Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mulai dikenal oleh
masyarakat dengan nama awal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo
Semarang merupakan institusi yang melahirkan lulusan agama dengan
ditunjang basis keilmuwan berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi,
komunikasi, dan pendalaman ilmu agama islam. UIN Walisongo secara resmi
berdiri pada tanggal 6 April 1970 melalui Keputusan Menteri Agama RI
(KH. M. Dachlan) No. 30 dan 31 tahun 1970. IAIN Walisongo bertransformasi
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo sejak 19 Desember 2014
bersamaan dengan dua UIN yang lain, yaitu UIN Palembang dan UIN Sumut.
Peresmian dan penandatanganan prasati dilakukan oleh Presiden Joko
Widodo di Istana Merdeka.

Perguruan Tinggi Agama Islam ini pada awalnya memiliki 5 fakultas yang
tersebar di berbagai kota di Jawa Tengah, yakni Fakultas Dakwah di
Semarang, Fakultas Syari’ah di Bumiayu, Fakultas Syari’ah di Demak,
Fakultas Ushuluddin di Kudus dan Fakultas Tarbiyah di Salatiga. Namun, ide
dan upaya perintisannya telah dilakukan sejak tahun 1963, melalui pendirian
fakultas-fakultas Agama Islam di beberapa daerah tersebut yang dilakukan
secara sporadis oleh para ulama sebagai representasi pemimpin agama dan
para birokrat santri. Keberadaan UIN Walisongo pada awalnya tidak dapat
dipisahkan dari kebutuhan masyarakat santri di Jawa Tengah akan
terselenggaranya lembaga pendidikan tinggi yang menjadi wadah pendidikan
pasca pesantren. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Jawa Tengah
adalah daerah yang memiliki basis pesantren yang sangat besar. Dengan
demikian di satu sisi lembaga pendidikan tinggi ini harus mampu
memposisikan diri sebagai penerus tradisi pesantren, sementara di sisi lain
harus memerankan diri sebagai lembaga pendidikan tinggi yang melakukan
diseminasi keilmuan, sebagaimana layaknya perguruan tinggi.

12
Para pendiri UIN ini secara sadar memberi nama Walisongo. Nama
besar ini menjadi simbol sekaligus spirit bagi dinamika sejarah perguruan
tinggi agama Islam terbesar di Jawa Tengah ini. Tentu dalam bentangan
sejarahnya, UIN terlibat dalam pergulatan meneruskan tradisi dan cita-cita
Islam inklusif ala walisongo, kemudian dikembangkan menuju UIN Walisongo
sebagai center of excellence perguruan tinggi agama Islam di Indonesia.

B. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi


1. Visi UIN Walisongo
Visi UIN Walisongo adalah Universitas Islam Riset Terdepan
Berbasis pada Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk Kemanusiaan dan
Peradaban pada Tahun 2038.

2. Misi UIN Walisongo


1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran IPTEKS berbasis
Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk menghasilkan lulusan profesional
dan berakhlak al-karimah.
2) Meningkatkan kualitas penelitian untuk kepentingan islam, ilmu, dan
masyarakat.
3) Menyelenggarakan pengabdian yang bermanfaat untuk pengembangan
masyarakat.
4) Menggali, mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal.
5) Mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga dalam skala
regional, nasional, dan internasional
6) Mewujudkan tata pengelolaan kelembagaan professional berstandar
internasional.
3. Tujuan UIN Walisongo
1) Melahirkan lulusan yang memiliki kapasitas akademik dan profesional
dengan keluhuran budi yang mampu menerapkan dan
mengembangkan kesatuan ilmu pengetahuan.
2) Mengembangkan riset dan pengabdian kepada masyarakat yang
kontributif bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dalam
beragama, berbangsa dan bernegara.

