Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH : KEPERAWATAN METERNITAS II

DOSEN MK : KETRINA MISIRO, S.ST

‘‘’TUGAS KELOMPOK’’

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK VII

NAMA ANGGOTA :

1. INDO SAPE

2. RUSDI BAHKRI

3. LORIAN ANGGRAINI

4. KRISTIN NATALIA

5.NURAENI

SEMESTER : V A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PRODI D-III KEPERAWATAN NABIRE – PAPUA

TAHUN 2012/2013

1
PENYAKIT PADA IBU MASA PERSALINAN KALA
1 DAN II

DISTOSIA KARENA KELAINAN PRESENTASI

A. PRESENTASI PUNCAK KEPALA


1. Definisi
Pada persalinan normal, kepala janin pada waktu melewati jalan lahir berada
dalam keadaan fleks. Dalam keadaan tertentu pleksi kepala tersebut tidak terjadi,
sehingga kepala dalam keadaan defleksi. Bergantung pada derajat defleksinya,maka
dapat terjadi presentase puncak kepala,presentase dahi atau presentase
muka.Presentase puncak kepala atau sering di sebut jugapresentase sinsiput,terjadi
apabila derajat defleksinya ringan,sehingga ubun – ubun besar merupakan bagian
terendah. Presentasi dahi,bila derajat defleksinya lebih berat,sehingga dahi merupakan
bagian yang paling rendah.Presentasi muka bila derajat defleksinya
maksimal,sehingga muka janin merupakan bagian yang terendah.
Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara, yang
kemudian akan berubah menjadi presentasi belakang kepala.

2. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinannya hampir sama dengan posisi oksipitlis posterior
persistens, seingga keduanya seringkali dikacaukan satu dengan yang lainnya.
Perbedaannya : pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang
maksimal, sedangkan sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah
sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran (hipomoklion) yang berada di
bawah simfisis ialah glabella.

2
B. PRESENTASI DAHI
1. Definisi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara
fleksi maksimal dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terrendah.
Kepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putaran paksi
dalam, dahi memutar kedepan dan berada dibawah arkus pubis, kemudian terjadi
flexi sehingga belakang kepala terlahir melewati perinerum lalu terjadi deflexi
sehingga lahirnya dahi.

2. Etiologi
Hampir sama dengan etiologi presentasi muka, diantaranya :
Panggul sempit
Bayi besar
Kelainan janin
Bagian-bagian yang menumbung.
Kematian janin intra uterin

Faktor presdiposisinya adalah : pada wanita multipara dan perut gantung. Keadaan
tersebut menyebabkan punggung bayi merosot kedepan ke arah lateral, sering kali
pada arah yang sama dengan oksiput sehingga menambah ekstensi vertebra servikalis
dan torakalis.
Biasanya merupakan keadaan sementara dan sering menjadi presentasi muka atau
presentasi belakang kepala.

Sebab – sebab letak dahi yaitu :


a.   Penyebab primer (sebab janin) :
Anencepal (tidak punya batok kepala).
Tumor pada leher bagian ante.=
Spasme pada otot leher bagian belakang.
Tali pusat melingkar.
b.   Penyebab sekunder (sebab ibu) :
Posisi oksipito posterior pada presentasiverteks.
Kontraktur pelvis (panggul tidak normal).
Pendalus abdomen (perut gantung).
3
Deformitas abnormal (kelainan tulang belakang).
Placenta praevia posterior.
Poli hidramnion yang menyebabkan janin aktif.
Kelainan uterus konginetal.

3. Mekanisme persalinan
Letak dahi ukuran terbesar kepala yaitu diameter mentooccipitalis (131/2 cm)
melalui jalan lahir yang lebih besar dari semua ukuran PAP. Maka pada anak yang
cukup besar kepala tidak dapat masuk ke dalam PAP.
Maka pada anak yang cukup besar kepala tidak dapat masuk ke dalm pintu atas
panggul. Letak dahi merupakan presentasi yang paling buruk diantara letak kepala.
Kepala masuk melalui PAP dengan sirkumferensial maksilo-parietalis dan dengan
sutura frontalis melintang/miring. Setelah terjadi moulage dan ukuran terbesar kepala
telah melalui PAP, dagu memutar kedepan. Setelah dagu didepan dengan fosa kanina
sebagai hipomokloin terjadi flexi sehingga UUB, dan belakang kepala melewati
perineum. Kemudian terjadi flexi sehingga mulut dan dagu lahir dibawah simpisis.
Yang bmenghalangi presentasi dahi untuk presentasi muka, biasanya terjadi karena
moulage dan kaput sucsedaneum yang besar pada dahi kepala memasuki panggul
sehingga sulit terjadi penambahan defleksi.

4. Diagnosa

a. Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka, tapi bagian kepala belakang
tidak seberapa nonjol.

b. DJJ terdengar dibagian dada, disebelah yang sama dengan bagian-bagian yang
kecil janin.
c. Pada persalinan : kepala janin tidak turun ke dalam rongga panggul bila pada
persalinan sebelumnya normal.
d. Periksa dalam : meraba sutura frontalis, ujung satu teraba UUB dan ujung
lainnya teraba pangkal hidung dan lingkaran orbita, mulut dan dagu tidak
teraba. Pemeriksaan dalam dapat didiagnosa pada saat persalinan jika
pembukaan sudah cukup besar.

4
5. Komplikasi
Ibu :Partus lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang hebat dan ruptur uteri
Anak: Mortalitas janin tinggi

6. Prognosis
Janin yang kecil masih mungkin lahir spontan, tetapi janin dengan berat dan
besar normal tidak dapat lahir spontan pervaginam. Hal ini disebabkan karena kepala
turu melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia maksiloparietalis(36cm) yang
lebih besar daripada lingkaran pintu atas panggul.

Prognosis Bagi ibu :

Partus menjadi lebih lama dan lebih sulit


Bisa terjadi robekan yang hebat
Ruptura uteri

Bagi anak:

Mortalitas lebih tinggi

7. Penanganan
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan
dapat lahir spontan pervaginam, sehingga harus dilahirkan secara seksio sesaria. Pada
janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya sikap dalam menghadapi
persalinan presentasi dahi sama dengan sikap menghadapi persalinan presentasi muka.
Bila persalinan menunjukkan kemajuan, tidak perlu dilakukan tindakan. Demikian
pula bila harapan presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala
atau presentasi muka. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke dalam rongga
panggul, dapat diusahakan dengan mengubah presentasi dengan perasat Thorn, tetapi
jika tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sesaria. Meskipun kepala telah masuk
ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak mengalami kemajuan sebaiknya juga
dilakukan seksio sesaria. Bayi yang lahir dalam presentasi dahi menunjukkan kaput
seksudanium yang besar pada dahi serta moulage kepala yang hebat.

8. Penatalaksanaan

5
Jika pada persalinan terdapat letak dahi dilakukan SC, mengingat bahaya-bahaya
untuk ibu dan anak.
Penolong berdiri pada pihak perutanak, satu tangan menarik bokong
sedangkan tangan satunya dikepalkan dan menolak dada anak.
Sesudah lordose berkurang maka tangan yang tadinya menolak dada
memegang daerah belakang kepala dan mendekatkannya dengan bokong
Letak dahi ukuran terbesar kepala yaitu diameter mentooccipitalis (131/2 cm)
melalui jalan lahir yang lebih besar dari semua ukuran PAP. Maka pada anak
yang cukup besar kepala tidak dapat masuk ke dalam PAP.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I. Jakarta:
EGC.

Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta:
EGC.

Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan Ginekologi. Jakarta:
EGC.
Heller, Luz .1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai