1184060063 / HUMAS 5B
1. Jatuhnya maskapai pesawat sriwijaya air, akan memberikan dampak citra negative
terhadap lembaga maskapai penerbangan tersebut.
Pertanyaan :
Jika anda seorang humas di perusahaan sriwajaya air, apa yang akan anda lakukan
unrukmmeningkatkan kembali citra perusahaan penerbangan tersebut. ( silahkan kaji
berdasarkan kajian ilmu filsafat dan kehumasan )
Jawaban :
Pada tahap ini kita atau sebagai humas sriwijaya air harus bisa melakukan prepare
atau persiapan, karena secepat apapun tindakan yang dilakukan oleh seorang humas untuk
mengatasi krisis atau permasalahan hal yang paling tidak boleh dilupakan adalah
mengabaikan langkah perisapan. Pada langkah awal ini adalah dengan dilakukannya
pencegahan dan persiapan. Tindakan pencegahan melibatkan pencarian cara atau
pendekatan untuk mengurangi resiko yang dapat berujung pada krisis seperti lebih
menghimbau dengan amat sangat kepada para pilot atau mekanik pesawat dan para staff
maskapai sriwijaya air yang lain yang akan melakukan penerbangan seusai kejadian
kecelakaan tersebut untuk lebih berhati hati dan lebih disiplin dalam menjalankan tugas
agar meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kembali yang mengakibatkan
permasalahan semakin berat. Sementara itu tindakan persiapan lebih menitik beratan atau
titik tumpukan pada pembuatan rencana manajemen krisis yaitu dengan membentuk tim
manajemen krisis dan mulai menganalisis permasalahan agar menemukan titik
masalahnya berada dimana.
Yang kedua yaitu respon yaitu melakukan respon, pada langkah ini seluruh tim
manajemen krisis dari maskapai sriwijaya air yang telah dibuat, langsung akan bertindak
untuk menangani krisis tersebut.
Adapun respon krisis yang dilakukan dalam bentuk perkataan yang tentunya adalah:
Selain itu, sebagai Humas Sriwijaya Air juga sebisa mungkin melakukan siaran pers
dan mengkonfirmasi atas berita-berita yang muncul di media massa. Dalam siaran pers
pihak maskapai menyampaikan kembali penyesalan dan dukacita, dan juga berjanji
terhadap public seperti berjanji tidak akan ada lagi kerjadian buruk seperti kecelakaan dan
lain lain, perkataan ini dilakukan untuk kembali meyakinkan kembali publik yang mulai
ragu untuk mempercayai keamanan maskapai sriwijaya air. Lalu ada tindakan nyata yang
dilakukan tim manajemen krisis tadi. Kenapa harus ada tindakan nyata? karena dalam
prinsip komunikasi sebagai humas tentu paham, komunikasi bersifat bukan panasea yang
dalam arti dan kasus ini, perkataan saja seperti bentuknya permintaan maaf tidak dapat
menyembuhkan rasa sedih karena adanya trauma dan kecewa yang dimiliki keluarga
korban. Jadi harus ada tindakan nyata yang dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan
sriwijaya air yaitu seperti bentuk perhatian kepada keluarga korban dengan memberikan
pelayanan prima untuk keluarga korban yang sedang menunggu kabar status keluarganya
yang menjadi korban dengan mendampingi dan menyampaikan pesan atau info terkini
langsung kepada keluarga korban karena humas harus bisa menjadi jembatan bagi sebuah
perusahaan atau lembaga kepada publik atau masyarakat. Dan juga memberikan santunan
sebagai salah satu bentuk bantuan dan permintaan maaf kepada keluarga korban.
Yang terakhir pasca-krisis, pada langkah ini maskapai mulai melakukan kegiatan
penerbangan pada semestinya, tetapi tim manajemen krisis yang dibentuk humas tidak
berarti berhenti menjalankan tugasnya, tim manajemen krisis harus meyakinkan dan
memberi penegasan kepada maskapai sriwijaya air agar menjaga komitmen yang telah
dilontarkan dan disepakati untuk tidak mengulangi lagi dan meminimalisir kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan. Pada tahap terkahir ini juga menjadi tantangan humas
untuk terus berusaha mengembalikan citra dan kepercayaan maskapai dengan cara terus
menggalakan dan memperlihatkan proses maskapai sriwijaya yang semakin membaik
dengan memunculkan infomasi informasi yang menjadi kelebihan dan keutamaan dari
maskapai sriwijaya air di banding maskapai lain dalam bentuk iklan di berbagai media.
Dibanding berlarut larut dalam penyesalan yang ditimbulkan oleh peritiwa kecelakaan.