13
4. Visi Fakultas Sains dan Teknologi (FST)
Visi FST adalah Fakultas Terkemuka dalam Riset dan Pendidikan di
Bidang Sains dan Teknologi Berbasis Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk
Kemanusiaan dan Peradaban pada Tahun 2038

5. Misi Fakultas Sains dan Teknologi


1) Menyelenggarakan pendidikan sains dan teknologi berbasis kesatuan
ilmu pengetahuan.
2) Mengembangkan sains dan teknologi melalui kajian dan riset yang
inovatif secara berkelanjutan.
3) Menyelenggarakan program pengabdian yang responsif terhadap
permasalahan di masyarakat.
4) Menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yang sejalan dengan nilai-
nilai Islam dan budaya luhur bangsa Indonesia.
5) Mengembangkan kerjasama bidang pendidikan, sains dan teknologi
yang saling menguntungkan dengan berbagai lembaga dalam skala
regional, nasional, dan internasional.
6) Mewujudkan tata kelola kelembagaan yang prima berstandar nasional
dan internasional.
6. Tujuan FST
1) Menghasilkan lulusan dalam bidang pendidikan MIPA, sains dan
teknologi yang unngul, memiliki wawasan kesatuan ilmu, dan
berakhlak mulia.
2) Menghasilkan riset dan karya ilmiah bidang pendidikan MIPA, sains
dan teknologi berbasis kesatuan ilmu dan berwawasan kearifan lokal.
3) Menghasilkan karya pengabdian masyarakat bidang pendidikan MIPA,
sains dan teknologi yang responsif, inovatif, dan solutif dalam
mengatasi permasalahan di masyarakat.
4) Mewujudkan internalisasi nilai-nilai kearifan lokal bidang pendidikan
MIPA, sains dan teknologi dalam pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
5) Menghasilkan kerjasama bidang pendidikan MIPA, sains dan teknologi
yang saling menguntungkan dengan berbagai lembaga dalam skala
regional, nasional, dan internasional.
14
6) Mewujudkan tata kelola kelembagaan yang prima berstandar nasional
dan internasional.
7. Visi Prodi Pendidikan Kimia
Visi prodi Pendidikan Kimia adalah Program Studi Pendidikan Kimia yang
unggul dan kompetitif berwawasan Education for Sustainable
Development melalui riset berbasis Kesatuan Ilmu Pengetahuan di tingkat
Asia pada Tahun 2038.

8. Misi Prodi Pendidikan Kimia


1) Menyelenggarakan pendidikan kimia berwawasan Education for
Sustainable Development berbasis kesatuan ilmu pengetahuan dan
kearifan lokal.
2) Mengembangkan pendidikan kimia melalui Riset
berwawasan Education for Sustainable Development berbasis
kesatuan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal serta menyebarluaskan
hasil riset pada skala nasional maupun internasional.
3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat sebagai
implementasi hasil Riset berwawasan Education for Sustainable
Development berbasis kesatuan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.
4) Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait di tingkat regional,
nasional, dan internasional.
5) Menyelenggarakan tata kelola Program Studi Pendidikan Kimia yang
efektif, efisien, dan transparan.
6) Menyelenggarakan pendidikan berbasis kearifan lokal dan
berwawasan pada Education for Sustainable Development.
9. Tata Nilai UIN Walisongo
Pendidikan merupakan masalah yang peka, canggih dan penuh
resiko. Peka karena banyak pihak yang berkepentingan, sejak dari orang
tua, dosen dan universitas. Karena banyaknya aliran dan jenis
pendekatan yang kadang-kadang kontroversial, dan penuh resiko. Karena
bila salah konsep menjadikan salah arah, salah arah akan menjadikan
salah terapan, dan salah terapan berarti tidak akan menghasilkan
seutuhnya.

15
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, yang baik dan benar,
maka seluruh kegiatan harus dilandasi dengan etika kampus.
Berdasarkan S.K Rektor UIN Walisongo No. 13 tahun 1994, etika kampus
terdiri dari 3 (tiga) etika yang disebut dengan Tri Etika Kampus.
Sedangkan yang dimaksud etika disini adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan tentang manusia. Etika / ethics berasal dari kata
Yunani: Ethos artinya kebiasaan. Ia membicarakan tentang kebiasaan
(perbuatan), tetapi bukan menuntut arti tata adat, melainkan tata adab,
yaitu berdasar pada intisari / sifat dasar manusia baik buruk. Jadi dengan
demikian etika ialah teori tentang perbuatan manusia ditimbang menurut
baik buruknya.

Etika sebagai cabang ilmu pengetahuan, tidak berdiri sendiri.


Sebagai ilmu yang membahas tentang manusia. Ia berhubungan dengan
seluruh ilmu tentang manusia, ia bersangkut paut dengan antropologi,
psychology, sosiologi, ekonomi, hukum. Hanya saja dengan mereka, ia
tidak serempak berjatuhan sama. Perbedaannya terletak pada point of
view-nya (sudut pandang): yaitu baik buruk. Tri etika kampus adalah arah
dan pedoman moral, bagi pengembangan kampus yang berisi etika
diniyah, etika ilmiah, dan etika ukhuwah. Tiga etika ini bukan merupakan
unsur yang terpisah, tetapi saling menjiwai.

a. Etika Diniyah
Etika diniyah adalah meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan agama Islam yang meliputi spiritual dan ketaatan beribadah
agar tetap mempertahankan akidah Islamiyah serta menegakkan amar
makruf nahi munkar secara konseptual, fungsional dan operasional.
1) Meningkatkan ajaran dan etika agama Islam sebagai landasan seluruh
aktivitas.
2) Memahami adanya perbedaan dalam pemahaman dan pengamalan
agama Islam.
3) Menjadikan dirinya sebagai tauladan bagi pengamalan agama Islam
yang berwawasan keIndonesiaan.

16
4) Melaksanakan amar makruf nahi munkar secara fungsional dan
profesional.
5) Membudayakan ajaran agama Islam melalui tri darma perguruan tinggi
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Etika Ilmiah
Etika ilmiah adalah pengembangan dan menjunjung tinggi
kebebasan akademik yang penuh tanggung jawab, meningkatkan kualitas
akademik secara kelembagaan, menegakkan sikap ilmiah dan
kedisiplinan dalam rang terwujudnya peningkatan intelektualisme,
profesionalisme dan prestasi.
1) Melaksanakan kegiatan akademik yang bermanfaat bagi institut dan
masyarakat luas.
2) Mengembangkan sikap ilmiah, seperti jujur dalam menyampaikan
pendapat, menghargai pendapat orang, terbuka dan obyektif.
c. Etika Ukhuwah
Etika ukhuwah adalah mewujudkan dan mengembangkan rasa
kebersamaan sebagai warga universitas tanpa membedakan latar
belakang etnis / suku bangsa, organisasi kemasyarakatan / sosial politik
dan sosial budaya.
1) Menciptakan suasana kampus yang mantap, sejuk dan dinamis.
2) Meningkatkan semangat persaudaraan antar sesama, antar kampus
dan antar masyarakat.
3) Mengembangkan sikap berprasangka baik.
4) Menghargai dan menghormati harkat dan martabat manusia.
5) Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak semena-mena.
6) Menegakkan keadilan, kejujuran dan kebenaran di kalangan warga dan
dalam kemasyarakatan.

17
C. Struktur Organisasi
Adapun struktur pengelola Fakultas Sains dan Teknologi dan
Program StudiPendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

Dekan

Dr. H. Ismail, M.Ag

Wakil Dekan I Wakil Dekan II Wakil Dekan III

Dr. Saminanto, M.Sc Dr. Nur Khoiri, M.Ag Dr. Hj. Nur Khasanah, M.Kes

Ketua Prodi Pendidikan Kimia

Atik Rahmawati, S.Pd, M.Si

Sekretaris Prodi Pendidikan Kimia

Wirda Udaibah, M.Si

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Fakultas Sains dan Teknologi dan Program Studi
Pendidikan Kimia

D. Tugas Jabatan Peserta Diklat


Berdasarkan SK CPNS, penulis diangkat sebagai dosen Pendidikan Kimia.
Sebagai dosen penulis berkewajiban melaksanakan Thridharma Perguruan
Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Detail tugas
yang penulis mengemban sebagai mana uraian berikut:
1. Melaksanakan pengajaran pada pembelajaran Pendidikan Kimia di mata
kuliah :
a. Kereaktifan dan Reaksi Senyawa Organik II
b. Praktikum Kereaktifan dan Reaksi Senyawa Organik
c. Kimia Minyak Bumi
2. Petugas Prodi bagian Ujian Komprehensif

18
E. Role Model

Gambar 2.2 Foto Role Model

Dr. H. Ismail, M.Ag lahir di Bojonegoro Jawa Timur tanggal 21 Oktober


1971. Beliau adalah Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo
Semarang Periode 2019 – 2023, dengan jabatan Lektor Kepala (IV/C) Ilmu
Pendidikan Islam, pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, Metodologi
Pembelajaran, Microteaching. SM adalah kependekan nama orangtua tercintanya,
Sadimo bin Kasirun, ayahandanya (almaghfurilloh; wafat Rabu Pahing, 6 juni
1996) dan Muslichah binti Yadimin bin Nyaman, Ibundanya (almaghfurilloh/ wafat
pada hari Senin Pahing, tanggal 13 Februari 2012 Masehi, bertepatan dengan
tanggal 20 Robi’ul Awwal 1433 Hijriyah (Allohummaj’alhum wa furu’ahum wa
ushulahum min ahli jannatikanna’im ya arhamarrohimin).

Beliau kecil melewati kehidupan masa kanak-kanaknya di Dukuh


Pilangsari Desa Pilanggede, sebuah kampung kecil di pelosok yang terletak di
bantaran sungai dan bengawan Solo di wilayah Utara Kecamatan Balen
Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Biasa hidup di lingkungan air dan banjir itulah
membuatnya sejak kecil terampil berenang dan mencari ikan serta berani
menyeberangi sungai dan bengawan.

Pondasi pendidikan masa kecilnya diperoleh melalui lembaga


pendidikan informal keluarga yang penuh kehangatan di bawah asuhan ayah-
ibunda, dan lima kakandanya; dua laki-laki (kak fathur, kak nur) dan tiga
perempuan (mbak um, mbak mut gede, mbak mut cilik). Meski orangtuanya buta
huruf (kecuali ngaji Al-Qur’an), tetapi telah mendidiknya mandiri, disiplin dan

19
teladan dalam relijiusitas kehidupan sehari-hari. Beliau pertama kali mengenal
huruf Al-Qur’an dibimbing oleh ayahnya, lalu dilanjutkan kakaknya.

Ayahnya yang sehari-hari bekerja sebagai penjual tempe pikulan (tempe


yang dipikul dari rumah ke pasar Sumberrejo-+9km), telah mewariskan jiwa
mandiri dengan mengharuskannya terlibat langsung dalam proses mengolah,
membuat dan menjual tempe. Ibu dan kakak-kakaknya juga membimbingnya
dengan sabar dan kerja keras. Tiap hari selepas menunaikan shalat subuh ia
membantu orangtua menjual tempe dengan nyunggi tampah, sejak ia duduk di
bangku kelas tiga hingga lulus Madrasah Ibtidaiyah (MI). Bahkan ketika
melanjutkan sekolah menengahnya hingga kelas tiga Madrasah Tsanawiyah
(MTS), tiap hari ia berangkat dengan membawa tempe dengan sepeda ontel
(gowes) kesayanganya sampai pasar, lalu ganti baju seragam menuju sekolah.

Pendidikan keluarganya diperkuat dengan pendidikan nonformal tidak


jauh dari rumahnya yang berlangsung alami berpusat di “Langgar” (mushola) di
dukuh Pilangsari yang sekaligus sebagai ‘markaz’ istirahat malam sepanjang
tahun bersama para sahabat kecilnya. Di langgar yang beralas gedhex pring
(anyam bambu) dan bercahayakan dilah ublik (lampu minyak tanah) itulah ia
menikmati dinamika pendidikan Islami seratus prosen gratis di bawah asuhan Kyai
langgar yang istiqomah tanpa pamrih (Kyai Hasanuddin, Ust. Abd. Syahad, Kakak
Fathurrohman, dan Ustad Sun’an) dengan kurikulum utama mengaji Al-Qur’an
(membaca tartil, ilmu tajwid, qiro’ah lagu), Fasholatan, pembiasaan shalat jama’ah
(maghrib, isya’, subuh), zikir/ wirid ba’da shalat, shalawatan al-barzanji/addiba’i,
dan mujahadah usbu’iyyah. Di samping kegiatan rutin itu, ia suka mengisi waktu
liburan bulan puasa Ramadlan bersama kakak dan teman sekampungnya untuk
ngaji kitab kuning sistem bandongan (tauhid, fiqih) di beberapa majlis ilmu di
Balen dan Kapas.

Saat kecil mengenyam pendidikan formalnya diawali dari Madrasah


Ibtidaiyah (MI) Al-Khoiriyah di desa Pilanggede yang berlokasi sekitar 400 meter
dari rumahnya. Bersama sebelas teman sekelasnya ia lulus pada tahun 1982 di
bawah bimbingan guru-gurunya yang tulus-ikhlas sebagai pahlawan tanpa tanda
jasa yaitu: Pak Kyai Yusuf-alm, Pak Bajuri-alm, Pak Ichsanudin, Pak Solichin, Pak
Bashiron, Pak Sutaji, Bu Nai’mah, Bu Istichoroh, jazahumulloh ahsanal jaza’.

20
Kemudian ia melanjutkan jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-
Islamiyah yang terintegrasi dengan Madrasah Aliyah (Kelas 1-6), sebuah
lembaga pendidikan Islam berbasis Pondok Pesantren At-Tanwir (kombinasi
sistem kurikulum pesantren salafiyah--KMI Gontor--Kementerian Agama) terletak
di desa Talun Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro yang memiliki lebih
dari tigaribu murid/santri. Dipercaya dua tahun sebagai pengurus dan ketua PPM
(Persatuan Pelajar Madrasah) sejenis OSIS menempanya menjadi pelajar aktivis
tangguh berorganisasi.

Pada saat yang sama, selain menempuh pendidikan formalnya, ia juga


memaksimalkan kesempatan mengenyam pendidikan nonformal di Pondok
Pesantren At-Tanwir di bawah asuhan para Kyai di antaranya: Syaikh KH.
Muhammad Sholeh, KH. Sahal Sholeh, KH. Hammam Munaji, KH. Aly Chumaidy
Sahal, Ustad Fuad Sahal, Ustad Harsono dan para Asatid lainnya yang sangat
berkarisma dan ikhlas dalam menanamkan al-akhlaq al-karimah. Pada tahun
1986, Ia juga berkesempatan mengaji dan menghatamkan beberapa kitab kuning
(fiqih, tafsir, tasawuf) di bawah asuhan langsung Romo Kyai Haji Abdulloh Faqih
dan Romo Kyai Haji Ahmad Marzuqi, Pondok Pesantren Salafiyah Langitan
Widang Tuban Jawa Timur (Allahummaj’alhum min ahli jannatikanna’im,amiin).

Setelah lulus dengan dua ijazah sekaligus yaitu Madrasah Aliyah dan
Madrasah Mu’allimin dengan niat kuat dan restu orangtua, guru serta dukungan
kakak-kakaknya ia berangkat dari Bojonegoro ke Kota Semarang (±210km)
dengan bekal seadanya (hasil jual sekeping hiasan emas orangtuanya) untuk
melanjutkan belajar, tolabul’ilmi menempuh program sarjana (S1) di Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo.

Semasa belajar beliau selalu berupaya memanfaatkan waktu di luar


kuliah untuk kegiatan yang bermanfaat, baik organisasi di kampus maupun di
lingkungan masyarakat sekitar kampus, yang secara nyata memberi banyak
hikmah untuk mendewasakan diri dalam berbagai aspek kehidupan yang positif.
Untuk menjaga keberlangsungan studi dan memenuhi keperluan hidupnya di
Semarang, selain dibantu kakak-kakaknya, dengan gigih ia membuka layanan
“biro jasa terjemah dua bahasa Arab-Inggris” dan “biro ketik manual” di rumah
kostnya, IHDINA (1989-1992).

21
Panggilan jiwa dan kecintaannya di dunia pendidikan telah tertanam
sejak mahasiswa yang dibuktikan dengan peran aktifnya sebagai guru ngaji setiap
malam (1988-1992). Ia bersama-sama masyarakat juga merintis berdirinya tiga
TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di tempat yang berbeda, sekaligus ia menjadi
guru TPQ itu sebelum lulus kuliah, yaitu TPQ Nurul Huda Purwoyoso Kota
Semarang, TPQ Al-Ikhlas Ngaglik Gajahmungkur Kota Semarang, dan TPQ
Mushola Darunni’mah Polseksta Ungaran Kabupaten Semarang. Karena
kesungguhannya pula, semasa kuliah beliau memperoleh prestasi akademik yang
baik sekali, sehingga meraih beasiswa dari Yayasan Super Semar. Setelah lulus
sarjana tahun 1995, ia bertekad mengabdikan diri sebagai pendidik yang
bermanfaat di mana saja berada. Pada tahun 1996 ia diterima menjadi guru di
Negara Brunei Darussalam, tetapi sebelum pekerjaan itu dilakoninya, ia
memperoleh surat panggilan dari Kementerian Agama RI untuk mengikuti
pendidikan dosen di Jakarta.

Jenjang karir akademiknya dimulai dari mengikuti program pembibitan


dosen se-Indonesia angkatan IX oleh Kementerian Agama RI di IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (1996-1997), kemudian ia ditugaskan menjadi dosen di
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang juga almamaternya (SK CPNS per 1
Maret 1997). Dalam usaha meningkatkan kapasitas diri, Ia selalu meluangkan
waktu untuk berguru kepada siapa saja dan mengikuti berbagai pelatihan dalam
berbagai bidang.

Sejak 1997, Ia memperoleh tugas mengampu mata kuliah Ilmu


Pendidikan Islam, Metodologi Pembelajaran, dan Microteaching. Ia juga cukup
lama mengampu matakuliah English for Islamic Studies. Ia memperoleh beasiswa
studi jenjang S2 di Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang pada konsentrasi
Pendidikan Islam dan lulus tahun 2002. Sejak 2019 beliau menyelesaikan studi
program doktor Ilmu Pendidikan konsentrasi Metodologi/Teknologi Pembelajaran
di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Mengawali tugas sebagai dosen IAIN Walisongo (1997), ia aktif


mengelola penerbitan Jurnal Ilmiyah Fakultas Tarbiyah, mulai saat jurnal tersebut
bernama Media: Jurnal Pendidikan Islam, ia menjadi redaktur pelaksana,
kemudian pada tahun 2002 berubah menjadi Jurnal Pendidikan Islami, beliau

22
menjadi Pimpinan Redaksi. Ketika 2007 jurnal tersebut berganti nama Nadwa:
Jurnal Pendidikan Islami, beliau masih aktif sebagai anggota dewan redaksi.
Disamping itu, sejak tahun 2008 sampai sekarang ia mendapatkan tugas rektor
sebagai pengelola Walisongo Press, Lembaga Penerbitan buku ilmiah dosen IAIN
Walisongo.

Tugas tambahan/jabatan yang pernah diemban antara lain: Ketua


Jurusan Kependidikan Islam (KI) di Fakultas Tarbiyah (2007-2011), setelah
sebelumnya menjadi Sekretaris Jurusan KI (2003-2007). Sebelum aktif di Jurusan,
beliau memperoleh tugas sebagai Sekretaris Laboratorium Microteaching (2000-
2002). Sejak Tahun 2007 hingga 2010, ia juga mendapat tugas Rektor dan
Dekan/Ketua LPTK sebagai Sekretaris Panitia Sertifikasi Guru dalam jabatan,
LPTK Rayon 6 IAIN Walisongo, yang bertanggung jawab menyelenggarakan
sertifikasi guru kelas RA/MI, guru PAI dan Bahasa Arab (Madrasah/Sekolah), dan
Pengawas PAI di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Dalam waktu yang sama Tahun 2009-2011, ia ditugasi rektor IAIN


Walisongo sebagai UCP (University Contact Person) yang bertanggungjawab
mengkordinir aktivitas kerjasama dengan DBE-2 USAID (lembaga donor dari
rakyat Amerika dalam peningkatan kualitas pembelajaran di Indonesia mulai tahun
2006). Ia juga ditugasi sekaligus sebagai pengurus KPTIP (Konsorsium Perguruan
Tinggi Indonesia – Pittsburgh Amerika) yang dibentuk tahun 2007. KPTIP
menyelenggarakan consortium meeting dua kali setahun, dan sejak 2011 setahun
sekali setelah USAID mengakhiri program. Mulai September 2012 (launching dan
MOU Rektor IAIN di Jakarta tanggal 3 Oktober 2012), IAIN Walisongo ditunjuk
menjadi mitra USAID dalam program PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation
and Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators and Students—
mengutamakan pembaruan, inovasi dan kesempatan bagi guru, tenaga
kependidikan, dan siswa). Pada program PRIORITAS ini, ia masih diminta rektor
melanjutkan tugas sebagai UCP untuk memperkuat tugas Pembantu Rektor-4,
urusan kerjasama.

Di samping tugas di kampus, sejak Tahun 2007 hingga sekarang ia


terpilih—melalui seleksi khusus—sebagai asessor akreditasi SMA/MA BAP-S/M
Provinsi Jawa Tengah. Tahun 2011 (Maret-Desember), atas ijin dan rekomendasi

23
Rektor IAIN Walisongo, ia memperoleh amanah sebagai Tim Ahli Kurikulum PAI
SD/SMP/SMA/SMK BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) Jakarta. Pada
bulan Juni s.d. Juli 2012, ia mendapatkan tugas dari Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (PUSKURBUK) Balitbang Kemendikbud RI menjadi Tim Review dan
penyempurnaan kurikulum PAI SD/SMP/SMA/SMK. Sejak Awal 2013 mendapat
tugas Kemendikbud RI sebagai Tim Penelaah Buku PAI dan Budi Pekerti
SD/SMP/SMA/SMK dan diterbitkan menjadi Buku Siswa dan Buku Pedoman Guru
PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013. Disamping itu, beliau juga ditugaskan
Kemendikbud dan Direktorat PAIS Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI sebagai
Tim Narasumber Nasional Implementasi Kurikulum 2013 Mapel PAI dan Budi
Pekerti SD/SMP/SMA/SMK yang melatih para calon instruktur nasional.

Selain menjalankan tugas profesional sebagai Dosen Fakultas Tarbiyah,


hingga sekarang beliau masih aktif menjadi pembina di berbagai lembaga
kemahasiswaan di lingkungan IAIN Walisongo, seperti Pembina Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) Edukasi Fakultas Tarbiyah, Lembaga Studi Bahasa (LSB)
UKM-BEM Fakultas Tarbiyah, Pembina Walisongo English Club (WEC), Pembina
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kependidikan Islam. Pada periode 2000-
2003 beliau ditugasi rektor menjadi Pembina Pusat Pembinaan Sumber Daya
Mahasiswa (PPSDM)--Asrama Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang.

Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, ia juga terlibat aktif


kegiatan di luar kampus berikut. Tahun 2003-2008, beliau aktif sebagai Pengurus
Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama’ (PW LP Ma’arif
NU) Jawa Tengah pada divisi Penelitian dan Pengembangan. Pada periode
sebelumnya (1999-2003), ia juga telah aktif sebagai pengurus Bidang Pendidikan
Tinggi di lembaga yang sama. Pada periode Tahun 2006-2010, lalu periode 2010-
2014, ia menjadi pengurus MUI (Majlis Ulama’ Indonesia) Kota Semarang. Pada
kegiatan organisasi mahasiswa ekstra kampus, hingga sekarang ia masih aktif
sebagai Pembina PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia) IAIN
Walisongo. Ia juga aktif sebagai pengurus LSIS (Lembaga Studi Islam & Sosial)
sejak 1997.

Di samping itu, sejak 26 September 2004, bersama-sama jama’ah


masjid di lingkungan RW 06 Perum Karonsih Selatan Ngaliyan Semarang, ia

24
merintis berdirinya Majlis Ta’lim bernama SIAP (Studi Islam Ahad Pagi). Majlis
Ta’lim ini secara rutin menghadirkan kajian Islam tematik meliputi: Tafsir Al-
Qur’an, As-Sunnah/Al-Hadis, Aqidah/Tauhid Islam, Fiqih Islam, Sirah Nabawiyah,
Pendidikan Islam, dan tema kontekstual lainnya. Majlis ta’lim yang berlangsung
setiap Ahad pagi, jam 07.00-08.00 ini juga melakukan aksi sosial setiap tengah
bulan berupa santunan yatim piatu dan fakir miskin sebagai wujud pengamalan
perintah Al-Qur’an Surat Al-Ma’un.

Berbagai kegiatan ilmiah, baik skala lokal, nasional maupun


internasional sering ia ikuti, seperti TOT (Training of Trainer) Instruktur
“Manajemen Efektif dan Strategi Pembelajaran Aktif” (246 jam) bagi Dosen PTAIN
se-Indonesia Angkatan II (CDIE UIN Yogyakarta kerjasama dengan Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam Depag RI; Jogjakarta, 2004). Kemudian “Training
Module Development Team (MDT) DBE-2: Manajemen Pengelolaan Kelas dan
Personil Sekolah”, Program Kerjasama Depdiknas RI & USAID Amerika
(Bandung, 11-16 Juni 2006). “National One Day (Regional English Language
Office, U.S Embassy kerjasama Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2005) juga
sempat beliau ikuti.

Selama menjadi dosen IAIN Walisongo, beliau banyak terlibat menjadi


narasumber/fasilitator/trainer dalam berbagai kegiatan akademik kampus maupun
kemasyarakatan di berbagai forum pada skala lokal, regional dan nasional dalam
rangka pemberdayaan pendidikan Islam. Pada 5 (lima) tahun terakhir, bersama
tim teaching, ia lebih concern dan getol menyebarkan ‘virus’ positif PAIKEM --
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan-- (active learning/
contextual teaching-learning); sebuah strategi pembelajaran yang hingga saat ini
secara massif dikembangkan oleh para guru dan dosen sebagai upaya
peningkatan mutu pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan. Terhitung sejak
tahun 2005 ia telah melayani lebih dari 50 kali pelatihan active learning bagi guru
dan dosen muda (ALIHE-Active Learning in Higher Education), baik di institusi
pendidikan negeri maupun swasta di Jawa Tengah. Penghargaan yang
mengesankan pernah ia terima dari Direktur DBE2-USAID (Decentralized Basic
Education), sebuah lembaga donor asing dari Rakyat Amerika atas dedikasi dan
partisipasi aktif sebagai tim penulis modul Manajemen Pengelolaan Kelas dan

25
Personel Sekolah, pelatih dan pendamping Sekolah/Madrasah binaan DBE2-
USAID bekerjasama Dinas Pendidikan di beberapa Kabupaten di Jawa Tengah
(2006-2008).

Dalam kehidupan keluarganya, Ia menikah dengan wanita solihah yang


disuntingnya bernama Indah Rosani Fadlillah binti Drs. H. Tauhid Anwar
(almaghfurilloh/wafat pada Jumat Pon, 15 Maret 2013)–Siti Chusainiyah, dari desa
Ngumpakdalem Dander Bojonegoro Jawa Timur (25 April 2002). Dalam
pernikahannya, ia telah dikaruniai tiga anak yang shalih-briliyan nan
membahagiakan biduk rumahtangganya yaitu: pertama, bernama Ahmad Rifqy
Haidarullah Ismail (QQ-lahir 9 April 2003); kedua, Aqila Ahmad Syauqy Ismail
(UQY- lahir 10 April 2005); dan ketiga, Fauzana Ahmad El-Faroby Ismail (OBY-
lahir 1 Januari 2009). Dengan pijakan nasihat Rasulullah SAW. “Baiti Jannati” ia
mengarungi indahnya bahtera rumah tangga dengan selalu berdo’a dan berikhtiar
nyata menyongsong ridlo Allah, Dzat Yang Maha Tak Terbatas. Motto yang
menginspirasi dalam keseharian hidupnya: “Menjadi Pendidik Mukmin-Muhsin-
Mukhlis Merupakan Jihad fi Sabilillah dan Investor Dunia-Akhirat”.

26

Anda mungkin juga menyukai