.emedicinehealth.co Masyarakat. Vol 3. No 1..
m. Diakses tanggal 18 Juni
2018. Sulistyawati, A. 2012.Asuhan
Kebidanan Kehamilan.
Handayani, I Dan Suryani, P. 2018. Jakarta: Salemba Medika
Senam Hamil Dan
Ketidaknyamanan Ibu Hamil Walyani, Elizabeth Siwi. 2015.
Trimester Ketiga.Midwife Asuhan Kebidanan pada
Journal. Vol 5 No 1. Kehamilan. Cetakan
Pertama.Pustakabarupress.
Yogyakarta
Padila,2014.Buku Ajar Keperawatan
Maternitas, Yogyakarta Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu
Kebidanan.Jakarta : Yayasan
Pudjiadi, A.H, B.Handryastuti, S. Bina Pustaka
2010. Pedoman pelayanan
Medis Ikatan Dokter Anak WHO. 2010. Physical Activity.
Indonesia.Jakarta: IDAI Available
at :http://www.who.int/topics/
Prawirohardjo, S. 2013. Pelayanan physical_activity/en/ diakses
Kesehatan Maternal Dan tanggal 12 juni 2018.
Neonatal.Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I:


Kehamilan. Nuha Medika.
Yogyakarta

Septiani, Z. 2017. Hubungan Umur


Paritas Dan Pekerjaan Ibu
Dengan Kejadian Abortus

Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol.7 No.1, Januari 2019 40

Anda mungkin juga menyukai