Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah anggota tunggal dalam marga
Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Kata kelapa dapat merujuk pada
keseluruhan pohon kelapa, biji, atau buah, yang secara botani adalah pohon
berbuah, bukan pohon kacang-kacangan. Istilah ini berasal dari kata Portugis
dan Spanyol abad ke-16, coco yang berarti “kepala” atau “tengkorak” setelah
tiga lekukan pada tempurung kelapa yang menyerupai fitur wajah. Tumbuhan
ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap
sebagai tanaman serba guna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga
adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tanaman ini.
Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari pesisir Samudera Hindia disisi
Asia, tetapi kini telah menyebar luas diseluruh pantai tropika dunia. Kelapa
dikenal karena kegunaannya yang beragam, daging kelapa selain nikmat
disantap langsung (terutama kelapa muda) juga sering dimanfaatkan untuk
pembuatan santan, kopra dan minyak.
Kelapa banyak terdapat di Negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan
5,3 juta ton (82%) produksi dunia yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya
oleh Negara di Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia menempati posisi
produsen kelapa terbesar di dunia dengan jumlah produksi 183 juta ton per
tahun pada tahun 2018. Sebagian besar kelapa Indonesia diproduksi di
provinsi Sulawesi Utara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik panen kelapa?
2. Bagaimana pasca panen kelapa?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman kelapa
2. Untuk mengetahui teknik panen kelapa
3. Untuk mengetahui pasca panen kelapa

D. Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah ini adala sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman kelapa


2. Dapat mengetahui teknik panen kelapa
3. Dapat mengetahui pasca panen kelapa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifkasi dan Morfologi Tanaman Kelapa


Kelapa merupakan tanaman yang memiliki berbagai kegunaan,
sehingga sering kali dijuluki sebagai pohon kehidupan. Dimana seluruh bagian
tanaman tersebut, mulai dari ujung akar hingga ujung batang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari rumah tangga hingga industri.
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari pesisir Samudra Hindia dan
sekarang telah menyebar di seluruh daerah tropika termasuk Indonesia.
Untuk mengenal kelapa, maka perlu mengetahui klasifikasi dan
morfologi tanaman kelapa. Berikut ini adalah klasifikasi tanaman kelapa:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.

Gambar 1.2 Tanaman Kelapa

3
Setelah mengetahui Klasifikasi dari tanaman kelapa, maka selanjutnya
yaitu morfologi dari tanaman kelapa. Morfologi tanaman kelapa terdiri dari
morfologi akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Berikut ini adalah
morfologi tanaman kelapa:
1. Akar
Tanaman kelapa memiliki sistem perakaran serabut yang tubuh
secara vertikal dan horizontal. Selain itu, tanaman kelapa juga memiliki
akar rambut yang berdiameter 0,1 cm, berdinding lunak, berbintil, dan
berfungsi sebagai penyerapan unsur hara dalam tanah.
Akar tanaman kelapa memiliki jumlah yang bervariasi antara 4000-
7000 buah, tergantung dari varietas dan keadaan lingkungan tumbuh
tanaman. Pada bagian akar tumbuh bintil-bintil berwarna putih yang
berfungsi sebagai pernafasan.
2. Batang
Secara umum tanaman kelapa memiliki batang yang tidak
bercabang-cabang. Pada fase muda terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa diikuti pemanjangan ruas. Tanaman ini hanya memiliki satu
titik tumbuh yang terletak pada ujung batang dan berukuran sangat kecil.
Titik tumbuh tersebut terdiri dari jaringan meristem. Batang
tanaman kelapa memiliki pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat
kokoh, sehingga sulit untuk lepas meskipun daun telah kering.
3. Daun
Daun kelapa mempunyai struktur morfologi berbentuk menyerupai
bulu burung ataupun ayam. Tanaman yang telah dewasa mempunyai 30-35
daun pada mahkotanya dengan panjang sekitar 6m. Daun-daun tersebut
tersusun melingkar pada bagian mahkotanya dan setiap 6 daun yang
berurutan akan berada pada satu garis lurus.
Daun kelapa memiliki anak daun berjumlah sekitar 200 lembar
dengan panjang pada bagian ujung dan pangkal yang pendek. Sedangkan
pada bagian tengah daun memiliki panjang sekitar 100 cm.

4
4. Bunga
Kelapa merupakan tanaman berumah satu. Dimana bunga jantan
dan bunga betina terdapat pada satu malai dan satu mancung (spathe).
Bunga tersebut akan muncul setalah tanaman berumur sekitar tiga tahun.
Bentuk bunga jantan yaitu lonjong dan terdapat pada ujung malai.
Sedangkan bunga betina berbentuk agak membulat terdapat pada dasar
malai. Penyerbukan pada tanaman kelapa terjadi secara silang.
5. Buah
Buah kelapa memiliki bentuk bulat lonjong dan tersusun dari kulit
buah yang licin dan keras. Buah yang masih muda berwarna hijau muda
dan semakin tua akan berubah menjadi hijau tua kemudian berwarna
kuning coklat.
Jika sabut kelapa dikupas maka akan terdapat tempurung kelapa
yang keras dan dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan. Daging buah
berwarna putih menempel pada bagian tempurung kelapa dan bagian
dalam buah juga terdapat air yang memiliki rasa segar.

B. Panen Kelapa
1. Waktu panen
Waktu pemanenan atau pemetikan hasil buah kelapa berbeda-beda
tergantung dari varietas tanaman kelapa, faktor tanah, iklim serta baik
buruknya pemeliharaan. Pada umumnya tanaman kelapa mulai
menghasilkan pada umur 6-8 tahun dan kelapa dipanen mulai dari
tumbuhnya bunga saat berumur 11-12 bulan. Untuk dalam masa puncak
produksinya pada umur 15-20 tahun. Setelah berumur 20 tahun
produksinya berangsur turun merosot setelah umur 40 tahun. Waktu panen
kelapa dapat dilakukan pagi hari sampai sore hari asal keadaan lingkungan
mendukung misalnya cuaca tidak hujan.
2. Rotasi panen
Pemetikan buah kelapa tidak dilakukan setiap hari, sebab akan
lebih banyak memerlukan pengawasan dan penghamburan biaya. Oleh

5
karena itu, untuk menghemat biaya dan waktu dilakukan suatu pergiliran
pemetikan, umumnya berkisar 1-2 bulan. Di daerah dengan jumlah tenaga
kerja banyak dan ongkos yang murah dapat melakukan pemanenan 1 bulan
sekali. Sedangkan daerah dengan tenaga kerja sedikit dan upah yang tinggi
dapat melakukan 2 bulan sekali. Jika rotasi pemanenan dilakukan lebih
dari 2 bulan, kemungkinan besar sudah banyak kelapa yang jatuh ke tanah
dan pembersihan tajuk akan terlambat. Sebaliknya jika pemanenan
dilakukan kurang dari 1 bulan, efesiensi tenaga kerja berkurang karena
buah kelapa yang benar-benar masak baru sedikit.
Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu
jatuhnya buah kelapa yang telah masak, tetapi umumnya pemanenan
dilakukan terhadap 2 bahkan 3 tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu
berpengaruh terhadap mutu buah karena kadar asam pada minyak yang
berasal dari tandan berumur tiga bulan lebih muda sama dengan buah
tandan yang dipanen sehingga biaya panen dapat di hemat.
3. Kriteria panen kelapa

Gambar 2.2 Buah kelapa tua


Buah kelapa tua (masak) ditandai dengan:
a. Penampakan sabut mulai mengering
b. Tempurung sudah berwarna hitam atau kecoklatan
c. Air kelapa mulai berkurang, bila di kocok berbunyi
d. Berat buah menurun
e. Buah kelapa telah berumur 11-12 bulan.

6
4. Teknik panen kelapa

Cara panen kelapa sesuai dengan adat, kebiasaan dan kondisi


masing-masing tempat misalnya:
a. Buah kelapa dibiarkan jatuh : kekurangan yaitu buah yang jatuh sudah
lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan
baku parutan kelapa kering (desiccated coconut)
b. Cara panjat dilakukan pada musim kemarau saja, alat yang digunakan
adalah sabit atau parang.
Keuntungan dengan cara memanjat yaitu:
1) Dengan memanjat pohon kelapa, dapat dipilih buah kelapa yang
siap panen (kriteria panen) sekaligus dilakukan pembersihan
mahkota daun.
2) Dapat memilih buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-
rata 25 pohon/orang.
Selain keuntungan ada juga kelemahan dalam melakukan teknik
memanjat yaitu sebagai berikut:
1) Merusak pohon kelapa, karena membuat tataran untuk berpijak.
Pemotongan ini dilakukan untuk membuat langkah-langkah pada
pohon kelapa agar mempermudah pekerja dalam memanjat pohon,
namun hal ini dapat sebagai pintu masuk untuk hama.
c. Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan
ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan
pemetikan rata-rata 100 pohon/orang/hari. Pemanenan menggunakan
tiang bambu umumnya lebih cepat, lebih efesien, kurang
membosankan, dan kurang berbahaya bila dibandingkan dengan tenaga
manusia.
d. Pemanenan menggunakan bantuan binatang (kera/beruk). Dibeberapa
daerah pulau Sumatra, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera
(beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa

7
istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak dapat membersihkan mahkota daun
dan selektifitasnya kurang. Metode ini hanya dipraktekkan di
Thailand, Malaysia dan Indonesia. Pemanenan kelapa dengan
menggunakan kera (beruk) terlatih dianggap efesien dan efektif biaya
terutama di daerah dimana tenaga kerja kurang.
5. Produksi buah
Kuantitas hasil kelapa dipengaruhi oleh varietas tanaman kelapa,
teknik budidaya yang dilakukan, keadaan tanah dan iklim, keadaan air
tanah, serangan hama dan penyakit serta umur tanaman. Kelapa dapat
menghasilkan buah sekitar 4.000-5.000 butir/ha/tahun atau setara dengan
1-1,25 ton kopra. Produktifitas kelapa dapat di tingkatkan dengan
pemeliharaan yang intensif.
6. Pemungutan hasil panen kelapa
Pemungutan hasil tanaman kelapa harus memperhatikan langkah-
langkah berikut ini:
a. Tunggu pohon kelapa untuk mulai menghasilkan buah. Pohon kelapa
dalam kondisi yang ideal biasanya mulai memproduksi kelapa sampai
berumur antara 6 dan 8 tahun. Pohon kelapa yang tumbuh dalam
kondisi yang buruk, cuaca kurang baik, atau dalam tanah dengan tanah
liat tinggi dan konsentrasi pasir tidak dapat menghasilkan buah kelapa
selama bertahun-tahun walaupun berumur 15 atau 20 tahun setelah
ditanam.
b. Melacak siklus hidup kelapa muda. Menurut organisasi pangan dan
pertanian perserikatan bangsa-bangsa, buah kelapa berumur sekitar 12
bulan dari saat pertama kali berproduksi siap untuk dipanen.
c. Periksa warna sabut masing-masing kelapa dengan sepenuhnya atau
sebagian besar sabut coklat siap dipanen dan dapat dipetik langsung
dari pohon atau dari tanah jika semua telah jatuh.
d. Panen semua kelapa matang dari pohon kelapa atau dari tanah setiap 1
bulan untuk pohon yang sering memproduksi kelapa, dan sampai 2
bulan jika pohon kelapa memproduksi kurang.

8
e. Pilih metode pemanenan. Di India kelapa dikeluarkan dari pohon
dengan bantuan parangkat tiang grips pohon untuk memungkinkan
pekerja dapat mendaki dengan aman. Di Thailand, Malaysia dan
Indonesia menggunakan kera (beruk) terlatih untuk menjatuhkan
semua kelapa yang siap dipanen kemudian dikumpulkan dari tanah.

C. Pasca Panen Kelapa


Kelapa dikenal sebagai tanaman serbaguna, karena semua bagian
tanamannya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Batang
pohon kelapa dikenal sebagai bahan untuk membuat tiang rumah yang kokoh
sejak dahulu kala. Daunnya yang tua dijadikan atap, tempurung kelapa
merupakan bahan baku arang aktif yang diperlukan oleh industri penjernihan
air. Daging buah kelapa adalah bahan baku santan dan minyak kelapa, yang
memiliki gizi dan nilai ekonomi tinggi. Daging buah kelapa juga merupakan
bahan baku aneka produk kosmetik seperti sabun, pelembab dan pelembut
kulit.
Sampai sekarang ini pembuatan santan kelapa telah berkembang
menjadi industri olahan santan kemas dan santan bubuk yang memilki nilai
ekonomi tinggi. Air kelapa dapat digunakan sebagai bahan minuman segar
dan bahan pembuatan kecap. Sabut kelapa dapat digunakan sebagai salah satu
media pertumbuhan bagi pembiakan tanaman anggrek atau metode
perkembangan bibit secara in vitro.
Pemanfaatan atau pengolahan kelapa sebagai bahan baku industri terus
berkembang. Beberapa produk olahan kelapa, antara lain kopra, minyak
kelapa, kerajinan dari batok atau tempurung kelapa, dan masih banyak lagi
hasil olahan dari kelapa lainnya.
1. Kopra

9
Gambar 3.2 Kopra
Salah satu jenis produk olahan kelapa, yaitu kopra. Kopra dibuat
dari bahan baku daging buah kelapa. Pembuatan kopra bertujuan untuk
mengawetkan dan mengonsentrasikan minyak. Daging buah kelapa segar
umumnya mengandung minyak 34%, sedangkan kopra mengandung
minyak 65-68%.
Pembuatan kopra melalui beberapa tahapan yaitu pengupasan
sabut, pembelahan kelapa, dan pengeringan. Kelapa-kelapa yang akan
dijadikan kopra disimpan beberapa hari. Setelah itu, dilakukan pengupasan
sabut kelapa. Kelapa kemudian dibelah menjadi dua bagian. Agar kopra
yang dihasilkan bermutu baik dan daging buah kelapa tidak mengalami
kerusakan, daging buah kelapa harus segera dikeringkan. Pengeringan
dapat dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar matahari, baik secara
langsung atau tidak langsung. Pengeringan kopra secara langsung
menghasilkan kopra yang berwarna putih segar.
Kopra digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa
dengan cara kering. Hal ini disebabkan sebagian besar penerapan
teknologi secara komersial yang tersedia hingga saat ini hanya pengolahan
minyak secara kering. Untuk mencegah timbulnya jamur pada kopra yang
disimpan, dapat diberikan perlakuan pada daging buah yang dikeringkan
dengan bahan-bahan kimia antijamur.
2. Minyak kelapa

10
Gambar 4.2 Minyak kelapa
Pembuatan minyak dapat dilakukan melalui pembuatan santan
terlebih dahulu. Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari
kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara
pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian kaya dengan minyak dengan
bagian yang miskin dengan minyak. Bagian yang kaya dengan minyak
disebut sebagai krim, sedangkan bagian yang miskin dengan minyak
disebut dengan skim. Krim lebih ringan dibanding skim karena itu krim
berada pada bagian atas dan skim pada bagian bawah. Untuk
menghasilkan minyak dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Cara tradisional
Cara tradisional ini sangat sederhana dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan yang biasa terdapat di dapur rumah. Pada cara
ini, mula-mula dilakukan ekstraksi santan dari kelapa parut. Kemudian
santan dipanaskan untuk menguapkan air dan menggumpalkan bagian
bukan minyak yang disebut blondo. Blondo ini dipisahkan dari
minyak. Terakhir, blondo diperas untuk mengeluarkan sisa minyak.
b. Cara fermentasi
Cara fermentasi agak berbeda dari cara tradisional. Pada
fermentasi, santan didiamkan untuk memisahkan skim dari krim.
Selanjutnya krim difermentasi untuk memudahkan penggumpalan
bagian bukan minyak (terutama protein) dari minyak pada waktu
pemanasan. Mikroba yang berkembang selama fermentasi, terutama
mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan protein
santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan pada saat
pemanasan. Tahapan proses cara fermentasi adalah sebagai berikut:
1) Daging buah kelapa diparut. Hasil parutan (kelapa parut) dipres
sehingga mengeluarkan santan. Ampas ditambah dengan air
(ampas: air = 1 : 0,2) kemudian dipres lagi. Proses ini diulangi

