Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Alamsyah Budi Utama

1184060063 / HUMAS 5B

UAS FILSAFAT KOMUNIKASI

Dosen pengampu : Dr. H. Darajat Wibawa, M. Si.

1. Jatuhnya maskapai pesawat sriwijaya air, akan memberikan dampak citra negative
terhadap lembaga maskapai penerbangan tersebut.

Pertanyaan :

Jika anda seorang humas di perusahaan sriwajaya air, apa yang akan anda lakukan
unrukmmeningkatkan kembali citra perusahaan penerbangan tersebut. ( silahkan kaji
berdasarkan kajian ilmu filsafat dan kehumasan )

Jawaban :

Sriwijaya Air Penerbangan 182 (SJ182/SJY182) adalah penerbangan penumpang


domestik berjadwal di Indonesia yang dioperasikan oleh Sriwijaya Air dari Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta ke Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak,
Kalimantan Barat. Pada 9 Januari 2021, pesawat tersebut menghilang empat menit setelah
keberangkatan yang kemudian dilaporkan hilang kontak dan jatuh ke perairan Kepulauan
Seribu. Kejadian ini menjadi kerugian besar untuk beberapa bahkan seluruh bagian
maskapai penerbangan tetapi untuk kerugian besar terjadi kepada maskapai penerbangan
sriwijaya air itu sendiri. Kerugian yang paling terasa langsung untuk maskapai sriwijaya
sudah pasti yaitu kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Kabarnya banyak masyarakat
yang membatalkan penerbangan dengan cuma cuma karena alasan was-was dan merasa
khawatir dengan kondisi maskapai yang baru saja tertimpa musibah. Ini menjadi
pekerjaan berat untuk humas maskapai sriwijaya air yang otomatis dituntut untuk harus
bisa mengambalikan atau memulihkan citra dan kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan maskapai sriwijaya air.

Dengan adanya musibah terjadinya insiden Pesawat SJ-182 atau penerbangan


sriwijaya air, jika menjadi seorang Humas dari maskapai Sriwijaya Air, saya akan
melakukan beberapa langkah untuk mengembalikan citra perusahaan, yaitu diantaranya:

1. Bertindak cepat dengan melakukan manajemen krisis

Pada tahap ini kita atau sebagai humas sriwijaya air harus bisa melakukan prepare
atau persiapan, karena secepat apapun tindakan yang dilakukan oleh seorang humas untuk
mengatasi krisis atau permasalahan hal yang paling tidak boleh dilupakan adalah
mengabaikan langkah perisapan. Pada langkah awal ini adalah dengan dilakukannya
pencegahan dan persiapan. Tindakan pencegahan melibatkan pencarian cara atau
pendekatan untuk mengurangi resiko yang dapat berujung pada krisis seperti lebih
menghimbau dengan amat sangat kepada para pilot atau mekanik pesawat dan para staff
maskapai sriwijaya air yang lain yang akan melakukan penerbangan seusai kejadian
kecelakaan tersebut untuk lebih berhati hati dan lebih disiplin dalam menjalankan tugas
agar meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kembali yang mengakibatkan
permasalahan semakin berat. Sementara itu tindakan persiapan lebih menitik beratan atau
titik tumpukan pada pembuatan rencana manajemen krisis yaitu dengan membentuk tim
manajemen krisis dan mulai menganalisis permasalahan agar menemukan titik
masalahnya berada dimana.

2. Melakukan respon terhadap khalayak

Yang kedua yaitu respon yaitu melakukan respon, pada langkah ini seluruh tim
manajemen krisis dari maskapai sriwijaya air yang telah dibuat, langsung akan bertindak
untuk menangani krisis tersebut.

