Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS MASALAH PENGANGGURAN DAN CARA MENGATASI

PENGANGGURAN DI DESA MALAUSMA, KABUPATEN MAJALENGKA, PROVINSI

JAWA BARAT

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis

Dosen pengampu: Paryati, M.Si.

Disusun oleh :
Muhammad Alamsyah Budi Utama / 1184060063

JURUSAN ILMU KOMUNKASI HUBUNGAN MASYARAKAT

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

1441H / 2021
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah yang sangat rumit di dalam pembangunan
ekonomi, sehingga memerlukan penanganan khusus. Keadaan yang tidak seimbang antara
kemampuan negara berkembang untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan jumlah tenaga
kerja yang selalu bertambah dari waktu ke waktu menimbulkan implikasi semakin tingginya
angka pengangguran. Salah satu kendala dalam proses pembangunan ekonomi adalah
banyaknya jumlah pengangguran di suatu daerah, desa Malausma adalah salah satu desa di
kabupaten Majalengka, prov Jawa Barat dengan total pengangguran hamper 200 orang.
Tingginya tingkat pengangguran akan menjadi hambatan dalam proses pembangunan dan
pertumbuhan desa Malausma, karena berkurangnya jumlah pendapatan asli daerah dan
rendahnya produktivitas sumber daya manusia di desa. Jadi dalam analisis ini akan melihat
faktor-faktor yang menyebabkan tingginya pengangguran serta strategi yang diambil untuk
mengatasi masalah pengangguran.
B. Rumusan Masalah

 Apa faktor utama penyebab pengangguran di Desa Malausma ?


 Apa dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional ?
 Bagaimana cara mengantasi penggangguran di Desa Malausma ?

C. Tujuan

Tujuan dalam penulisan analisis ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua. Dan dapat lebih memahami tentang persepektif teori
pembangunan,begitu juga masalah-masalah pembangunan, seperti :

1. mengetahui  faktor penyebab terjadinya pengangguran di Desa Malausma


2. mengetahui  dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional.
3. mengetahui  cara mengatasi pengangguran di Desa Malausma
BAB II

PEMBAHASAN

a. Faktor utama penyebab terjadinya pengangguran

Pendidikan

a). Pada Desa Malausma sebagian tingkat pendidikan terakhir warga adalah tamatan SMP
minimnya tingkat pendidikan terakhri pada warga membuat warga menjadi kesulitan untuk
mencari lapangan pekerjaan karena kemampuan dan pengetahuan yang minim.

b) Kualitas Pendidikan yang ada tercermin dari banyaknya sekolah atau tempat pendidikan
dan sarana-prasarana yang tersedia. Karena jumlah Sekolah yang terdapat di desa ini tidak
lah banyak, sehingga warga kesulitan untuk mengakses pendidikan, selain itu jarak yang
tersedia terlalu jauh dari beberapa rumah warga, sehingga warga menjadi malas untuk
menempuh pendidikan, selain itu fasilitas yang terdapat di sekolah-sekolah pada desa ini juga
sangat sederhana, sehingga kurang membangkinkan semangat belajar siswa

c) Jenis pendidikan yang terdapat pada desa ini adalah pendidikan formal, seperti sekolah
dasar.

d) Jarak antara tempat tinggal dan sekolah menjadi permasalahan bagi warga untuk
mengakses pendidikan, selain itu tidak tersedianya transportasi umum pada desa ini.

Keterampilan

a) Bagi beberapa warga yang memiliki keterampilan lebih mereka memilik untuk
berwirausaha dalam bidang peternakan, selain itu terdapat warga yang membentuk kelompok
kerajinan, seperti : 5 kelompok usaha kerajinan dari kayu, 3 kelompok kerajinan anyaman, 1
kelompok kerajinan gabah, 1 kelompok kerajinan kain tenun, dan 6 kelompok kerajinan
makanan.

b) Usaha pemerintah desa / kepala desa saat ini sedang mengadakan pelatihan bagi warga-
warga yang berstatusnya pengangguran, adapun jenis-jenis pelatihan tersebut adalah :
pelatihan pembuatan atap dari daun tirai bagi pria dan pelatihan pembuatan kripik pisang,
singkong dan jamur untuk para ibu-ibu. Pelatihan ini dikoordinatori oleh anggota PKK di
desa malausma, namun sampai saat ini kesulitan yang ditemukan adalah semangat warga
yang tidak konsisten dalam menjalankan pelatihan tersebut, para warga beralasan karena
harus mengurus keluarga ataupun ingin mencari pekerjaan lain saja yang langsung
dibayarkan upahnya.

