Kewarganegaraan
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi
Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Sangatlah disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan didalam
penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat
membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.
Penulis
i
Daftar isi
Kata Pengantar................................................................................i
BAB I..............................................................................................1
Pendahuluan..................................................................................1
1. Latar belakang.......................................................................1
2. Tujuan....................................................................................1
3. Rumusan masalah.................................................................1
BAB II.............................................................................................2
Pembahasan..................................................................................2
Dampak korupsi kolusi dan nepotisme(KKN)...........................2
BAB III..........................................................................................10
PENUTUP....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................11
ii
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Tujuan
Sebagai tugas mandiri bagi penulis dan sebagai pengetahuan bagi pembaca
agar lebih memahami tentang KORUPSI KOLUSI DAN NEPOTISME
3. Rumusan masalah
Pembahasan dalam makalah ini penulis batasi pada topic KORUPSI KOLUSI
DAN NEPOTISME
1
BAB II
Pembahasan
2
bagian dari gejala sosial yang masuk dalam klasifikasi menyimpang
(negative), karena merupakan suatu aksi tindak dan perilaku sosial yang
merugikan individu lain dalam masyarakat, menghilangkan kesepakatan
bersama yang berdasar pada keadilan, serta pembunuhan karakter terhadap
individu itu sendiri. Makna korupsi, sebagai suatu tindakan amoral, tidak
memihak kepentingan bersama (egois), mengabaikan etika, melanggar
aturan hukum, dan terlebih melanggar aturan agama.
3
kaum koruptor yang kaya raya dan para politisi korup yang berkelebihan
uang bisa masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa dan sangat
dihormati. Mereka ini juga akan menduduki status sosial yang tinggi dimata
masyarakat.
4
terlepas dari perilaku birokrasi yang selama ini dirasakan oleh masyarakat.”
Barzelay (1982) dalam ‘Breaking Through Bureaucracy’ menyatakan “
masyarakat bosan pada birokrasi yang rakus dan bekerja lamban”
Bagaimana bila suatu saat mereka bisa menduduki jabatan stategis dan
basah. Jadi mereka tinggal meningkatkan kreativitasnya untuk korupsi.
Intinya adalah masalah kesempatan saja, yang berarti produk undang-
undang dan aplikasinya hanyalah tindakan pemberan
Bagaimana bila suatu saat mereka bisa menduduki jabatan stategis dan
basah. Jadi mereka tinggal meningkatkan kreativitasnya untuk korupsi.
Intinya adalah masalah kesempatan saja, yang berarti produk undang-
undang dan aplikasinya hanyalah tindakan pemberantasan dan bukan
pencegahan (preventif).
5
korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di negara yang berupaya mewujudkan
good goverment and clean goverment sebagai salah satu cita-cita reformasi.
6
keterbatasan kebijaksanaan pemerintah, pengambilan tindakan-tindakan
represif.
Secara umum akibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah merugikan
negara dan merusak sendi-sendi kebersamaan serta memperlambat
tercapainya tujuan nasional seperti yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945.
7
Pertanyaan selanjutnya? Bagaimana bila suatu saat mereka bisa menduduki
jabatan stategis dan basah. Jadi mereka tinggal meningkatkan kreativitasnya
untuk korupsi. Intinya adalah masalah kesempatan saja, yang berarti produk
undang-undang dan aplikasinya hanyalah tindakan pemberantasan dan
bukan pencegahan (preventif). Korupsi ternyata bukan hanya masalah
hukum tapi juga budaya, kebiasaan dan kesempatan, moral dan agama.
8
Dizaman dimana hukum positif berlaku dan memiliki prinsip asas legalitas
yang bertolak pada aturan tertulis membuat hukum dipandang sebagai
engine solution yang utama dalam mengatasi banyak permasalahan yang
muncul dimasyarakat. Namun dalam realitasnya ternyata hukum hanya
sebagai obat penenang yang bersifat sementara dan bukan merupakan
upaya preventif serta bukan juga sebagai sesuatu yang dapat merubah
kebiasaan dan budaya negatif masyarakat yang menjadi penyebab awal
permasalahan.
9
jabatannya dan tidak terbawa oleh godaan dan kesempatan yang
diberikan oleh wewenangnya.
Bahwa teladan dan pelaku pimpinan dan atasan lebih efektif dalam
memasyarakatkan pandangan, penilaian dan kebijakan.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
maka dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan tingkah laku
individu yang menggunakan wewenang dan kekuasaannya guna mengeruk
keuntungan pribadi atau kelompok dan sangat merugikan kepentingan umum
dan sangat bertentangan dengan normanorma yang berlaku.
Saran
hendaknya pemerintah lebih meningkatkan kontrol terhadap lembaga-
lembaga yang ada dan lebih menekankan sifat yang independen, kemudian
ikut sertakan masyarakat untuk mengontrol jalannya pemerintahan, bisa
diwakilkan dengan pembuatan kelompok atau organisasi yang sifatnya
independen yang anggotanya berasal dari masyarakat, para aktivis dan
mahasiswa. Hendaknya juga agar pemerintah melakukan penegakan hukum
secara konsisten dan sesuai dengan tingkat pidana yang dilakukan oleh
pelaku serta pemerintah juga harus berlaku secara independen tidak
memihak siapapun dan tidak pandang bulu. Tidak hanya itu, pemerintah juga
harus melihat kedepannya agar sifat-sifat korup ini tidak menurun ke anak
cucu, maka bentuklah watak bangsa mulai dari sekarang menjadi mental
yang baik dan bertanggung jawab dalam segala hal baik secara moral
maupun kelakuan. Tentunya melalui pendidikan dan sikap keteladanan dari
11
pada pemimpin yang menjadi tombak utama sebagai cerminan dari
pemerintah terhadap generasi penerus.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.makalah.co.id/2015/10/makalah-dampak-dampak-korupsi-
kolusi.html
12