Anda di halaman 1dari 35

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki

peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat

diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman

kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian besar manfaatanaman kelapa

sehingga ada yang menamakannya sebagai pohon kehidupan.

Kelapa ini banyak terdapat di negara Asia yang menghasilkan 52.127.000

ton (85,32%) produksi dunia dalam bentuk kelapa segar dengan luas ± 9.361.000

ha pada tahun 2008. Produksi kelapa Indonesia menduduki peringkat pertama

kemudian disusul Filipina, India, Srilanka, dan Brazil. Berdasarkan data Coconut

Statistical Yearbook 2009 Asean Pasific Coconut Community (APCC), total luas

perkebunan kelapa Indonesia pada tahun 2009 mencapai 3,85 juta ha atau

mencapai 31,6% dari total luas areal kelapa di dunia sekitar 12,17 juta ha dan

sebagian besar merupakan perkebunan rakyat.

Data Coconut Statistical Year Book APCC tahun 2009 menunjukkan

bahwa jumlah ekspor produk agroindustri kelapa Indonesia tidak stabil bahkan

cenderung menurun, seperti minyak kelapa pada tahun 2006 mengalami

penurunan jumlah ekspor sebanyak 226.186 ton yang sebelumnya 745.742 ton

pada tahun 2005, kemudian naik kembali menjadi 739.923 ton pada tahun 2007

dan turun kembali sampai menjadi 270.311 ton pada tahun 2009 (Dewi, 2011).

Penurunan produksi kelapa dipengaruhi umur tanaman yang terlalu tua, kondisi

pertanaman yang rusak dan intensitas pemeliharaan rendah. Selain itu penurunan

produksi kelapa ini juga disebabkan adanya serangan hama dan penyakit.
2

Rumusan Masalah

Bagaimana untuk melakukan budidaya tanaman kelapa sebaik mungkin

agar memperoleh produktivitas buah yang maksimal.

Tujuan Makalah

Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kelapa yang kemudian dapat


meningkatkan produktivitas dari tanaman kelapa (Cocos nucifera L.).
3

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA

SEJARAH KELAPA

Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota penting dari keluarga Arecaceae

(keluarga kelapa sawit) ,palm. Ini adalah spesies diterima hanya dalam genus

Cocos, dan merupakan sawit besar, tumbuh hingga 30 m, dengan daun menyirip

4-6 m panjang, dan pinnae 60-90 cm; daun tua melepaskan diri bersih,

meninggalkan bagasi halus. Istilah kelapa bisa merujuk ke seluruh kelapa sawit,

benih, atau buah, yang bukan kacang botani. sebuah ejaan kelapa merupakan

bentuk kuno dari kata tersebut.

Kelapa ditanam di seluruh daerah tropis untuk dekorasi, serta untuk

berbagai keperluan yang kuliner dan non-kuliner; hampir setiap bagian dari kelapa

sawit dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam beberapa cara. Dalam iklim dingin

(tetapi tidak kurang dari USDA Zone 9), sebuah kelapa yang sama, telapak ratu

(Syagrus romanzoffiana), buah nya sangat mirip dengan kelapa, namun jauh lebih

kecil. Telapak ratu awalnya diklasifikasikan dalam genus Cocos bersama dengan

kelapa, namun kemudian dipindahkan di Syagrus. Sebuah sawit baru-baru ini

ditemukan, alfredii Beccariophoenix dari Madagaskar, hampir identik dengan

kelapa, dan lebih dari telapak ratu. Hal ini dingin-hardy, dan menghasilkan

lookalike kelapa di daerah dingin.

kelapa itu telah menyebar di banyak daerah di daerah tropis, mungkin

dibantu dalam banyak kasus oleh pelayaran orang. buah kelapa di alam liar

ringan, ringan dan sangat tahan air, dan berevolusi untuk membubarkan jarak

yang signifikan melalui arus laut Buah. dikumpulkan dari laut sampai utara

Norwegia yang layak. (rujukan?) Di Kepulauan Hawaii, yang kelapa dianggap


4

(oleh siapa?) sebagai pengantar Polinesia, pertama dibawa ke kepulauan oleh

pelayar Polinesia awal dari kampung halaman mereka di Oseania. Mereka

sekarang hampir di mana-mana antara 26 ° N dan 26 ° S kecuali untuk interior

Afrika dan Amerika Selatan.

Bunga dari kelapa polygamomonoecious, dengan baik laki-laki dan

perempuan bunga di perbungaan yang sama. Pembungaan terjadi terus menerus.

Kelapa telapak diyakini sebagian besar penyerbukan silang, meskipun ada

beberapa varietas kerdil diri penyerbukan. Daging kelapa ini mempunyai istilah

endosperma , terletak pada permukaan dalam . Di dalam lapisan endosperma

kelapa berisi cairan bening yang dapat dimakan yang manis, asin, atau keduanya.

Negara bagian India didaerahKerala dikenal sebagai Tanah kelapa. Nama

berasal dari “” Kera (pohon kelapa) dan “Alam” tempat (“” atau “bumi”). Kerala

memiliki pantai dibatasi oleh pohon kelapa, jaringan padat dari air, diapit oleh

kebun kelapa hijau dan dibudidayakan ladang. Kelapa merupakan bagian dari

makanan sehari-hari, minyak yang dihasilkan digunakan untuk memasak, sabut

digunakan untuk furnishing, dekorasi, dll

Kelapa menerima nama dari penjelajah Portugis, para pelaut dari Vasco da

Gama di India, yang pertama kali membawa mereka ke Eropa. Permukaan berbulu

coklat dan kelapa mengingatkan mereka dari hantu atau penyihir yang disebut

Coco. [6] Sebelum itu disebut indica nux, nama yang diberikan oleh Marco Polo

pada 1280, sementara di Sumatera, diambil dari orang-orang Arab yang

menyebutnya ‫ جوز هندي‬jawz Hindi . Kedua nama menerjemahkan untuk “kacang

India.” Ketika kelapa tiba di Inggris, mereka mempertahankan nama coco dan

kacang telah ditambahkan


5

Botani Tanaman Kelapa

Klasifikasi tanaman kelapa yaitu:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L.

Akar

Akar pada tanaman kelapa adalah serabut, tebal,dan berkayu. Akar

tanaman Kelapa ini berkerumun membentuk bonggol, dan hidup pada lahan pantai

yang berpasir. Pada tanaman kelapa yang baru bertunas, mempunyai akar

tunggang. Namun, pertumbuhan akar tersebut sangat cepat dan akan terlihat

seperti berlapis. Akar ini memiliki struktur yang lembut di bagian dalam dan ber

air, serta berwarna kecoklatan.

Batang

Batang pada tanaman kelapa tumbuh tegak keatas dan merupakan batang

tunggal. Batang tanaman kelapa juga beruas-ruas dan berkayu. Namun, kayunya

kurang baik untuk bangunan. Pada batang tanaman kelapa terdapat pangkal

pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun

telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih

tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa tampak berwarna

hitam beruas.

Daun
6

Daun pada tanaman kelapa berbentuk seperti bulu burung atau bulu ayam.

Pada bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri (spina) yang tajam dan

keras di kedua sisinya. Anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai

ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang

daun. Daun pada tanaman kelapa termasuk daun majemuk (folium compositum),

dan merupakan Roset Batang. Hal ini dikarenakan daun-daunnya rapat dan

berjejal-jejal di ujung batang.

Bunga

Bunga pada tanaman kelapa tumbuh ketika tanaman berusia 3-4 tahun.

Bunga tumbuh pada ketiak daun bagian luar yang diselubungi oleh seludang

bunga yang disebut spatha. Spatha ini bertujuan untuk melindungi calon bunga

sebelum merkar. Bunga pada tanaman kelapa termasuk bunga majemuk

(inflorecentia).

Bunga kelapa merupakan bunga berumah dua (diaceus). Bunga betina

ketika masih muda dapat mengeluarkan air yang disebut air nira dapat digunakan

untuk membuat gula kelapa. Bunga pada tanaman kelapa juga mempunyai tandan

bunga yang disebut dengan mayang. Mayang ini digunakan untuk hiasan dalam

upacara perkawinan adat Jawa.

Buah

Buah pada tanaman kelapa termasuk buah sejati tunggal yang berdaging

(carnosus) . Buah kelapa tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicarp),

daging buah (mesocarp), dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak,

kulit buah (endocarp) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan

keras (batok), serta daging buah (endosperm) yang berwarna putih dan
7

mengandung minyak. Daging buah kelapa biasanya di ekstrak dan biasa disebut

dengan santan.

Pengertian Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan :

1. Benih Kelapa adalah bahan tanaman berupa buah hasil penyerbukan alami

(open pollinated) untuk produksi benih atau produksi tanaman.

2. Benih Kelapa dalam adalah hasil perbanyakan dari Pohon Induk dan Blok

Penghasil Tinggi (BPT) yang diproduksi sesuai ketentuan yang berlaku,

dimana keaslian varietas bisa dipertahankan.

3. Blok Penghasil Tinggi adalah kebun Kelapa yang kompak dengan luas

minimal 2.5 ha dengan produksi > 70 butir Kelapa/pohon/tahun.

4. Daya kecambah benih adalah persentase benih yang tumbuh menghasilkan

benih normal dalam kondisi pengujian optimum sesuai dengan metode yang

ditetapkan. 5. Diversifikasi horizontal adalah penganekaragaman pemanfaatan

lahan di antara Kelapa. 6. Diversifikasi vertikal adalah penganekaragaman

produk Kelapa.

7. Intensifikasi adalah upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dimiliki.

8. Kebun Induk adalah areal yang ditanami dengan varietas Kelapa yang telah

dilepas atau varietas Kelapa yang berpotensi dilepas sebagai sumber benih.

9.Kemurnian varietas adalah persentase benih yang memiliki karakter yang sama

dengan pohon induknya.

10.Lot benih adalah sekumpulan benih yang dianggap homogen dalam hal

varietas, wujud fisik maupun fisiologi yang dipanen dalam satu periode dengan

ukuran lot maksimal 10.000 butir benih.


8

11.Mutu benih adalah gambaran karakteristik menyeluruh dari benih yang

menunjukkan kesesuaiannya terhadap persyaratan mutu yang ditetapkan.

12.Pemeriksaan kebun adalah kegiatan mengevaluasi kesesuaian karakter tanaman

dengan deskripsi varietas induknya dengan cara memeriksa sebagian dari

populasi tanaman (metode sampling).

13.Pengujian mutu benih adalah kegiatan mengevaluasi mutu benih yang meliputi

pengujian mutu genetic (penampilan pohon induk dan tingkat kemurnian

varietas); pengujian mutu fisiologis (daya berkecambah dan kecepatan

tumbuh), dan pengujian mutu fisik (berat buah, penampilan kulit buah, tingkat

keseragaman ukuran dan bentuk buah serta kesehatan benih).

14.Peremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan dengan melakukan

penggantian tanaman Kelapa yang sudah tidak produktif (tua/ rusak) dengan

tanaman baru secara keseluruhan atau bertahap dan menerapkan inovasi

teknologi.

15.Perluasan adalah upaya pengembangan areal tanaman perkebunan pada

wilayah bukaan baru.

16.Pohon Induk adalah pohon Kelapa di dalam kebun induk yang diseleksi

berdasarkan kriteria tertentu sebagai sumber benih.

17.Tanaman penyangga adalah tanaman Kelapa dari varietas yang sama yang

ditanam di sekeliling kebun induk dan berfungsi sebagai pencegah kontaminasi

serbuk sari tanaman dari luar kebun induk.

18.Tipe simpang (off-type) adalah tanaman yang memiliki satu atau lebih karakter

yang menyimpang dari deskripsi varietas yang dimaksud.


9

19.Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang

ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji,

dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat

membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurangkurangnya satu

sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan

Cara Pengambilan Benih Contoh

1) Benih contoh hanya boleh diambil oleh petugas yang berwenang dari lot benih

yang lulus pemeriksaan lapangan dengan dokumen pemeriksaan yang jelas; 2)

Benih contoh diambil secara acak dari masing-masing lot benih sesuai dengan

metode yang ditetapkan. Jumlah benih contoh untuk pengujian kemurnian

varietas, daya berkecambah, warna kulit buah, keadaan kulit dan air buah serta

berat buah sebanyak 50 butir untuk setiap 10.000 benih yang diproduksi.

Pengambilan benih dilakukan secara acak.

Cara Pengujian Mutu Benih

1) Pengujian mutu genetik dilakukan dengan cara yaitu : (a) mengamati

penampilan Pohon Induk di Kebun Induk dan (b) tingkat kemurnian verietas.

Penampilan Pohon Induk dievaluasi dengan mengamati pohon contoh yang

diambil secara acak. Pengujiantingkat kemurnian varietas dilakukan dengan

membandingkan warna batang semu kecambah dengan warna tangkai daun

pohon induk;

2) Pengujian mutu fisiologis dilakukan dengan mengamati umur buah saat panen,

warna buah, keadaan air buah Kelapa, berat buah, tebal daging buah, lama

penyimpanan benih dan daya berkecambah;

3) Pengujian mutu fisik dilakukan dengan mengamati penampilan kulit buah dan

gejala serangan hama dan penyakit pada buah.


10

Prosedur Untuk Melakukan Pengujian Mutu Genetik

1) Pemeriksaan Kebun Induk Penentuan pohon contoh

 Tentukan 30 pohon contoh secara acak yang mewakili seluruh populasi;

 Pohon contoh di cat melingkar dan diberi nomor pengamatan tingkat

keseragaman populasi;

 Warna buah dari setiap pohon diamati dan dikelompokkan ke dalam warna

hijau, hijau kekuningan, kuning, merah, dan merah kecoklatan;

 Setiap pohon contoh dipanen 2 buah pada tandan terbawah untuk

pengamatan berat buah dan kadar kopra;

 Bentuk buah diklasifikasikan atas bulat, oblong, bulat dengan dasar rata,

dihitung jumlah masing-masing

2) Pengamatan produktivitas tanaman

 Produksi buah per pohon dihitung dengan cara: Hitung jumlah tandan per

pohon (t), selanjutnya hitung jumlah buah dari 3 tandan terbawah dan

rataratakan (b). Produksi buah per pohon per tahun adalah rata-rata jumlah

buah pertandan dikalikan dengan jumlah tandan (t x b);

 Berat buah dihitung dengan cara: Timbang berat buah contoh menggunakan

timbangan duduk ukuran 5 kg (daging buah diambil dari buah Kelapa

contoh, masing-masing daging buah dari setiap butir Kelapa ditimbang

kemudian dirata-rata);

 Berat kopra dihitung dengan cara: Buah contoh dari setiap pohon dibelah,

kemudian daging buah dipisahkan dari tempurung dan ditimbang.

Selanjutnya daging buah dipotong 8 bagian kemudian diambil 100g dari 8


11

bagian tersebut, dikeringkan dengan oven dengan suhu 60°C sampai berat

konstan (kadar air sekitar 6%);

 Kadar Kopra dihitung sebagai berikut: Kadar Kopra = Berat Kopra 100 g

daging buah X 100%;

 Produksi kopra per pohon dihitung sebagai berikut: Jumlah buah/pohon x

rata-rata berat daging buah segar/butir x kadar kopra per butir

3) Pengujian tingkat kemurnian varietas

 Buat bedengan pesemaian ukuran 2 x 1 x 0,25 m;

 Sayat bagian ujung buah contoh berlawanan arah dengan bagian terlebar dari

buah. Lebar sayatan 5 cm dan dalam 1 cm;

 Semai benih di bedengan dengan bagian yang disayat menghadap ke atas

dengan kepadatan pesemaian 20-25 butir per m2;

 Beri label bedengan dengan nama varietas Kelapa dan tanggal semai. Siram

benih setiap hari, amati warna kecambah, hitung tingkat kemurnian varietas

sebagai berikut: Tingkat kemurnian varietas = Jumlah benih kecambah

dengan warna sesuai dengan tangkai daun pohon induk Jumlah benih

kecambah X 100% h. Prosedur Pengujian Mutu Fisiologi Dilakukan dengan

mengamati umur buah saat panen, warna buah, keadaan air buah Kelapa,

berat buah, tebal daging buah dan daya berkecambah. 1) Prosedur

pemeriksaan umur buah, air buah, tebal daging buah, berat buah dan lama

penyimpanan benih sebagai berikut :

 Siapkan buah Kelapa sebanyak 50 butir yang diambil secara acak dalam lot

benih;
12

 Amati keadaan fisik buah. Buah yang matang fisiologis ditandai oleh ¾

bagian buah telah mulai mengering, kulitnya tidak keriput, bunyi air nyaring

ketika buah diguncang dan tebal daging buah > 10 mm;

 Lama penyimpanan dihitung sejak tanggal panen dimana kecambah belum

muncul ke permukaan kulit buah;

 Buah contoh ditimbang dan dihitung rata-ratanya. Apabila berat buah contoh

kurang dari 1000 g dan berat buah tanpa sabut < 650 g, maka buahbuah

tersebut tidak memenuhi syarat untuk dijadikan benih. 2) Prosedur

Pengujian daya berkecambah sebagai berikut:

 Buat bedengan pesemaian ukuran 2 m x 1 m x 0,25 m;

 Sayat bagian ujung buah contoh berlawanan arah dengan bagian terlebar dari

buah. Lebar sayatan 5 cm dan dalam 1 cm;

 Semai benih di bedengan dengan bagian yang disayat menghadap ke atas

dengan kepadatan pesemaian 20-25 butir per m2;

 Beri label bedengan dengan nama varietas Kelapa dan tanggal semai

 Siram benih setiap hari;

 Jumlah buah yang berkecambah diamati setiap 3 bulan di persemaian;

Pengujian daya kecambah dihitung sebagai berikut : 50 butir benih yang

disemai maka : Daya kecambah = Jumlah benih berkecambah 50 X 100%

Prosedur Pengujian Mutu Fisik

Dilakukan dengan mengamati penampilan kulit buah dan gejala serangan hama

dan penyakit pada buah. Prosedur pengujian sebagai berikut:

1) Contoh buah diambil secara acak dalam lot benih sebanyak 50 butir;
13

2) Hitung jumlah buah Kelapa berkeriput, apabila lebih dari 10 butir berkeriput

maka lot tersebut tidak layak dijadikan benih;

3) Amati buah Kelapa yang menunjukkan tanda-tanda serangan hama dan

penyakit seperti buah berlobang, kulit buah memiliki bercak putih atau hitam,

atau mengeluarkan cairan.

Jenis Atau Varietas Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) termasuk family palmae dibagi tiga: Kelapa

dalam dengan varietas Viridia (kelapa hijau), Rubescens (kelapa merah),

Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis) dan kelapa Genjah dengan

varietas Eburnea (kelapa gading), Varietas regina (kelapa raja), Pumila (kelapa

puyuh), Pretiosa (kelapa raja malabar), dan Kelapa hibrida.

Varietas Dalam

Varietas ini berbatang tinggi dan besar, tingginya mencapai 30 meter atau

lebih. Kelapa dalam mulai berbuah agak lambat,yaitu antara 6-8 tahun setelah

tanam dan umurnya dapat mencapai 100 tahun lebih. Adapun keunggulan dar

varietas ini yaitu:

1. Produksi kopra lebih tiggi, yaitu sekitar 1 ton kopra/ha/tahun pada umur 10

tahun.

2. Produktivitas sekitar 90 butir/pohon/tahun.

3. Daging buah tebal dan keras dengan kadar minyak yang tinggi.

4. Lebih tahan terhadap hama dan penyakit.

Varietas Genjah

varietas genjah punya kelebihan dan kekurangannya. Misalnya kelapa ini

peka pada lingkungan yang kurang baik atau mudah dipengaruhi perubahan iklim.

Namun kelapa jenis ini punya buah yang lebat, batang pohonnya tak terlalu tinggi

dan mulai berbuah pada usia 4-5 tahun setelah pembibitan.


14

Kelapa genjah mempunyai kelemahan antara lain:

1. Peka terhadap keadaan lingkungan yang kurang baik.

2. Berbuah lebat tetapi mudah dipengaruhi fluktuasi iklim.

3. Ukuran buah relatif kecil, kadar kopranya rendah yakni hanya sekitar 130 gram

perbuah, dan kadar minyaknya 65 % dari bobot kering daging buah.

Varietas Hibrida

kelapa varietas hibrida menjadi primadona masyarakat yang memiliki

perkebunan kelapa. Hibrida cepat berbuah yaitu pada usia 3-4 tahun setelah

ditanam dengan produksi kopra sekitar 6-7 ton tiap tahun dalam lahan seluas satu

hektare pada usia 10 tahun. Produksi buah mencapai 140 buah per pohon setiap

tahunnya. Dagingnya lebih tebal dan keras dengan kandungan minyak yang

tinggi. Kelapa varietas hibrida diperoleh dari hasil persilangan antara varietas

genjah dengan varietas dalam.Hasil persilangan itu merupakan kombinasi sifat-

sifat yang baik dari kedua jenis varietas asalnya.

Sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh kelapa hibrida adalah:

1. Lebih cepat berbuah, sekitar 3-4 tahun setelah tanam.

2. Produk kopra tinggi, sekitar 6-7 ton /Ha/tahun pada umur 10 tahun.

3. Produktivitas sekitar 140 butir/ pohom/ tahun.

4. Daging tebal, keras dan kandungan minyaknya tinggi.

5. Produktivitas tandan buah sekitar 12 tandan dan berisi sekitar 10-20 butir buah

kelapa, daging buahnya mempunyai ketebalan sekitar 1,5 centi meter.

Syarat Tumbuh
15

1. Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu

gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai

struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.

2. Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi

buah akan rendah.

3. Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu

kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.

4. Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan

produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan

serangan penyakit jamur.

5. Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi

terutama varietas dalam.

Penyiapan Lahan

Pengembangan Kelapa umumnya lebih diarahkan ke lahan mineral,

sehingga dalam pedoman ini hanya akan disajikan cara penyiapan lahan untuk

lokasi tersebut.

1. Pembukaan Hutan Sekunder Pembukaan hutan sekunder dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut: a. Babat semak serendah mungkin;

b. Penebangan pohon-pohon yang berdiameter hingga 15 cm. Alat yang

digunakan sebaiknya parang besar atau kapak (tebang pohon Tahap I);

c. Penebangan pohon sisa yang ukurannya lebih besar. Alat yang cocok pada

kegiatan ini adalah kapak atau chainsaw (tebang pohon Tahap II);
16

d. Kayu-kayu besar dapat dimanfaatkan untuk bangunan rumah atau pondok

dan lain-lain; e. Kayu kecil-kecil atau cabang dapat digunakan untuk pagar,

dan kayu bakar;

f. Sisa-sisa daun dan ranting sebaiknya dibiarkan melapuk;

g. Kayu-kayu yang tidak digunakan dapat dikumpul pada tunggul-tunggul kayu

besar lalu dilakukan pembakaran secara bertahap atau terkendali. Usahakan

sesedikit mungkin membakar untuk mencegah kemerosotan lahan atau kalau

memungkinkan hal ini sebaiknya tidak dilakukan.

2. Pembukaan Lahan Bersemak

Pembukaan lahan bersemak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Semak atau belukar dapat langsung dibabat serendah mungkin atau hingga

permukaan tanah;

b. Hasil pembabatan, dikumpul dan dibiarkan melapuk; c. Kayu-kayu yang agak

besar dapat dimanfaatkan untuk pagar kebun atau pagar individual tanaman.

Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan

ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus.

Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.

Persemaian Dan Pembibitan

1. Persemaian Benih yang akan digunakan harus memenuhi syarat mutu benih

Kelapa. Benih dideder dalam bedeng persemaian kemudian setelah berkecambah

dengan tinggi tunas 3 - 5 cm dipindahkan ke bedeng pembibitan atau kantong

plastik (polybag) lokasi persemaian dan pembibitan harus dekat sumber air,
17

topografi datar dan dekat dengan lokasi penanaman di lapang. Cara membuat

persemaian:

a. Tanah dicangkul/dibajak sedalam 30 cm kemudian dibersihkan dari sisa-sisa

tanaman;

b. Buatlah bedengan persemaian dengan ukuran lebar 125 - 200 cm, tinggi 25 cm

dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan. Antara bedengan sekitar 30-40 cm;

c. Sebelum benih dideder perlu dilakukan penyayatan sabut yang terletak di atas

mata, pada tonjolan sabut yang berhadapan dengan sisi terlebar. Ukuran sayatan

7-10 cm dengan tujuan agar memudahkan penyerapan air ke dalam sabut,

sehingga lingkungan sekitar lembaga selalu dalam keadaan basah atau lembab;

d. Benih yang telah disayat 2/3 bagian terbenam dalam tanah dengan posisi

mendatar (horizontal) dan bagian yang disayat menghadap ke timur;

e. Jarak tanam benih bisa bersinggungan atau dijarangkan antar barisan 15-25 cm

dan 10 cm dalam barisan;

f. Selanjutnya pemeliharaan persemaian/ pendederan. Lama masa perbenihan

berkisar 12-14 minggu. Selama masa tersebut perlu dilakukan pemeliharaan

seperti penyiraman, penyiangan, pemagaran, dan pencegahan hama penyakit;

g. Frekuensi penyiraman tergantung pada distribusi hujan dan tekstur tanah.

Untuk mengetahui perlu tidaknya penyiraman, pada bagian sayatan ditekan

dengan ibu jari. Apabila pada waktu ditekan keluar air atau masih basah

penyiraman cukup/tidak perlu, sebaliknya bila tidak keluar air atau sudah tidak

lembab perlu dilakukan penyiraman. Cara membuat dan menyemai Kelapa

disajikan di
18

Pembibitan

Pembibitan merupakan tempat pertumbuhan benih yang terseleksi dari

bedeng pesemaian. Tempat pembibitan dapat dilakukan pada polybag atau bedeng

pembibitan. Apabila menggunakan bedeng pembibitan, benih yang terseleksi pada

bulan 1, 2, 3 dan 4 ditanam pada bedeng pembibitan berdasarkan waktu seleksi

tersebut.

a. Pembibitan Pada Polybag

Pembibitan dengan cara ini mencakup beberapa kegiatan, yaitu persiapan

polybag, pengisian tanah ke dalam polybag dan pemindahan benih ke dalam

polybag.

1) Persiapan polybag

 polybag yang digunakan yaitu polyethylene berwarna hitam dengan ukuran

panjang 40 cm, tinggi 50 cm dan tebal 0.18 - 0.20 mm (16-17 lembar

polybag /kg);

 Pada bagian bawah polybag dibuat lobang berdiameter 5 mm secara teratur

menggunakan alat pembuat. lobang yang disebut drift. Dibuat tiga baris

lobang dengan jarak antar baris 7 cm dan jarak antar lobang dalam baris

5 cm. Saat ini, polybag yang dijual dipasaran sudah dibuat lobangnya;

 Sebelum diisi tanah polybag dibalik artinya bagian dalam menjadi bagian

luar, sehingga polybag tersebut dapat berdiri tegak.

2) Pengisian tanah

 Tanah yang akan dimasukkan ke dalam polybag yaitu tanah yang subur

atau tanah bagian atas yang telah dipisahkan dari bahan kasar termasuk

gumpalan tanah dan akar-akar gulma;


19

 Polybag diisi tanah hingga hampir penuh dan letakkan polybag tersebut

pada lokasi yang strategis dan usahakan dekat areal penanaman;

 Polybag diatur dengan jarak 60 cm x 60 cm x 60 cm (sistem segitiga) atau

± 20 000 kitri/ha. (Perhatikan Gambar 10).

3) Pemindahan benih ke dalam polybag

 Benih yang terseleksi (yang telah diberi tanda dengan cat) dipindah ke

polybag dari bedeng pesemaian dengan cara menggunakan besi

pengungkit pada salah satu sisi benih berbenih tersebut;

 Akar utama dipotong hingga tersisa akar utama dengan panjang 5 cm dari

sabut;

 Tanah yang ada di dalam polybag dikeluarkan 1/3 bagian diletakkan di

sampingnya;

 Benih diletakkan dalam polybag dengan posisi tegak dengan tunas

dibagian tengah. Sebagian tanah yang dikeluarkan, dikembalikan lagi ke

dalam polybag hingga benih hampir tertutup. Tanah dipadatkan disekitar

benih;

 Benih yang sudah dipindah ke dalam polybag diairi untuk menjaga

kelembaban.

b. Pembibitan Tanpa Polybag

Persyaratan lokasi pembibitan hampir sama dengan lokasi pesemaian,

yaitu lokasi datar, dekat sumber air, dekat lokasi pesemaian, mudah dijangkau dan

diawasi. Tahapantahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:

1) Lokasi pembibitan dibersihkan dari pohon, rumput, sisa-sisa akar gulma dan

lain-lain. Tanah diolah secara manual menggunakan ternak atau traktor dengan
20

kedalaman pengolahan 30-40 cm. Selanjutnya tanah digaru dua kali sehingga

strukturnya gembur; 2) Buat bedengan setinggi 25 cm, ukuran lebar dan

panjang disesuaikan dengan kebutuhan (panjang maksimal 25 m);

3) Antar bedengan dibuat parit drainase (pembuangan air yang berlebihan) selebar

60 cm, untuk tanah ringan dan 80 cm untuk tanah berat. Parit ini berfungsi juga

sebagai jalan kontrol;

4) Benih yang terseleksi ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak tanam 60

cm x 60 cm x 60 cm (jarak tanam segitiga);

5) Benih ditanam sedemikian rupa sehingga tunas berada ± 2 cm di atas

permukaan tanah. Tunas mengarah ke sebelah Timur.

c. Pemeliharaan Pembibitan

1) Penyiraman bibit, pengendalian hama, penyakit dan gulma.

 Bibit Kelapa baik dalam polybag maupun pada bedeng pembibitan diairi

terutama pada musim kemarau;

 Gulma yang tumbuh di pembibitan disiang setiap bulan. Gulma dalam polybag

dicabut dengan tangan, sedangkan gulma di bedeng pembibitan dapat

dilakukan dengan cara yang sama dengan di polybag tetapi untuk lebih efisien

menggunakan herbisida terutama kalau upah buruh mahal;

Pemupukan Pada Pembibitan

1. Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK

dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan

bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah

kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar

bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika
21

lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit

di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan

penyiraman bila tanah kurang air.

2. Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit

kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2

minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman

dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.

Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu

pada tabel pemupukan berikut :

Umur Kebutuhan Pupuk (gr/tanman)

Bibit N K
P (TSP) Mg (Kies)
(bulan) (Urea/ZA) (KCl/MOP)

1 5/10 50 75 100

2 5/10 75 125 150

3 5/10 100 150 200

4 10/15 200 400 400

5 10/15 300 600 500

6 10/15 400 800 750

7 15/20 500 1000 1000

8 15/20 600 1250 2000

9 15/20 700 1500 2500


22

2. minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanah.Tetapi akan lebih

baik pembibitan diselingi / ditambah Pospat diberikan SUPERNASA 1-2 kali

selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol

SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk.

Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman

setiap bibit.

Penanaman

2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang

telah dicampur dengan 20 kg pupuk kandang dan pupuk lainnya sesuai dengan

kebutuhan. Bibit ditanam dibagian tengah lobang dengan kedalaman sekitar 10 cm

dari permukaan tanah.

Dosis Pupuk (gr/pokok)


Umur Tanaman
Urea (TSP) RP KCl Kies Borak

Saat tanam - - - - - -

1 bln setelah tanam 100 100 100 100 100 100

2 tahun

- apl I 200 200 200 200 200 200

- apl II 200 200 200 200 200 200

3 tahun

- apl I 350 350 350 350 350 350

- apl II 350 350 350 350 350 350

4 tahun

- apl I 500 500 500 500 500 500


23

- apl II 500 500 500 500 500 500

5 tahun

- apl I 500 500 500 500 500 500

- apl II 500 500 500 500 500 500

Pemupukan

Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapay memenuhi unsur hara

yang dibutuhkan. Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan

(September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret - April). Adapun

cara pemberian pupuk:

1. Menyebar dalam lingkaran mengelilingi tanaman.

2. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan pupuk P 2 minggu

sebelumnya.

3. Sebelumnya pupuk nitrogen diberikan, Tanah digemburkan untuk menghindari

pencampuran dengan pupuk phosfat karena dapat merugikan. Pada tanaman

belum menghasilkan disebarkan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir

tajuk.

4. Menutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk.Dosis pupuk tanaman kelapa

sesuai umur tanaman (gram/pohon).

1. Saat tanam RP= 100 GRAM/POHON.

2. Satu bulan setelah tanam: Urea = 100 gr/pohon, TSP = 100 gr/pohon, KCL =

100 gr/pohon, Kieserite = 10 gr/pohon.

3. Tahun Pertama
24

a. Aplikasi 1: Urea = 200 gr/pohon, KCL = 300 gr/pohon, Kieserite 100

gr/pohon.

b. Aplikasi 2 : Urea = 200 gr/pohon,TSP = 259 gr/pohon, KCL = 300 gr/pohon,

Kieserite = 100 gr/pohon, Borax 25 gr/pohon.

4. Tahun Kedua

a. Aplikasi 1 : Urea = 350 gr/pohon, KCL = 450 gr/pohon, Kieserite 150

gr/pohon.

b. Aplikasi 2 : Urea = 350 gr/pohon, TSP = 600 gr/pohon, KCL = 450 gr/pohon,

Kieserite = 150 gr/ pohon dan borax = 25 gr/pohon.

5. Tahun Ketiga

a. Aplikasi 1 : Urea = 500 gr/pohon, KCL = 600 gr/pohon, Kieserite = 200

gg/pohon.

b. Aplikasi 2 : Urea = 500 gr/pohon, TSP = 800 gr/pohon, KCL = 600 gr/pohon

dan Kieserite = 200 gr/pohon.

6. Tahun Keempat

a. Aplikasi 1 : Urea = 500 gr/pohon,KCL = 600 gr/pohon, Kieserite = 200

gr/pohon.

b. Aplikasi 2 : Urea = 500 gr/pohon, Tsp = 800 gr/pohon, KCL = 600 gr/pohon

dan Kieserite = 200 gr/pohon.

Penebangan Kelapa Tua

1. Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur dengan jarak

tanam tertaur ditebang separoh pada tahun ketiga setelah penanaman tanaman

pengganti dan sisanya pada tahun keeenam atau setelah kelapa pengganti

berbunga/berbuah.
25

2. Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur yang jarak

tanamnya tidak teratur dan berdekatan dengan tanaman pengganti ditebang

sebelum bibit ditanam.

3. Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua polikultur dan tidak teratur,

semua tanaman yang berada dalam jalur barisan tanaman kelapa pengganti

selebar 4 m ditebang seluruhnya.

Pengendalian Hama Dan Penyakit

1. Golongan Coleoptera

Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes

rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-

kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian

Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan

menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung

hantu.

2. Golongan Lepidoptera

Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya

memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga

yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan

menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat

berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan.

3. Golongan Hemiptera

Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis

homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah

Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan

PENTANA+AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.

4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:


26

Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora

palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut

tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan

eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.

Catatan :

Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum

mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang

dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air

hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per

tangki.

Pemanenan

1. Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa

mencapai 60 - 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra.

Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 - 4 tahun dan berbuah

maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 - 40 tahun

kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.

2. Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang

diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan

dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen

di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak

lagi terdengar suara air di dalam buahnya.

Pasca Penen

Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah

pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu

meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira (

legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka,
27

produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai

jual dari produk kelapa.

Gula kelapa :

kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non

air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.

Nata de coco :

Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti

kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme

Acetobacter xylium.

Asam cuka :

dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet

karena membatasi pertumbuhan bakteri.

Produk minuman:

Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar

rendah(tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).

Substrat :

Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba.

Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.

Pemasaran

Daging buah adalah komponen utama dari buah kelapa. Sedangkan

sabut,Tempurung dan air buah merupakan hasil sampingan.Dengan produksi buah

kelapa di Indonesia rata-rata 15,5 milyar butir/tahun,Kemudian bahan ikutan yang

dapat diperoleh 3,75 ton air,0,75 ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut dan

3,3 juta ton debu sabut sebagai hasil samping.Kelayakan usaha pengolahan hasil
28

samping buah kelapa sangat menjanjikan bila direncanakan dan dikelola dengan

baik.

Bahkan produk hasil olahan kelapa yang baik digunakan untuk

kepentingan ekspor. Produk-produk tradisional yang di ekspor diantaranya kopra

(daging kelapa yang dikeringkan), Minyak kelapa (VCO),Kelapa awetan,Tepung

kopra, Karbon aktif dan arang tempurung kelapa.Kemudian adapun produk-

produk yang diperuntukan bagi pasaran lokal antara lain adalah kopra, VCO

(Virgin Coconut Oil), Tuak kelapa,Kelapa kupas utuh, Kayu kelapa, Arang batok

kelapa, Sabut kelapa, Sapu, Ukiran kelapa dan kerajinan lainnya.Sedangkan

produk makanan berbasis kelapa seperti selai kelapa, Nata De Coco,dan Jus

kelapa yang apabila semuanya itu dipasarkan akan mempunyai nilai tambah dan

harga jual yang tinggi.Kemudian sangat menjanjikan sekali apabila di usahakan

secara besar-besaran untuk aspek kedepannya.


29

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan

merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan

hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan

serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir.

2. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal

dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai.

3. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil

dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa

banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah.

4. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan

menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa

kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan

sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ).

5. Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai

daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan.

Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka

penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016. Klasifikasi Dan Morfologi Kelapa. http://pakaretani.blogspot.co.id


/2016/04/klasifikasi-dan-morfologi-kelapa.html. Diakses pada tanggal 12
April 2017.

Riki, 2016. Makalah Budidaya Kelapa Genjah. http://kumpulan-kumpulan-makala


h.blogspot.co.id/2016/03/makalah-budidaya-kelapa-genjah.html. Diakses
pada tanggal 12 April 2017.

Sucandra, A, 2014. Tugas Makalah Kelapa. https://id.scribd.com/doc/232809374/


Tugas-Makalah-Kelapa-Adi-Sucandra-0906114635.html. Diakses pada
tanggal 12 April 2017
31

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................... 1

Rumusan masalah .............................................................................. 3

Tujuan masalah .................................................................................. 3

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA ....................................................... 4

Sejarah Kelapa ................................................................................... 4

Botani Tanaman ................................................................................. 6

Cara Pengambilan Benih Contoh ...................................................... 6

Cara Pengujian Mutu Benih .............................................................. 7

Prosedur Untuk Melakukan Pengujian Mutu Genetik ....................... 7

Jenis atau Varietas Kelapa ................................................................. 8

Syarat Tumbuh................................................................................... 8

Penyiapan Lahan ................................................................................ 8

Pengolahan Lahan ..................................................................... 10

Persemaian dan Pembibitan ............................................................... 13

Persemaiaan ...................................................................................... 15

Pembibitan ......................................................................................... 16

Pemupukan Pada Pembibitan ............................................................ 17

Penanaman ........................................................................................ 18

Pemupukan ........................................................................................ 20
32

Penebangan Kelapa Tua ..................................................................... 23

Pengendalian Hama dan Penyakit ..................................................... 24

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman ........................................... 26

Paska Panen ........................................................................................ 26

Pemasaran ......................................................................................... 27

KESIMPULAN .......................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30


33

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpaha

n rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesai kan makalah dengan

baik pada praktikum BDT kakao,kelapa dan tebu

Dalam penyusunan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan berupa do’a, dukungan

moral maupun materi yang telah diberikan kepada penulis

2. Ibu Sri Utami S.P M.P, selaku dosen penanggung jawab dalam Pratikum

BDT kakao, kelapa, dan tebu

3. Abangda Muhammad Fikri sebagai asisten Pratikum BDT kakao, kelapa, dan

tebu

4. Abangda Yudha Pratama sebagai asisten Pratikum BDT kakao, kelapa, dan

tebu.

5. Abangda Rio Ananda sebagai asisten Pratikum BDT BDT kakao, kelapa, dan

tebu.

6. Abangda Mas Ahmad Rifai Nasution sebagai asisten Pratikum BDT BDT

kakao, kelapa, dan tebu.

7. Teman- teman yang telah memberikan dukungan dukungan sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ini.

Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
34

Medan, Maret 2018

Penulis,
35

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA (Cocos nusifera L.)

MAKALAH

Oleh:

M. GUNAWAN RIVALDI LUBIS


1504290142
AGROTEKNOLOGI 3

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Anda mungkin juga menyukai