11
sampai 5 kali. Santan yang diperoleh dari tiap kali pengepresan
dicampur menjadi satu.
2) Santan dimasukkan ke dalam wadah pemisah skim selama 12 jam,
akan terjadi pemisahan skim pada bagian bawah dan krim pada
bagian atas. Setelah pemisahan, kran saluran pengeluaran dari
wadah pemisah dibuka sehingga skim mengalir keluar dan
menyisakan krim. Kemudian krim ini dikeluarkan dan ditampung
pada wadah terpisah dari skim.
3) Krim dicampur dengan ragi tapai (krim: ragi tapai = 1 : 0,005, atau
0,05%). Selanjutnya, krim ini dibiarkan selama 20-24 jam sehingga
terjadi proses fermentasi oleh mikroba yang terdapat pada ragi
tapai.
4) Krim yang telah mengalami fermentasi dipanaskan sampai airnya
menguap dan proteinnya menggumpal. Gumpalan protein ini
disebut blondo. Pemanasan ini biasanya berlangsung selama 15
menit.
5) Blondo yang mengapung diatas minyak dipisahkan kemudian
dipres sehingga mengeluarkan minyak. Minyak ini dicampurkan
dengan minyak sebelumnya kemudian dipanaskan lagi selama 5
menit.
6) Minyak yang diperoleh disaring dengan kain kasa berlapis 4.
Kemudian minyak diberi BHT (200mg per kg minyak)
7) Minyak dikemas dengan kotak kaleng, botol kaca atau botol
plastik.
3. Kerajinan tempurung atau batok kelapa

12
Gambar 5.2 Kerajinan dari tempurung kelapa

Indonesia, negara tropis dengan puluhan ribu pulaunya mempunyai


potensi sumber daya yang besar, salah satu potensi sumber daya tersebut
ialah pohon kelapa. Indonesia memiliki hamparan perkebunan kelapa
terluas di dunia, bersaing dengan negara tetangga Philipina.
Namun sangat disayangkan, meskipun sumber daya yang
melimpah, dari sisi perolehan devisa Indonesia masih kalah jauh dari
Philipina maupun negara negara lain. Hal ini tidak jauh dari masalah
utama yakni belum maksimalnya pengolahan sumber daya alam ini.
Bahkan beberapa negara mengambil bahan kelapa mentah dari
Indonesia untuk diolah menjadi produk lanjut dengan value added yang
tinggi, untuk diekspor kembali masuk ke Indonesia. Karena alasan nilai
ekonomi yang rendah, sebagian besar tanaman kelapa di Indonesia tidak
mendapatkan perhatian yang memadai, baik dari masyarakat maupun
pemerintah.
Sebenarnya jika ada perhatian lebih dari masyarakat maupun
pemerintah dalam memaksimalkan pengolahan tanaman kelapa, mungkin
berbagai produk dari tanaman kelapa akan memiliki harga jual yang
tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Salah satu
contoh mengolah batok kelapa dengan manjadikannya sebuah kerajinan
tangan. Ditangan para perajin, batok kelapa bisa disulap menjadi berbagai
produk kerajinan tangan yang unik dan menarik.
Kerajinan dari batok kelapa adalah sebagai berikut.
a. Asbak dari batok kelapa
Kerajinan dari batok kelapa yang satu ini mungkin akan
memiliki nilai jual tinggi, sebab jumlah perokok di Indonesia begitulah
banyak. Para perokok membutuhkan asbak untuk membuang sisa
rokok mereka. Asbak yang sering kita lihat kebanyakan adalah asbak
yang terbuat dari keramik, marmer dan bahan lainnya yang sudah
sering kita jumpai.

