Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KORELASI SPEARMAN SNI ISO STANDAR SISTEM MANAJEMEN KUALITAS

TERHADAP HAK KEKAYAAN INDUSTRIAL DI INDONESIA


Knight Pitipaldi1, Arfan Bakhtiar2, Hery Suliantoro3
Departemen Teknik Industri, Universitas Diponegoro
Jalan professor Soedarto SH., Tembalang, Semarang
Telp. 0822169024621
E-mail: knightpp05@gmail.com1

Abstrak

Knight Pitipaldi, Analisis Korelasi Spearman SNI ISO Standar Sistem Manajemen Kualitas Terhadap Hak Kekayaan
Industrial di Indonesia. Penelitian yang dilakukan untuk melihat nilai koefisien korelasi dari standar sistem manajemen
kualitas: SNI ISO 9001 QMS, SNI ISO 14001 EMS, SNI ISO 22000 FSMS, SNI ISO 13485 MD-QMS, SNI ISO
27001 ISMS, SNI ISO 16949 A-QMS dengan hak kekayaan industrial: paten, paten sederhana, desain industry dan
merek di Indonesia. Pengujian yang dilakukan adalah melihat hubungan data jumlah sertifikat standar sistem
manajemen kualitas terhadap hak kekayaan industrial di Indonesia selama 7 tahun yang dimulai dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2015. Metode korelasi spearman dilakukan untuk melakukan pengamatan nilai koefisien korelasi
terhadap perkembangan data sertifikat yang dimiliki di Indonesia. Setelah dilakukan pengujian korelasi spearman
dapat di indentifikasi beberapa standar sistem manajemen kualitas memiliki nilai signifikansi yang sudah masuk
kedalam batas toleransi maupun sudah keluar dari batas toleransi terhadap hak kekayaan industrial. Merujuk kepada
hasil penelitian ini, beberapa standar sistem manjajemen kualitas dapat berkontribusi mengembangkan inovasi disuatu
negara, khususnya Indonesia.
Kata Kunci : Hak Kekayaan Industrial, Inovasi, Standar Sistem Manajemen Kualitas

Abstrack

Knight Pitipaldi, Spearman Correlation’s Analysis SNI ISO Quality Management System Standards on Industrial
Property Rights in Indonesia. Resarch conducted are aims to look at the value of a correlation coefficient than the
quality management system standards: SNI ISO 9001 QMS, SNI ISO 14001 EMS, SNI ISO 22000 FSMS, SNI ISO
13485 MD-QMS, SNI ISO 27001 ISMS and SNI ISO 16949 A-QMS on industrial property rights: patent, petty patent,
industrial design and brand in Indonesia. Test carried out is look the number relationship data of certificates quality
management system standards on industrial property rights in Indonesia for 7 years that began in 2009 up to 20015.
The correlation spearman is done to observe correlation coefficient value on development of certificate data owned
in Indonesia. After testing spearman correlation can be identified some quality management system standards have
value significance inside tolerance limits and already out of tolerance limits to industrial property rights. Reffering
to the results of this study of this study quality management system standards can contribute to develop innovation in
a country, especially Indonesia.
Keywords : Industrial Property Rights, Innovation, Quality Management System Standards

1. Pendahuluan macam permintaan yang berujung pada quality


Mengembangkan dan menghasilkan produk dan management system (ISO 9001 QMS). Namun apabila
jasa yang baru harus dilandaskan pada kepada sistem dijabarkan secara terperinci, konsumen akan
manajemen kualitas dalam menetapkan tingkat inovasi menjabarkan kriteria kriteria kualitas yang mereka
itu sendiri (Magd, Kadasah dan Curry, 2003). inginkan, sebagai contoh food safety management
Keterkaitan hubungan tersebut dibutuhkan untuk system (ISO 22000 FSMS), environment management
mengikuti perkembangan dan kompetensi pasar yang system (ISO 14001 EMS), medical device quality
mempertimbangkan kriteria kriteria kualitas. Juran management system (ISO 13485 MD-QMS) dan lain
sebagai salah satu guru kualitas menyatakan bahwa sebagainya (Basaran, 2016).
kriteria kualitas dapat diartikan sebagai kesesuaian
antara harapan yang di inginkan oleh pasar terhadap Hak kekayaan industry termasuk merek, paten,
spesifikasi yang dihasilkan oleh produsen. Permintaan desain industry dan hak cipta digunakan sebagai hak
pasar yang semakin meningkat menimbulkan berbagai yang diberikan oleh negara kepada seorang yang
secara sendiri atau beberapa orang yang secara hubungan linier antara pengaplikasian proteksi hak
bersama sama sebagai pelaku HKI yang tidak lain kekayaan intelektual dengan pengembangan suatu
dimaksudkan sebagai penghargaan untuk hasil negara. Pada saat hak kekayaan intelektual menurun
karyanya atas produk atau jasa yang baru dihasilkan maka kekuatan pasar juga akan menurun dan
(Dirjen HKI, 2016). Sedangkan keinovatifan itu hubungan linier ini terlihat pada saat pengembangan
sendiri dapat diartikan sebagai kecenderungan seorang suatu negara meningkat, maka proteksi pada hak
untuk belajar sesuatu yang baru. Oleh karena itu kekayaan intelektual juga akan meningkat.
keinovatifan digunakan sebagai parameter untuk
mengukur kemampuan dalam mengembangkan suatu Dalam melakukan inovasi berarti
produk baru (Rogerson, 1999). mengembangkan dan menghasilkan produk dan jasa
yang baru harus dilandaskan kepada sistem
Dikutip dari buku Pengatar Standardisasi edisi manajemen kualitas dalam menetapkan tingkat inovasi
kedua (2014) pada saat suatu perusahaan melakukan itu sendiri. Beberapa penelitian banyak menyimpulkan
keinovatifan dengan menghasilkan suatu karya dengan filosofi sistem manajemen kualitas yang paling
ide baru dengan mematenkan hak kekayaan industry, popular didasarkan pada ISO 9000 dan TQM, akan
diperlukan suatu penilaian kesesuaian. Dimana tetapi TQM bersifat statis sedangkan sertifikasi ISO
penilaian kesesuaian sudah dijadikan landasan bagi 9000 akan selalu berkembang. ISO 9000 terfokus
masyarakat luas sebagai alat untuk memberikan kepada sistem Quality Control (QC) secara
jaminan untuk menegaskan kualitas, karakteristik, menyeluruh mulai dari proses desain produk sampai
kinerja atau harapan lain sesuai dengan standar. Pada proses desain dan sampai akhirnya pada proses
saat mengitegrasikan hak kekayaan industry dan pelayanan setelah melakukan penjualan atau garansi.
penilaian kesesuaian dari produk dan jasa yang baru Oleh karena itu ISO 9000 sebagai standar
dihasilkan memicu standar yang digunakan dalam internasional yang berlandaskan sistem manajemen
proses trasaksi. Dengan begitu, setiap inovasi yang kualitas dijadikan subjek utama dalam pengembangan
dikembangkan disuatu perusahaan akan diterima baik banyak negara (Magd, Kadasah dan Curry, 2003).
oleh masyarakat luas sebagai pihak yang bertransaksi.
Pihak yang bertansaksi memerlukan bukti bukti Sangat menarik bila tidak hanya suatu
objektif yang relevan untuk menunjukan bahwa perusahaan yang melakukan pengembangan inovasi
persyaratan yang ditetapkan dalam standar tersebut tapi suatu negara juga melakukan pergerakan inovasi
dipenuhi oleh produk, proses atau jasa yang tersebut. Sebagai contoh Indonesia sebagai negara
ditransaksikan. berkembang mengalami peningkatan dan kemunduran
peringkat tingkat inovasi dari 3 tahun sebelumnya.
Inovasi dianggap sebagai prinsip penggerak Dari survey yang dilakukan oleh Global Innovation
pertumbuhan dan pengantar inovasi untuk Index Indonesia mengalami peningkatan peringkat
mendapatkan keuntungan dan memungkinkan dari nomor 87 pada tahun 2014 dan menurun pada
menjadi alat proteksi hak kekayaan intelektual yang tahun 2015 ke peringkat 97, sedangkan untuk tahun
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi untuk jangka 2016 Indonesia mengalami peningkatan peringkat dan
panjang. Beberapa pembahasan mengenai langkah berhasil menduduki peringkat 88 diantara negara lain
langkah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dunia. Untuk sertifikasi ISO yang telah dihasilkan
didasarkan pada ide untuk melakukan inovasi yang oleh negara Indonesia selalu berada dibawah negara
membawa keuntungan dengan memperkenalkan ASEAN lainya dalam hal jumlah sertifikat yang
produk baru (Gould dan Gruben, 1996). Perusahaan dihasilkan. Jika dilihat data jumlah sertifikat sistem
yang menghasilkan suatu produk baru memiliki manajemen kualitas yang dihasilkan oleh seluruh
kecenderungan untuk melakukan pengembangan negara ASEAN Indonesia hanya menghasilkan
teknologi yang dimiliki namun beberapa perusahaan 16,02% atau 57963 sertifikat ISO sistem manajemen
cenderung untuk membeli teknologi dari luar negri kualitas dari total sertifikasi ISO 9001 QMS, ISO
yang mengindikasikan lemahnya tingkat proteksi hak 22000 FSMS, ISO 14001 EMS, ISO 13485 MD-QMS,
kekayaan intelektual (Braga dan Willmore, 1991). ISO 27001 ISMS dan ISO 16494 A-QMS dari seluruh
Walaupaun peran hak kekayaan intelektual pada negara ASEAN lainya.prosentase ini lebih rendah jika
pertumbuhan ekonomi disuatu negara tidak telalu jelas kita bandingkan dengan negara ASEAN lainya seperti
secara teori dan empiris, penelitian yang dilakukan negara Thailand menghasilkan 26,95% atau 97460
Gould dan Gruben (1996) memungkinkan bahwa sertifikat, berbeda tipis dengan Malaysia yang
semakin kuatnya hak kekayaan intelektual maka menghasilkan 26,18% atau sebanyak 94582 sertifikat.
semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi disuatu Sedangkan Indonesia mengungguli Singapura
negara. Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Viernam dan Filipina yakni 13,81% atau 49917
Chen dan Puttitanun (2005) mengungkapkan adanya sertifikat, 11,64% atau 42078 sertifikat dan 4,8% atau
17578 sertifikat secara berurutan. Ini membuktikan 2. Studi Literatur
bahwa diantara negara ASEAN lainya Indonesia
hanya bertempatan diperingkat ke 3 dengan negara 2.1 Standar Sistem Manajemen Kualitas
yang menghasilkan sertifikat sistem manajemen Dalam handbook yang diterbitkan oleh ISO
kualitas dibawah negara Thailand dan Malaysia. pada tahun 2015 yang berjudul ISO 9001:2015
menyebukan bahwa ISO 9001 adalah suatu standar
Dari beberapa literature penelitian yang sudah yang mengatur persyaratan dalam sistem manajemen
dilakukan, menunjukan adanya indikasi bahwa kualitas. Sedangkan sistem manajemen kualitas
penerapan standar internasional sistem manajemen sendiri adalah suatu keputusan yang sangat strategis
kualitas dengan hak kekayaan intelektual dapat bagi suatu organisasi yang dapat membantu organisasi
mengembangkan suatu negara (Gould dan Gruben, untuk meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan
1996; Chen dan Puttitanun, 2005). Konsistensi dan dan menyediakan dasar yang kuat untuk melakukan
perubahan yang sistematik dapat berimbas kepada pengembangan secara terus menerus.
perusahaan yang berkompeten dan memiliki hubungan
dengan perkembangan yang lebih konsisten, 2.2 Hak Kekayaan Industrial
manajemen proses, orientasi kostumer, manajemen Berdasarkan Buku Panduan Kekayaan
pengembangan manusia dan seluruh tingkat Inteltual 2016 yang diterbitkan oleh Direktorat
manajemen untuk berdedikasi agar ikut serta terlibat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian
dalam keseluruhan manajemen kualitas dan proses Hukum dan HAM R.I, mengungkapkan bahwa bidang
inovasi (Atuanhene-Gima, 1996). Namun pada Kekayaan Intelektual (KI) dibagi menjadi dua bagian
penelitian yang dilakukan Terziovski dan Guerero secara garis besar yaitu hak cipta dan hak kekayaan
(2014) mengungkapkan bahwa sertifikasi ISO 9000 industrial. Hak Kekayaan industrial kemudian dapat
berdampak negative pada inovasi produk dikarenakan dibagi menjadi paten, desain industry, merek, indikasi
ISO 9000 harus memerhatikan secara detail hukum geografis, desaintata letak sirkuit terpadu dan rahasia
hukum yang tertera pada sertifikat ISO 9000. Dengan dagang. Sementara itu hak kekayaan industry
kata lain, ketika perusahaan memperhatikan detail ISO digunakan sebagai hak yang diberikan oleh negara
9000 dan meningkatkan ketaatan pada peraturan pada kepada seorang yang secara sendiri atau beberapa
ISO 9000 maka akan berdampak negative terhadap orang yang secara bersama sama sebagai pelaku HKI
inovasi. Sedangkan pada kasus lainya, sistem yang tidak lain dimaksudkan sebagai penghargaan
manajemen kualitas diterima secara luas sebagai untuk hasil karyanya atas produk atau jasa yang baru
model manajemen yang memberikan keunggulan dihasilkan.
dalam berkompetisi, jika berhasil di implementasikan.
Pada saat kondisi pasar berganti, kualitas menjadi 2.3 Metode Korelasi rank Spearman (rs)
salah satu yang memenuhi syarat, flexibility, Korelasi rangking spearman adalah alat uji
responsiveness dan terutama inovasi mengambil alih statistic yang digunakan untuk menguji dugaan
kriteria dalam memenangkan komptisi pasar (Prajogo tentang adanya hubungan antara variabel apabila
dan Sohal, 2001). datanya berskala ordinal (rangking). Metode korelasi
rangking spearman adalah metode yang digunakan
Dengan adanya permasalahan seperti yang sudah untuk skala ordinal atau rangking dan bebas distribusi
dibahas sebelmnya, penelitian ini mengkaji hubungan (nonparametric) Nilai korelasi rangking spearman
antara perkembangan sertifikat standar sistem berada diantara -1 sampai dengan 1. Apabila nilai
manajemen kualitas dengan perkembangan sertifikat korelasi yang didapatkan adalah = 0 berati hubungan
hak kekayaan industrial. Untuk melihat hubungan antara variabel Y dan X yang dibangun tidak memiliki
antara perkembangan sertifikat standar sistem korelasi. Jika r bernilai positif, maka untuk variabel Y
manajemen kualitas dengan perkembangan sertifikat bernilai naik maka variabel X akan bernilai naik pula.
hak kekayaan industrial dilakukan uji korelasi Sebaliknya, apabila r bernilai negative, maka jika
spearman dengan menggunakan data banyaknya variabel Y bernilai naik maka variabel Y akan bernilai
sertifikat dari masing masing standar sistem turun. Rumus sederhana yang digunakan untuk
manajemen kualitas yaitu SNI ISO 9001 QMS, SNI melakukan pengukuran rangking spearman adalah
ISO 14001 EMS, SNI ISO 22000 FSMS, SNI ISO sebagai berikut:
13485 MD-QMD, SNI ISO 27001 ISMS dan SNI ISO
6 ∑𝑛 2
𝑖=1 𝑑𝑖
16949 A-QMS dan masing masing hak kekayaan 𝑟𝑠 = 1 − …………………………………(1)
𝑛(𝑛2 −1)
industrial yakni paten, paten sederhana, desain
industry dan merek selama 7 tahun dimulai dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2015.
Tabel 1. Tingkat Hubungan Antar Variabel 2. Mengindentifikasi koefisien korelasi antara
Arti R Interval R standar sistem manajemen kualitas secara
keseluruhan dengan paten, paten sederhana,
Negatif Sempurna -1
desain industry dan merek.
Negatif kuat -1 < r < - 0.9 3. Mengidentifikasi koefisien korelasi antara
Negatif moderat -0.9 < r < - 0.5 standar sistem manajemen kualitas dengan
Negatif lemah -0.5 < r < 0 hak kekayaan industrial secara keseluruhan.
Tidak berkorelasi 0 3.2. Variabel dan Indikator Penelitian
Positif lemah 0 < r < 0,5 Berdasarkan penelitian yang sebelumnya
Positif moderat 0,5 < r < 0,9 sudah dilaksanakan oleh beberapa penulis, variabel
Positif kuat 0,9 < r < 1 dan indikator untuk dapat menilai standar sistem
Positif sempurna 1 manajemen kualitas yang dapat digunakan dapat
Tabel 1. Tingkat Hubungan Antar Variabel dibagi menjadi 2 yaitu hak kekayaan industrial untuk
adalah tabel yang menunjukan definisi dari nilai variabel X dan standar sistem manajemen kualitas
tingkat hubungan antar variabel (Sudarno, 2017). untuk variabel Y. Kedua variabel tersebut dapat dilihat
sebagai berikut:
3 Metode Penelitian
Metode penelitian digunakan sebagai acuan 1. Hak Kekayaan Industrial
dalam melakukan penelitian. Metode penelitian terdiri Untuk variabel hak kekayaan industrial
dari tujuan penelitian, penentuan variabel dan dibagi menjadi beberapa subvariabel.
indikator penelitian dan hipotesis penelitian. Subvariabel yang digunakan adalah macam
macam hak kekayaan industrial yang dinilai
3.1. Penentuan Tujuan penelitian mengintrepetasikan inovasi. Tabel 2 Variabel
Menurut hasil survey Global innovation X memperlihatkan variabel yang digunakan
Index, tingkat inovasi di Indonesia sangatlah rendah. untuk hak kekayaan industrial.
Survey tersebut memperlihatkan bahwa tingkat
inovasi Indonesia berada diperingkat ke 88 diantara Tabel 2 Variabel X
negara negara lain diseluruh dunia pada tahun 2016. Sub
Rendahnya tingkat inovasi ini dapat dilihat Varabel variabel Indikator
berdasarkan kecilnya jumlah sertifikat standar sistem Proteksi pengembangan
manajemen kualitas dan hak kekayaan industrial yang bidang teknologi, produk
dihasilkan oleh Indonesia. atau proses atau
Paten
penyempurnaan dan
Standar sistem manajemen kualitas adalah pengembangan produk atau
salah satu alat yang digunakan sebagai landasan untuk proses
mengembangkan dan menghasilkan produk dan jasa
Proteksi pemilik invensi yang
yang merupakan suatu bentuk inovasi. Salah satu tolak
Paten memiliki spesifikasi lebih
ukur untuk melihat tingkat inovasi dari suatu negara
sederhana sederhana dari invensi pada
adalah hak kekayaan industrial. Akan tetapi untuk saat Hak
ini tidak ada konsensus yang menyakini adanya perumusan paten
kekayaan
hubungan antara standar sistem manajemen kualitas Proteksi pengembangan nilai
industrial
terhadap hak kekayaan industrial. Untuk itu estetika, ergonomi,
(X) Desain
diperlukanya suatu penelitian yang melihat tingkat kemudahan pembuatan,
Industri
hubungan pengguna standar sistem manajemen efisiensi dan performansi
kualitas di Indonesia untuk mengembangkan inovasi. produk
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka Proteksi tanda gambar,
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai nama, kata kata, huruf huruf,
berikut: angka angka atau susunan
Merek
warna atau unsur unsur yang
1. Mengidentifikasi koefisien korelasi antara
berbeda dalam kegiatan
SNI ISO 9001 QMS, SNI ISO 14001 EMS,
berdagang barang dan jasa
SNI ISO 22000 FSMS, SNI ISO 13485 MD-
QMS, SNI ISO 27001 ISMS dan SNI ISO
16949 A-QMS dengan paten, paten
sederhana, desain industry dan merek.
Tabel 4 Variabel Y 2. Standar Sistem Manajemen Kualitas
Sub Untuk variabel standar sistem manajemen
Variabel Indikator kualitas sendiri terdapat 6 variabel yang telah
variabel
Dasar pengembangan standar disesuaikan dengan penelitian Basaran
sistem manajemen kualitas (2016). Subvariabel tersebut dapat dilihat
Pengembangan sumber daya pada tabel 3 Variabel Y
ISO
dalam manajemen suatu 3.3 Model Konseptual
9001
organisasi Model konseptual adalah suatu diagram yang
Pengembangan kualitas produk menunjukkan korelasi antara suatu konstruk dengan
dan jasa konstruk lainnya berdasarkan hipotesis yang dibuat.
Mengacu pada pengembangan Model konseptual untuk penelitian ini mengacu pada
sistem manajemen kualitas penelitian yang dilakukan oleh Basaran (2016). Model
Pengembangan lingkungan konseptual untuk penelitian ini dibagi menjadi 3
eksternal: gambaran bagian. Ketiga momdel konseptual tersebut bertujuan
ISO untuk meliihat hubungan dari standar sistem
perusahaan, marketing,
14001 manajemen kualitas dengan hak kekayaan industry.
kostumer
Pengembangan lingkungan
internal: performa Model konseptual bagian pertama bertujuan
untuk mengkaji hubungan antara masing masing
pengembangan lingkungan kerja
jumlah sertifikat subvariabel standar sistem
Mengacu pada pengembangan manajemen kualitas yakni SNI ISO 9001 QMS, SNI
sistem manajemen kualitas ISO 14001 EMS, SNI ISO 22000 FSMS, SNI ISO
Pengelolaan keamanan 13485 MD-QMS, SNI ISO 27001 ISMS dan SNI ISO
makanan dengan HACCP 16949 A-QMS dengan masing masing jumlah
ISO
(Hazard Analysis and Cricical sertifikat subvriabel hak kekayaan industrial yakni
22000
Standar Control Points) paten, paten sederhana, desain industry dan merek.
sistem Pengembangan secara terus Model konseptual ini mencoba mengidentifikasi
manajemen menerus berdasarkan spesifikasi apakah setiap standar sistem manajemen kualitas yang
kualitas (Y) standar keamanan makanan diterapkan disuatu perusahaan dapat berdampak pada
Mengacu pada pengembangan pengembangan hak kekayaan industrial. Dengan
sistem manajemen kualitas adanya model konseptual bagian pertama ini maka
penelitian untuk melihat tingkat korelasi antara
Pengelolaan pengamanan aset
ISO standar sistem manajemen kualitas dan hak kekayaan
informasi dari suatu organisasi
27001 industrial dapat dilihat secara efektif dan lebih
Pengembangan pengamanan terperinci.
aset informasi dari suatu
organisasi Model konseptual bagian kedua bertujuan
Mengacu pada pengembangan untuk mengkaji hubungan antara kombinasi seluruh
sistem manajemen kualitas subvariabel sertifikat standar sistem manajemen
Pengelolaan produksi dan dengan masing masing jumlah sertifikat subvariabel
ISO penjualan alat alat medis hak kekayaan industrial yakni paten, paten sederhana,
13485 Meningkatkan kesadaran desain industry dan merek. Setiap perusahaan
kualitas pengerjaan dan dimungkinkan untuk menggunakan satu atau lebih
pengembangan penggunaan alat sertifikat standar sistem manajemen kualitas. Untuk
alat medis itu, model konseptual ini mencoba untuk
Mengacu pada pengembangan menggabungkan subvariabel standar sistem
manajemen kualitas menjadi satu kemudian di
sistem manajemen kualitas
indentifikasi tingkat hubunganya.
ISO Pengelolaan sistem otomotif
16949 manufaktur Model konseptual bagian ketiga bertujuan
Meningkatkan kualitas produksi untuk mengkaji hubungan antara kombinasi seluruh
industri otomotif subvariabel sertifikat standar sistem manajemen
kualitas dengan kombinasi seluruh sertifikat hak
kekayaan industrial. Dengan dibangunya model
konseptual bagian ketiga, penelitian untuk melihat
tingkat hubungan antara standar sistem manajemen 3.5 Pemaparan Data
kualitas dengan hak kekayaan industrial dapat Data yang didapatkan untuk penelitian ini
digunakan lebih efisien karena langsung melihat berupa data SNI ISO standar sistem manajemen
masing masing gabungan subvariabel yang sudah kualitas dan hak kekayaan industrial berselang waktu
didapatkan. selama 7 tahun dimulai tahun 2009 sampai dengan
tahun 2015. Untuk data SNI ISO standar sistem
3.4 Hipotesis Penelitian manajemen kualitas yang telah didapatkan antara lain
Berdasarkan model konseptual yang adalah SNI ISO 9001 QMS, SNI ISO 14001 EMS, SNI
dikembangkan maka didapatkan hipotesis penelitian ISO 22000 FSMS, SNI ISO 13485 MD-QMS, SNI
adalah sebagai berikut: ISO 27001 ISMS dan SNI ISO 16949 A-QMS.
Sedangkan data hak kekayaan industrial yang
H0: tidak ada korelasi antara standar sistem didapatkan antara lain adalah paten, paten sederhana,
manajemen kualitas dengan hak kekayaan industrial desain industry dan merek. Data yang sudah
didapatkan dapat dilihat pada tabel 5. SNI ISO standar
H1: ada korelasi antara standar sistem manajemen sistem manajemen kualitas dan tabel 6. Hak Kekayaan
kualitas dengan hak kekayaan industrial. Industrial
Uji 2 arah dengan daerah penolakan H0: -ρ < -α dan ρ

