Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KERJA

METODOLOGI PENELITIAN
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
(FA031)

Dosen Pendamping Praktikum:


apt. Nurul Kusumawardani, M.Farm.

Nama Mahasiswa:
Titin Suhartini (180500158)

Golongan Praktikum:
Golongan 3
PROPOSAL SKRIPSI
Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas Pajangan Bantul

Disusun Guna Memenuhi sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana di


Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata

Oleh:

Titin Suhartini
180500158

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
2020

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 3


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu yangbertujuan untuk


mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan(1). Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi
paradigm baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
(pharmaceutical care)(2). Pelayanan kefarmasian di puskesmas harus mendukung
tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama yang terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat(3).
Pengukuran tingkat kepuasan pasien penting dilakukan sebagai
konsekuensi peningkatan mutu layanan kesehatan. Melalui penelitian tingkat
kepuasan pasien dapat diketahui sejauh mana mutu pelayanan kesehatan yang
telah diselenggarakan apakah sudah memenuhi atau sebaliknya. Pengumpulan
data kepuasan pasien dapat dilakukan dengan Kuesioner penelitian kepuasan
dengan tipe pertanyaan close ended question (4).
Kepuasan pelanggan dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan dapat
diukur berdasarkan 5 dimensi yaitu kehandalan (Reliability), ketanggapan
(Responsiveness), jaminan (Assurance), emphati (Emphaty), dan penampilan
(Tangible)(5).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan


kefarmasian di puskesmas pajangan bantul?

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 4


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan
kefarmasian di puskesmas pajangan bantul

2. Tujuan Khusus
Mengukur tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan
kefarmasian meliputi variable kehandalan (Reliability), ketanggapan
(Responsivenes), keyakinan (Assurance), empati (Emphaty), dan penampilan
(Tangible) dari pelayanan kefarmasian puskesmas pajangan bantul

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 5


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk Masyarakat

Sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya

2. Manfaat untuk Institusi

Sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam upaya memperbaiki dan


meningkatkan kualitas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Pajangan Bantul

3. Manfaat untuk Peneliti

sebagai sarana mengaplikasikan ilmu dalam bidang Pelayanan Kefarmasian


di Puskesmas Pajangan Bantul yang di peroleh selama perkuliahan di Jurusan
Farmasi Universitas Alma Ata Yogyakarta

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 3


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
4. Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Hasil Perbedaan


(Tahun)
1 Elly Megasari, TINGKATKEPUASA Deskriptif Persentase rata-rata tingkat kepuasan Lokasi penelitian
Victoria N PASIEN RAWAT pasien rawat jalan di Puskesmas
(2018) JALAN TERHADAP Ngronggo Kota Kediri secara
PELAYANAN keseluruhan sebesar 82% dengan
KEFARMASIAN DI klasifikasi kepuasan adalah sangat
PUSKESMAS puas.
NGRONGGO KOTA
KEDIRI
2 Nurul Chusna, TINGKAT Deskriptif Berdasarkan hasil penelitian tingkat Lokasi penelitian
Titra Fetriana, KEPUASAN PASIEN kepuasan pasien terhadap pelayanan
& Rabiatul TERHADAP kefarmasian di Puskesmas Pahandut
Adawiyah PELAYANAN Kota Palangka Raya didapatkan jumlah
Department KEFARMASIAN DI data skor rata-rata sebesar 204,8 yang
(2018) PUSKESMAS terletak pada daerah “sangat puas”.
PAHANDUT KOTA
PALANGKA RAYA
3 Hendra TINGKAT Deskriptif Berdasarkan hasil penelitian yang Lokasi penelitian

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 3


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Stevani, Ayu KEPUASAN PASIEN diperoleh dapat disimpulkan bahwa
Nabila Putri, TERHADAP tingkat kepuasan pasien terhadap
dan PELAYANAN pelayanan kefarmasian di Puskesmas
Syarifuddin KEFARMASIAN DI Doi-Doi Kecamatan Pujananting
Side PUSKESMAS DOI- Kabupaten Barru termasuk dalam
(2018) DOI KECAMATAN kategori puas dengan presentase
PUJANANTING jawaban responden sebesar 69,93%
KABUPATEN
BARRU

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 4


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustska

A.1 Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul


sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah
pasien membandingkan dengan apa yang dirasakan. Pasien akan merasa
puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh sama atau melebihi
harapan (6).
Terdapat lima dimensi yang memiliki persepsi konsumen terhadap
kualitas pelayanan jasa, yaitu :
1. Keandalan (reliability) adalah dimensi yang mengukur keandalan
suatu pelayanan jasa kepada konsumen. Keandalan didefinisikan
sebagai kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
2. Ketanggapan (responsiveness) adalah kemampuan untuk membantu
konsumen dan memberikan pelayanan dengan cepat kepada konsumen.
Dimensi ketanggapan merupakan dimensi yang bersifat paling
dinamis. Hal ini dipengaruhi oleh factor perkembangan teknologi.
Salah satu contoh aspek ketanggapan dalam pelayanan adalah
kecepatan.
3. Jaminan (assurance) adalah dimensi kualitas pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
dan keyakinan kepada konsumen. Dimensi jaminan meliputi
kemampuan tenaga kerja atas pengetahuan terhadap produk meliputi
kemampuan karyawan dan kesopanan dalam memberi pelayanan,
ketrampilan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan
jasa yang ditawarkan dan kemampuan di dalam menanamkan
kepercayaan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan.

