Anda di halaman 1dari 51

Nama : Mutia Ramadhan

NIM : 1197060055

Kelas : 3B Agroteknologi

Tiket Ekologi Pertemuan 15

Visi Misi Universitas, Fakultas, dan Jurusan

 Visi UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Menjadi Universitas Islam Negeri yang unggul dan kompetitif berbasis
wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di ASEAN tahun
2025.
 Misi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang
professional, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat nasional dan
ASEAN dalam rangka memperkuat pembangunan Nasional;
2. Menyelenggarakan proses perkuliahan, penelitian dan kajian
ilmiah dengan bingkai akhlak karimah berbasis wahyu memandu
ilmu untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi;
3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan dan
memberdayakan masyarakat menuju tatanan masyarakat madani
yang demokratis dna berkeadilan;
4. Menyelenggarakan tri darma perguruan tinggi yang berorientasi
pada pembentukan jiwa entrepreneurship di kalangan sivitas
akademika.
 Visi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Unggul dan kompetetif secara nasional (2020) dan internasional (2030)
dalam mengembangkan sains dan teknologi yang meneguhkan keimanan
dan akhlak karimah berbasis wahyu memandu ilmu.
 Misi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam bidang Matematika,
Biologi, Fisika, Kimia, Teknik Informatika, Agroteknologi, dan
Teknik Elektro yang profesional, akuntabel, dan berdaya saing di
tingkat nasional dan internasional yang dapat meneguhkan
keimanan dan akhlak karimah berbasis wahyu memandu ilmu;
2. Menyelenggarakan penelitian sains dan teknologi untuk
mengembangkan ilmu dasar dan terapan bagi peningkatan
penguasaan sains dan teknologi masyarakat muslim berbasis
wahyu memandu ilmu;
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang
sains dan teknologi yang mampu mengembangkan potensi
keunggulan dan kearifan lokal bagi kemandirian dan peningkatan
daya saing masyarakat berbasis wahyu memandu ilmu;
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga untuk memperkokoh
jejaring dan kemitraan ditingkat nasional maupun internasional.
 Visi Jurusan agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Menjadi jurusan unggulan dalam bidang Agri-Tech yang berwawasan
ekologis dan dijiwai oleh nilai-nilai islam
 Misi Jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
1. Menyelenggarakan pendidikan dalam bidang Agri-Tech sesuai
perkembangan ilmu dan teknologi untuk menghasilkan lulusan yang
cakap, berdaya saing, dan cerdas secara spiritual.
2. Mengembangkan penelitian yang berorientasi pada pengembangan
ilmu dan teknologi Agri-Tech dan kebutuhan masyarakat.
3. Melibatkan diri secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang
terjadi pada komunitas agro.
4. Mensinergikan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat.
Tiket ke-1 Sejarah dan Konsep Ekologi Tanaman

Ekologi tumbuhan mengkaji seluruh faktor lingkungan yang berpengaruh


terhadap keberadaan satu spesies tumbuhan (ekologi spesies), atau satu komunitas
tumbuhan (ekologi komunitas) di suatu daerah tertentu. Faktor-faktor lingkungan
yang berpengaruh tersebut terdiri atas tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan
manusia. Ekologi tumbuhan diartikan sebagai kajian tentang hubungan timbal
balik antara tumbuhan dan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah
abiotik, biotik, dan budaya. Secara garis besar sejarah perkembangan ekologi
tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga periode, yaitu: periode awal, periode
abad 17-19, dan periode abad 21- sekarang. Periode awal merupakan awal dari
perkembangan ekologi tumbuhan, dipelopori oleh para pengumpul makanan dan
para dukun obat. Dengan pengalaman yang mereka miliki, para pengumpul dan
pemburu di zaman dulu (purba) telah memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai
distribusi berbagai jenis tumbuhan dan hewan liar yang menjadi makanan dan
buruannya. Periode Abad ke 17-19 merupakan awal kemunculan ekologi
tumbuhan secara formal, yang ditandai dengan munculnya beberapa tulisan yang
berkaitan dengan tumbuhan dan lingkungannya. Periode Abad 20 – sekarang
muncul beberapa pionir Ekologi Tumbuhan sejati antara lain: Warming,
Schimper, Paczosky, dan Ramensky di Eropa; Merriam, Cowles, dan Clements di
Amerika. Dalam mempelajari ekologi tumbuhan digunakan dua pendekatan, yaitu
autekologi dan sinekologi. autekologi, atau disebut juga ekologi spesies adalah
kajian tentang sejarah hidup suatu spesies tumbuhan, perilaku, dan adaptasinya
terhadap lingkungan. Salah satu contohnya adalah kajian tentang hubungan antara
pohon Pinus merkusii dan lingkungannya. Sementara itu sinekologi, adalah kajian
tentang kelompok organisme tumbuhan yang tergabung dalam satu kesatuan dan
saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan
komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa; mempelajari pola distribusi binatang
liar di hutan alam, hutan wisata, atau di taman nasional; dan lain sebagainya (Edi
M. Jayadi, 2015).
Dalam ekologi tanaman dan tumbuhan, satuan dasar ekologi yang menjadi
dasar penelaahan tentang interaksi tumbuhan dengan berbagai faktor dalam
lingkungannya adalah kajian tentang sistem ekologi atau ekosistem. Berdasarkan
struktur ekosistem, terdapat tiga hal yang menjadi kunci penelaahan ekologi, yaitu
individu (jenis atau spesies), populasi, dan komunitas tumbuhan (Heddy, 1994).
Faktor yang mempengaruhi ekologi tanaman yaitu Lingkungan, Lingkungan
(environment) adalah salah satu faktor penting dalam interaksi makhluk hidup
dalam sistem ekologi. Komponen-komponen lingkungan terdiri dari faktor-faktor
lingkungan fisiko-kimiawi dan biologi, seperti energi, tanah, gas-gas atmosfir,
tumbuhan hijau, manusia atau dekomposer. Adapun faktor biotik dan abiotik yang
merupakan faktor ekologi tanaman. Faktor biotik adalah faktor hidup yang
meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam
ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai
konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.Faktor biotik juga
meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup
tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan (Ardhana, 2012).

Daftar Pustaka :

Ardhana, IPG. 2012. Ekologi Tumbuhan. Denpasar: Udayana University press.

Dr. Ir. Edi M. Jayadi. 2015. Ekologi Tumbuhan. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram : CV. Sanabil.

Kesimpulan : Ekologi tanaman diartikan sebagai kajian tentang hubungan


timbal balik antara tumbuhan dan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud
adalah abiotik, biotik, dan budaya. sejarah perkembangan ekologi tumbuhan dapat
dikelompokkan menjadi tiga periode, yaitu: periode awal, periode abad 17-19, dan
periode abad 21- sekarang. Adapun konsep ekologi tanaman memiliki faktor
lingukangan serta faktor abiotik dan biotik.
Tiket ke-2 Mencari Arti Kata

1. Apa itu Nomena dan Fenomena?

Nomena adalah realitas yang berada diluar kesadaran pengamat seperti sesuatu
yang tak bisa dirasakan oleh panca-indera manusia. Atau istilah lebih luasnya
disebut juga sebagai metafisika, atau hal-hal diluar fisik. Deskripsi lainnya adalah
hal yang tak terlihat, tercipta dari hasil pengalaman kesan. Lalu diolah oleh nalar
menjadi sebuah pernyataan tentang eksistensi hal tersebut. Hingga keseluruhan
dari aspek yang ada dalam diri mencapai titik kesepakatan untuk memaknai hal
tersebut.

Fenomena adalah segala sesuatu yang dapat disaksikan dalam panca indera serta
dapat dinilai dan diterangkan secara ilmiah (Prof. Dr. Buchari Lapau, dr . MPH :
2012). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga diterangkan bahwa persamaan
dari fenomena adalah gejala yang berarti hal atau keadaan, peristiwa yang tidak
biasa dan patut diperhatikan dan adakalanya menandakan akan terjadi sesuatu
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990).

2. Apa itu Universitas, Islam, Negeri, Gunung, Djati?

Universitas ialah suatu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan


akademik serta juga dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi didalam berbagai
rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau juga Teknologi. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa universitas adalah perguruan tinggi yang
terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.

Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi
pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Islam (Arab: al-islm,
“berserah diri kepada Tuhan”) adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu
Allah SWT. Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan
bersih.
Negeri berarti ‘kota, tanah tempat tinggal, wilayah atau sekumpulan kampung
(distrik) di bawah kekuasaan seorang penghulu.

Gunung menurut KBBI adalah bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya
tingginya lebih dari 600 m). Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol
di atas wilayah sekitarnya. Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang
menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Djati yaitu pohon, tinggi yang mencapai 20 m, kayunya keras, kuat dan ulet, baik
untuk bangunan rumah dan sebagainya.

3. Sebutkan Visi UIN, Visi Fakultas Saintek, Visi Agroteknologi!

Visi UIN Sunan Gunung Djati Bandung : Menjadi Universitas Islam Negeri
yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlak
karimah di ASEAN tahun 2025.

Visi Fakultas Saintek UIN Sunan Gunung Djati : Unggul dan kompetetif
secara nasional (2020) dan internasional (2030) dalam mengembangkan sains dan
teknologi yang meneguhkan keimanan dan akhlak karimah berbasis wahyu
memandu ilmu.

Visi jurusan Agroteknologi : Menjadi jurusan unggulan dalam bidang Agri-Tech


yang berwawasan ekologis dan dijiwai oleh nilai-nilai islam.

4. Apa itu kontrak kuliah?

Kontrak Kuliah yaitu rancangan perkuliahan yang disepakati bersama antara


dosen dan mahasiswanya. Kontrak Perkuliahan disusun oleh dosen yang lebih
memahami apa yang diperlukan oleh mahasiswa dalam mata kuliah tersebut, yaitu
yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan kurikulum program studi yang diikuti
mahasiswa. Akan tetapi, begitu mahasiswa memilih atau mengambil mata kuliah
tersebut, maka berlakulah kontrak perkuliahan antara dosen dan mahasiswa,
dalam arti bahwa jelas tertulis mengenai tugas dan tanggungjawab masing-masing
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar selama 1 semester. Dengan demikian
Kontrak Perkuliahan juga berfungsi sebagai alat monitor pelaksanaan proses
belajar mengajar.

5. Apa itu Agro?

Agro berasal dari kata agros (Gr), anger atau agr (Lt), atau field (Ing), yang
mengandung arti tanah atau hamparan lahan. Kata yang sama juga digunakan
dalam istilah agronomy, yang terdiri atas dua kata, yaitu agro atau agros (Gr), atau
field (Ing); dan nomos (Gr) atau arrange (Ing). Gabungan kedua kata berati
menata tanah. Sebagai sains, agronomi merupakan cabang ilmu pertanian tentang
pertanaman (The theory and practices of field-crop production and soil
management, Webster).

6. Pengertian Tanaman dan Tumbuhan!

Tanaman merupakan organisme yang dengan senagja dibudidayakan di ruang


atau media tertentu. Tanaman tersebut akhirnya akan dipanen ketika sudah
memasuki tahap pertumbuhan tertentu. Semuanya sengaja dibudidayakan untuk
diambil nilai ekonomisnya. Jenis tanaman bisa beragam, dari jamur, alga, kacang-
kacangan hingga umbi-umbian. Semuanya bisa memenuhi kebutuhan hidup
manusia khususnya dalam hal penyediaan pangan. Tanaman ialah flora yang
tumbuh dan berkembang dengan campur tangan manusia melalui proses
pembudidayaan. Tanaman termasuk pada tumbuhan, namun tak semua tumbuhan
adalah tanaman.

Tumbuhan adalah organisme yang tergolong pada kerajaan plantae. Ada sekitar
350.000 spesies yang termasuk organisme yang tergolong tumbuhan. Tumbuhan
merupakan flora yang tumbuh serta berkembang dengan cara alami di alam.
Pertumbuhan flora ini tanpa campur tangan manusia atau tanpa pembudidayaan
tertentu.

7. Apa itu islam, wahyu?

Islam adalah agama rahmatan li al-alamin (agama kasih sayang) yang amat
sempurna. Ia cocok untuk segala tempat dan etnis (al-shâlih li kulli zamân wa
makân). Islam adalah agama wahyu taraf terakhir dari proses evolusi agama sejak
dari Nabi Adam AS. Kata Islam berasal dari bahasa Arab, yang berarti selamat
dan sejahtera. Islam juga berarti tunduk dan patuh. Kedua arti Islam ini bisa
digabungkan: untuk dapat selamat dan sejahtera seseorang harus tunduk dan patuh
terhadap semua aturan Allah SWT.

Wahyu mempunyai makna ilham yang bersifat fitri. kata wahyu secara bahasa
adalah memahamkan sesuatu dengan cepat dan tersembunyi. Dalam syariat Islam,
wahyu adalah kalam atau perkataan dari Allah, yang diturunkan kepada seluruh
makhluk-Nya dengan perantara malaikat ataupun secara langsung. Kata "wahyu"
adalah kata benda, dan bentuk kata kerjanya adalah awha-yuhi, arti kata wahyu
adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat.

8. Apa yang dimaksud dengan Ekologi Tanaman?

Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
tanaman dengan lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan
dari lingkungannya, dan mempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya
lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sedangkan
Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.

9. Nomena yang datang dari Islam berupa Al-qur’an atau Hadist!

Noumena adalah hakikat dari wujud, being, substansi atau jauhar dari obyek
pemikiran manusia. Dalam menyusun dasar filsafatnya Immanuel Kant
beranggapan bahwa manusia tidak akan mampu memahami sebuah oyek
pemikiran dengan suatu kebenaran yang “tunggal dan absolut”. Hasil pemikiran
manusia bersifat terbatas dan relatif, maksudnya obyek pemikiran manusia itu
terbatas pada hal-hal yang bersifat empiris sesuai dengan cara manusia
mengalaminya. Nabi Muhammad SAW mengakui bahwa beliau sekalipun adalah
utusan Allah, tidak mengetahui secara pasti kebenaran haqiqi terhadap suatu
persoalan yang dihadapi atau diajukan kepada beliau. Bisa jadi Nabi memutuskan
suatu perkara berdasarkan kebenaran, bisa jadi pula terdapat kekeliruan dari
putusan yang telah dijatuhkan oleh beliau itu. Hanya bedanya kekleiruan ijtihad
yang dilakukan oleh Nabi SAW senantiasa dikoreksi oleh wahyu, sehingga tidak
mungkin Nabi SAW dibiarkan membuat keputusan yang salah terhadap
ummatnya (al Khatib, 1989 : 29 ). Hadis tersebut berbunyi :

Maksudnya : sesungguhnya saya adalah manusia biasa, suatu saat jika kamu
mengajukan suatu perkara kepadaku sembari membawa bukti yang kuat
(argumentatif) maka keputusanku berdaarkan bukti tersebut. Oleh karena itu
barangsiapa aku menangkan perkaranya padahal ia tidak berhak atas perkara itu,
hendaklah jangan diterima, karena sesungguhnya (sama saja) aku potongkan
baginya potongan api neraka.

Kesimpulan : Pada pertemuan ini tidak ada presentasi, hanya penyampaian


materi yang disampaikan oleh bapak Selamet Ginandjar, Dr. Ir., H., MM., M.Kom
yang membahas tentang fenomena dan nomena. Nomena merupakan lawan dari
fenomena yang saling berhubungan.

Tiket ke-3 Pengertian dan peran, sejarah dan perkembangan, konsep, dan
ruang lingkup ekologi tanaman

1. Oikos berasal dari bahasa Yunani yang berarti “rumah”. Kata Oikos mengacu
pada tiga konsep yang terkait tetapi berbeda: keluarga, properti keluarga, dan
rumah. Artinya bergeser bahkan di dalam teks, yang dapat menyebabkan
kebingungan. Oikos adalah unit dasar masyarakat di sebagian besar negara
kota Yunani. Dalam penggunaan loteng normal, oikos dalam konteks
keluarga, mengacu pada garis keturunan dari ayah ke anak dari generasi ke
generasi. Alternatifnya, seperti yang digunakan Aristoteles dalam bukunya
Politik , istilah itu kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada semua
orang yang tinggal di rumah tertentu.
2. Logos berasal bahasa Yunani yang berarti ucapan; pembicaraan; pikran; akal
budi, kata; arti; studi tentang; pertimbangan tentang; ilmu pengetahuan
tentang; alasan pokok mengapa suatu hal adalah apa adanya; prinsip-prinsip
dan metode-metode yang digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala dalam
suatu disiplin tertentu, aspek-aspek di dalam suatu benda yang membuat
benda itu dapat kita mengerti; dasar pemikiran tentang suatu hal.
3. Bahasa latin adalah salah datu bahasa kuno italia, mula-mula dipertuturkan
oleh Bangsa Latin Italia di wilayah Latium pada zaman Romawi Kuno.
Seperti sebagian besar bahasa-bahasa Eropa, bahasa Latin juga merupakan
turunan dari bahasa Proto-Indo-Eropa purba. Dipengaruhi bahasa Etruska dan
menggunakan abjad Yunani sebagai dasarnya, bahasa bangsa Latin ini pun
menjelma menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai bahasa Latin di
Semenanjung Italia. Bahasa-bahasa Roman modern adalah kelanjutan dari
logat-logat bahasa Latin kasar atau (bahasa Latin sehari-hari) setempat.
Banyak pelajar, ilmuwan, dan rohaniwan Kristen lancar berbahasa Latin.
Bahasa ini juga diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan dasar, menengah,
dan tinggi di berbagai belahan dunia. Bahasa Latin masih dijadikan sumber
dalam pembentukan kosakata baru dalam bahasa-bahasa modern dari
berbagai rumpun bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dan terutama dalam
taksonomi. Bahasa Latin berikut bahasa-bahasa Roman turunannya
merupakan bahasa-bahasa yang tersisa dari rumpun bahasa Semenanjung
Italia. Bahasa-bahasa lain dalam rumpun ini meninggalkan jejaknya pada
prasasti-prasasti Italia awal, namun akhirnya melebur ke dalam bahasa Latin
pada era Republik Romawi.
4. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi baik di universitas,
insitut atau akademi. Secara pengertian Mahasiswa artinya terpelajar.
Maksudnya bahwa seorang Mahasiswa tidak hanya mempelajari bidang yang
ia pelajari tapi juga mengaplikasikan serta mampu menginovasi dan
berkreatifitas tinggi dalam bidang tersebut. Mahasiswa adalah seorang agen
pembawa perubahan, menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi
permasalahan yang di hadapi oleh suatu masyarakyat bangsa di berbagai
belahan dunia.
5. Alamat : Kampus II UIN Sunan Gunung Djat Bandung, Gedung
Pascasarjana, Jl. Cimencrang, Cimenerang, Kec. Gedebage, Kota Bandung,
Jawa Barat.
6. Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun
hanya sebagian yang digunakan makhluk hidup untuk tinggal. Ruang juga
dapat diartikan sebagai wadah dari semua aktivitas makhluk hidup, manusia,
hewan, tumbuhan yang ada di permukaan bumi. Ruang tidak hanya sebatas
udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi. Tapi juga lapisan atmosfer
terbawah yang memengaruhi permukaan bumi. Ruang juga mencakup
perairan yang terdapat di permukaan bumi yaitu laut, sungai, danau, ataupun
yang ada di bawah permukaan bumi (air tanah) sampai ke kedalaman tertentu.
Dikutip dari Education Standards, konsep ruang adalah konsep yang berfokus
pada lokasi dan distribusi keruangan, serta cara orang mengatur dan
mengelola ruang yang ditinggali. Karakteristik lingkungan dan manusia yang
dipengaruhi oleh lokasi mereka.
7. Ruang Lingkup adalah penjelasan tentang batasan sebuah subjek yang
terdapat di sebuah masalah. Bila diartikan secara luas ruang lingkup adalah
batasan. Batasan yang dimaksud dalam ruang lingkup bisa berupa faktor yang
diteliti seperti materi, tempat dan materi. Sementara makna dalam arti sempit
ruang lingkup berarti adalah suatu hal atau materi. Menurut KBBI Ruang
Lingkup adalah luas subjek yang tercakup. Ruang lingkup ini berkenaan
dengan batasan-batasan yang dicakup oleh suatu bidang atau kajian.
8. Peran dalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Menurut Kozier
Barbara Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada
situasi sosial tertentu. Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita
siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas
sosial atau politik. Peran adalah kombinasi adalah posisi dan
pengaruh.Seseorang melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah
menjalankan suatu peran.
Peran menurut Soekanto (2009) adalah proses dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan
dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak
dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan
sebaliknya.
9. Konsep adalah abstrak, entitas mental yang mencakup Universal merujuk
pada Kategori Kelas dari sebuah Entitas, Kejadian atau Hubungan. Konsep
merupakan sebuah Abstraksi dari suatu Ide atau Gambaran Mental, yang
dinyatakan dalam Suatu Kata atau Simbol-Simbol. Konsep juga dinyatakan
sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam
karakteristik. Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “The Classical Theory
Of Concepts”, menyatakan bahwa Konsep merupakan Penyusunan utama
dalam pembentukan pengetahuan Ilmiah dan Filsafat dalam pemikiran
Manusia. Sedangakan menurut Soedjadi menyatakan bahwa Konsep
merupakan Sebuah Ide Abstrak yang dapat digunakan dalam melakukan
Klasifikasi atau Penggolongan. Pada umumnya konsep dinyatakan sebagai
suatu Istilah atau Rangkaian kata (Lambang Bahasa).
10. Manfaat adalah sebuah keuntungan, pertolongan atau yang membantu dari
sebuah sesuatu. Manfaat Secara Umum yaitu keuntungan, hak istimewa,
penggantian biaya, atau keuangan (seperti yang dibuat berdasarkan polis
asuransi, rencana medis, atau program pensiun). Menurut Wiktionary
Manfaat (kata benda) adalah Suatu keuntungan, bantuan atau bantuan dari
sesuatu, Pembayaran yang dilakukan sesuai dengan polis asuransi atau skema
bantuan publik, Suatu kinerja, dan lainnya, diberikan untuk mengumpulkan
dana untuk beberapa alasan. Menurut Webster Dictionary Manfaat (kata
benda) merupakan tindakan kebaikan, bantuan yang diberikan, apa pun yang
mempromosikan kemakmuran dan kebahagiaan pribadi, atau menambah nilai
properti untuk keuntungan.

Kesimpulan : Ekologi merupakan ilmu yang mempelajarai interaksi antar


makhluk hidup dengan makhluk hidup maupun dengan lingkungannya. Ruang
lingkup ekologi meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Ekologi tanaman adalah hubungan timbal balik antara tanaman dengan
lingkungannya. Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumber daya cahaya,
hara mineral, dan sebagainya.

Tiket ke-4 Pengertian dan definisi populasi dan habitat, niche (relung) dan
bioma

1. Pembahasan menurut KBBI yaitu  proses, cara, perbuatan membahas.


Pembahasan berasal dari kata dasar bahas. Pembahasan juga berarti membahas
atau menjabarkan sebuah topik yang dibahas.
2. Topik berasal dari bahasa Yunani (topoi)  adalah inti utama dari seluruh isi
tulisan yang disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik
biasa terdiri dari satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta
perbedaan dengan tema karangan. Topik juga mengandung hal yang umum.
Topik berarti tempat, dalam tulisan yang ditulis bebarti pokok pembicaraan
atau sesuatu yang menjadi landasan.
3. Habitat adalah lingkungan yang kondisinya sesuai untuk komunitas yang
bersangkutan untuk tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Habitat dalam
bahasa Latin berarti “dihuni” adalah area ekologis atau lingkungan yang
dihuni oleh spesies hewan, tumbuhan, atau jenis organisme tertentu lainnya.
Habitat ini adalah lingkungan alami di mana organisme hidup, atau
lingkungan fisik yang mengelilingi (mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh)
populasi spesies.
4. Populasi berasal dari bahasa latin yaitu ”populus” yang artinya rakyat, berarti
penduduk. Populasi yang dimaksudkan dalam ekologi adalah populasi dari
spesies-spesies atau jenis-jenis organisme. Populasi meliputi kumpulan
individu-individu organisme di suatu tempat yang memiliki sifat-sifat serupa,
mempunyai asal-usul yang sama, dan tidak ada yang menghalangi anggota-
anggota individunya untuk berhubungan satu sama lain mengembangkan
keturunan secara bebas. Individu-individu itu merupakan kumpulankumpulan
yang heteroseksual. Adapun Beberapa sifat populasi yang penting berkenaan
dengan ekologi yaitu pertumbuhan populasi, kerapatan populasi dan struktur
populasi.
5. Bioma secara iklim dan geografis berarti wilayah yang
memiliki sifat geografis atau iklim yang sama, seperti komunitas tumbuhan,
hewan, organisme tanah, bakteri, dan virus sering juga disebut ekosistem.
Bioma adalah suatu ekosistem yang terdapat pada suatu daerah geografis
dengan iklim dan kondisi yang sama. Semua bioma yang ada di bumi dengan
berbagai macam dan ragamnya membentuk tingkat dukungan kehidupan yang
disebut biosfer. Misalnya bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput,
dan lainnya. Bioma adalah area geografis besar yang ditentukan oleh fitur
iklim yang khas dan kehidupan tanaman yang dominan.
6. Relung adalah sebuah posisi yang ditempati oleh suatu spesies makhluk hidup
tertentu berdasarkan rentang fisik yang ditempati serta peranan yang dilakukan
oleh makhluk hidup tersebut di dalam komunitasnya. Relung menentukan
bagaimana  spesies makhluk hidup tersebut memberikan tanggapan terhadap
tersedianya sumber daya hidup dan juga keberadaan pesaing maupun
pemangsa dalam ekosistemnya. Relung juga diartikan sebagai sebuah status
fungsional dari suatu makhluk hidup berdasarkan adaptasi morfologi, anatomi,
fisiologi dan juga perilakunya di tempat hidupnya. Relung lebih menjelaskan
kepada status fungsional suatu spesies makhluk hidup dalam kaitannya dengan
komunitasnya. Namun relung juga menjelaskan lebih kompleks yang memiliki
arti di suatu wilayah yang mana terjadi suatu kehidupan yang memiliki
kegiatan dalam mencari makanan atau sumber daya hidup namun hanya di
tempat itu saja.
7. Noumena
Artinya : Telah nampak (nyata) kerusakan di darat dan di laut disebabkan
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang lurus). (QS Ar-
Rum ayat 41).

Artinya : Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-


Nya dan membuat kerusakan di bumi, hanyalah dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat
kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat
mereka mendapat azab yang besar (QS Al-Maidah ayat 33).

Artinya : Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-


kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang? (QS Al-Mulk ayat 3).

Kesimpulan : Habitat merupakan sebuah tempat hidup makhluk hidup baik


hewan maupun tumbuhan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
makhluk hidup tersebut serta dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup tersebut
demi kelangsungan hidup mereka. Sementara relung lebih menjelaskan kepada
status fungsional suatu spesies makhluk hidup dalam kaitannya dengan
komunitasnya. Namun relung juga menjelaskan lebih kompleks yang memiliki
arti di suatu wilayah yang mana terjadi suatu kehidupan yang memiliki kegiatan
dalam mencari makanan atau sumber daya hidup namun hanya di tempat itu saja.
Populasi merupakan sekumpulan individu dengan ciri yang sama (spesies) yang
hidup di ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota populasi secara alamiah
saling berinteraksi satu sama lain. Bioma memiliki sifat dan iklim geografis yang
sama Misalnya bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput, dan lainnya.
Bioma adalah area geografis besar yang ditentukan oleh fitur iklim yang khas dan
kehidupan tanaman yang dominan.

Tiket ke-5 Lingkungan dan Vegetasi

1. Vegetasi adalah kumpulan dari tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama-sama


pada suatu tempat, biasanya terdiri dari beberapa jenis berbeda. Kumpulan
dari berbagai jenis tumbuhan yang masing-masing tergabung dalam populasi
yang hidup dalam suatu habitat dan berinteraksi antara satu dengan yang lain
yang dinamakan komunitas (Gem, 1996). Struktur vegetasi menurut Mueller-
Dombois dan Ellenberg (1974) adalah suatu pengorganisasian ruang dari
individu-individu yang menyusun suatu tegakan. Dalam hal ini, elemen
struktur yang utama adalah growth form, stratifikasi dan penutupan tajuk
(coverage). Dalam pengertian yang luas, struktur vegetasi mencakup tentang
pola-pola penyebaran, banyaknya jenis, dan diversitas jenis. Ekologi vegetasi
adalah studi baik tentang struktur vegetasi maupun sistematika vegetasi. Ini
meliputi penelaahan komposisi jenis dan interaksi sosiologi jenis dalam
komunitas. Selanjutnya, ekologi vegetasi ini mencakup juga studi tentang
variasi komunitas dalam pengertian ruang dan geografi, serta studi tentang
perkembangan, perubahan, dan stabilitas komunitas dalam konteks waktu.
Ekologi vegetasi menangani semua tingkat geografi komunitas tumbuhan,
dari fisiognomi yang luas dalam pengertian biom (tundra, padang rumput,
gurun, dsb.) sampai ke pola floristik yang lembut yang terdapat dalam suatu
tempat yang luasnya kurang dari satu meter persegi. Ekologi vegetasi sangat
menekankan korelasi antara lingkungan dan vegetasi serta dengan sebab-
sebab pembentukan komunitas.
2. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan dapat didefinisikan
sebagai elemen biologis dan abiotik yang mengelilingi organisme individual
atau spesies, termasuk banyak yang berkontribusi pada kesejahteraannya.
"Lingkungan" juga dapat didefinisikan sebagai semua komponen alami Bumi
(udara, air, tanah, vegetasi, hewan, dll.) Beserta semua proses yang terjadi di
dalam dan di antara komponen ini. Otto Soemarwoto (1983) mendefinisikan
lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada
setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan atau lingkungan hidup adalah
segala sesuatu (benda, keadaan, situasi) yang berada disekeliling dari
makhluk hidup yang mempengaruhi kehidupannya (sifat, pertumbuhan dan
persebaran).
3. Ayat Al-qur’an tentang lingkungan

Artinya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ini, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harap kan dikabulkan. sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Q.S. al-A’raf (7): 56.
4. Vegetasi, Islam melarang menebang pohon tanpa alasan yang dibenarkan dan
merusak hutan (Abdullah, 2010). Hukuman menebang pohon bahkan
dikaitkan akan masuk neraka seperti sabda Nabi Muhammad Saw:
‫َّب ِس ْد َرةً قَطَ َع َم ْن َو َسلّ َم َعلَ ْي ِه هَّلل ِ َرسُو ُل ب ِْن هَّللا ِ َع ْب ِد ع َْن‬
َ ‫صو‬َ ُ‫ار فِي هَّللا ُ َر ْأ َسه‬
ِ َّ‫َم ْعنَى ع َْن دَا ُود أَبُو ُسئِ َل الن‬
ِ ‫ص ٌر ْال َح ِدي‬
‫ث هَ َذا‬ ِ ِ‫ق بِ َغي ِْر َوظُ ْل ًما َعبَثًا َو ْالبَهَائِ ُم ال َّسب‬
َ َ‫يل ابْنُ بِهَا يَ ْستَ ِظلُّ فِيفَاَل ٍة ِس ْد َرةً قَطَ َع َم ْن يَ ْعنِي ُم ْخت‬ ٍّ ‫َح‬
ُ‫َّب لَهفِيهَا يَ ُكون‬ َ ‫صو‬ َ ُ ‫لنَّارفِي َر ْأ َسهُ هَّللا‬
Artinya : Dari Abdullah bin Habasyi berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,”Barang siapa yang menebang pohon (tempat berteduh),
Allah akan menundukkan kepalanya di dalam neraka.

Kesimpulan : Lingkungan merupakan tempat bagi makhluk hidup yang mencakup


keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Sedangkan vegetasi
merupakan kumpulan dari tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama-sama pada
suatu tempat, biasanya terdiri dari beberapa jenis berbeda. Kumpulan dari
berbagai jenis tumbuhan yang masing-masing tergabung dalam populasi yang
hidup dalam suatu habitat dan berinteraksi antara satu dengan yang lain yang
dinamakan komunitas.

Tiket ke-6 Pengertian komunitas, bentuk hidup tumbuhan, parameter


kuantitatif dan analisa komunitas tumbuhan, metode pengambilan contoh
analisa komunitas tumbuhan dan Pengertian vegetasi, struktur vegetasi dan
analisis vegetasi.

1. Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada


suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks
bila dibandingkan dengan individu dan populasi. . Komunitas ialah beberapa
kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang
bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat
mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Komunitas
tumbuhan adalah seluruh populasi tumbuhan yang hidup bersama pada suatu
daerah. Populasi tumbuhan ini secara genetik terdiri dari individu-individu
spesies tumbuhan dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem.
Komunitas Ditinjau dari segi fungsinya, tumbuhan dan hewan dari berbagai
jenis yang hidup secara alami di suatu tempat membentuk suatu kumpulan
yang di dalamnya setiap individu menemukan lingkungan yang dapat
memunuhi kebutuhan hidupnya dalam kumpulana ini terdapat pula kerukunan
untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan hubungan timbal balik yang
menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini terbentuk suatau derajat
keterpaduan. Kelompok seperti itu yang tumbuhan dan hewannya secara
bersama telah menyesuaikan diri dan mempunyai suatu tempat alami disebut
komunitas (Irwan, 1992).

2. Komunitas dapat dicatat dengan kategori utama dari bentuk-bentuk


pertumbuhan pertumbuhan (pohon, semak, belikar, lumut dan alga) yang
menyusun struktur komunitas hewan dan tumbuhan secara fisik. Bentuk
hidup tumbuhan menurut Tsuyuzaki (2007) yaitu ;
 Phanerofit (P), yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan dengan kuncup rehat
minimal 25 cm dari permukaan tanah. Termasuk ke dalam kelompok
tumbuh-tumbuhan ini adalah: semua tumbuhan berkayu baik pohon,
perdu, semak yang tinggi, liana (tumbuhan berkayu merambat), epifit
(tumbuhan yang hidup pada tumbuhan lain (inang) tanpa menghisap
makanan dari inangnya), dan sukulen (Tumbuhan berbatang lunak karena
mengandung air dan batang tebal. Tumbuhan ini tahan hidup dalam iklim
kering yang tidak menguntungkan dengan menggunakan air yang
tersimpan dalam jaringannya yang berasal dari air hujan musim
sebelumnya). Kelompok tumbuhan ini menguasai daerah tropis.
 Kamaefit (Ch), yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan dengan kuncup rehat
maksimal 25 cm di atas permukaan tanah. Pada kelompok tumbuhan ini
termasuk herba, suffurencen (tumbuhan perdu rendah, kecil, bagian
pangkal berkayu dengan tunas yang memiliki batang basah), tumbuhan
berkayu rendah, stoloniferus, tumbuhan batang sukulen rendah, dan
tumbuhan bentuk bantalan. Banyak dari tumbuhan ini dalam bentuk semak
dan tumbuhnya dekat dengan tanah. kebanyakan hidup didaerah beriklim
dingin, meskipun ada yang hidup di daerah beriklim tropis.
 Hemikriptofit (H), yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan herba perenial yang
memiliki kuncup rehat pada permukaan tanah atau setengah tersebunyi di
bawah permukaan tanah. Termasuk ke dalam kelompok tumbuh-tumbuhan
ini adalah: tumbuhan herba annual berdaun lebar, rumput-rumputan, dan
roset. kelompok tumbuhan ini adalah tumbuhan yang pada musim dingin
atau pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, maka kincup
rehatnya akan bertahan di dekat permukaan tanah. Kebanyakan dari
kelompok tumbuhan ini hidup di daerah beriklim sedang.
 Kriptofit (Cr), yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan dengan kuncup rehat
terkubur di dalam tanah atau di dalam air. Dengan kemampuannya ini,
maka kelompok tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi
lingkungan yang ekstrim. Kuncup rehat yang terkubur di dalam tanah akan
berfungsi sebagai penyimpan bahan makanan. Kelompok ini dibagi lagi
sebagai berikut:
a. Geofit (G), yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan dengan terkubur di
dalam tanah, misalnya tumbuhan dengan umbi lapis, akar rimpang, dan
subang.
b. Helofit (Hl) yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang hidup di daerah
paya dan kuncup rehatnya terdapat pada tempat jenuh air.
c. Hidrofit (Hd) yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan dengan kuncup rehat
di bawah permukaan air.
 Therofit (T), yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang berkecambah,
berbuah, dan menghasilkan biji dalam daur lengkap yang singkat. Dalam
keadaan lingkungan yang ekstrim, kuncup-kuncup akan terlindung.
Setelah masa yang tidak menguntungkan tiba mereka hidup dalam bentuk
biji yang melakukan dormansi. Tumbuhan ini tersebar di seluruh dunia
termasuk di daerah gurun yang panas dan kering, tetapi sangat jarang
ditemukan di dalam hutan. Untuk membantu dlm interpretasi spektrum
life form, Raunkiaer membuat spektrum normal untuk flora dunia
berdasarkan pada 100 spesies yg dipilih secara acak, yg dipakai sebagai
pembanding.
3. Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk mengetahui
komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari
(Indriyanto,2006). Hasil analisis komunitas tumbuhan disajikan secara
deskripsis mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur
suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi
juga oleh jumlah individu dari setiap spesies organisme. Hal ini menyebabkan
kelimpahan relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas,
distribusi individu antarspesies dalam komunitas, bahkan dapat memberikan
pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya akan berpengaruh pada
stabilitas komunitas. (Leksono, 2007). Terdapat 3 macam parameter
kuantitatif yaitu densitas (kerapatan), frekuensi, dan kerimbunan.
4. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk
menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan
suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi
sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-
bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai
kendala yang ada (Syafei dalam Bhima Wibawa Santoso). Macam-
macam metode analisis vegetasi yaitu metode destruktif, metode
nondestruktif, metode floristik, dan metode nonfloristik.
 Metode destruktif umumnya dilakukan untuk bentuk vegetasi yang
sederhana, dengan ukuran luas pencuplikan antara satu meter persegi
sampai lima meter persegi. Penimbangan bisa didasarkan pada berat segar
materi hidup atau berat keringnya.
 Metode non destruktif dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu
berdasarkan penelaahan organisme hidup/tumbuhan (tidak didasarkan pada
taksonominya), dan pendekatan lainnya adalah didasarkan pada
penelaahan organisme tumbuhan secara taksonomi atau pendekatan
floristika
 Metode non floristika membagi dunia tumbuhan berdasarkan berbagai hal,
yaitu bentuk hidup, ukuran, fungsi daun, bentuk dan ukuran daun, tekstur
daun, dan penutupan. Untuk setiap karakteristiknya di bagi-bagi lagi dalam
sifat yang kebih rinci, yang pengungkapannya dinyatakan dalam bentuk
simbol huruf dan gambar.
 Metode floristika didasarkan pada penelaahan organisme tumbuhan secara
taksonomi. Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau
keanekaragaman dari berbagai bentuk vegetasi. Penelaahan dilakukan
terhadap semua populasi spesies pembentuk masyarakat tumbuhan
tersebut, sehingga pemahaman dari setiap jenis tumbuhan secara
taksonomi adalah sangat dibutuhkan.
5. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh
serta dinamis (Marsono dalam Irwanto, 2007). Dengan kata lain, vegetasi
tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan
membentuk suatu kesatuan di mana individu-individunya saling tergantung
satu sama lain, yang disebut sebagai suatu komunitas tumbuh-
tumbuhan. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat
lain karena berbeda pula faktor lingkungannya.
6. Struktur vegetasi yaitu sebagai hasil penataan ruang oleh komponen penyusun
tegakan dan bentuk hidup, stratifikasi, dan penutupan vegetasi yang
digambarkan melalui keadaan diameter, tinggi, penyebaran dalam ruang,
keanekaragaman tajuk, serta kesinambungan jenis (Fachrul,2007). Menurut
Kershaw (1973), struktur vegetasi terdiri dari 3 komponen, yaitu:
 Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan
diagram profil yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai
dan herba penyusun vegetasi.
 Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak
dari suatu individu terhadap individu lain.
 Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas.
7. Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu
kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya
dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh
untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan
teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak
adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh
dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada
dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.
Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak
kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang
ditemukan kembali didaftarkan. Berdasar maksud dan tujuan maka parameter
vegetasi yang diukur dilapangan secara langsung adalah :
1) Nama jenis (lokal atau botanis)
2) Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung kerapatan
3) Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan vegetasi terhadap
lahan
4) Diameter batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk
menghitung volume pohon.
5) Tinggi pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC),
penting untuk mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat
diketahui ditaksir ukuran volume pohon.

8. Noumena Vegetasi
Islam melarang menebang pohon tanpa alasan yang dibenarkan dan
merusak hutan (Abdullah, 2010). Hukuman menebang pohon bahkan dikaitkan
akan masuk neraka seperti sabda Nabi Muhammad Saw:
‫َّب ِس ْد َرةً قَطَ َع َم ْن َو َسلّ َم َعلَ ْي ِه هَّلل ِ ُحب ِْش ٍّي ْبنِاللَّ ِه َع ْب ِدع ْ“َن‬ َ ُ‫ار فِي هَّللا ُ َر ْأ َسه‬
َ ‫صو‬ ِ َّ‫َم ْعنَى ع َْن دَا ُود أَبُو ُسئِ َل الن‬
‫ث هَ َذا‬ ِ ‫يث فَقَا َل ْال َح ِدي‬ ُ ‫ص ٌر ْال َح ِد‬ َ َ‫َو ْالبَهَائِ ُم ال َّسبِي ِل ابْنُ بِهَا يَ ْستَ ِظلُّ فِيفَاَل ٍة ِس ْد َرةً قَطَ َع َم ْن يَ ْعنِي ُم ْخت‬
‫ق بِ َغي ِْر َوظُ ْل ًما َعبَثًا‬
ٍّ ‫َّب لَهفِيهَا يَ ُكونُ َح‬
َ ‫صو‬ َ ُ ‫لنَّارفِي َر ْأ َسهُ هَّللا‬
Artinya : Dari Abdullah bin Habasyi berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,”Barangsiapa yang menebang pohon (tempat berteduh), Allah
akan menundukkan kepalanya di dalam neraka.
9. Noumena Komunitas

Artinya : Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan.
Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan
yang bermacam-macam. (QS. Thaha Ayat 53).

DAFTAR PUSTAKA
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara.
Irwanto. 2007. Analisis Vegetasi untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung
Pulau Marsegu, Kabupaten Seram Barat, Provinsi Maluku. Sekolah Pasca
Sarjana, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Irwan, Z. O.1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas,
Di Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kershaw, K. A. 1973. Quantitative An Dynamic Plant Ecology. Buttler dan


Tanner. London.

Leksono, S. 2007. Ekologi : Pendekatan Deskriptif dan Kualitatif. Malang :


Bayumedia Publishing

Tsuyuzaki. (2007). Life form (on vascular plants). Graduate School of


Environmental Earth Science, Hokkaido University.

Kesimpulan : komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi


yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan. Komunitas merupakan salah
satu jenjang organisme biologik langsung di bawah ekosistem, namun satu
jenjang di atas populasi. Posisi itu menunjukkan bahwa kaidah-kaidah tingkat
populasi akan mempengaruhi konsep-konsep komunitas. Komunitas tumbuhan
adalah seluruh populasi tumbuhan yang hidup bersama pada suatu daerah.
Populasi tumbuhan ini secara genetik terdiri dari individu-individu spesies
tumbuhan dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Spektrum
bentuk hidup tumbuhan terbagi menjadi phanerofit, kamefit, hemikriptofit,
kriptofit, dan terofit. Analisis komunitas bertujuan untuk mengetahui komposisi
spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari. Struktur
vegetasi memiliki sifat kualitatif dan kuantutatif. suatu vegetasi diperlukan
minimal tiga macam parameter kuantitatif anatar lain densitas (kerapatan),
frekuensi, dan kerimbunan. Adapun metode menganalisis vegetasi bertujuan
untuk mendeskripsikan suatu vegetasi. Macam-macam metode analisis vegetasi
yaitu metode destruktif, metode nondestruktif, metode floristik, dan metode
nonfloristik.

Tiket ke-7 Ekosistem : komponen ekosistem, produsen, konsumen, pengurai,


aliran materi dan energi dalam ekosistem dan Agroekosistem : Struktur
trofik dan Piramida ekologi, rantai Pangan, jarring-jaring Pangan dan
tingkat trofik.

1. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan satu


kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Istilah
ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh A.G. Tansley seorang ahli ekologi
berkebangsaan Inggris. Ekosistem adalah suatu sistem yang saling terkait
antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisiknya.
ekosistem adalah suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses-
proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Sebagai suatu
sistem maka di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi
meliputi aliran energi, daur materi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi,
serta proses perkembangan dan pengendalian populasi.
2. Komponen ekosistem yaitu terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen
biotik merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi
yang berinteraksi dengannya. Contoh dampak faktor biotik pada suatu
lingkungan adalah penyerbukan bunga oleh angin. Komponen biotik apat
dibagi berdasarkan fungsinya, adalah :
 Produsen, semua makhluh hidup yang dapat membuat makanannya sendiri.
Contohnya: makhluk hidup autotrof, seperti tumbuhan berklorofil.
 Konsumen, semua makhluk hidup yang bergantung pada produsen sebagai
sumber energinya. Berdasarkan jenis makannya konsimen dibagi menjadi:
a. Herbivor, konsumen yang memakan tumbuhan Contohnya:sapi, kambing,
dan kelinci.
b. Karnivor, konsumen yang memakan hewan lain. Contohnya: harimau,
serigala, dan macan.
c. Omnivor, konsumen yang memakan tumbuhan dan hewan. Contohnya:
manusia dan tikus.
 Dekomposer atau pengurai, semua makhluk hidup yang memperoleh nutrisi
dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari
makhluk hidup yang telah mati. Contohnya: bakteri, jamur, dan cacing.
macam komponen biotik juga terbagi menjadi (a) autotrofik dan (b)
heterotrofik.
a. autotrofik, terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan (energi)
makanan dari bahan-bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun
kemosintesis. Organisme ini tergolong mampu memenuhi kebutuhan dirinya
sendiri. Organisme ini sering disebut produsen.
b. heterotrofik, terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah atau
memecah bahan organik kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh
komponen autotrofik. Organisme ini termasuk golongan konsumen, baik
makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
Merupakan semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Peranan komponen
abiotik untuk makhluk hidup adalah sebgai berikut,
 Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantung pada
beberapa faktor fisika dan kimia di lingkungannya.
 Sebagai faktor pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme.
Contohnya, jumlah kadar air sebgai faktor pembatas yang menentukan jenis
organisme yang hidup di padang pasir. Komponen abiotik pada ekosistem
diantaranya: air, cahaya matahari, oksisgen, suhu, dan tanah.
Pada umumnya komponen abiotik merupakan pengendali organisme dalam
melaksanakan peranannya di dalam ekosistem. Bahan-bahan anorganik
sangat diperlukan oleh produsen untuk hidupnya. Bahan-bahan ini juga
merupakan penyusun dari tubuh organisme, demikian juga bahan organik.
Bahan organik sangat diperlukan oleh konsumen (makro maupun
mikrokonsumen) sebagai sumber makanan. Produsen dengan proses
fotosintesis adalah merupakan komponen penghasil energi kimia atau
makanan. Merekalah yang menghasilkan energi makanan yang nantinya juga
digunakan oleh konsumen. Kemudian komponen mikrokonsumen atau
pengurai bertanggung jawab untuk mengembalikan berbagai unsur kimia ke
alam (tanah), sehingga nantinya dapat digunakan oleh produsen dan
keberadaan ekosistem akan terjamin. Bilamana peran setiap komponen
tersebut tidak dapat berjalan, kelangsungan ekosistem akan terancam.
Demikian pula apabila peran tersebut berjalan pada kecepatan yang tidak
semestinya, misalnya tersendat-sendat, keseimbangan di dalam ekosistem
akan mudah terganggu.
3. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau
daun (berklorofil). Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan
bahan anorganik, karena mampu menghasilkan energi makanan sendiri,
misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan berklorofil, juga ada bakteri
kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia.
Tetapi peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan
dengan tumbuhan fotosintetik. Melalui proses fotosintesis, tumbuhan
memperoleh makanan. Klorofil pada tumbuhan mampu memperoleh bahan
makanan sendiri. Seperti karbondioksida, air, dan sinar matahari.
4. Konsumen adalah makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan bahan
organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen. Konsumen melakukan ini
secara alamiah, dengan tujuan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup. Konsumen juga dapat disebut sebagai pemakan. Manusia hewan, dan
tumbuhan yang tidak berklorofil termasuk dalam golongan konsumen karena
tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.

5. Pengurai atau Dekomposer adalah organisme yang menguraikan, atau


memecah, bahan organik seperti sisa-sisa organisme mati. Dekomposer
termasuk bakteri dan jamur. Organisme ini melakukan proses pembusukan,
yang semua makhluk hidup alami setelah kematian. Dekomposisi adalah
proses penting karena memungkinkan bahan organik untuk didaur ulang
dalam suatu ekosistem.

6. Aliran energi dalam ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan
rantai makanan atau dengan piramida biomassa. Organisme, ekosistem dan
seluruh biosfir memiliki sifat termodinamika dasar untuk mampu
menciptakan dan mampu mempertahankan tata tertib dalam tahapan tinggi,
atau keadaan entropi rendah ( ukuran untuk kekacauan atau jumlah energi
yang tidak tersedia di dalam system).Energi dapat dirumuskan sebagai
kemampuan (capacity) untuk melakukan kerja. Dalam ekosistem, energi sinar
matahari sebagai sumber energi yang menopang peristiwa sirkulasi atmosfer
dan siklus air dalam ekosistem. Berkaitan dengan aliran energi, dikenal
Hukum Termodinamika. Dalam Hukum Termodinamika I atau disebut
hukum kekekalan energi, bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan dan hanya mengalami transformasi, sedangkan dalam Hukum
Termodinamika II, bahwa proses transformasi energi tidak pernah terjadi
secara spontan, dan proses transformasi energi tidak pernah berlangsung
dengan efisien 100%. Dalam hukum Termodinamika II ini dimaksudkan
bahwa energi matahari yang dipancarkan ke muka bumi cenderung menjadi
energi panas yang keseluruhannya tidak langsung bermakna bagi kehidupan.
Hanya sedikit energi yang mengalami fiksasi dalam tumbuhan hijau sebagai
energi potensial, selebihnya dipancarkan dalam bentuk panas di sekitar
biosfer. Jaring makanan merupakan satuan dasar ekosistem, karena energi dan
nutrisi beredar ke dalamnya dan di sekitarnya, termasuk pertukaran energi
dan materi yang juga terjadi pada lingkungan abiotiknya. Siklus materi dan
aliran energi menggambarkan bagaimana pola energi dan materi (nutrisi) itu
secara mendasar beredar dalam ekosistem.
7. Agroekosistem merupakan kesatuan komunitas tumbuhan dan hewan serta
lingkungan kimia dan fisikanya yang telah dimodifikasi oleh manusia untuk
menghasilkan : makanan, bahan bakar, dan produk lainnya bagi konsumsi
kesejahteraan umat manusia. Agroekosistem juga merupakan satu bentuk
ekosistem binaan manusia yang perkembangannya ditujukan untuk
memperoleh produk pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
8. Struktur bangun trofik yang dimiliki oleh ekosistem dapat dipresentasikan
dalam bentuk sebuah piramida ekologi, sedangkan trofik dapat diartikan
sebagai tingkatan level dalam sebuah rantai makanan. Struktur trofik pada
ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis
piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida
energi :
 piramida jumlah : Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling
melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan
selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan
komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme
herbivor. Demikian pula jumlah herbivor selalu lebih banyak daripada jumlah
karnivor tingkat I Karnivor tingkat I juga selalu lebih banyak daripada
karnivor tingkat II. Piramida jumlah ini didasarkan atas jumlah organisme di
tiap tingkat trofik.
 Piramida Biomassa : berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh
organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari
kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur,
kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini
akan di dapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada
ekosistem.
 Piramida energi : Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi
berturut - turut yang tersedia di tingkat trofik. Berkurangnya energi yang
terjadi di setiap trofik terjadi karena hanya sejumlah makanan tertentu yang
ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya, beberapa makanan
yang dimakan tidak bisa dicernakan dan dikeluarkan sebagai sampah, dan
hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme,
sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
9. Rantai pangan dapat diartikan sebagai perpindahan energi makanan, dari
sumber daya tumbuhan, melalui seri organisme, atau melalui sebuah
tingkatan makan. Pada rantai pangan dalam suatu ekosistem, organisme yang
ada di dalam ekosistem tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan
berdasarkan fungsinya antara lain Produsen, Konsumen (tingkat I, II, III, dan
seterusnya atau herbivora, karnivora tingkat I, II, III, top karnivora),
dekomposer atau mikroorganisme pengurai. Masing-masing kelompok ini
mempunyai jarak transfer makanan tertentu dari sumber energi yang masuk
ke ekosistem.
10. Jaring makanan adalah menggambarkan rantai makanan antar spesies dalam
suatu komunitas. Jaring makanan dapat dibangun untuk menggambarkan
interaksi spesies. Semua spesies di jaring makanan yang dapat dibedakan
menjadi spesies basal (autotrof, seperti tanaman), spesies perantara (herbivora
dan karnivora tingkat menengah, seperti belalang dan kalajengking), dan
puncak atau predator (karnivora tingkat tinggi).
11. Tingkat trofik adalah urutan dalam rantai makanan dimana organisme
tersebut memperoleh makanan untuk energinya. Tingkat trofik menunjukkan
urutan organisme dalam rantai makanan pada suatu ekosistem. Tingkat trofik
adalah organisme di dalam ekosistem yang berperan sebagai komponen biotik
karena merupakan unsur hidup.  Adapun tingkatannya yaitu :
1. Tingkat trofik 1 : Produsen berupa tumbuhan.
2. Tingkat Trofik 2: Herbivora berupa hewan.
3. Tingkat Trofik 3: Karnivora berupa hewan yang memakan hewan
herbivora.
4. Tingkat Trofik 4: Karnivora berupa hewan yang memakan hewan tingkat
trofik 3.
12. Al-Quran Surat Al A’raf [7], ayat 56, Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah


(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Kesimpulan :
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Unsur – unsur lingkungan
hidup baik unsur biotik dan abiotik tersusun sebagai satu kesatuan dalam
ekosistem yang masing – masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup
sendiri, melainkan saling berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi,
sehingga tidak dapat dipisahkan. komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas
dua jenis, yaitu komponen autotrofik dan komponen heterorofik. Sedangkan
Komponen abiotik ( non hayati ), yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas
tanah, air, udara, sinar matahari dan lain sebagainya yang berupa medium atau
substrat untuk berlangsungnya kehidupan. Aliran energi dalam ekosistem adalah
proses berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya
yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomassa.
Agroekosistem merupakan satu bentuk ekosistem binaan manusia yang
perkembangannya ditujukan untuk memperoleh produk pertanian yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu
piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi. Rantai pangan
diartikan sebagai perpindahan energi makanan, dari sumber daya tumbuhan,
melalui beberapa organisme, atau melalui sebuah tingkatan makan. Jaring
makanan, yaitu gabungan dari berbagai rantai makanan. Semua rantai makanan
dalam suatu ekosistem tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan antar
rantai makanan. Tingkat trofik adalah urutan dalam rantai makanan dimana
organisme tersebut memperoleh makanan untuk energinya. Tingkat trofik
menunjukkan urutan organisme dalam rantai makanan pada suatu ekosistem.

Tiket-8 Ekotipe tanaman, pengertian, sifat karakteristik dan


pembentukan.& Metode, langkah kerja dan parameter dalam analisis
vegetasi.
Sterbbins (cit. Odum, 1961; Wilsie, 1962) yang menyatakan ekotipe
tanaman adalah kumpulan organisme tanaman yang mempunyai susunan genotipe
sama, baik heterozygot maupun homozygot dan beradaptasi pada niche tertentu.

Karakteristik ekotipe tanaman yaitu : Ekotipe spesies selalu interfertil,


dapat mempertahankan keistimewaan asalnya bila ditanam dalam habitat lain,
ekotipe didasarkan sifat-sifat genetis, suatu spesies dengan ekologi yang luas
dibedakan atas dasar sifat-sifat morfologis, fisio-logis dalam habitat yang berbeda,
dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas, ekotipe benar-benar mempunyai ciri
khas dengan perbedaan sebagian ekotipe yang lain.

Pembentukan yaitu proses untuk membentuk suatu hal. Pembentukan


ekotipe tanaman dihasilkan melalui metode yaitu :

a) Hebridasi : dihasilkan oleh persilangan alami dari Spartia stricta


dengan S. alterriflora, hibrid yang baru, dan hasil persilangan
kedua induk dari habitat alami.
b) Mutasi : Hibrid-hibrid baru juga dapat dihasilkan dari mutasi alami
dan rekombinasi, gen pool kecil mengumpul dalam jumlah
populasi yang lebih baik adaptasinya. Dalam habitat atau
lingkungan yang istimewa (khusus) beberapa ekotipe baru timbul
karena penanaman (pengolahan) atau dijaga adanya seleksi
kompetisi.
c) Pertukaran kromosom : Hilangnya atau penambahan segmen
kromosome menghasilkan pertukaran genotipe diikuti oleh
pertukaran fenotipe hasil dari pembentukan ekotipe baru karena
poliploid-poliploid hampir tidak menunjukkan toleransi ekologi
seperti induknya.

Analisis vegetasi menurut Greig-Smith (1983) adalah cara mempelajari


susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari
masyarakat tumbuh-tumbuhan.  metode vegetasi untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai
dengan tujuannya. Macam-macam metode vegetasi yaitu :

1)  Metode Destruktif (Pengukuran yang bersifat merusak). Metode ini


membantu dalam menentukan kualitas suatu padang rumput dengan
usaha pencairan lahan penggembalaan dan sekaligus menentukan
kapasitas tampungnya.
2) Metode non-destruktif. dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu
berdasarkan penelaahan organisme hidup/tumbuhan (tidak didasarkan
pada taksonominya), dan pendekatan lainnya adalah didasarkan pada
penelaahan organisme tumbuhan secara taksonomi atau pendekatan
floristika.
3) Metode non floristika. Pada prinsipnya metode ini berusaha
mengungkapkan vegetasi berdasarkan bentuk hidupnya, jadi pembagian
dunia tumbuhan secara taksonomi sama sekali diabaikan, mereka
membuat klasifikasi tersendiri dengan dasar-dasar tertentu.
4) Metode floristika. Metode ini didasarkan pada penelaahan organisme
tumbuhan secara taksonomi. Metode ini dapat menentukan kekayaan
floristika atau keanekaragaman dari berbagai bentuk vegetasi. 

Langkah kerja analisis vegetasi dibagi menjadi dua tahap yaitu analisis
karakter dan sintesis karakter. Analisis karakter terdiri atas analisis kuantitatif
yang memberikan data komunitas yang berkenaan dengan jumlah dan ukuran
komunitas. Dalam analisis vegetasi terdapat parameter kuantitatif yaitu :
1. Kerapatan (Density)
Kerapatan menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap
petak contoh. Jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang
disebut kerapatan (Odum 1975) yang umumya dinyatakan sebagai jumlah
individu atau biosmasa populasi persatuan areal atau volume, misal 200
pohon per Ha.
2. Dominasi (Tutupan)
Tutupan menyangkut luas tanah yang ditempati oleh bagian tumbuhan di
atas tanah seperti yang tampak dari atas. Tutupan ditasir dari sejumlah
contoh dan diberi batasan sebagai perbandingan bagian (biasanya
dinyatkan sebagai persentase) tanah yang ditempati spesies yang ada.
3. Frekuensi (kekerapan)
Kekerapan menyangkut tingkat keseragaman terdapatnya individu suatu
spesies di dalam suatu daerah. Kekerapan diukur dengan mencatat ada atau
tidaknya suatu spesies dalam daerah contoh atau luas yang secara idealnya
tersebar secara acak di seluruh daerah yang dikaji
4. Indek Nilai Penting (importance value Indeks)
Merupakan jumlah nilai nisbi kedua atau ketiga parameter (Kerapatan,
dominasi, frekuensi).
Nomena Materi diatas :

Artinya : Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang
telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari
langit air hujan”. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-
jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (Q.S At-thaaha: 53)
Kesimpulan : Ekotipe tanaman adalah kumpulan organisme tanaman yang
mempunyai susunan genotipe sama dengan karakteristik yaitu : Ekotipe spesies
selalu interfertil, dapat mempertahankan keistimewaan asalnya bila ditanam
dalam habitat lain, didasarkan sifat-sifat genetis, suatu spesies dengan ekologi
yang luas dibedakan atas dasar sifat-sifat morfologis, fisiologis dalam habitat
yang berbeda, dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas. Pembentukan ekologi
tanaman dihasilkan melalui metode hebridasi, mutasi, dan pertukaran kromosom.
Macam-macam metode vegetasi yaitu Metode Destruktif, Metode non-
destruktif, Metode floristika.

Tiket-9 Suksesi vegetasi, pengertian, fakta- faktor, karakteristik, macam


macam, perkembangan. & Kompetisi pada tanaman, definisi, fakta-
faktor, interaksi interspesifik - intra spesifik.

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara


teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Faktor penyabab terjadinya suksesi yaitu (1) Iklim : Tumbuhan tidak akan
dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama.
Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik
sebagian maupun seluruhnya. (2) Topografi : Suksesi terjadi karena adanya
perubahan kondisi tanah, antara lain erosi dan pengendapan. Erosi yang
melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi
vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi
berulang kembali di tempat tersebut. (3) Biotik : Pemakan tumbuhan seperti
serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit
mengakibatkan kerusakan vegetasi. Adapun faktor yang mempengaruhi proses
suksesi yaitu;
a) Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
b) Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
c) Kecepatan pemancaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
d) Iklim terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora,
dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh daam proses
perkecambahan.
e) Jenis substrat baru yang terbentuk
Macam-macam suksesi terdapat suksesi primer dan suksesi sekunder.
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan
hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal
tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru. Contoh : tanah longsor, letusan
gunung berapi, endapan lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di
pantai, penambangan dll. Sedangkan Suksesi Sekunder contohnya gangguan alami
misalnya seperti semak belukar bekas ladang, padang alang-alang dan kebun karet
dan kebun kelapa sawit yang ditinggalkan, penebangan hutan secara selektif.
1. Tahap-tahap Perkembangan Suksesi yaitu : (1) Fase Permulaan. Setelah
penggundulan hutan, dengan sendirinya hampir tidak ada biomasa yang
tersisa yang mampu beregenerasi. Tetapi, tumbuhan herba dan semak-
semak muncul dengan cepat dan menempati tanah yang gundul. (2) Fase
Awal/Muda. Kurang dari satu tahun, tumbuhan herba dan semak-semak
digantikan oleh jenis-jenis pohon pionir awal yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut: pertumbuhan tinggi yang cepat, kerapatan kayu yang
rendah, pertumbuhan cabang sedikit, daun-daun berukuran besar yang
sederhana, relatif muda/cepat mulai berbunga, memproduksi banyak
benih-benih dorman ukuran kecil yang disebarkan oleh burung-burung,
tikus atau angin, masa hidup yang pendek (7- 25 tahun), berkecambah
pada intensitas cahaya tinggi, dan daerah penyebaran yang luas.
Kebutuhan cahaya yang tinggi menyebabkan bahwa tingkat kematian
pohon-pohon pionir awal pada fase ini sangat tinggi, dan pohon-pohon
tumbuh dengan umur yang kurang lebih sama. Walaupun tegakan yang
tumbuh didominasi oleh jenis-jenis pionir, namun pada tegakan tersebut
juga dijumpai beberapa jenis pohon dari fase yang berikutnya, yang akan
tetapi segera digantikan/ditutupi oleh pionir-pionir awal yang cepat
tumbuh. (3) Fase Dewasa. Setelah pohon-pohon pionir awal mencapai
tinggi maksimumnya, mereka akan mati satu per satu dan secara
berangsur-angsur digantikan oleh pionir-pionir akhir yang juga akan
membentuk lapisan pohon yang homogen (Finegan 1992). Secara garis
besar, karakteristik-karakteristik pionir-pionir akhir yang relatif beragam
dapat dirangkum sebagai berikut: Walaupun sewaktu muda mereka sangat
menyerupai pionir-pionir awal, pionir-pionir akhir lebih tinggi, hidup lebih
lama (50-100 tahun), dan sering mempunyai kayu yang lebih padat.
Pionir-pionir akhir menggugurkan daun dan memiliki biji/benih yang
disebarkan oleh angin, yang seringkali dorman di tanah dalam periode
waktu yang sangat lama (4) Fase klimaks. Pionir-pionir akhir mati satu per
satu setelah sekitar 100 tahun (Liebermann & Liebermann 1987) dan
berangsur-angsur digantikan oleh jenis-jenis tahan naungan yang telah
tumbuh dibawah tajuk pionir-pionir akhir. Jenis-jenis ini adalah jenis-jenis
pohon klimaks dari hutan primer, yang dapat menunjukkan ciri-ciri yang
berbeda. Termasuk dalam jenis-jenis ini adalah jenis-jenis kayu tropik
komersil yang bernilai tinggi dan banyak jenis lainnya yang tidak (belum)
memiliki nilai komersil. Proses suksesi sangat terkait dengan faktor
linkungan, seperti letak lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat
menentukan pembentukkan struktur komunitas klimaks. Misalnya, jika
proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses
tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput; jika
berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses suksesi
akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di
daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti
pada hutan hujan tropic (Irwanto, 2010).
2. Kompetisi berasal dari kata competere yang berarti mencari atau mengejar
sesuatu yang secara bersamaan dibutuhkan oleh lebih dari satu pencari.
kompetisi adalah hubungan interaksi antara dua individu tanaman baik
yang sejenis (intraspesifik) maupun berlainan jenis (interspesifik) yang
dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi keduanya sebagai akibat dari
pemanfaatan sumber daya yang ada dalam keadaan terbatas secara
bersama. Kompetisi atau persaingan tanaman dapat didefenisikan sebagai
salah satu bentuk interaksi antar tanaman yang saling memperebutkan
sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu.
3. Faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan  sesama tanaman  yaitu
adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau
sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan
air. Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama
maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam.
persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan
kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen
penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai
sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan
pertumbuhannya. Faktor lain yang mempengaruhi, yaitu : jenis tanaman,
kepadatan tanaman, penyebaran tanaman, dan waktu.
4. Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan
makhluk hidup yang lainnya. Interaksi interspesifik adalah hubungan yang
terjadi antara organisme yang berasal dari satu spesies. Persaingan
interspesifik merupakan suatu interaksi antara dua atau lebih populasi
yang berlainan jenis. Saling mempengaruhi secara merugikan. Biasanya
persaingan dalam hal ruang, makanan atau nutrient, sinar matahari, air dan
lain-lain.
5. Intraspesifik Tanaman yaitu Interaksi yang terjadi antara dua spesies
tanaman yang sama ditanam dalam satu media tanam yang sama. jarak
tanam terlalu rapat atau populasi terlalu tinggi, kompetisi antar individu
tanaman akan berlangsung begitu kuat sehingga pertumbuhan dan hasil
per tanaman akan sangat berkurang dan akibatnya hasil per hektar
menurun. Hal tersebut merpakan faktor dari interaksi kompetisi
Intraspesifik tanaman. Pada populasi yang sama tingkat kompetisi dapat
dikurangi dengan mengatur model jarak tanam. Pada populasi yang lebih
rendah, saat terjadinya kompetisi akan lebih lambat sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi lebih baik. Namun bila populasi terlalu sedikit,
kompetisi tidak akan terjadi sampai akhir pertumbuhan tanaman.
6. Nomena

Artinya : Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan


seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya
tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran
(Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

Kesimpulan : Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara
teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu. Faktor
penyabab terjadinya suksesi yaitu iklim, topografi, dan biotik. Tahap
perkembangan suksesi yaitu fase permulaan, fase muda/awal, fase dewasa.
Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup
yang lainnya. Interaksi interspesifik adalah hubungan yang terjadi antara
organisme yang berasal dari satu spesies sedangkan Intraspesifik Tanaman yaitu
Interaksi yang terjadi antara dua spesies tanaman yang sama ditanam dalam satu
media tanam yang sama.

Tiket ke-10 Pengendalian secara biologis dari lingkungan kimia pada


agroekosistem pertanianan & Dampak positif dan negatif penggunaan
pestisida dalam kegiatan pertanian.

Pengendalian secara biologis dari lingkungan kimia pada agroekosistem pertanian

Agroekosistem adalah pengelolaan ekosistem untuk menghasilkan pangan,


pakan, serat, dan energi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan
ekosistem di lingkungan pertanian mempengaruhi keberlangsungan dan
produktivitas pertanian. Pada konsep pertanian modern yang intensif,
pengendalian hama banyak ditumpukan pada penggunaan pestisida
(Tempointeraktif 2008). Namun demikian, pestisida juga mempunyai dampak
negatif terhadap lingkungan dan organisme non-target. Salah satu cara
pengendalian hama yang ramah lingkungan adalah dengan pengendalian hayati
melalui konservasi musuh alami atau secara biologis. Konsep ini memprioritaskan
peran musuh alami untuk mengendalikan hama, sehingga teknik pengelolaan
agroekosistem yang dilakukan diharapkan dapat mendorong berfungsinya musuh
alami. Pengendalian hama dilakukan tidak dengan menambahkan input saprodi
baru tetapi melalui perbaikan-perbaikan praktek budidaya yang sudah dilakukan,
sehingga terdapat kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi musuh alami
hama untuk berperan optimal.

Penggunaan pestisida kimia dapat menimbulkan masalah lingkungan. Efek


negatif akibat penggunaan pestisida kimia terhadap ekosostem adalah karena
dapat membunuh organisme bukan sasaran seperti gangguan terhadap aktivitas
mikroba tanah. Bahan aktif pestisida kimia sintetik mempunyai spektrum luas
(membunuh berbagai spesies hama) menguntungkan bagi petani dan produsen
tetapi dapat menurunkan keanekaragaman organisme non-hama. Pengendalian
biologis dilakukan dengan menggunakan musuh alami atau dikenal dengan
agensia hayati. Musuh alami adalah organisme yang mampu membunuh atau
melemahkan organisme lain, yang terdiri atas (1) serangga predator dan tungau;
(2) parasitoid, yaitu serangga yang hidup bebas pada tahap dewasa, sedang pada
tahap larva parasitoid pada serangga lain; dan (3) parasit, mikroba patogen dan
antagonis, seperti nematoda, jamur, bakteri, virus dan protozoa (Bailey et al.,
2010). Pengelolaan tanah juga akan berkontribusi secara langsung maupun tidak
langsung terhadap pengendalian hama dan penyakit.

Dampak positif dan negatif penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian

Dalam penerapan di bidang pertanian, tidak semua pestisida mengenai


sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80
persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan
pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat
beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker,
mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan
sebagainya (Sa’id, 1994). Dampak positif dari penggunaan pestisida yaitu dapat
membasmi atau mengendalikan jasad pengganggu tanaman baik hama, penyakit
maupun gulma, sehingga dapat membantu petani meningkatkan produktivitasnya,
membuat pertanian lebih efisien, dan biaya yang ekonomis.

Dampak negatif yang ditimbulkan yaitu, (1) punahnya spesies. Berbagai


spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula
yang tahan. Hewan muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan
pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan
pencemar dan ada pula yang tidak. Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus
diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut
terlampaui, hewan tersebut akan mati. (2) peledakan hama. Penggunaan pestisida
dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka serangga dan hama
akan berkembang tanpa kendali. (3) gangguan keseimbangan lingkungan.
Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu
ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi
berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia
menjadi terganggu. (4) Kesuburan tanah berkurang. Penggunaan insektisida dapat
mematikan fauna tanah dan dapat juga menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan
pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat
menurunkan kesuburan tanah. Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh
kemerosotan struktur tanah (pemadatan tanah dan erosi), penurunan tingkat
kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan
tanah, dan polusi tanah.  Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah atau
lahan juga disebakan oleh adanya aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk
dan pestisida secara berlebihan (Hakim, 2002).

Kesimpulan : Agroekosistem adalah pengelolaan ekosistem untuk menghasilkan


pangan, pakan, serat, dan energi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu
cara pengendalian hama yang ramah lingkungan adalah dengan pengendalian
hayati melalui konservasi musuh alami atau secara biologis. Konsep ini
memprioritaskan peran musuh alami untuk mengendalikan hama. Penggunaan
pestisida kimia dapat menimbulkan masalah lingkungan. Efek negatif akibat
penggunaan pestisida kimia terhadap ekosostem adalah karena dapat membunuh
organisme bukan sasaran seperti gangguan terhadap aktivitas mikroba tanah.

Tiket ke-11 Penerapan Agroekologi multiple cropping, intercropping dan


sequental cropping dan Penerapan Agroteknologi komplementari hewan
ternak, tanaman dan tumbuhan.

Multiple cropping atau sistem tanam ganda merupakan usaha petanian


untuk mendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari jenis atau beberapa jenis
pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun. Ada beberapa jenis multiple
cropping, seperti mixed cropping, relay planting, intercropping dan lain-lain.
Peran dari multiple cropping adalah dapat mengurangi resiko kegagalan panen
satu jenis tanaman serta stabilitas biologis, dapat menyerap tenaga kerja,
penggunaan cahaya matahari lebih efisien, dapat menekan pertumbuhan gulma
dan mencegah erosi.

Pola tanam tumpang sari (Inter cropping) adalah menanam dua atau lebih
jenis tanaman pokok dan tanaman yang lain sebagai tanaman tambahan atau
tanaman sela. Penerapan pola penanaman sistem tumpangsari sangat dipengaruhi
oleh pengaturan jarak tanam (densitas) dan pemilihan varietas. Manfaat atau
keunggulan yang diperoleh jika melakukan system penanaman tanaman budidaya
system tumpang sari yaitu (a) Resiko kerugian akan berkurang karena dalam
penanaman akan saling menutupi pengeluaran dalam pendapatan anda. (b) Dapat
memaksimalkan lahan yang kecil menjadi lebih berpotensi. (c) Unsur hara yang di
tanam akan jauh berguna karena dalam satu areal dapat terserap oleh tanaman
secara baik dan tidak terbuang. (d) Mengurangi biaya/ongkos pertanian. (e)
Meminimalisir pertumbuhan rumput liar dan memanjat. (f) Membantu
memanfaatkan lahan seoptimal mungkin.
Pola tanam bergilir (Sequential cropping) adalah menanam dua atau lebih
jenis tanaman secara bergilir pada waktu tertentu, jenis tanaman kedua ditanam
sesudah tanaman yang pertama dipanen. Faktor-faktor tersebut yaitu: Menghemat
tenaga kerja saat pengolahan tanah, Biaya pengolahan tanah dapat diminimalisir,
Menghindari kerusakan tanah, Hasil panen secara beruntun dapat meningkatkan
produktivitas lahan sekaligus memperlancar penggunaan modal, Mencegah
serangan hama dan penyakit, dan Mencegah terjadinya erosi karena kondisi lahan
yang selalu tertutup oleh tanaman.

Integrasi tanaman-ternak dapat memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan


hasil, menghasilkan pangan beragam dan memperbaiki efisiensi penggunaan
lahan. Sistem produksi ternak herbivora yang dikombinasi dengan lahan-lahan
pertanian dapat disesuaikan dengan keadaan tanaman pangan. Ternak dapat
digembalakan di pinggir atau pada lahan yang belum ditanami dan pada lahan
setelah pemanenan hasil sehingga ternak dapat memanfaatkan limbah tanaman
pangan, gulma, rumput, semak dan hijauan pakan yang tumbuh disekitar tempat
tersebut. Sebaliknya ternak dapat mengembalikan unsur hara dan memperbaiki
struktur tanah melalui urin dan fecesnya.

 Kombinasi perternakan dan aktivitas pertanian telah banyak membantu


petani, dengan menggunakan kotoran ternak sebagai pupuk untuk tanaman dan
residu tanaman digunakan sebagai pakan ternak.. Perternakan menghasilkan
kotoran atau sampah setiap hari yang merupakan sumber daya yang dapat
diperbaharui dan mendukung keberlanjutan aktivitas pertanian yang dapat
dilakukan tanpa masukan eksternal seperti bahan fosil, pupuk kimia dan makanan
buatan.

Pada model integrasi tanaman ternak, petani mengatasi permasalahan


ketersediaan pakan dengan memanfaatkan lebih tanaman seperti limbah pelepah
sawit, limbah daun, dan limbah pertanian lainnya. Pemanfaatan limbah mampu
meningkatkan ketahanan pakan khususnya pada musim kemarau, dan mampu
menghemat tenaga kerja dalam kegiatan mencari rumput sehingga memberi
peluang petani untuk meningkatkaan jumlah skala pemeliharaan ternak sapi
(Dwiyanto dan Harianto, 2011).

Nomena

Artinya : “ Dia (Musa) menjawab, “Allah berfirman, (sapi) itu adalah sapi betina
yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak (pula) untuk
mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang”. Meraka berkata, “sekarang barulah
engkau menerangkan (hal) yang sebenarnya”. Lalu mereka menyembelihnya dan
nyaris mereka tidak melaksanakan perintah itu.” (QS Al-baqarah ayat 71).

Kesimpulan : Multiple cropping merupakan system budidaya tanaman yang dapat


meningkatkan produksi lahan. Bentuk sistem Multiple Croping yang telah lama
dikenal adalah tanaman campuran. Tumpang sari (Inter cropping) adalah
menanam dua atau lebih jenis tanaman pokok dan tanaman yang lain sebagai
tanaman tambahan atau tanaman sela. Pola tanam bergilir (Sequential cropping)
adalah menanam dua atau lebih jenis tanaman secara bergilir pada waktu tertentu,
jenis tanaman kedua ditanam sesudah tanaman yang pertama dipanen. Model
integrasi tanaman ternak yaitu petani mengatasi permasalahan ketersediaan pakan
dengan memanfaatkan lebih tanaman seperti limbah pelepah sawit, limbah daun,
dan limbah pertanian lainnya. Kemudian limbah dari hasil ternak dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman.

Tiket ke-12 Rekayasa dan Strategi Ekologi Tanaman Pangan di Indonesia &
Rekayasa dan Strategi Ekologi Tanaman Hortikultura di Indonesia.

Rekayasa dan Strategi Ekologi Tanaman Pangan di Indonesia


Pelayanan ekosistem dari pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan
tombol pengaktif sistem ekologi dalam produksi komoditas budidaya bagi
manusia dan restorasi agroekosistem. PTT yang dibangun oleh teknologi berbagai
disiplin keahlian dapat mempercepat proses restorasi agroekosistem pertanian,
kehutanan, dan perairan. Sumbangan setiap teknologi dari disiplin tertentu
terhadap PTT akan berbeda satu sama lainnya. Ahli proteksi tanaman akan
menghasilkan pengendalian hama terpadu (PHT) yang bertujuan pencapaian
kesetimbangan biologi hama-musuh alami supaya ada dibawah ambang ekonomi.
Ahli agronomi akan menghasilkan pengelolaan nutrisi tanaman terpadu (PNT),
bertujuan menghasilkan budidaya sehat dengan suplemen yang dirakitnya serta
identifikasi nutrisi mayor dan minor. Ahli pemuliaan akan menghasilkan
pengelolaan varietas terpadu (PVT), bertujuan menghasilkan varietas tahan hama,
produksi tinggi, dan berkualitas.

Rekayasa dan Strategi Ekologi Tanaman Hortikultura di Indonesia

Produk hortikultura merupakan salah satu komoditi pertanian yang


mempunyai potensi serta peluang untuk dikembangkan sehingga menjadi produk
unggulan yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia, baik
produk hortikultura yang tergolong produk buah buahan, sayur sayuran, obat
obatan maupun tanaman hias. Peningkatan mutu produk hortikultura merupakan
upaya dalam meningkatkan daya saing hortikultura nasional terhadap mutu
hortikultura dari negara lain. Selain itu, peningkatan mutu hortikultura
dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang
dihasilkan petani agar memenuhi keamanan pangan, dinamika preferensi
konsumen dan memiliki daya saing tinggi bagi hortikultura, dibandingkan dengan
produk padanannya dari luar negeri. Dalam upaya peningkatan mutu produk
hortikultura juga semakin didorong implementasi inovasi teknologi budidaya yang
ramah lingkungan. Pengggunaan sarana budidaya semisal screen house/netting
house pada sejumlah komoditas hortikultura diharapkan dapat meningkatkan
kualitas produk hortikultura baik akibat perubahan cuaca maupun serangan OPT.
Tujuan dari penerapan GAP/SOP diantaranya; (1). Meningkatkan produksi dan
produktivitas, (2). Meningkatkan mutu hasil hortikultura termasuk keamanan
konsumsi, (3). Meningkatkan daya saing, (4) Memperbaiki efisiensi penggunaan
sumberdaya alam, (5). Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan
dan sistem produksi yang berkelanjutan, (6). Mendorong petani dan kelompok
tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan
keamanan diri dan lingkungan, (7). Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar
internasional, (8). Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen, sedangkan
sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan, produktivitas
tinggi, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan
daya saing. Adapun penerapan teknologi menggunakan pertanian organik mampu
meningkaatkan produksi tanaman holtikultura. Pertanian organik adalah sistem
manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan,
pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air.

Nomena

Artinya : “ Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang
diusahakan oleh tangan mereka, maka mengapakah mereka tidak bersyukur? “.
(QS. Yasin: 35)

Kesimpulan : Pelayanan ekosistem dari pengelolaan tanaman terpadu merupakan


salah satu sistem ekologi dalam produksi komoditas budidaya bagi manusia dan
restorasi agroekosistem. Bertujuan menghasilkan budidaya sehat dengan
suplemen yang dirakitnya serta identifikasi nutrisi mayor dan minor. Dalam upaya
peningkatan mutu produk hortikultura juga semakin didorong implementasi
inovasi teknologi budidaya yang ramah lingkungan. Pengggunaan sarana
budidaya semisal screen house/netting house pada sejumlah komoditas
hortikultura diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk hortikultura baik
akibat perubahan cuaca maupun serangan OPT.
Tiket ke-13 Rekayasa dan Strategi Ekologi Tanaman pekarangan
(hidroponik, aeroponik) dan perikanan & Rekayasa dan Strategi Ekologi
Tanaman Perkebunan dan peternakan.

Rekayasa dan Strategi Ekologi Tanaman pekarangan (hidroponik, aeroponik) dan


perikanan

Rekayasa ekologi (RE= Ecological Engineering) merupakan desain


ekosistem yang berkelanjutan yang mengintegrasikan kegiatan masyarakat
manusia dengan lingkungan alam untuk kepentingan keduanya (Mitsch 2012).
Tujuan dari Rekayasa Ekologi adalah untuk keuntungan bersama bagi manusia
dan bagi alam. Rekayasa Ekologi bersifat membangun, memperkuat dan
memulihkan layanan ekosistem untuk pengelolaan alam berkelanjutan. Prinsip
dasar budidaya tanaman secara hidroponik adalah suatu upaya merekayasa alam
dengan menciptakan dan mengatur suatu kondisi lingkungan yang ideal bagi
perkembangan dan pertumbuhan tanaman sehingga ketergantungan tanaman
terhadap alam dapat dikendalikan.

Bercocok tanam secara hidroponik memberikan banyak keuntungan,


diantaranya produktivitas tanaman lebih tinggi, kebersihan tanaman lebih terjamin
sehingga terbebas dari hama dan penyakit, tanaman dapat tumbuh lebih cepat,
penggunaan air dan nutrisi lebih efektif dan efisien, produksi hasil yang kontinyu,
pengerjaan tanaman lebih mudah, kualitas tanaman lebih sempurna, tanaman
dapat ditanam diluar musimnya, dapat tumbuh di tempat yang semestinya tidak
cocok bagi tanaman, tidak ada resiko terkena banjir, erosi dan kekeringan serta
penggunaan ruang lebih efisien sehingga keterbatasan ruang teratasi.
Aeroponik merupakan suatu cara bercocok tanam sayuran di udara tanpa
penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada akar tanaman, air yang berisi larutan
hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar
tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Sistem
aeroponik dapat memberikan manfaat bagi petani yang tidak mempunyai lahan,
karena aeroponik tidak membutuhkan tanah, tetapi media tanam yang berupa
Styrofoam yang akarnya menggantung di udara. Salah satu kunci keunggulan
budidaya aeroponik ialah oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larutan hara
yang sampai ke akar. Selama perjalanan dari lubang sprinkler hingga sampai ke
akar, butiran akan menambat oksigen dari udara hingga kadar oksigen terlarut
dalam butiran meningkat. Dengan demikian proses respirasi pada akar dapat
berlangsung lancar dan menghasilkan banyak energi. Selain itu dengan
pengelolaan yang terampil, produksi dengan sistem aeroponik dapat memenuhi
kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

Akuaponik dapat digambarkan sebagai penggabungan antara sistem


budidaya akuakultur (budidaya ikan) dengan hidroponik (budidaya
tanaman/sayuran tanpa media tanah). Sistem ini mengadopsi sistem ekologi pada
lingkungan alamiah, dimana terdapat hubungan simbiosis mutualisme antara ikan
dan tanaman. Keunggulan sistem budidaya akuaponik diantaranya dapat
diterapkan di pekarangan sempit, tidak memerlukan media tanam, pupuk,
penyiraman, hemat air, sehat, memiliki nilai estetika tinggi, dan bebas
kontaminan. Jadi, akuaponik sangat prospektif untuk dikembangkan di tempat
dimana air dan tanahnya langka serta mahal, seperti di wilayah perkotaan, di
daerah kering, padang pasir, serta pulau-pulau kecil. Tanaman akan menyerap
nutrisi yang berasal dari air dan kotoran ikan tadi. Sebagai gantinya, tanaman akan
memberikan oksigen kepada ikan melalui air yang sudah tersaring oleh media
tanam. Akuaponik sendiri terdiri dari dua bagian utama. Bagian-bagian utama
tersebut adalah bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan hewan air dan bagian
hidroponik untuk menumbuhkan tanaman. Dalam budidaya hewan air, limbah
yang menumpuk di dalam air dapat bersifat toksik bagi ikan. Limbah tersebut
terdiri dari urine dan feses ikan, serta sisa pakan ikan.

Rekayasa dan Strategi Ekologi Tanaman Perkebunan dan Peternakan

Integrasi tanaman-ternak adalah suatu sistem pertanian yang dicirikan oleh


keterkaitan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam suatu usahatani
atau dalam suatu wilayah. Adapun ciri keterkaitan tersebut antara lain adanya
penggunaan sumberdaya yang beragam seperti hijauan, residu tanaman, dan
pupuk organik yang dihasilkan ternak dalam suatu proses produksi. Hal terpenting
yang perlu dipahami dari konsep integrasi tanaman-ternak di mana hal ini
diharapkan dapat menghentikan akibat dari praktek-praktek pertanian yang
merusak sumberdaya lahan dan menurunkan produktivitas pertanian. Ternak sapi
berperan multifungsi yaitu sebagai tenaga kerja, sumber pupuk kandang, protein,
dan tabungan hidup. Salah satu contoh rekayasa ekologi tanaman peternakan yaitu
Integrasi sereh wangi sapi biogas pabrik minyak sereh dengan manfaat yang
didaptkan yaitu : Menjadikan mandiri energi: biogas codigest, konversi biogas
menjadi biotrik, Mengkaji kelayakan pemanfaatan kotoran ternak sebagai pakan
tambahan, Menambah tanaman komplementasi sereh wangi: Kopi, Mengkaji
pengembangan budidaya jamur media sereh wangiMelakukan analisis ekonomi,
neraca pemakaian energi maupun dampak perbaikan lingkungan (potensi CDM).

Pemanfaatan tanaman refugia melalui rekayasa ekologi merupakan bagian


dari teknologi pengendalian hama terpadu (PHT) yang bertujuan pencapaian
keseimbangan biologi hama dan musuh alami agar berada di bawah ambang
ekonomi. Pada pertanaman polikultur padi-palawija/bunga terjadi dinamika
dialektika (dua arah) berupa hubungan antara dua komoditas dengan musuh alami
dan hama, sedangkan hubungan komoditas dengan hama dan musuh alami pada
pertanaman monokultur mempunyai dinamika yang monoton. Sistem polikultur
dapat menurunkan potensi serangan hama pada tanaman melalui pembatasan fisis
atau khemis bagi hama untuk menemukan inangnya serta meningkatkan
kelulushidupan dan aktivitas musuh alami pada agroekosistem (Kurniawati dan
Martono, 2015). Tanaman refugia berpotensi digunakan sebagai agen hayati pada
tanaman pangan, hortikultura, tanaman hias, maupun tanaman industri dan
perkebunan. enis-jenis tanaman yang berpotensi sebagai refugia antara lain:
tanaman berbunga, gulma berdaun lebar, tumbuhan liar yang ditanam atau yang
tumbuh sendiri di areal pertanaman, dan sayuran (Horgan et al., 2016).

Nomena

Surat An-Nahl ayat 11 - 12


Artinya : Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;
zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan.

Artinya : Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu.
Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memahami(nya).

Kesimpulan : Rekayasa ekologi merupakan desain ekosistem yang berkelanjutan


yang mengintegrasikan kegiatan masyarakat manusia dengan lingkungan alam
untuk kepentingan keduanya (Mitsch 2012). Bercocok tanam secara hidroponik
memberikan banyak keuntungan, diantaranya produktivitas tanaman lebih tinggi,
kebersihan tanaman lebih terjamin sehingga terbebas dari hama dan penyakit,
tanaman dapat tumbuh lebih cepat, penggunaan air dan nutrisi lebih efektif dan
efisien. Aeroponik merupakan suatu cara bercocok tanam sayuran di udara tanpa
penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada akar tanaman, air yang berisi larutan
hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akuaponik
dapat digambarkan sebagai penggabungan antara sistem budidaya akuakultur
(budidaya ikan) dengan hidroponik (budidaya tanaman/sayuran tanpa media
tanah). Sistem ini mengadopsi sistem ekologi pada lingkungan alamiah, dimana
terdapat hubungan simbiosis mutualisme antara ikan dan tanaman. Sistem
Tanaman Ternak contohnya yaitu Ternak sapi yang berperan multifungsi yaitu
sebagai tenaga kerja, sumber pupuk kandang, protein, dan tabungan hidup. Salah
satu contoh rekayasa ekologi tanaman peternakan yaitu Integrasi sereh wangi sapi
biogas pabrik minyak sereh dengan manfaat yang didaptkan yaitu : Menjadikan
mandiri energi: biogas codigest, konversi biogas menjadi biotrik. Salah satu
contoh untuk tanaman perkebunan yaitu Pemanfaatan tanaman refugia melalui
rekayasa ekologi yang merupakan bagian dari teknologi pengendalian hama
terpadu (PHT) yang bertujuan pencapaian keseimbangan biologi hama dan musuh
alami agar berada di bawah ambang ekonomi pada tanaman perkebunan.

Anda mungkin juga menyukai