Anda di halaman 1dari 8

Mutia Ramadhan (1197060055)

Vania Muthi Nabilla (1197060083)

Tugas Praktikum Budidaya Tanaman Pangan Utama

Kacang Macadamia

A. Daerah Asal
Macadamia berasal dari bagian timur Benua Australia. Di daerah asalnya,
tanaman ini banyak dijumpai tumbuh di alam dengan tingkat keragaman yang tinggi.
Jenis macadamia yang kulit biji atau tempurungnya halus serta dapat dimakan adalah M.
integrifolia Maiden & Betche, sedangkan yang kulit bijinya kasar adalah M. tetraphylla
L.A Johnson banyak dijumpai di daerah hutan New South Wales sampai ke lereng
gunung Tambourine, pada garis lintang antara 28-29 oLS. M. integrifolia berasal dari
Queensland sampai ke garis lintang 26oLS.
Macadamia yang dibudidayakan di Hawaii dan Australia dapat dibedakan atas 2
kelompok yaitu: (1) yang pohonnya bertajuk sempit dengan pertumbuhan cenderung
tegak dan percabangan ke atas (var. HAES-660 dan HAES-344), dan (2) yang bertajuk
lebar (misalnya var. HAES-246 dan HEAS-508). Beberapa kultivar macadamia yang
banyak ditanam di Hawaii adalah Keauhou, Kakae, dan Ikaika (Ito dan Hamilton, 1980).
Perkebunan macadamia di Hawai menggunakan spesies yang lebih sesuai untuk daerah
tropik yaitu m integrifolia kultivar baru yang dianjurkan di Hawaii yaitu Keaau (HAES-
660). Kultivar ini mempunyai biji agak kecil, tetapi memberi hasil panen yang lebih
banyak dan kualitas bijinya lebih baik dengan tempurung yang lebih tipis (Shigeura dan
Ooka, 1984).

B. Nama daerah
Pada tahun 1970, melihat prospek macadamia ini dapat dikembangkan di
Indonesia, mengingat M. integrifolia dan M. tetraphyla telah tumbuh dengan baik di
kebun raya Cibodas, kebun percobaan Hortikultura Tlekung, Jawa Timur, kebun
percobaan Balittro di Manoko, Lembang (tahun 2006 ada 327 pohon) dan Bogor sebagai
tanaman koleksi serta dapat berproduksi dengan baik.
Di Indonesia kawasan yang beriklim tropis mirip di Hawai dengan lahan
bertekstur lempung ringan sampai sedang dan ber pH 5-5.5 cukup banyak, seperti
kepulauan Maluku, Sulawesi, Jawa dan lainnya. Kondisi lingkungan kepulauan Maluku
atau dikenal dengan Provinsi Seribu Pulau, nampaknya mendekati kepulauan Hawai
(Koerniati dan Taryono,1994). Pada saat ini Hawai merupakan produsen utama, kurang
lebih 73 % dart total produksi diikuti oleh Australia (22%). Produsen lain adalah Afrika
Selatan, Guatemala, Kenya, Costa Rica, Malawi, Brazil, Mexico, New Zealand dan
China.

C. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dycotiledonae
Ordo : Proteales
Famili : Proteaceae
Genus : Macadamia
Spesies : M. Integrifolia, M. tetraphylia, M. ternifolia, M. heyana, M. hildebrandi,
M. prealta, M. whelani, M. franeii, M. rousalii, M. viaillardi, M.
macrophylla
D. Deskripsi
Tanaman macadamia harus dibudidayakan pada lahan yang cocok, yaitu pada
tanah Andosol atau vulkanik dengan drainase yang baik. Bertekstur lempung ringan
sampai sedang, sedalam tidak kurang dari 0,5 m, dengan pH 5,5-6,0. Curah hujan 1500-
3000 mm per tahun, dengan rata-rata suhu maksimalnya 32oC dan minimumnya 13oC.
M. integrifolia merupakan tanaman yang berukuran kecil sampai medium sampai
setinggi 15 meter. M. integrifolia di samping untuk diambil buahnya dapat ditanarn
sebagai tanaman hias karena bentuknya yang menarik. Tanaman mulai menghasilkan
buah setelah 6-7 tahun, kadang-kadang sampai 10-15 tahun, tanaman yang diperbanyak
secara vegetatif akan berbuah lebih awal dan tanaman berbunga selama 3 sampai 12
bulan.

E. Kandungan dan Cara pengolahan


Kacang dari M. integrifolia mengandung minyak > 75% dari keseluruhan berat
kacang; mengandung 9,0% protein; 9,3% karbohidrat; 1,5% air; 1,6% mineral; dan 2,0%
serat. Minyak yang terkandung adalah minyak trigliserida terutama mengandung lemak
tak jenuh tunggal hingga 80-84%. Minyak yang dihasilkan M. integrifolia berfungsi
sebagai antioksidan yang baik untuk kulit. Minyak M. integrifolia memiliki nilai tinggi
untuk kosmetik dan dapat digunakan secara aman untuk produk kosmetik.
Macadamia dapat dipergunakan dalam berbagai hal termasuk:
 Sebagai kudapan dapat dimakan baik mentah maupun disangrai dan digarami.
 Perusahaan yang menjual permen menggunakan makadamia didalam coklat dan
permen, kernel dipergunakan separuh atau utuh.
 Dipanggang dalam kue cake, biskuit dan dalam roti berukuran kecil.
 Dapat meningkatkan rasa pada ikan dan sup sampai salad.
 Kualitas minyak yang dihasilkan sangat baik, tinggi lemak tidak jenuh.
F. Kandungan Kacang Macadamia
Makadamia (Macadamia integrifolia Meiden & Betche) merupakan tanaman
penghasil kacang yang rasanya lezat, enak, berwarna putih kekuningan dan beraroma
sedap dengan sentuhan sedikit manis. Bisa dimakan mentah, tetapi lebih nikmat jika
disangrai atau digoreng terlebih dahulu. Kandungan nutrisi pada kacang makadamia
meskipun lemak dan kalorinya cukup tinggi, namun kacang macadamia baik untuk
kesehatan jantung. Kacang macadamia mengandung beberapa vitamin dan mineral
penting diantaranya vitamin A, vitamin B, zat besi, folat, mangan, protein, lemak sehat
dan antioksidan. Kacang makadamia kaya akan lemak, sekitar 70 %. Sedangkan
berdasarkan hasil analisa yang dilakukan biji makadamia mengandung kadar air 5, 89 %;
kadar abu 2, 22 %; kadar gula 5, 05 %; kadar pati 9, 55 %; kadar protein 13, 45 % dan
kadar lemak 57, 90 % (Sukmasari et al., 2004).
G. Budiadaya Kacang Macadamia
1. Syarat Tumbuh
Tanaman Kacang Macadamia tumbuh baik pada tanah Andosol atau Vulkanik
dengan drainase yang baik. Tekstur tanah lempung ringan sampai sedang dengan
kedalaman > 50 cm, pH 5,5 – 6,0. Curah hujan 1500 – 3000 mm per tahun, untuk tanah
lava > 2000 mm per tahun. Hasil yang optimal akan dicapai apabila dibudidayakan pada

daerah yang suhu maksimumnya < 32°C dan minimum > 13°C. Di daerah sub-tropik,
kacang macadamia lebih sesuai ditanam di dataran rendah dengan ketinggian ±518 mdpl,

dan rata-rata suhu di malam hari 18°C. Di Hawai, kacang macadamia yang
dibudidayakan pada ketinggian tempat 200 mdpl, pertumbuhannya sangat baik karena
iklimnya mirip iklim tropik, drainase baik, curah hujan cukup banyak, rata-rata suhu

minimum pada malam hari antara 16 - 17°C. Di beberapa tempat di Indonesia dengan
ketinggian tempat ± 1000 mdpl, misalnya Cibodas dan Lembang serta Blawan kawasan
pengunungan Ijen, tanaman kacang macadamia dapat tumbuh dengan baik dan berbuah.
2. Perbenihan
Salah satu permasalahan dalam pengembangan tanaman kacang macadamia di
Indonesia adalah sifat benihnya yang semi rekalsitran sehingga tidak dapat disimpan
dalam waktu yang agak lama. Di samping itu kulit benihnya yang keras merupakan salah
satu penyebab terjadinya dormansi pada benih sehingga daya berkecambah dan kecepatan
tumbuhnya rendah. Adapun perlakuan benih sebelum ditanamn yaitu perlakuan

pengeringan benih (pre-drying 40 °C) sebelum dikecambahkan selama 2 x 24 jam yang


dapat membantuk proses perkecambahan. Sebelum disemai, benih direndam dalam
larutan fungisida Dithane 3 – 5% selama ± 1 jam.
3. Perbanyakan Tanaman
2.1 Perbanyakan dengan biji
Benih yang baik adalah benih yang masih segar, yaitu yang baru dibuka
dari daging buahnya. Benih yang dipilih berasal dari pohon yang subur, bulat,
berukuran sedang dengan berat antara 5 – 6 gram tergantung varietasnya. Untuk
mempercepat perkecambahan, sebelum disemaikan benih macadamian di rendam
dalam air selama sehari semalam atau lebih dan air rendamnya harus diganti
setiap hari. Benih yang terapung dan bobotnya ringan, tidak digunakan untuk
perbanyakan tanaman. Setelah disemai, benih ditutup dengan pasir setebal ± 2 cm.
Persemain harus dijaga tetap lembab dengan cara menyiramnya serta suhu

persemaian dijaga berkisar 30 - 35°C dan diberi sungkup pada bedengan tersebut.
Kemudian, benih yang dua daun pertamanya telah mengeras sudah siap untuk
dipindahkan ke kantong plastik berisi media campuran tanah + pupuk kandang +
pasir (1 : 1 : 1). Hindarkan penggunaan benih dari benih yang lemah dan warnya
daunnya pucat.
2.2 Perbanyakan Vegetatif
Benih kacang macadamia yang diameter pangkal batangnya telah
mencapai 10 mm dapat diokulasi atau disambung dengan batang atas dari klon
yang dikehendaki. Perbanyakan vegetatif selain secara okulasi juga dapat
dilakukan dengan cara grafting. Bahan untuk batang atas diambil dari pohon
(klon, varietas) yang diinginkan dengan menggunakan pisau okulasi yang tajam
dan bersih, bagian kulit kayu (phloem) lalu tunasnya disayat dengan bentuk
bundar atau oval. Sayatan tersebut ditempelkan pada benih yang digunakan
sebagai batang bawah yang sebelumnya telah disayat seukuran dengan bagian
yang akan ditempelkan. Ikatlah kedua bagian yang telah ditempelkan tersebut
dengan stali rapia atau tali pita dan setelah 6 minggu tali pengikat dibuka. Apabila
okulasi berhasil, tanaman batang bawah dipotong agak miring ke atas ±1 cm
diatas bagian pertautan. Untuk menghindari kegagalan, bibit yang di okulasi harus
diberi air yang cukup agar tidak mengalami kekurangan air sehingga mata
tunasnya lepas.
2.3 Stek dan Cangkok
Kacang macadamia diperbanyak dengan stek atau cangkok umumnya
menghasilkan akar yang sedikit sehingga mudah roboh apabila ada angin yang
kencang. Untuk memacu perbanyakan akar stek atau cangkok, dapat digunakan
Indolebutyric acid (IBA) namun keberhasilannya akan dipengaruhi oleh kultivar
dan cadangan karbohidrat pada jaringan tanaman.
4. Jarak Tanam
Jarak tanaman tergantung dari kondisi lahan dan varietas yang akan digunakan.
Varietas yang tipe pertumbuhannya tegak dengan percabangan ke atas dapat ditanam
dengan jarak tanam yang lebih sempit dari pada varietas bertajuk lebar. Pada lahan yang
kurang subur, kacang macadamia dapat ditanam dengan jarak tanam yang lebih semput
dari pada dilahan yang lebih subur. Apabila di tanam di lereng bukit dengan kemiringan
tinggi, penanaman dapat dilakukan dengan kerapatan yang lebih tinggi. Di distrik
Lismore Australia, umumnya varietas HAES-246 (Keauhou) yang bertajuk lebar ditanam
dengan jarak tanam 10 x 5 m, atau rata-rata 200 pohon/ha. Varietas yang bertajuk sempit
dapat ditanam dengan jarak tanam 9,4 m x 4 m atau rata-rata 256 pohon/ha.
5. Pemangkasan Bentuk
Tujuan utama dari pemangkasan bentuk adalah untuk membangun kerangka
pohon yang kuat, satu batang utama dengan cabang horizontal mulai ketinggian 1 m dari
permukaan tanah dan interval cabang 15 – 30 cm sehingga dapat menopang pertumbuhan
tanaman yang lebat. Pemangkasan bentuk dilakukan sejak tanaman berumur 2 – 3 tahun
setelah tanam. Pada umur 3 – 4 tahun pemangkasan bentuk tanaman sudah selesai.
Cabang pada setiap karangan harus mempunyai sudut yang lebar sehingga tidak
mengganggu pertumbuhan cabang yang lain. Kemudian pemangkasan kecil juga
diperlukan untuk memangkas cabang yang mengganggu cabang utama, cabang yang
slaing mengganggu satu sama lainnya dan membuang cabang utama yang rusak dengan
memangkas ulang cabang-cabang lateral.
6. Irigasi
Kebutuhan air untuk tanaman kacang macadamia tergantung beberapa faktor dan
kondisi misalnya tekstur tanah, kemiringan tanah, kecepatan angin dan suhu. Faktor-
faktor tersebut tidak dapat dimanipulasi. Konsekuensinya rekomendasi irigasi harus
berdasarkan spesifik wilayah, tergantung dari kondisi yang ingin dicapai serta kondisi
tanaman kacang macadamia di perkebunan tersebut. Tekanan air 0,6 bar pada kedalaman
tanah 0,76 m yang berjarak 1,8 m dari pangkal batang cukup untuk pertumbuhan tanaman
kacang macadamia yang tumbuh ditanah liat berdebu dengan curah hujan kira-kira 109
mm/tahun. Pada tanah bercadas lempung berdebu dengan curah hujan 152 mm/tahun,
pemberian air irigasi pada tanaman dapat menambah diameter dan hasil sampai 10%.
7. Pemupukan
Rekomendasi pemupukan akan sangat bervariasi tergantung dari kesuburan dan
komposisi kimia tanah. Untuk mengetahui kebutuhan pemupukan pada tanaman kacang
macadamia, dapat dilakukan dengan menetapkan jumlah hara atau nutrisi pada tanaman
yang dipanen sehingga dapat diketahui jumlah unsur hara yang dikembalikan melalui
pemupukan. Misalnya jumlah unsur hara yang diserap oleh 100kg buah segar. Sekitar
84%, 52%, dan 30% dari K, N, dan P terdapat dalam kulit buah sehingga apabila dibuat
kompos maka kandungan NPK yang terdapat di dalam kulit buah dapat di daur ulang dan
diberikan ke lahan.
Kacang macadamia berproduksi tinggi dengan mutu biji yang baik mengandung
kadar P dalam daun antara 0,07 – 0,08%. Tingkat kandungan P tersebut dapat dicapai
dengan pemupukan antara 150 – 300 kg P2 O5 /ha pada sebagian perkebunan di Hawai.
Apabila kadar P daun mendekati 0,1%, biasanya terjadi akumulasi P terlarut di sekitar
perakaran yang dapat menimbulkan gejala klorotik karena defisiensi Fe. Adapun
penambahan pupu N untuk tanaman berumur 1, 2, 3 tahun berturut-turut adalah 30 gram
urea, 45 gram urea, dan 60 gram urea yang diberkan seytiap 6 – 8 minggu.
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang umumnya menyerang tanaman kacang macadamia yaitu Nezara
viridula, illepida, Cryptophlebia illepida, C. aombrodelta, dan Hypothenemus obscurus.
Untuk mengatasi serangan hama biasanya dilakukan secara biologi. Penggunaan pestisida
jarang dilakukan dikarenakan beberapa alasan misalnya lebih ekonomis, menghindari
rusaknya ekosistem perkebunan kacang macadamia. Beberapa parasit, kumbang dan
predator lainnya telah di introdukasi untuk pengendalian hama tanaman kacang
macadamia. Penggunaan varietas unggul juga digunakan supaya tanaman lebih tahan
akan serangan hama misalnya varietas Makai yang telah terbukti tahan terhadap serangan
hama. Pengendalian hama secara terpadu juga dilakukan untuk mengatasi hama tanaman
kacang macadamia dengan meningkatkan musuh alami dari hama tersebut serta
mengurangi penggunaan pestisida. Program pengendalian hama terpadu dilakukan
dengan cara memonitor penggunaan pestisida dan pendekatan ekonomi dibandingkan
penggunaan pestisida berdasarkan jadwal aplikasi. Dengan cara tersebut didapatkan hasil,
berkurangnya penggunaan insektisida yang digunakan untuk mengendalikan hama yang
menyerang tanaman kacang macadamia.
Penyakit yang menyerang tanaman macadamia antara lain penyakit busuk yang
disebabkan oleh Phytopthora capsici yang menyerang racemes dan kacang muda serta
dapat berkembang menjadi tingkat epidemik setelah hujan lebat yang lama dan suhu
berkisar 16,6 – 22 °C. Untuk menekan tingkat serangan, sebaiknya pertanaman kacang
macadamia diusahakan di daerah yang relatif kering.
(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).

Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006. Pedoman Budidaya Makademia (Macademia
integrifolia). Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan Ditjen Perkebunan : Jakarta.

Ito, P.J. and R.A. Hamilton. 1980. Quality and Yield of 'Keauliou' Macadamia nuts from mixed
and pure block planting. Hort.Science 15(3): 307.

Koemiati, S. dan Taryono. 1994. Prospek Makadamia di Indonesia. Laporan bulanan Balittro.

Shigeura, G.T. and H. Ooka. 1984. Macadamia Nuts in Hawai: History


and Production. Hawai Inst. Trap. Agric. And Human Resources. Research
Extention Series No. 39. 92 p.

Sukmasari, M., Fatimah, T., dan Mahdi, N. 2004. Analisa Kimia Biji Makadamia (Macadamia
integrifolia Meiden & Betche). Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga
Fungsional Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Anda mungkin juga menyukai