13
Karena bahan batok kelapa ini merupakan bahan yang jarang
dipakai untuk hal seperti ini, tentunya akan menimbulkan daya tarik
sendiri terlebih apabila dalam pembuatannya diberikan inovasi-inovasi
yang kreatif.
b. Tas dari batok kelapa
Memakai tas yang berbahan kain ataupun kulit pastilah sudah
terlalu biasa atau mainstream. Jadi buat anda yang ingin mencoba hal
baru, mungkin tas dari bahan batok kelapa bisa menjadi salah satu
pilihan. Tentunya juga untuk mengurangi limbah batok kelapa. Selain
unik tas dari batok kelapa juga tidak mudah sobek.
c. Gelas dari batok kelapa
Saat ini kita membutuhkan kekreatifan dalam mengolah batok
kelapa, salah satu bentuk kekreatifan itu ialah dengan membuat batok
kelapa menjadi sebuah gelas yang memiliki bentuk yang unik.
Mungkin sering dulu kita melihat mbok mbok jamu menggunakan
batok kelapa sebagai gelas, namun kini sudah banyak gelas dari batok
kelapa yang memiliki bentuk yang unik.
d. Celengan dari batok kelapa
Kreatif adalah kata kunci utama dalam pembuatan produk dari
bahan batok kelapa, tanpa kekreatifan produk yang dihasilkan dari
batok kelapa hanya seperti itu itu saja, apalagi di zaman modern
sekarang ini yang anak mudanya lebih suka pada produk yang
memiliki keunikan sendiri, dari pemikiran ini lah kita bisa membuat
celengan dari batok kelapa dengan bentuk yang unik.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Waktu pemanenan atau pemetikan hasil buah kelapa berbeda-beda
tergantung dari varietas kelapa, faktor tanah, iklim serta baik buruknya
pemeliharaan. Pada umumnya tanaman kelapa mulai menghasilkan pada umur
6-8 tahun dan kelapa dipanen mulai dari tumbuhnya bunga saat berumur 11-12
bulan. Waktu panen kelapa dapat dilakukan pada pagi hari sampai sore hari
asal keadaan lingkungan mendukung misalnya cuaca tidak hujan.
Buah kelapa yang akan dipanen adalah kelapa tua (masak) ditandai
dengan penampakan sabut mulai mongering, tempurung sudah berwarna
hitam atau kecoklatan, air kelapa mulai berkurang, bila di kocok berbunyi dan
berat buah menurun. Ada beberapa cara panen kelapa yaitu buah kelapa
dibiarkan jatuh, dengan memanjat pohon kelapa, dan memanen kelapa
menggunakan galah.
Kelapa dikenal sebagai tanaman serbaguna, karena semua bagian
tanamannya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pemanfaatan kelapa sebagai bahan baku industri terus berkembang. Beberapa
produk olahan kelapa, antara lain kopra, minyak kelapa, kerajinan dari batok
atau tempurung kelapa, dan masih banyak hasil olahan dari kelapa lainnya.

B. Saran
Pemetikan buah kelapa tidak dilakukan setiap hari, sebab akan lebih
banyak memerlukan pengawasan dan penghamburan biaya. Oleh karena itu,
untuk menghemat biaya dan waktu dilakukan suatu pergiliran pemetikan,
umumnya berkisar 1-2 bulan dan pada saat pemanenan kelapa sebaiknya
memperhatikan cuaca sekitar, apabila cuaca sedang musim hujan atau sedikit

15
berangin sebaiknya pemanenan kelapa ditunda untuk sementara karena
pemanen akan kesusahan saat memanen kelapa.

DAFTAR PUSTAKA

Suwarto dan Octavianty, Y. 2012. Budidaya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan.


Jakarta: Penebar Swadaya.

http://Kriteria panen dan pasca panen tanaman kelapa.com/18/10/2019/ kriteria-


panen-dan-pasca-panen- tanaman.html?m=1

http:// Cara membuat kerajinan dari batok kelapa.com/16/10/2019/ cara-


membuat-kerajinan-dari-batok-kelapa/

http://Proses pengolahan minyak kelapa.com/27/10/2019/proses-pengolahan-


minyak-kelapa

16

Anda mungkin juga menyukai