Adapun respon krisis yang dilakukan dalam bentuk perkataan yang tentunya adalah:

- Melakukan permintaan maaf kepada khalayak terutama keluarga korban

Melakukan permintaan maaf ialah dengan menemui keluarga korban lalu


menyampaikan permohonan maaf secara langsung serta penyesalan dan dukacita atas
musibah yang terjadi. Meskipun terkesan sepele, akan tetapi hal tersebut merupakan
langkah utama atas tanggung jawab perusahaan kepada pihak keluarga korban kecelakaan
SJ-182. Salah satu tanggung jawab dari Sriwijaya Air ialah memberikan kompensasi
kepada keluarga korban baik dari penumpang maupun tim maskapai Sriwijaya Air.

Selain itu, sebagai Humas Sriwijaya Air juga sebisa mungkin melakukan siaran pers
dan mengkonfirmasi atas berita-berita yang muncul di media massa. Dalam siaran pers
pihak maskapai menyampaikan kembali penyesalan dan dukacita, dan juga berjanji
terhadap public seperti berjanji tidak akan ada lagi kerjadian buruk seperti kecelakaan dan
lain lain, perkataan ini dilakukan untuk kembali meyakinkan kembali publik yang mulai
ragu untuk mempercayai keamanan maskapai sriwijaya air. Lalu ada tindakan nyata yang
dilakukan tim manajemen krisis tadi. Kenapa harus ada tindakan nyata? karena dalam
prinsip komunikasi sebagai humas tentu paham, komunikasi bersifat bukan panasea yang
dalam arti dan kasus ini, perkataan saja seperti bentuknya permintaan maaf tidak dapat
menyembuhkan rasa sedih karena adanya trauma dan kecewa yang dimiliki keluarga
korban. Jadi harus ada tindakan nyata yang dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan
sriwijaya air yaitu seperti bentuk perhatian kepada keluarga korban dengan memberikan
pelayanan prima untuk keluarga korban yang sedang menunggu kabar status keluarganya
yang menjadi korban dengan mendampingi dan menyampaikan pesan atau info terkini
langsung kepada keluarga korban karena humas harus bisa menjadi jembatan bagi sebuah
perusahaan atau lembaga kepada publik atau masyarakat. Dan juga memberikan santunan
sebagai salah satu bentuk bantuan dan permintaan maaf kepada keluarga korban.

3. Setelah pasca krisis

Yang terakhir pasca-krisis, pada langkah ini maskapai mulai melakukan kegiatan
penerbangan pada semestinya, tetapi tim manajemen krisis yang dibentuk humas tidak
berarti berhenti menjalankan tugasnya, tim manajemen krisis harus meyakinkan dan
memberi penegasan kepada maskapai sriwijaya air agar menjaga komitmen yang telah
dilontarkan dan disepakati untuk tidak mengulangi lagi dan meminimalisir kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan. Pada tahap terkahir ini juga menjadi tantangan humas
untuk terus berusaha mengembalikan citra dan kepercayaan maskapai dengan cara terus
menggalakan dan memperlihatkan proses maskapai sriwijaya yang semakin membaik
dengan memunculkan infomasi informasi yang menjadi kelebihan dan keutamaan dari
maskapai sriwijaya air di banding maskapai lain dalam bentuk iklan di berbagai media.
Dibanding berlarut larut dalam penyesalan yang ditimbulkan oleh peritiwa kecelakaan.

Kenapa Humas diharuskan menguasai Opini Publik? Karena seorang humas


mempunyai peran manajerial komunikasi di mana Humas harus menjaga citra dari sebuah
perusahan atau lembaga. Humas Sriwijaya Air dalam menjalankan tugasnya diharuskan
menggiring opini publik untuk membuat citra perusahaan atau lembaganya menjadi lebih
baik, ataupun dalam menyelesaikan masalah. Ketika Opini Publik yang dilakukan Humas
Sriwijaya Air berjalan dengan baik dan berhasil, maka Humas tersebut akan mendapatkan
keuntungan atau benefit berupa citra perusahaannya menjadi kembali menjadi baik.
Begitu pula sebaliknya, ketika menggiring Opini Publik gagal dilakukan Humas otomatis
maka perusahaan pun atau lembaga tersebut akan mendapatkan citra yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai