NIM : 1197060055
Kelas : 3B Agroteknologi
Tiket Ekologi ke 6
1. Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan
individu dan populasi. . Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup
bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi
kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu
komunitas. Komunitas tumbuhan adalah seluruh populasi tumbuhan yang hidup bersama
pada suatu daerah. Populasi tumbuhan ini secara genetik terdiri dari individu-individu
spesies tumbuhan dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Komunitas
Ditinjau dari segi fungsinya, tumbuhan dan hewan dari berbagai jenis yang hidup secara
alami di suatu tempat membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya setiap individu
menemukan lingkungan yang dapat memunuhi kebutuhan hidupnya dalam kumpulana
ini terdapat pula kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan hubungan
timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini terbentuk suatau derajat
keterpaduan. Kelompok seperti itu yang tumbuhan dan hewannya secara bersama telah
menyesuaikan diri dan mempunyai suatu tempat alami disebut komunitas (Irwan, 1992).
3. Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk mengetahui komposisi
spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari (Indriyanto,2006).
Hasil analisis komunitas tumbuhan disajikan secara deskripsis mengenai komposisi
spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi
oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies
organisme. Hal ini menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dapat mempengaruhi
fungsi suatu komunitas, distribusi individu antarspesies dalam komunitas, bahkan dapat
memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya akan berpengaruh pada
stabilitas komunitas. (Leksono, 2007). Terdapat 3 macam parameter kuantitatif yaitu
densitas (kerapatan), frekuensi, dan kerimbunan.
4. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan
tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring
dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus
diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei dalam Bhima Wibawa
Santoso). Macam-macam metode analisis vegetasi yaitu metode destruktif, metode
nondestruktif, metode floristik, dan metode nonfloristik.
Metode destruktif umumnya dilakukan untuk bentuk vegetasi yang sederhana, dengan
ukuran luas pencuplikan antara satu meter persegi sampai lima meter persegi.
Penimbangan bisa didasarkan pada berat segar materi hidup atau berat keringnya.
Metode non destruktif dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu berdasarkan
penelaahan organisme hidup/tumbuhan (tidak didasarkan pada taksonominya), dan
pendekatan lainnya adalah didasarkan pada penelaahan organisme tumbuhan secara
taksonomi atau pendekatan floristika
Metode non floristika membagi dunia tumbuhan berdasarkan berbagai hal, yaitu
bentuk hidup, ukuran, fungsi daun, bentuk dan ukuran daun, tekstur daun, dan
penutupan. Untuk setiap karakteristiknya di bagi-bagi lagi dalam sifat yang kebih
rinci, yang pengungkapannya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf dan gambar.
Metode floristika didasarkan pada penelaahan organisme tumbuhan secara
taksonomi. Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman
dari berbagai bentuk vegetasi. Penelaahan dilakukan terhadap semua populasi spesies
pembentuk masyarakat tumbuhan tersebut, sehingga pemahaman dari setiap jenis
tumbuhan secara taksonomi adalah sangat dibutuhkan.
5. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis
yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu
sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup
dan tumbuh serta dinamis (Marsono dalam Irwanto, 2007). Dengan kata lain, vegetasi
tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu
kesatuan di mana individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut
sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda
dengan vegetasi di tempat lain karena berbeda pula faktor lingkungannya.
6. Struktur vegetasi yaitu sebagai hasil penataan ruang oleh komponen penyusun tegakan
dan bentuk hidup, stratifikasi, dan penutupan vegetasi yang digambarkan melalui
keadaan diameter, tinggi, penyebaran dalam ruang, keanekaragaman tajuk, serta
kesinambungan jenis (Fachrul,2007). Menurut Kershaw (1973), struktur vegetasi terdiri
dari 3 komponen, yaitu:
Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram profil
yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai dan herba penyusun
vegetasi.
Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak dari suatu
individu terhadap individu lain.
Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas.
7. Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang
luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup
menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling
ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak
contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak
adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat
mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan,
dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Caranya adalah dengan
mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak kecil, kemudian petak tersebut
diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan kembali didaftarkan. Berdasar
maksud dan tujuan maka parameter vegetasi yang diukur dilapangan secara langsung
adalah :
1) Nama jenis (lokal atau botanis)
2) Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung kerapatan
3) Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan vegetasi terhadap lahan
4) Diameter batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk menghitung
volume pohon.
5) Tinggi pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC), penting
untuk mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat diketahui ditaksir
ukuran volume pohon.
8. Noumena Vegetasi
Islam melarang menebang pohon tanpa alasan yang dibenarkan dan merusak hutan
(Abdullah, 2010). Hukuman menebang pohon bahkan dikaitkan akan masuk neraka seperti
sabda Nabi Muhammad Saw:
َّب ِس ْد َرةً قَطَ َع َم ْن َو َسلّ َم َعلَ ْي ِه هَّلل ِ َرسُو ُل قَا َل قَا َل ُحب ِْش ٍّي ْبنِاللَّ ِه َع ْب ِدع ْ@َن
َ صوَ ُار فِي هَّللا ُ َر ْأ َسه
ِ ََّم ْعنَى ع َْن دَا ُود أَبُو ُسئِ َل الن
ِ ال ْال َح ِدي
ث هَ َذا ُ َص ٌر ْال َح ِد
َ َيث فَق َ ق بِ َغي ِْر َوظُ ْل ًما َعبَثًا َو ْالبَهَائِ ُم ال َّسبِي ِل ابْنُ بِهَا يَ ْستَ ِظلُّ فِيفَاَل ٍة ِس ْد َرةً قَطَ َع َم ْن يَ ْعنِي ُم ْخت
ٍّ َح
َُّب لَهفِيهَا يَ ُكون َ صو َ ُ لنَّارفِي َر ْأ َسهُ هَّللا
Artinya : Dari Abdullah bin Habasyi berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,”Barangsiapa yang menebang pohon (tempat berteduh), Allah akan menundukkan
kepalanya di dalam neraka.
9. Noumena Komunitas
Artinya : Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan
bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (QS.
Thaha Ayat 53).
DAFTAR PUSTAKA
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara.
Irwanto. 2007. Analisis Vegetasi untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Pulau Marsegu,
Kabupaten Seram Barat, Provinsi Maluku. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Irwan, Z. O.1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, Di
Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kershaw, K. A. 1973. Quantitative An Dynamic Plant Ecology. Buttler dan Tanner. London.
Tsuyuzaki. (2007). Life form (on vascular plants). Graduate School of Environmental Earth
Science, Hokkaido University.