Makalah Krim Hidrokortison A.
Makalah Krim Hidrokortison A.
Makalah Krim Hidrokortison A.
Oleh:
Albana Wintara, S.Farm (2002001)
Auliana Huwaida Nurulhuda, S.Farm (2002004)
Asnila, S.Farm (2002003)
Desmariani, S.Farm (2002007)
Faricha Ulfa, S.Farm (2002013)
Fitra Annisa, S.Farm (2002014)
Gema Ananda Surya, S.Farm (2002015)
Joel Lam Parulian, S.Farm (2002019)
Rohil Suci Febriyani, S.Farm (2002028)
Sherina Putri, S.Farm (2002029)
Windy Gusdilla, S.Farm (2002035)
Wulan Suci Ningrum, S.Farm (2002036)
Yoenda Octavina Putri, S.Farm (2002037)
Dosen Pengampu:
Dr. apt. Gressy Novita. M.Farm
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................................
2.1. Krim.............................................................................................................
2.3. Hidrokortison...............................................................................................
3.1.2 Homogenitas.............................................................................................
3.1.3 Stabilitas....................................................................................................
3.1.4 pH.............................................................................................................
4.1 Hasil.................................................................................................................
4.2 Pembahasan......................................................................................................
5.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemeriksaan mutu yang dilakukan terhadap sediaan krim
hidrokortison.
2. Untuk mengetahui contoh data hasil pemeriksaan sediaan krim hidrokortison.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi
air dalam minyak atau minyak dalam air (Anonim, 2014). Krim mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar tubuh (Anonim, 1979).
Krim merupakan sistem emulsi sediaan semi padat dengan penampilan tidak jernih..
Konsistensi dan sifatnya tergantung pada jenis emulsinya, apakah jenis air dalam minyak atau
minyak dalam air (Lachman, dkk., 1994). Pengemulsi sediaan krim dapat berupa surfaktan
anionik, kationik dan non ionik. Untuk krim tipe air dalam minyak biasanya digunakan span,
adeps lanae, kolesterol, cera dan untuk krim tipe minyak dalam air yang biasa digunakan yaitu
digunakan trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat, amonium stearat. Untuk pensabil krim
ditambahkan zat antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering digunakan adalah
nipagin 0,12-0,18% dan nipasol 0,02-0,05% (Anief, 2010).
Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit
badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dan kearah
lambung. Menurut definisi tersebut yang termauk obat luar adalah obat luka, obat kulit, obat
hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir dan sebagainya (Anief, 1994).
2.3 Hidrokortison
4.1 Hasil
Telah dilakukan uji evaluasi mutu krim Hydrocortisone 2,5% dengan menggunakan
beberapa metode. Hasil pengujian yang diperoleh yaitu :
4.2 Pembahasan
Evalusi mutu krim hydrocortisone 2,5% dilakukan terhadap satu batch yaitu A60077T.
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa mutu krim hydrocortisone produksi PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk. Memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Evaluasi pertama adalah uji organoleptis, evaluasi yang dilakukan dengan cara
mengamati sediaan krim tersebut dengan dilihat bentuk, bau, warna sediaan krim hydrocortisone.
Evaluasi ini dilakukan agar mengetahui sediaan yang dibuat sesuai dengan standar krim yang
ada, dalam arti sediaan krim tersebut stabil dan tidak menyimpang dari standar krim. Hasil
pengujian yang diperoleh adalah tidak ada perubahan pada pengamatan yang dilakukan terhadap
sediaan krim hydrocortisone.
Evaluasi kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui
sediaan yang dibuat homogen atau tidak, karena sediaan krim baik harus homogen dan bebas
dari partikel-partikel yang masih menggumpal. Cara kerja pada uji ini yaitu dengan mengoleskan
sedikit sediaan krim diobjek gelas dan amati adakah partikel yang masih menggumpal atau tidak
tercampur sempurna. Jika tidak berarti larutan dikatakan homogen. Hasil pengujian yang
diperoleh dari uji homogenitas adalah homogen, tidak terdapat partikel-partikel kasar pada krim
hydrocortisone.
Evaluasi ketiga yaitu uji pH. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah krim yang di uji
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan yaitu 6,50- 8,50. Hasil uji pH yang diperoleh yaitu
8,10 sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
Evaluasi keempat yaitu keseragaman sediaan. Keseragaman sediaan krim
hydrocortisoneditetapkan dengan cara keseragaman bobot. Persyaratan keseragaman bobot untuk
krim hydrocortisone adalah 5,00-5,20 g. Hasil pengujian keseragam bobot yang diperoleh pada
percobaan yang dilakukan memenuhi syarat yaitu 5,10 g.
Evaluasi kelima yaitu stabilitas. Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk
menjamin bahwa setiap batch obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang
ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Cara kerja pada uji ini yaitu ± 10 g
massa krim dimasukkan kedalam tabung centrifuge, putar 15 menit. Hasil uji yang diperoleh
memenuhi persyaratan yaitu tidak memisah.
Evaluasi keenam yaitu uji batas mikroba. Uji batas mikroba dapat menentukan apakah
suatu produk memenuhi standar kandungan mikroba atau tidak. Berdasarkan hasil uji batas
mikroba dapat disimpulkan bahwa krim hydrocortisonememenuhi syarat yaitu bebas dari
kandungan mikroba Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Beberapa pengujian yang dilakukan dalam proses evaluasi mutu krim, antara lain
organoleptik, homogenitas, pH, keseragaman sediaan, stabilitas, dan uji batas mikroba.
2. Berdasarkan evaluasi terhadap mutu krim hydrocortisone 2,5% produksi PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk Plant Medan, diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia Edisi V mulai dari uji organoleptik, homogenitas,
stabilitas, pH,keseragaman sediaan dan uji batas mikroba.
5.2 Saran
Uji suatu sediaan krim setidaknya dilakukan dengan berbagai metode misalnya
menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) agar dapat dibandingkan
hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Cetakan Ke-15. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Penerbit Universitas
Indonesia: Jakarta.
Anief, M. 1994. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 62, 113, 125-
126, 132.
Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit. Yogyakarta Gadjah
Mada University Press. Hal. 58-74.
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi
Ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal. 1077.
Rowe, R.C. et Al. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The Pharmaceutical
Press, London
Stahl, E., dan Michigan., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, Terjemahan
Padmawinata, ITB Press, Bandung.
Widodo, H. 2013. Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker. Yogyakarta: Penerbit Medika. Hal. 168,
172.