c) Ditemukan pesaing antar warga untuk setiap keterampilan, pesaing yang ada adalah
sesama warga ataupun dari desadesa lainnya yang telah memiliki SDM yang memiliki
kemampuan dan semangat lebih dari desa malausma, pendidikan yang minim membuat
warga sulit untuk bersemangat mengikuti pelatihan keterampilan yang disediakan oleh kepala
desa.

Upah

a) Besarnya upah yang didapat jika para warga bekerja sebagai petani atau buruh tani hanya
bersekitar 300 – 500 ribu per bulannya, namun jika ada musim panen maka upah bisa
diberikan lebih

b) Tetapi tidak semua petani atau buruh tani mendapatkan upah rutin setiap bulannya, karena
ada beberapa juragan tanah / pemodal yang memberikannya per 3 bulan taupun per 6 bulan
sekali.

c) Permasalahan upah menjadikan warga ingin mencari pekerjaan diluar desa, namun
dikarenakan keterbatasan pengetahun sehingga membuat mereka pun sulit untuk
mendapatkan pekerjaan tersebut.

Informasi

a) Tidak adanya informasi untuk mencari pekerjaan sesuai kemampuan atau keterampilan
yang warga miliki, sehingga warga cenderung untuk tetap tinggal di desa mengikuti jejak
orang tua yang berprofesi sebagai petani, buruh tani, pedagang ataupun pembantu rumah
tangga.

b) Akses informasi yang minim, sehingga menyebabkan angka penganguuran desa


malausma meningkat. Diharapkan pemerintah desa setempat lebih mengarahkan warga yang
berstatus pengangguran untuk dapat memperoleh pekerjaan dan membangkitkan motovasi
mereka untuk bekerja guna memperbaiki keadaan perekonomian keluarga

b. Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional

Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat
pendapatan masyarakat akan merosot. Sehingga menghambat beberapa faktor pembangunan
nasional, seperti;

 Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita.


 Beban psikologis
 Biaya sosial
 Penerimaan Negara

Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita

Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan nasional. Apabila
tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil.
Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil. Pendapatan per kapita
adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. Oleh karna itu, nilai pendapatan
nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan per
kapita.

Beban psikologis

Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus
ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan,
sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak
psikologis ini mempunyai efek domino di mana secara sosial, orang menganggur akan
merasa minder karena status sosial yang tidak atau belum jelas.

Biaya sosial

Dengan semakin besarnya jumlah pengangguran, semakin besar pula biaya sosial yang harus
dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya
keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan.

Penerimaan Negara

Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak
penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat
pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang.
Akibatnya penerimaan negara pun berkurang.

Beberapa faktor di atas dapat menghambat pembangunan nasional yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat. Baik berupa penbangunan sistem sosial, politik, ekonomi,
infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya.

c. Cara mengatasi pengangguran

Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam mengurang jumlah
pengangguran di Indonesia, namun masih saja pengangguran tidak berkurang bahkan lebih
bertambah setiap tahunnya di karenakan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan
lapangan pekerjaan.

Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi


mengemukakan cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:

1. Memperbaiki pasar tenaga kerja


2. Menyediakan program pelatihan
3. Menciptakan program padat karya

Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia hendaknya:

Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada
peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan
kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasab berserikat, dan Meningkatkan kualitas dan
kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memerhatikan kompetensi,
perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di kelola secara terpadu dan mencegah
timbulnya eksploitasi tenaga kerja.

Ada berbagai cara dalam mengatasi pengangguran,yaitu :

1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal


2. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
3. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
4. Menggalakkan program transmigrasi
5. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
6. Mengintensifkan program keluarga berencana
7. Menekan impor dan memperbanyak ekspor

Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal

Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan


kerja yang kosong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan
kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan
industri (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini
baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran struktural.

Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat
mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah
pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka
lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki.
Masalah tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu
diadakan sistem informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. Sistem
seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media
massa. Bisa juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus,
dan balai latihan kerja.

Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Meningkatkan program pendidikan dengan cara wajib belajar 12 tahun dan memberikan
pendidikan gratis bagi warga yang kurang mampu, sehingga mengurangi pengangguran yang
tidak terdidik. Memberikan pelatihan kerja untuk mencari kerja, sehingga menjadi pekerja
yang terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat
sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian
tertentu.

Menggalakkan program transmigrasi


Program transmigrasi bukan saja merupakan cara efektif meratakan pembangunan dan
jumlah penduduk, tetapi juga merupakan cara mengatasi pengangguran yang tepat. Yaitu
tidak semua berbondong – bondong mencari pekerjaan di ibukota yang dapat memadatkan
ibu kota. Oleh karena itu, transmigrasi adalah solusi terbaik untuk mengatasi pnegangguran
juga dengan memberikan pelatihan dan pemberian modal untuk membuka usaha di wilyah
transmigrasi sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.

Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan

Meningkatkan jumlah wiraswasta dengan adanya UKM dengan pemberian modal yang di
berikan oleh pemerintah dan kerjasama dengan pihak swasta. Menumbuhkan jiwa wirausaha
sejak sekolah sehingga merubah paradigma dari mencari pekerjaan menjadi memberi
pekerjaan. Hal ini yang mesti di dukung oleh pemerintah. Mendukung kegiatan wirausaha
sekecil apapun skala usaha tersebut dan memberikan pelatihan – pelatihan wirausaha hingga
memberikan pinjaman – pinjaman tanpa anggunan dan tanpa bunga bagi perintis usaha
( masih pemula ). Wirausaha bukan saja mengatasi pengangguran di tanah air tetapi juga
bentuk usaha untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

Mengintensifkan program keluarga berencana

Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi
penduduk terbanyak di dunia. Jadi apabila masalah keluarga berencana ini tidak dijalankan
secara efektif, dapat dipastikan pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah.
Pemerintah harus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengawasi
program ini dengan sebaik baiknya agar program ini berjalan dengan sangat baik. Karena
masih belum terlihat keberhasilan dari program KB.

Menekan impor dan memperbanyak ekspor

Pemerintah harus menekan impor sebanyak mungkin dan memajukan produk – produk dalam
negeri yang di hasilkan dari petani dan para wirausaha. Sehingga para usahawan tidak
kesulitan dalam mencari pasar dalam menjual usahanya. Dan berusaha untuk mengekspor
produk dalam negeri yang laku  dalam pasaran luar negeri yang dapat menghasilkan devisa
negara. Sehingga para pengangguran yang berusaha untuk mengembangkan bisnis usahanya
tidak kesulitan mencari pasar untuk menjual hasil dari usahanya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Faktor penyebab terjadinya pengangguran salah satunya dari sisi pendidikan, tidak
memiliki keterampilan yang memadai, lapangan kerja yang minim pada daerah tersebut dan
keterbatasan menerima informasi. Pemerintah diharapakan dapat mengatasi pengangguran
dengan menyediankan lapangan pekerjaan atau program-program bina usaha untuk
masyarakat kecil.
Saran
 Pemerintah harus menambah sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan
 Perlu adanya pendampingan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat di desa
tersebut
 Pemerintah harus bisa menciptakan lapangan kerja dengan bekerja sama kepada investor.
 Pemerintah harus dapat bekerja sama dengan swasta dan masyarakat dalam mengatasi
pengangguran.
 Mengadakan sosialisasi pada masyarakat tentang usaha mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Setiyawati, A., & Hamzah, A. (2006). Analisis Pengaruh Pad, Dau, Dak, Dan Belanja
Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Dan Pengangguran: Pendekatan
Analisis Jalur . Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia , Vol.4, No. 2, hal. 211-228.
Adriyanto, R. (2013). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Industri Kecil (Studi Kasus Pada Industri Krupuk Pambak di Kelurahan Bangsal,
Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto) . Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Malang , Volime 2, nomor 2.
Atih, Ani. “Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional”. Diakses dari
http://aniatih.blogspot.com/2012/09/dampak-pengangguran-terhadap.html. pada tanggal
07/01/2013.
Mardianti, Laila. “Pengangguran dan Cara Mengatasinya”. Diakses dari
http://laillamardianti.wordpress.com/2011/04/17/pengangguran-dan-cara-mengatasinya/. Pada
tanggal 07/01/2013.

Anda mungkin juga menyukai