Anda di halaman 1dari 3

ANGINA PEKTORIS

Patofisiologi Angina Pektoris


Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke
sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (aterosklerosis koroner).  Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis,
namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering
ditemukan.  Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga
meningkat.  Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner
berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila
arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi
iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar oksigen memaksa
miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang
anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak
efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan
siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar.
Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga
mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.

Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis
menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang
terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya
berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal;
bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.

Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika.


Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami
iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya
fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup
(jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).
Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium.
Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas.
Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu
zat kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi
miokardium yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebagai suatu tekanan
substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien
tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena
maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan
miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam
beberapa menit dengan istirahat atau nitrogliserin.

Bagan

Angina Pektoris

Penyempitan Lumen Arteri

Koroner ( kekakuan arteri )

Suplai oksigen berkurang

Kesel-sel miokardium

Iskemik

Angina digolongkan dalam satu dari dua tipe:

1) stable angina (angina yang stabil) atau

2) unstable angina (angina yang tidak stabil).


Stable angina

Stable angina adalah tipe yang paling umum dari angina, dan adalah apa yang
dimaksudkan oleh kebanyakan orang-orang ketika mereka merujuk pada angina.
Orang-orang dengan stable angina mempunyai gejala-gejala angina pada basis yang
reguler dan gejala-gejalanya sedikit banyaknya dapat diprediksi (contohnya, menaiki
tangga-tangga menyebabkan nyeri dada). Untuk kebanyakan pasien-pasien, gejala-
gejalanya terjadi selama pengerahan tenaga dan umumnya berlangsung kurang dari
lima menit. Mereka dibebaskan dengan istirahat atau obat, seperti nitroglycerin di
bawah lidah sedangkan

Unstable angin
Unstable angina adalah kurang umum dan lebih serius. Gejala-gejala lebih parah dan kurang
dapat diprediksi daripada pola-pola dari stable angina. Lebih dari itu, nyeri-nyerinya lebih
sering, berlangsung lebih lama, terjadi waktu istirahat, dan tidak dibebaskan dengan
nitroglycerin di bawah lidah (atau pasien perlu untuk menggunakan lebih banyak
nitroglycerin daripada biasanya). Unstable angina tidaklah sama seperti serangan jantung,
namun ia memerlukan kunjungan segera pada dokter anda atau departemen darurat rumah
sakit karena pengujian jantung lebih jauh sangat diperlukan. Unstable angina seringkali
adalah pendahuluan pada serangan jantung.

Diagnosa Angina Pectoris Dokter biasanya dapat mendiagnosis angina berdasarkan gejala
pasien dan faktor-faktor pencetus. Namun, pengujian diagnostik lainnya sering diperlukan
untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan angina, atau untuk menentukan tingkat keparahan
dari penyakit jantung yang mendasari.

Bersumber dari: Angina Pektoris | Mediskus.com

Anda mungkin juga menyukai