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 3


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
4. Empati (emphaty) adalah kesediaan untuk peduli dan memberikan
perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada konsumen (pengguna
jasa). Dimensi empati adalah dimensi yang memberikan peluang besar
untuk menciptakan pelayanan yang “surprise” yaitu sesuatu yang tidak
diharapkanpengguna jasa tetapi ternyata diberikan oleh penyedia jasa.
5. Berwujud (tangible) didefinisikan sebagai penampilan fasilitas
peralatan dan petugas yang memberikan pelayanan jasa karena suatu
service jasa tidak dapat dilihat, dicium, diraba atau didengar maka
aspek berwujud menjadi sangat penting sebagai ukuran terhadap
pelayanan jasa. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemberian
pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas perlu melakukan
pengukuran tingkat kepuasan pasien (pelanggan)(6).

A.2 Pelayanan Kefarmasian


Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian; menjamin kepastian
hukum bagi tenaga kefarmasian; dan melindungi pasien dan masyarakat
dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan
pasien (patient safety). Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
dibagi menjadi dua yaitu, pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai (BMHP) serta pelayanan farmasi klinik (7).

A.2.1 Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai


Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai
dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 4


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional,
meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian,
mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan(7).
A.2.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan
jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang mendekati kebutuhan
2. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional
3. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat(7).
A.2.3 permintaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah
setempat.
A.2.4 Penerimaan
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau
hasil pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan
permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan
Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu(7).

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 5


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
A.2.5 Penyimpanan
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan
Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu
Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan(7).
A.2.6 Pendistribusian
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur
untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang
tepat(7).
A.2.7 Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan
dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan(7).
A.2.8 Pengendalian
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran
yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan
dasar(7).
A.2.9 Administrasi

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 6


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap
seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan
digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya(7).
A.2.10 Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan
untuk:
1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan
2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan(7).

A.3 Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin
efektivitas, keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan
kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 7


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka
meningkatkan penggunaan Obat secara rasional(7).

B. Kerangka Teori

i
n
s
a
u
d
m
p
e
k :
a
l
n
y
e
p
l
a
ti
s
o
e
k
u
b
.
fi
i
g
1
)
e
b
g
n
a
t
(
p
n
y
a
d
.
2
t
g
n
p
n
a
n
e
i
o
p
e
r
(
)
s
d
a
n
r
f
n
v i
s
a
m
f
e
k
m
r
a
l
a
d
(
n
e
r
k
.
h
b
3
m
j
.
(
n
a
4
i
u
s
a
i
s
n
)
y
t
l
s
i
d
e
m
)
e
c
n
a
r
i
e
k
s
u
p
d
a
e
.
(
ti
t
i
b
k
p
5
m
y
h
s a
m
s
i
)

C. Kerangka Konsep

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 8


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
r
y
e
v
u
s
e
k
g
n
p
a
o
l
s
y a
f
i
s
m
r
n
e
d
p
r
n
e
f
a
d
i
B
s
m a
t
w
h
n
j
l
a
u
p
e
k
e
k
u
m
M
a
h
d
p
s
i
b
n
a
s
a
l
u
t
b
n
i
k

i
s
a
p
n
e

D. Hipotesis
1. Bukti Fisik (tangible), yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang
dapat langsung dirasakan oleh pasien.
2. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan petugas
memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat.
3. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan kepada pasien dengan tepat.
4. Jaminan (assurance), yaitu kemampuan petugas untuk menanamkan
kepercayaan dan keyakinan selama pelayanan kepada pasien.
5. Empati (empaty), yaitu kemampuan dalam memberikan perhatian yang
bersifat pribadi kepada pasien.

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 9


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

1. Dianita PS, Kusuma TM, Septianingrum NMAN. Evaluasi Penerapan


Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang
Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016. Univ Res Colloq [Internet].
2017;(74):125–34. Available from:
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1631
2. Ratulangi USAM. PHARMACON – PROGRAM STUDI FARMASI,
FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI, Volume 8 Nomor 3
Agustus 2019. 2019;8:671–8.
3. Stevani H, Putri AN, Side S. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas Doi-Doi Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru. Media Farm. 2018;14(1):1.
4. Siringoringo V, Lukas S, Marzini S. Tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan kefarmasian di Puskesmas Cempaka Putih, Jakarta Pusat tahun
2016. Soc Clin Pharm Indones. 2016;1(2):68–76.
5. Oktaviani.J. TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN
TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
NGRONGGO KOTA KEDIRI Elly. Sereal Untuk. 2018;51(1):51.
6. Handayani S. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di
Puskesmas Baturetno. Profesi (Profesional Islam Media Publ Penelit.
2016;14(1):42.
7. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas. 2016;50(50).

Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 3


Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Lembar Kerja Praktikum Metodologi Penelitian 3
Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai