A. Profil Organisasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mulai dikenal oleh
masyarakat dengan nama awal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo
Semarang merupakan institusi yang melahirkan lulusan agama dengan
ditunjang basis keilmuwan berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi,
komunikasi, dan pendalaman ilmu agama islam. UIN Walisongo secara resmi
berdiri pada tanggal 6 April 1970 melalui Keputusan Menteri Agama RI
(KH. M. Dachlan) No. 30 dan 31 tahun 1970. IAIN Walisongo bertransformasi
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo sejak 19 Desember 2014
bersamaan dengan dua UIN yang lain, yaitu UIN Palembang dan UIN Sumut.
Peresmian dan penandatanganan prasati dilakukan oleh Presiden Joko
Widodo di Istana Merdeka.
Perguruan Tinggi Agama Islam ini pada awalnya memiliki 5 fakultas yang
tersebar di berbagai kota di Jawa Tengah, yakni Fakultas Dakwah di
Semarang, Fakultas Syari’ah di Bumiayu, Fakultas Syari’ah di Demak,
Fakultas Ushuluddin di Kudus dan Fakultas Tarbiyah di Salatiga. Namun, ide
dan upaya perintisannya telah dilakukan sejak tahun 1963, melalui pendirian
fakultas-fakultas Agama Islam di beberapa daerah tersebut yang dilakukan
secara sporadis oleh para ulama sebagai representasi pemimpin agama dan
para birokrat santri. Keberadaan UIN Walisongo pada awalnya tidak dapat
dipisahkan dari kebutuhan masyarakat santri di Jawa Tengah akan
terselenggaranya lembaga pendidikan tinggi yang menjadi wadah pendidikan
pasca pesantren. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Jawa Tengah
adalah daerah yang memiliki basis pesantren yang sangat besar. Dengan
demikian di satu sisi lembaga pendidikan tinggi ini harus mampu
memposisikan diri sebagai penerus tradisi pesantren, sementara di sisi lain
harus memerankan diri sebagai lembaga pendidikan tinggi yang melakukan
diseminasi keilmuan, sebagaimana layaknya perguruan tinggi.
12
Para pendiri UIN ini secara sadar memberi nama Walisongo. Nama
besar ini menjadi simbol sekaligus spirit bagi dinamika sejarah perguruan
tinggi agama Islam terbesar di Jawa Tengah ini. Tentu dalam bentangan
sejarahnya, UIN terlibat dalam pergulatan meneruskan tradisi dan cita-cita
Islam inklusif ala walisongo, kemudian dikembangkan menuju UIN Walisongo
sebagai center of excellence perguruan tinggi agama Islam di Indonesia.
13
4. Visi Fakultas Sains dan Teknologi (FST)
Visi FST adalah Fakultas Terkemuka dalam Riset dan Pendidikan di
Bidang Sains dan Teknologi Berbasis Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk
Kemanusiaan dan Peradaban pada Tahun 2038
15
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, yang baik dan benar,
maka seluruh kegiatan harus dilandasi dengan etika kampus.
Berdasarkan S.K Rektor UIN Walisongo No. 13 tahun 1994, etika kampus
terdiri dari 3 (tiga) etika yang disebut dengan Tri Etika Kampus.
Sedangkan yang dimaksud etika disini adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan tentang manusia. Etika / ethics berasal dari kata
Yunani: Ethos artinya kebiasaan. Ia membicarakan tentang kebiasaan
(perbuatan), tetapi bukan menuntut arti tata adat, melainkan tata adab,
yaitu berdasar pada intisari / sifat dasar manusia baik buruk. Jadi dengan
demikian etika ialah teori tentang perbuatan manusia ditimbang menurut
baik buruknya.
a. Etika Diniyah
Etika diniyah adalah meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan agama Islam yang meliputi spiritual dan ketaatan beribadah
agar tetap mempertahankan akidah Islamiyah serta menegakkan amar
makruf nahi munkar secara konseptual, fungsional dan operasional.
1) Meningkatkan ajaran dan etika agama Islam sebagai landasan seluruh
aktivitas.
2) Memahami adanya perbedaan dalam pemahaman dan pengamalan
agama Islam.
3) Menjadikan dirinya sebagai tauladan bagi pengamalan agama Islam
yang berwawasan keIndonesiaan.
16
4) Melaksanakan amar makruf nahi munkar secara fungsional dan
profesional.
5) Membudayakan ajaran agama Islam melalui tri darma perguruan tinggi
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Etika Ilmiah
Etika ilmiah adalah pengembangan dan menjunjung tinggi
kebebasan akademik yang penuh tanggung jawab, meningkatkan kualitas
akademik secara kelembagaan, menegakkan sikap ilmiah dan
kedisiplinan dalam rang terwujudnya peningkatan intelektualisme,
profesionalisme dan prestasi.
1) Melaksanakan kegiatan akademik yang bermanfaat bagi institut dan
masyarakat luas.
2) Mengembangkan sikap ilmiah, seperti jujur dalam menyampaikan
pendapat, menghargai pendapat orang, terbuka dan obyektif.
c. Etika Ukhuwah
Etika ukhuwah adalah mewujudkan dan mengembangkan rasa
kebersamaan sebagai warga universitas tanpa membedakan latar
belakang etnis / suku bangsa, organisasi kemasyarakatan / sosial politik
dan sosial budaya.
1) Menciptakan suasana kampus yang mantap, sejuk dan dinamis.
2) Meningkatkan semangat persaudaraan antar sesama, antar kampus
dan antar masyarakat.
3) Mengembangkan sikap berprasangka baik.
4) Menghargai dan menghormati harkat dan martabat manusia.
5) Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak semena-mena.
6) Menegakkan keadilan, kejujuran dan kebenaran di kalangan warga dan
dalam kemasyarakatan.
17
C. Struktur Organisasi
Adapun struktur pengelola Fakultas Sains dan Teknologi dan
Program StudiPendidikan Kimia adalah sebagai berikut:
Dekan
Dr. Saminanto, M.Sc Dr. Nur Khoiri, M.Ag Dr. Hj. Nur Khasanah, M.Kes
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Fakultas Sains dan Teknologi dan Program Studi
Pendidikan Kimia
18
E. Role Model
19
teladan dalam relijiusitas kehidupan sehari-hari. Beliau pertama kali mengenal
huruf Al-Qur’an dibimbing oleh ayahnya, lalu dilanjutkan kakaknya.
20
Kemudian ia melanjutkan jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-
Islamiyah yang terintegrasi dengan Madrasah Aliyah (Kelas 1-6), sebuah
lembaga pendidikan Islam berbasis Pondok Pesantren At-Tanwir (kombinasi
sistem kurikulum pesantren salafiyah--KMI Gontor--Kementerian Agama) terletak
di desa Talun Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro yang memiliki lebih
dari tigaribu murid/santri. Dipercaya dua tahun sebagai pengurus dan ketua PPM
(Persatuan Pelajar Madrasah) sejenis OSIS menempanya menjadi pelajar aktivis
tangguh berorganisasi.
Setelah lulus dengan dua ijazah sekaligus yaitu Madrasah Aliyah dan
Madrasah Mu’allimin dengan niat kuat dan restu orangtua, guru serta dukungan
kakak-kakaknya ia berangkat dari Bojonegoro ke Kota Semarang (±210km)
dengan bekal seadanya (hasil jual sekeping hiasan emas orangtuanya) untuk
melanjutkan belajar, tolabul’ilmi menempuh program sarjana (S1) di Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo.
21
Panggilan jiwa dan kecintaannya di dunia pendidikan telah tertanam
sejak mahasiswa yang dibuktikan dengan peran aktifnya sebagai guru ngaji setiap
malam (1988-1992). Ia bersama-sama masyarakat juga merintis berdirinya tiga
TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di tempat yang berbeda, sekaligus ia menjadi
guru TPQ itu sebelum lulus kuliah, yaitu TPQ Nurul Huda Purwoyoso Kota
Semarang, TPQ Al-Ikhlas Ngaglik Gajahmungkur Kota Semarang, dan TPQ
Mushola Darunni’mah Polseksta Ungaran Kabupaten Semarang. Karena
kesungguhannya pula, semasa kuliah beliau memperoleh prestasi akademik yang
baik sekali, sehingga meraih beasiswa dari Yayasan Super Semar. Setelah lulus
sarjana tahun 1995, ia bertekad mengabdikan diri sebagai pendidik yang
bermanfaat di mana saja berada. Pada tahun 1996 ia diterima menjadi guru di
Negara Brunei Darussalam, tetapi sebelum pekerjaan itu dilakoninya, ia
memperoleh surat panggilan dari Kementerian Agama RI untuk mengikuti
pendidikan dosen di Jakarta.
22
menjadi Pimpinan Redaksi. Ketika 2007 jurnal tersebut berganti nama Nadwa:
Jurnal Pendidikan Islami, beliau masih aktif sebagai anggota dewan redaksi.
Disamping itu, sejak tahun 2008 sampai sekarang ia mendapatkan tugas rektor
sebagai pengelola Walisongo Press, Lembaga Penerbitan buku ilmiah dosen IAIN
Walisongo.
23
Rektor IAIN Walisongo, ia memperoleh amanah sebagai Tim Ahli Kurikulum PAI
SD/SMP/SMA/SMK BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) Jakarta. Pada
bulan Juni s.d. Juli 2012, ia mendapatkan tugas dari Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (PUSKURBUK) Balitbang Kemendikbud RI menjadi Tim Review dan
penyempurnaan kurikulum PAI SD/SMP/SMA/SMK. Sejak Awal 2013 mendapat
tugas Kemendikbud RI sebagai Tim Penelaah Buku PAI dan Budi Pekerti
SD/SMP/SMA/SMK dan diterbitkan menjadi Buku Siswa dan Buku Pedoman Guru
PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013. Disamping itu, beliau juga ditugaskan
Kemendikbud dan Direktorat PAIS Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI sebagai
Tim Narasumber Nasional Implementasi Kurikulum 2013 Mapel PAI dan Budi
Pekerti SD/SMP/SMA/SMK yang melatih para calon instruktur nasional.
24
merintis berdirinya Majlis Ta’lim bernama SIAP (Studi Islam Ahad Pagi). Majlis
Ta’lim ini secara rutin menghadirkan kajian Islam tematik meliputi: Tafsir Al-
Qur’an, As-Sunnah/Al-Hadis, Aqidah/Tauhid Islam, Fiqih Islam, Sirah Nabawiyah,
Pendidikan Islam, dan tema kontekstual lainnya. Majlis ta’lim yang berlangsung
setiap Ahad pagi, jam 07.00-08.00 ini juga melakukan aksi sosial setiap tengah
bulan berupa santunan yatim piatu dan fakir miskin sebagai wujud pengamalan
perintah Al-Qur’an Surat Al-Ma’un.
25
Personel Sekolah, pelatih dan pendamping Sekolah/Madrasah binaan DBE2-
USAID bekerjasama Dinas Pendidikan di beberapa Kabupaten di Jawa Tengah
(2006-2008).
26