Gambar 1. Model Konseptual Bagian Pertama

Gambar 2. Model Konseptual Bagian Kedua

Gambar 3. Model Konseptual Bagian Ketiga


Tabel 5. SNI ISO Standar Sistem Manajemen Kualitas
ISO/tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SNI ISO 9001 QMS 5476 6524 3999 5392 7890 7150 8613
SNI ISO 14001 EMS 794 1028 873 1035 1558 1644 2239
SNI ISO 22000 FSMS 184 239 183 222 262 311 413
SNI ISO 13485 MD-QMS 7 7 5 22 53 32 34
SNI ISO 27001 ISMS 13 22 29 35 48 62 65
SNI ISO 16494 A-QMS 156 168 182 201 231 261 301

Tabel 6. Hak Kekayaan Industrial


KI/Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Paten 475 604 675 822 882 949 1148
Paten Sederhana 98 113 126 102 134 145 153
Desain Industri 1580 1651 1780 1914 1988 1755 1687
Merek 16189 19356 22896 27583 27482 26634 26026

4 Pengolahan Data masing masing subvariabel hak kekayaan industrial


Untuk mendapatkan hasil korelasi antara selama 7 periode. Berikut adalah analisis penjabaran
standar sistem manajemen kualitas dengan hak perhitungan korelasi rangking spearman dengan
kekayaan industrial di Indonesia dilakukan uji statistic menggunakan software spss.
korelasi spearman. Uji statistic korelasi spearman
yang dilakukan untuk penelitian ini dapat 5.1.1 SNI ISO 9001 QMS – Hak Kekayaan
menggunakan bantuan software SPSS. Masing masing Industrial
uji statistik dilakukan berdasarkan ketentuan yang Pada tabel 7 Rekapitulasi Korelasi Spearman
didapatkan dari model konseptual yang telah ada. Model Konseptual Bagian Pertama dapat dilihat hasil
Untuk memudahkan mengidentifikasi koefisien perhitungan korelasi spearman untuk SNI ISO 9001
korelasi yang dilakukan, maka dibuat rekapitulasi QMS dengan hak kekayaan industrial. Hasil uji
hasil perhitungan menjadi bentuk tabel sesuai dengan korelasi spearman SNI ISO 9001 dengan hak
ketiga model konseptual yang dibangun. kekayaan industrial yakni paten, paten sederhana,
desain industry dan merek ternyata sama sekali tidak
5 Analisis dan Pembahasan memiliki korelasi. Ketidak adanya korelasi ini
Analisis yang dilakukan melihat nilai rho (ρ) disebabkan oleh nilai signifikansi yang didapatkan
sebagai penentu tingkat hubungan dan nilai selalu berada pada daerah penerimaan H0 yakni < α
signifikansi yang didapatkan dapat diartikan sebagai (0.05). Untuk itu tingkat korelasi yang dinyatakan
keputusan daerah penerimaan H0 atau daerah oleh notasi ρ (rho) dapat diabaikan. Dengan begitu
penerimaan H1. Sedangkan pembahasan yang dapat disimpulkan bahwa SNI ISO 9001 QMS dengan
dilakukan dibagi menjadi dua bagian yakni melihat setiap subvariabel hak kekayaan industrial yakni
penyebab yang memungkinkan hasil korelasi yang paten, paten sederhana, desain industry dan merek
berbeda antara satu sama lain secara statisik dan hasil tidak memiliki korelasi yang signifikan.
wawancara dari pakar ahli dari BSN, KAN dan Dirjen
HKI Kementerian HAM R.I. mengenai penjelasan 5.1.2 SNI ISO 14001 EMS – Hak Kekayaan
hasil yang didapatkan setelah melakukan korelasi Industrial
spearman.
Berbeda dengan SNI ISO 9001 QMS, hasil
5.1 Analisis Model Konseptual Bagian korelasi antara SNI ISO 14001 EMS yang
Pertama dihubungkan dengan paten, paten sederhana, desain
Analisis model konseptual bagian pertama industry dan merek beberapa diantaranya memiliki
dilakukan dengan melakukan pengujian statistic hubungan. Seperti pada korelasi SNI ISO 14001 EMS
dengan melakukan pengujian statistic korelasi yang dihubungkan dengan paten nilai signifikansi
rangking spearman dengan data masing masing yang didapatkan adalah 0 < 0.05 dengan begitu dapat
subvariabel standar sistem manjaemen kualitas dengan dinyatakan bahwa terdapat korelasi antara SNI ISO
14001 EMS dengan paten dan nilai ρ yang didapatkan 5.1.5 SNI ISO 27001 ISMS – Hak Kekayaan
adalah 0.964 menyatakan hubungan antar keduanya Industrial
berada pada tingkat korelasi kuat. Begitu juga dengan Hasil korelasi spearman antara SNI ISO
paten sederhana apabila dihubungkan dengan SNI ISO 27001 ISMS dengan hak kekayaan industrial
14001 EMS nilai signifikansi yang didapatkan adalah menghasilkan kesimpulan bahwa SNI ISO 27001
0.014 sehingga dapat dinyatakan bahwa SNI ISO ISMS dengan paten memiliki tingkat korelasi
14001 EMS dengan paten sederhana memiliki sempurna dengan nilai rho 1. Kesempurnaan tingkat
korelasi, selain itu nilai ρ yang didapatkan adalah korelasi tersebut dikukuhkan dengan nilai signifikansi
0.857 yang berarti bahwa tingkat korelasi memiliki 0 bahkan dengan kritis (α) yang sangat ketat senilai
sifat moderat. Namun untuk desain industry dan merek 0.01. Untuk hubungan SNI ISO 27001 ISMS dengan
bila dihubungkan dengan SNI ISO 14001 EMS kedua paten sederhana memiliki tingkat korelasi moderat
variabel hak kekayaan industrial tersebut tidak yang dinyatakan oleh nilai rho 0.893 dan nilai
memiliki korelasi yang signifikan. signifikansi yang berada pada daerah penerimaan H1
senilai 0.007. Sedangkan untuk desain industry dan
5.1.3 SNI ISO 22000 FSMS – Hak Kekayaan merek jika dihubungkan dengan SNI ISO 27001
Industrial ISMS nilai signifikansi yang didapatkan adalah 0.337
Hasil korelasi yang dilakukan untuk SNI ISO dan 0.119 secara berturut turut. Untuk itu dapat
22000 FSMS dengan subvariabel hak kekayaan disimpulkan bahwa SNI ISO 27001 ISMS dengan
industrial memiliki kesamaan dalam menentukan desain industry dan merek tidak memiliki korelasi dan
keputusan penerimaan ataupun penolakan H0 dan H1. nilai rho dapat diabaikan.
Untuk SNI ISO 22000 FSMS dengan paten dapat
dinyatakan terdapat korelasi, keputusan ini dinyatakan 5.16 SNI ISO 16949 A-QMS – Hak Kekayaan
dalam nilai signifikansi senilai 0.023 yang berada pada Industrial
daerah penerimaan H1 dan begitu juga untuk nilai Dapat dilihat hasil korelasi SNI ISO 16494
signifikansiSNI ISO 22000 FSMS dengan paten A-QMS dengan subvariabel hak kekayaan industrial.
sederhana senilai 0.036 berada pada daerah Dari hasil perhitungan dapat diidentifikasi korelasi
penerimaan H1. Tingkat korelasi rho yang didapat antara SNI ISO 16494 dengan paten berada pada
untuk SNI ISO 22000 FSMS dengan paten dan paten tingkat korelasi sempurna dengan nilai rho 1 dan nilai
sederhana secara berututan senilai 0.821 dan 0.786 signifikansi 0 yang berada pada daerah penerimaan
dimana kedua nilai tersebut dapat diartikan sebagai H1. SNI ISO 16494 A-QMS juga ditunjukan dengan
tingkat korelasi moderat. Sedangkan untuk desain paten sederhana dengan nilai rho 0.893 berada pada
industry dan merek apabila dihubungkan dengan SNI tingkat korelasi moderat dan nilai signifikansi 0.007
ISO 22000 FSMS nilai signifikansinya selalu berada yang berada pada daerah penerimaan H1. Sedangkan
diatas α yang dikehendaki. Sehingga dapat diambil untuk SNI ISO 16494 A-QMS dengan desain industry
keputusan untuk menolak H0 dan menerima H1 oleh dan merek tidak memiliki korelasi sesuai dengan hasil
karena itu nilai rho yang didapatkan dari hasil korelasi spearman dimana nilai signifikansi yang
perhitungan dapat diabaikan. berada pada daerah penerimaan H0.

5.1.4 SNI ISO 13485 MD-QMS – Hak Kekayaan 5.2 Analisis Model Konseptual Bagian Kedua
Industrial Sesuai dengan model konseptual bagian
Dapat dilihat nilai signifikansi hasil korelasi kedua, hasil perhitungan korelasi spearman antara
SNI ISO 13485 MD-QMS dengan paten sebesar standar sistem manajemen kualitas hanya berkorelasi
0.041, paten sederhana sebesar 0.144, desain industry dengan paten saja. Standar sistem manajemen kualitas
sebesar 0.355 dan merek sebesar 0.129. Dari hasil dengan paten memiliki nilai ρ sebesar 0.786 dan nilai
signifikansi yang didapatkan tersebut, maka dapat signifikansi 0.036. Dikarenakan nilai signifikansi
diambil kesimpulan bahwa diantara perhitungan yang didapatkan < 0.05 (α) maka dapat diambil
korelasi spearman yang dilakukan, SNI ISO 13485 keputusan untuk menerima H1 dan menolak H0. Untuk
MD-QMS hanya berkorelasi dengan paten saja, itu standar sistem manajemen kualitas memiliki
sedangkan untuk paten sederhana, desain industry dan korelasi dengan paten dengan tingkat korelasi moderat
merek tidak memiliki korelasi yang siginifikan. Oleh yang dinyatakan dengan nilai ρ 0.786. Hasil
karena itu, tingkat korelasi yang dapat diidentifikasi perhitungan model konseptual bagian kedua dapat
hanya pada hubungan antara variabel SNI ISO 13485 dilihat pada tabel 8.
dengan paten saja dan tingkat korelasinya adalah
moderat dikarenakan nilai rho yang didapatkan senilai
0.775.
Tabel 7. Rekapitulasi Korelasi Spearman Model Konseptual Bagian Pertama
SNI ISO 9001 QMS Kesimpulan
Variabel
r (rho) sig. n=7
Paten 0.679 0.094 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Paten Sederhana 0.714 0.071 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Desain Industri -0.036 0.939 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Merek 0.179 0.702 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
SNI ISO 14001 EMS Kesimpulan
Variabel
r (rho) sig. n=7
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten 0.964 0
Tingkat korelasi kuat
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten Sederhana 0.857 0.014
Tingkat korelasi moderat
Desain Industri 0.321 0.482 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Merek 0.607 0.148 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
SNI ISO 22000 FSMS Kesimpulan
Variabel
r (rho) sig. n=7
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten 0.821 0.023
Tingkat korelasi moderat
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten Sederhana 0.786 0.036
Tingkat korelasi moderat
Desain Industri 0.036 0.939 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Merek 0.357 0.432 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
SNI ISO 13486 MD-QMS Kesimpulan
Variabel
r (rho) sig. n=7
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten 0.775 0.041
Tingkat korelasi moderat
Paten Sederhana 0.613 0.144 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Desain Industri 0.414 0.355 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Merek 0.631 0.129 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
SNI ISO 27001 ISMS Kesimpulan
Variabel
r (rho) sig. n=7
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten 1 0
Tingkat korelasi sempurna
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten Sederhana 0.893 0.007
Tingkat korelasi moderat
Desain Industri 0.429 0.337 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Merek 0.643 0.119 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
SNI ISO 16494 A-QMS Kesimpulan
Variabel
r (rho) sig. n=7
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten 1 0
Tingkat korelasi sempurna
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1 (ada korelasi)
Paten Sederhana 0.893 0.007
Tingkat korelasi moderat
Desain Industri 0.429 0.337 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Merek 0.643 0.119 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0 (tidak ada korelasi)
Namun standar sistem manajemen kualitas 5.3 Analisis Model Konseptual Bagian Ketiga
dengan subvariabel hak kekayaan industrial lainya dapat Perhitungan korelasi spearman untuk model
dinyatakan tidak memiliki korelasi. Pernyataan tidak konseptual bagian ketiga hanya dilakukan untuk 1 kali.
adanya korelasi tersebut dikarenakan nilai signifikansi Hasil korelasi spearman antara standar sistem manajemen
yang didapatkan untuk paten sederhana sebesar 0.052, kualitas dengan hak kekayaan industrial secara
untuk desain industry sebesar 0.143 dan merek sebesar keseluruhan memiliki nilai signifikansi 0.253 yang
0.383. Seluruh nilai signifikansi yang didapatkan tersebut tentunya termasuk kedalam daerah penerimaan H0.
bernilai > 0.05 sehingga dapat diambil keputusan untuk Dengan begitu dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada
menerima H0 dan menolak H1. Maka dari itu nilai ρ yang korelasi antara standar sistem manajemen kualitas dengan
didapatkan dapat diabaikan karena korelasi yang hak kekayaan industrial. Dengan begitu nilai ρ sebesar 0.5
dilakukan tidak signifikan. yang dapat diartikan sebagai tingkat korelasi moderat
dapat diabaikan. Dikarenakan perhitungan korelasi yang
dilakukan tidak signfikan untuk dilakukan.

Tabel 8. Rekapitulasi Korelasi Spearman Model Konseptual Bagian Kedua


Standar Sistem
Kesimpulan
Variabel Manajeman Kualitas
r (rho) sig. n=7
Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1
Paten 0.786 0.036
Tingkat korelasi sempurna
Paten Sederhana 0.75 0.052 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0
Desain Industri 0.143 0.76 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0
Merek 0.393 0.383 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H0

Tabel 9. Rekapitulasi Korelasi Spearman Model Konseptual Bagian Ketiga


Standar Sistem
Kesimpulan
Variabel Manajeman Kualitas
r (rho) sig. n=7
Hak Kekayaan
0.5 0.253 Nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan H1
Industrial

5.4 Pembahasan Muh Nur Ichwan Muslim, ST, Andi Kurniawan, SH dan
Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini Nova Susanti, SH adalah para ahli yang diwawancarai
dibagi menjadi 2 bagian yakni secara statistic dan hasil mengenai hak kekayaan industrial yang merupakan para
wawancara dengan para ahli. Pembahasan secara statisik pekerja dari direktur jenderal hak kekayaan industrial.
yang dilakukan adalah mengindentifikasi mengenai sifat
data yang memungkinkan memiliki dampak terhadap nilai 5.4.1 Pembahasan Secara Statistik
korelasi yang didapatkan berbeda antara satu uji korelasi Pembahasan secara statistic mengenai sifat data
dengan uji korelasi lainya. Sedangkan melalui hasil yang memungkinkan dapat berdampak terhadap nilai
wawancara yang dilakukan dengan pihak para ahli akan korelasi yang didapatkan berbeda antara satu uji dengan
mencoba memvalidasi nilai statistika yang didapatkan. uji lainya dibagi menjadi 3 bagian sesuai dengan model
Wawancara yang dilakukan dengan para ahli dari Badan
konseptual sebagai berikut:
Standardisasi Nasional, Komite Akreditasi Nasional dan
Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Pakar Ahli
1.Model konseptual bagian pertama
yang diwawancarai mengenai hubungan antara standar
sistem manajem kualitas dengan hak kekayaan industrial Hasil yang didapatkan dari perhitungan masing
di Indonesia, penulis mewawancarai Drs. Kukuh S masing subvariabel standar sistem manajemen kualitas
Achmad, Msc berserta semua bagian perpustakaan BSN. yakni SNI ISO 9001 QMS, SNI ISO 22000 FSMS, SNI
Sedangkan Kuswardhanti Ariawatu Rahayu, S.Sos, M.Si, ISO 14001 EMS, SNI ISO 13485 MD-QMS, SNI ISO
27001 ISMS dan SNI ISO 16494 A-QMS tidak memiliki disetiap periodenya. Hanya saja untuk paten sederhana
korelasi dengan desain industry dan merek dagang. pada periode tahun 2012 mengalami satu kali saja
penurunanan dan selebihnya kembali mengalami
Jika dilihat banyaknya data yang dimiliki oleh peningkatan sampai akhir periode. Sifat data deret waktu
subvariabel hak kekayaan industrial yakni, merek selama tersebut terlihat sama dengan SNI ISO 14001 EMS, SNI
7 tahun berdampak hasil perhitungan yang tidak ISO 22000 FSMS, SNI ISO 13485 MD-QMS, SNI ISO
signifikan. Hasil yang tidak signifikan ini didasarkan oleh 27001 ISMS dan SNI ISO 16494 A-QMS. Oleh karena
banyaknya sertifikat merek selama 7 tahun dan ketika sifat yang cenderung mengalami peningkatan selama 7
hendak dilakukan perhitungan dengan subvariabel standar periode, subvariabel standar sistem manajemen kualitas
sistem manajemen lainya sangatlah terpaut jauh. Oleh tersebut berkorelasi dengan subvariabel paten dan paten
karena itu, untuk subvariabel hak kekayaan industrial sederhana menurut perhitungan korelasi spearman.
yakni, merek selalu menghasilkan nilai yang tidak
signifikan jika dibandingkan dengan subvariabel standar 2. Model konseptual bagian kedua
sistem manajemen kualitas yang memiliki jumlah data Jika dilihat dari proses perhitungan korelasi
yang kecil. spearman yang dilakukan sesuai dengan model
konseptual kedua menghasilkan, standar sistem
Sifat kenaikan dan penurunan data untuk manajemen kualitas hanya berkorelasi dengan paten saja.
subvariabel hak kekayaan industrial yakni desain industry Sedangkan untuk paten sederhana, desain industry dan
dan merek selama 7 tahun memiliki sifat yang cenderung merek apabila dilakukan perhitungan korelasi spearman
sama. Sifat yang sama ini dapat dilihat dari tabel 6. Hak hasil menunjukan bahwa tidak ada korelasi antar variabel.
Kekayaan Industrial yang memperlihatkan desain
industry dan merek pada awal periode selalu mengalami Hal ini sangat logis terjadi dikarenakan dalam
peningkatan dan kemudian pada akhir periode mengalami perhitungan model konseptual bagian kedua hanyalah
penurunan. Namun disatu sisi, apabila disandingkan menggambungkan masing masing jumlah sertifikat
dengan sifat data dari setiap subvariabel standar sistem standar sistem manajemen kualitas menjadi satu kesatuan
manajemen kualitas tidak memiliki sifat akan menurun yang kemudian dikorelasikan dengan masing masing
pada akhir periode dan cenderung memiliki sifat untuk jumlah sertifikat hak kekayaan industrial. Seperti pada
terus berkembang. Oleh karena itu untuk desain industry hasil yang didapatkan pada model konseptual bagian
dan merek tidak dapat memiliki korelasi dengan masing pertama, rata rata hasil yang didapatkan dari perhitungan
masing subvariabel standar sistem manajemen kualitas korelasi spearman menghasilkan standar sistem
karena sifat dari perkembangan data yang berbeda secara manajemen kualitas hanya berkorelasi dengan paten saja
signifikan. sedangkan dengan subvariabel hak kekayaan industrial
lainya, standar sistem manajemen kualitas tidak memiliki
Jika dilihat sifat dari data deret waktu SNI ISO korelasi yang signifikan.
9001 QMS selama 7 tahun mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak menentu. Seperti yang terlihat pada Dapat dilihat pada tabel 5. yang memperlihatkan
Tabel 5. SNI ISO standar sistem manajemen kualitas, SNI perkembangan data sertifikat standar sistem manajemen
ISO 9001 QMS selama 7 tahun memiliki kecenderungan kualitas yang sangat kecil jika dibandingkan dengan
untuk meningkat dan menurun secara tidak teratur. masing masing subvariabel hak kekayaan industrial.
Sedangkan untuk subvariabel hak kekayaan industrial Bahkan jika disandingkan dengan banyaknya sertifikat
yakni paten dan paten sederhana selama 7 tahun yang terkecil dari subvariabel hak kekayaan industrial saja
cenderung mengalami peningkatan dari awal tahun 2009 yakni paten sederhana, standar sistem manajemen kualitas
sampai dengan tahun 2015. Oleh karena itu, sifat dari data memiliki jumlah yang kecil. Penyumbang jumlah
deret waktu SNI ISO 9001 QMS selama 7 tahun yang sertifikat yang kecilnya sertifikat standar sistem
memiliki kecenderungan untuk meningkat dan menurun manajemen kualitas dikarenakan oleh SNI ISO 13485
secara tidak teratur berdampak pada tidak adanya korelasi MD-QMS dan SNI ISO 27001 ISMS yang hanya
SNI ISO 9001 QMS dengan paten, paten sederhana, menyumbang 160 sertifikat dan 274 sertifikat secara
desain industry, dan merek yang memiliki sifat yang berurutan selama 7 tahun. Hal inilah yang memungkinkan
cenderung selalu meningkat ataupun mengalami berdampak tidak adanya korelasi antara standar sistem
penurunan diakhir periode. manajemen kualitas dengan paten sederhana, desain
industry dan merek dan hanya berkorelasi dengan paten
Pada dasarnya sifat data deret waktu dari
saja.
subvariabel hak kekayaan industrial yakni paten dan paten
sederhana cenderung selalu mengalami peningakatan
3. Model Konseptual Bagian Ketiga menganggap bahwa dalam pembuatan suatu standar
Berdasarkan hasil uji korelasi yang dilakukan, selalu bersifat preskriptif dalam setiap proses produksi.
standar sistem manajemen kualitas dengan hak kekayaan Sedangkan standar hanya mengatur dan mengharuskan
industrial secara keseluruhan tidak memiliki korelasi output hasil akhir dari produk itu sendiri bukan cara dari
yang signifikan. Penjelasan yang dapat diberikan untuk pembuatan produk.
hasil perhitungan korelasi spearman yang didapatkan
adalah total sertifikat standar sistem manajemen kualitas SNI ISO 9001 QMS dari hasil korelasi yang
dengan total sertifikat hak kekayaan industrial selama 7 didapatkan tidak memiliki korelasi yang signifikan
tahun sangatlah terpaut jauh. terhadap seluruh subvariabel hak kekayaan industrial. Hal
ini dikarenakan SNI ISO 9001 QMS sangatlah jauh dalam
Jauhnya perbedaan total sertifikat yang dimiliki menjangkau ketentuan dari suatu produk sehingga kurang
dikarenakan sertifikat subvariabel hak kekayaan signifikan untuk dilakukan inovasi untuk suatu ruang
industrial yakni merek sangatlah jauh lebih besar. Oleh lingkup produk tertentu. SNI ISO 9001 QMS lebih bersifat
karena itu, pada saat menjumlahkan dan melakukan input generik sehingga efektifitas dari SNI ISO 9001 dirasa
data terhadap pengujian korelasi yang dilakukan jika kurang optimal dalam menjangkau ruang lingkup suatu
dibandingkan dengan standar sistem manajemen kualitas output produk dari berbagai ruang lingkup yang
sangatlah berbeda jauh. Total sertifikat hak kekayaan dikehendaki.
industrial adalah 188.144 sertifikat selama 7 tahun,
sedangkan total sertifikat standar sistem manajemen Berbeda dengan SNI ISO 14001 EMS, SNI ISO
kualitas selama 7 tahun hanya sebabnyak 57963 sertifikat. 22000 FSMS, SNI ISO 13485 MD-QMS, SNI ISO 27001
ISMS dan SNI ISO 16494 A-QMS yang sudah sangat
Selain jumlah yang sangat terpaut jauh, sifat dekat dengan produk dari masing masing ruang lingkup
kenaikan dan penurunan data dari gabungan standar suatu produk. Sehingga SNI ISO 14001 EMS, SNI ISO
sistem manajemen kualitas yang tidak searah dengan 22000 FSMS, SNI ISO 13485 MD-QMS, SNI ISO 27001
gabungan hak kekayaan industrial. Sesuai dengan data ISMS dan SNI ISO 16494 A-QMS dapat berkorelasi
pada tabel 5. dan tabel 6. Standar sistem manajemen dengan paten dan paten sederhana. Untuk paten sederhana
kualitas memiliki sifat mengalami peningkatan dan hanya tidak berkorelasi dengan SNI ISO 13485 MD-QMS
penurunan yang tidak menentu sedangkan hak kekayaan yang kemungkinan disebabkan oleh sifat dari data yang
industrial memiliki sifat yang pada mulanya selalu dimiliki dari standar sistem manajemen kualitas itu
mengalami peningkatan namun pada pertengahan periode sendiri yang sangatlah berbeda jauh dengan subvariabel
sampai akhir periode, hak kekayaan industrial selalu standar sistem manajemen kualitas dengan kata lain
mengalami penuruanan. Oleh krena itulah, sifat dari memiliki jumlah sertifikat yang sangat kecil
kedua data tersebut apabila dilakukan pengujian korelasi dibandingkan dengan yang lainnya.
spearman menghasilkan korelasi yang tidak signifikan.
Standar sistem manajemen kualitas dapat
5.4.2 Pembahasan Menurut Pakar Ahli menghambat inovasi dikarenakan seharusnya dalam
Menurut Achmad sebagai Deputi Bidang pembuatan standar sistem manajemen kualitas tidak boleh
Penerapan Standard dan Akreditasi BSN, hasil korelasi ada unsur preskriptif. Namun dalam implementasinya
yang didapatkan sangat logis jika disandingkan dengan dimungkinkan ada beberapa perusahaan yang
dunia nyata. Merek seharusnya tidak dapat dihubungkan beranggapan bahwa dalam melakukan implementasi
dengan standar karena setiap perusahaan atau tiap standar sistem manajemen kualitas menghambat proses
individu yang memiliki suatu usaha haruslah memiliki pengembangan dikarenakan standar sistem manajemen
merek dalam melakukan setiap kegiatan usahanya. kualitas mengharuskan mengikuti syarat dan ketentuan
Sedangkan standar sistem manajemen kualitas lebih yang sudah ada dalam klausul yang terdapat dari masing
bersifat sukarela yakni setiap pelaku usaha tidak masing sertifikat standar sistem manajemen kualitas itu
diwajibkan untuk memiliki standar sistem manajemen sendiri
kualitas dalam melakukan setiap kegiatan usahanya.
Jika dilihat dari data subvariabel dari standar
Begitu juga dengan desain industry, standar sistem
sistem manajemen kualitas seperti SNI ISO 9001 QMS,
manajemen kualitas dibuat dengan menghindari sifat
SNI ISO 14001 EMS, SNI ISO 22000 FSMS dan SNI ISO
preskriptif atau bersifat memberi petunjuk atau ketentuan
13485 MD-QMS pada tahun 2011 selalu mengalami
dan bergantung menurut ketentuan resmi yang berlaku
penurunan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh lesunya
dalam melakukan proses produksi seperti halnya
tingkat ekonomi yang sedang dirasakan. Jika tingkat
pembuatan suatu desain industry. Preskriptif dapat
ekonomi menurun, memungkinkan proses bisnis antar
menghambat inovasi, namun beberapa perusahaan
perusahaan yang menginginkan suatu standar dari produk standar sistem manajemen kualitas dengan hak kekayaan
yang hendak diperjual belikan ikut melemah. Sehingga industrial di Indonesia dibagi menjadi 3 bagian yang
pada periode tersebut dapat diasumsikan bahwa terdapat kemudian dapat di identifikasi hubungan antara standar
potensi ekonomi yang melemah dalam proses sistem manajemen kualitas dengan hak kekayaan
implementasi standar dikarenakan ekonomi yang industrial. Maka dari itu, kesimpulan yang didapatkan
melemah. setelah melakukan pengujian statistic dengan
menggunakan perhitungan korelasi spearman adalah
Total sertifikat standar sistem manajemen sebagai berikut
kualitas di Indonesia yang sangat kecil dapat disebabkan
oleh awerness dari masyarakat Indonesia itu sendiri yang 1. Sesuai dengan model konseptual pertama, dari
dinilai masih minim. Hal ini dapat dilihat dari sifat 24 korelasi yang diteliti, hanya terdapat 9
masyarakat Indonesia sendiri, jika hendak membeli suatu korelasi yang ditemukan. Sembilan korelasi ini
produk, para konsumen di Indonesia tidak terlalu melihat adalah SNI ISO 14001 EMS berkorelasi dengan
dan mementingkan membeli produk yang memiliki logo paten dengan tingkat korelasi kuat dan paten
sertifikasi SNI ISO dengan begitu ada sifat umpan balik sederhana dengan tingkat korelasi moderat, SNI
terhadap pelaku usaha untuk tidak melakukan ISO 22000 FSMS berkorelasi dengan paten dan
implementasi standar sistem manajemen kualitas di paten sederhana dengan tingkat korelasi yang
Indonesia. Sejatinya, BSN sudah melakukan promosi sama sama moderat, SNI ISO 13485 MD-QMS
standar dengan cara melakukan edukasi, penyiaran berkorelasi dengan paten dengan tingkat korelasi
melalui radio dan koran. Dalam mempromosikan standar moderat, SNI ISO 27001 ISMS berkorelasi
BSN juga melakukan inisiasi dengan membuat acara dengan paten dengan tingkat korelasi sempurna
standar seperti SNI Award dan Bulan Mutu dalam tiap dan paten sederhana dengan tingkat korelasi
tahunya dan membuat SNI Corner dibeberapa tempat moderat, dan SNI ISO 16494 A-QMS
untuk mempromosikan pentingnya standar dikalangan berkorelasi dengan paten dengan tingkat korelasi
masyarakat Indonesia sempurna dan paten sederhana dengan tingkat
korelasi moderat.
Disatu sisi, menurut Kuswardhanti Ariawati 2. Sesuai dengan model konseptual kedua, dari 4
Rahayu, S.SI, M,SI sebagai kepala seksi diseminasi korelasi yang diteliti, hanya terdapat 1 korelasi
promosi dirjen kekayaan intelektual, promosi hak yang ditemukan. Yaitu standar sistem
kekayaan intelektual semuanya dilakukan dengan sama manajemen kualitas hanya berkolerasi dengan
tanpa diskriminasi mengenai rutinitas dan objek yang paten dengan tingkat korelasi moderat.
dituju untuk dilakukan promosi. Diskriminasi promosi 3. Sesuai dengan model konseptual bagian ketiga,
biasanya hanya dilakukan terhadap pengenalan cara standar sistem manajemen kualitas tidak
membuat paten, paten sederhana, desain industry, merek berkorelasi secara signifikan dengan hak
dan lain lain karena setiap pembuatan hak kekayaan kekayaan industrial
industrial tersebut memiliki proses yang berbeda. Dirjen
hak kekayaan intelektual sebenarnya belum melakukan Daftar Pustaka
evaluasi terhadap banyaknya kepemilikian sertifikat hak Atuahene-Gima, K., 1996. Market orientation and
kekayaan industrial di Indonesia. Evaluasi tersebut baru innovation. Journal of business research, 35(2),
akan dilakukan pada tahun 2018. Evaluasi yang dilakukan pp.93-103.
seperti, melakukan promosi lebih terhadap subvariabel
hak kekayaan industrial apa yang memiliki sertifikat yang Başaran, B., 2016. The effect of ISO quality management
dinilai sangat kecil jumlahnya atau sebaliknya. Pada system standards on industrial property rights in
tahun 2018 pun dirjen hak kekayaan industrial baru Turkey. World Patent Information, 45, pp.33-46.
mencanangkan target berapa banyak sertifikat yang harus
terdaftar pada suatu periode. Oleh karena itu, jika dilihat Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, 2013. Buku
pada gambar 4.8 diagram batang paten, gambar 4.9 Panduan Hak Kekayaan Intelektual. Direktorat
diagram batang paten sederhana, gambar 4.10 diagram Jendral Hak Kekayaan Intelektual Kementerian
batang desain industry dan gambar 4.11 diagram batang Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
merek memiliki kecenderungan untuk selalu meningkat.
Chen, Y. and Puttitanun, T., 2005. Intellectual property
5 Penutup rights and innovation in developing
Dari hasil pengujian statistic dengan countries. Journal of development
menggunakan perhitungan korelasi spearman antara economics, 78(2), pp.474-493.
Gould, D.M. and Gruben, W.C., 1996. The role of
intellectual property rights in economic
growth. Journal of development
economics, 48(2), pp.323-350.

Magd, H., Kadasah, N. and Curry, A., 2003. ISO 9000


implementation: a study of manufacturing
companies in Saudi Arabia. Managerial Auditing
Journal, 18(4), pp.313-322.

Prajogo, D.I. and Sohal, A.S., 2001. TQM and innovation:


a literature review and research
framework. Technovation, 21(9), pp.539-558.

Rogerson, R.J., 1999. Quality of life and city


competitiveness. Urban studies, 36(5-6), pp.969-
985.

Sudarno. 2017. Data Analysis. Semarang: Departemen


Statistika Fakultas Sains dan Matematika
UNDIP.

Terziovski, M. and Guerrero, J.L., 2014. ISO 9000 quality


system certification and its impact on product
and process innovation
performance. International Journal of Production
Economics, 158, pp.197-207.

Anda mungkin juga menyukai