Anda di halaman 1dari 26

‘’TUGAS INDIVIDU’’

MIOCARDITIS

DI SUSUN OLEH : KRISTIN NATALIA

SEMESTER :VA

MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK

DOSEN MK : JOSI P.TETELEPTA, S.ST,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PRODI D-III KEPERAWATAN NABIRE – PAPUA

TAHUN 2012/2013

1
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot
jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001). Myocarditis adalah peradangan pada
otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit
infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin
bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh
infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung
(miokardium) (Doenges, 1999). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab
terutama agen-agen infeksi.

2. TUJUAN PENULISAN
A. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada penyakit
miokarditis.

B. Tujuan Khusus
o Agar mahasiswa dapat memahami pengertian tentang miokarditis.
o Agar mahasiswa dapat mamahami asuhan keperawatan miokarditis
dengan benar.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR PENYAKIT MIOKARDITIS

A. PENGERTIAN

Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot

jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001). Myocarditis adalah peradangan pada

otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit

infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin

bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1996). Myocarditis adalah peradangan

dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang

tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).Miokarditis adalah inflamasi fokal atau

menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999).

Indrus Alwi dalam Buku Ilmu Penyakit Dalam,2009 menyatakan miokarditis adalah

penyakit inflamasi pada miokard yang bisa disebabkan karena infeksi akut atau

respon autoimun pasca infeksi viral.

Pada sebagian besar, miokarditis tidak dapat diduga karena disfungsi jantung

bersifat subklinis, asimtomatik dan sembuh sendiri ( self limited) oleh karena

miokarditis asimtomatik, maka data epidemiologi yang ada berasal dari penelitian

pasca mortem. Pada pemeriksaan pasca mortem miokarditis ditemukan sekitar 1-

9%, sehingga diduga miokarditis adalah penyebab utama kematian.

3
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah

peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen

infeksi yang dapat berakibat fatal bagi si penderita.

B. ANATOMI FISIOLOGI

Jantung atau dalam bahasa Inggris dikenali sebagai heart (Latin, cor)

merupakan organ berongga. Istilah kardium bermaksud berkaitan dengan jantung,

berasal dari perkataan Greek kardia untuk "jantung".

Jantung merupakan bagian dari sistem vaskular yang sebagian ahli mengatakan juga

kalau jantung merupakan medifikasi dari pembuluh darah besar yang sifat dan

fungsinya sangat khusus, memompa dan mengalirkan darah didalam pembuluh

darah.

Pada bayi ukurannya relatif lebih besar daripada dewasa.

Pada bayi, perbandingan jantung terhadap rongga dada (rasio kardiotoraks)

mencapai 60%, pada anak besar sampai dewasa muda mencapai 50%.

Dalam tubuh manusia, jantung terletak sebelah kiri sedikit dari tengah dada, dan di

belakang tulang dada (sternum). Ia diselaputi oleh kantung yang dikenali sebagai

perikardium dan dikelilingi oleh peparu. Secara purata, jantung orang dewasa

memiliki panjang 12 cm, lebar 9 cm dan mempunyai berat sekitar 300-350 g. Ia

terdiri dari empat ruang, dua atrium di atas dan dua ventrikel di bawah.

Jantung mempunyai daerah sentral yang mempunyai sifat fibrosa, rangka

fibrosa yang berperan sebaai penyokong dan tenpat origio dan insertio miosit-miosit

jantung.

4
 RUANG JANTUNG :

1). Serambi Kanan/atrium dexter.

Serambi kanan adalah ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan

karbondioksida dari pembuluh vena cava yaitu vena cava inferior atau posterior dan

vena cava superior/vena cava anterior.

2). Bilik Kanan/ventrikel dexter.

Bilik kanan adalah ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan

karbondioksida dari atrium dexter melalui Valvula trikuspidalis/katup trikuspidal.

Selain itu berfungsi memompa darah ke pulmo melalui valvula pulmonalis dan

disalurkan ke pulmo oleh pembuluh arteri pulmonalis sinister.

3). Serambi Kiri/atrium sinister

Serambi kiri adalah ruang jantung yang menerima darah yang kaya oksigen dari

pulmo melalui pembuluh vena pulmonalis sinister dan darah tersebut kemudian

disalurkan ke ventrikel sinister melalui valvula bikuspidalis/valvula mitral.

4). Bilik kiri/ventrikel sinister

Bilik kiri adalah ruang jantung yang memerima darah yang kaya oksigen dari atrium

sinister melalui valvula mitral dan memompa darah ke seluruh tubuh melalui valvula

aorta/valvula semilunaris dan pembuluh nadi besar atau aorta.

Di aorta terdapat 3 percabangan arteri yaitu:

a. Arteri Brachiosefalus

b. Arteri Carotid Sinister

c.  Arteri Bahu kiri

5
Ventrikel kiri adalah lebih tebal berbanding kanan. Ini disebabkan kekuatan

kontraksi dari ventrikel kiri jauh lebih besar dari yang kanan. Ventrikel kanan hanya

perlu mengepam darah ke peparu, jadi ia tidak memerlukan otot dinding yang kuat.

Ini juga diperlukan kerana dua sebab lain:

 kapilari peparu adalah lemah; tekanan tinggi akan merosakkan kapilari

 aliran darah yang perlahan adalah diperlukan bagi memberi masa untuk

pertukaran gas antara darah dan peparu.

Atrium dan ventrikel kanan dengan atrium dan ventrikel kiri di pisahkan oleh

dinding otot yang tebal (septum). Ia memisahkan darah yang mengandung oksigen

dengan darah yang mengandung karbon dioksida agar tidak tercampur.

 KATUP JANTUNG :

1). Katup atrio-vertikuler

Disetiap sisi ada hubungan antara atrium dan ventrikel melalui katup atrio-

vertikuler.Katup atrio-vertikuler mengizinkan darah mengalir hanya ke satu jurusan,

yaitu dari atrium ke ventrikel, dan tidak kesebaliknya.Dan pada setiap lubang

terdapat katup.

kanan = katup (valvula) trikuspidalis.

kiri = katup mitral atau katup bikuspidalis.

2). Katup semilunar

Katup semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Terdiri

dari 3 daun katup yang simetris disertai tonjolan yang menyerupai coronh yang

dikaitkan dengan sebuah cincin serabut.

6
Ada 2 katup, yaitu :

 Katup pulmonal : terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari

ventrikel kanan.

 Katup aorta : terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

 DINDING JANTUNG :

Dinding jantung terdiri daripada tiga lapisan. Lapisan luar (epicardium), lapisan

tengah (myocardium), dan lapisan terdalam (endocardium). Myokardium adalah

lapisan yang paling tebal dan terdiri dari otot jantung. Endokardium merupakan

lapisan terdalam.

1).  Endokardium

Menutupi seluruh permukaan dalam jantung. Permukaan dilapisi endotel ; dibawah

endotel, subendotel terdiri dari lapisan tipis yang mengandung serat elastis dan otot

polos. Lapisan subendokardial, lapisan yang menyatu dengan miokardium

dibawahnya, terdiri dari jaringan ikat longgar. Lapisan ini banyak mengandung

buluh darah, saraf dan cabang system hantar rangsang jantung.

2). Miokardium

Miokardium atau otot jantung, bersifat lurik dan involenter, berkosentrasi secara

ritmis dan automatis, hanya terdapat pada miokard dan pada dinding pembuluh

darah besar yang langsung berhubungan dengan jantung. Dibawah mikroskop

cahaya otot jantung terlihat (serat otot jantung) sebagai satu satuan linier yang

terdiri atas jumlah sel otot jantung yang terikat ujung ke ujung pada daerah ikatan

khusus yang disebut diskus interkalaria. Setiap sel otot jantung mempunya panjang

7
sekitar 100 um garis tengah 15 um, ujungnya sering terbelah dua atau lebih, masing-

masing cabang melekat pada sel-sel yang berdekatan.

3). Perikardium

Perikardium terbagi menjadi dua, yaitu :

 Perikardium Viseralis: pembungkus jantung yang melekat pada jaringan jantung

 Perikardium Parietalis: pembungkus jantung yang terletak disebelah luar

perikardium parietalis.

Sifat otot jantung :

 Kemampuan berkontraksi

Dengan berkontraksi otot jantung memompa darah yang masuk sewaktu distol,

keluar dari ruang-ruangnya.

 Konduktivitas (daya antar)

Kontraksi diantarkan melalui setiap serabut oto jantung secara halus. Kemampuan

pengantar ini sangat jelas dalam berkas his.

8
 Ritme

Otot jantung juga memiliki kekuatan untuk kontraksi ritmik secara otomatik, dan

tak tergantung pada rangsangan saraf.

C. ETIOLOGI

Berdasarkan penyebab dibagi dua :

1). Infeksi

a. Virus (coxsackievirus, echo virus, HIV, virus epsteinbarr, influenza,

cytomegalovirus, adenovirus, hepatitis A dan B, MUMPs, folio virus, rabies,

respiratori syincitial virus, rubella, vaccinea, varicella zoster, arbovirus)

b. Bakteri (corynebacterio diphteriae, streptococuspyogenis, staphilococcus aureus,

haemophilus pneumoniae, salmonella, nieserria gonorrhoeae, leptospira, treponema

pallidum, mycobacterium tuberkulosis,mycoplasma pneumonia, riketsia.

c. Jamur (candida, aspergilus)

d. Parasit (tripanosoma cruzii, toxoplasma, schistosoma, trichina)

9
2).  Non infeksi

a. Obat-obatan yang menyebabkan reaksi hypersensitifitas

 Antibiotik (sulfonamida, penisilin, cloramfenicol, tetrasiklin, streptomicyn)

 Anti Tuberculosis (isoniazin, paraaminosalisilik acid)

 Anti konfulsan (phenindion, phenitoin, carbamazepin)

 Anti inflamasi (indometasin, sulfonilurea)

 Diuretik (acetazolamid, klortalidon, spironolacton)

b. Obat-obatan yang tidak reaksi hypersensitifitas

 Kokain

 Siklofosfamid

 Litium

 Interferon alfa

c. Penyebab lain selain obat-obatan adalah :

 Radiasi

 Giant cell

D. KLASIFIKASI

Klasifikasi menurut Dorland, 2002 :

a.  Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi

tidak diketahui.

b.  Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

c.  Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik.

10
d. Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri

yang dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan

respons radang sekunder.

e. Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh

peradangan kronik.

f. Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai

dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit,

sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah

nekrosis yang tersebar luas.

g. Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang

disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide,

penicillin, dan metildopa.

h. Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk bakteri,

virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak

miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons

immunologis.

i. Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial.

j. Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi

ototnya sendiri.

k. Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama

terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.

l. Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.

11
m. Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi

riketsia.

n. Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang

disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin

serangga atau bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.

o.Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada

tuberkulosa.

p. Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus ; paling

sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune

rendah

E. PATOFISIOLOGI

Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius ini dapat melalui tiga

mekanisme dasar:

 Invasi langsung ke miokard.

 Proses imunologis terhadap miokard.

 Mengeluarkan toksin yang merusak miokard.

Proses miokarditis viral ada 2 tahap antara lain :

1). Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke

miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan

virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan

natural killer cell (sel NK).

12
2). Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune

akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat

perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa

minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal

sampai yang berat (FKUI, 1996).     

F. TANDA DAN GEJALA

 Menurut DEPKES, 1993

Menggigil, demam, anoreksia, nyeri dada, dispnea, disritmia, tamponade

ferikardial/kompresi pada efusi perikardial

 Menurut Griffith, 1994

Letih, Napas pendek, Detak jantung tidak teratur, pembesaran jantung, Demam,

Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya

G. FAKTOR RESIKO

Penyakit ini dapat menyerang semua golongan umur.  Ada yang menduga

miokarditis terjadi 5-15% dari pasien dengan penyakit infeksi.(FKUI,1996).  Demam

reumatik sebagai penyebab miokarditis sering terdapat di negara-negara

berkembang.

Faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat

berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik,

penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati

hipertrof obstruksi.

13
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1). Laboratorium

-  Leukositosis dengan polimorfunuklear atau limfosit dominan

-  Laju endap darah biasanya meningkat.

-  LDH, enzim jantung kreatin kinase atau laktat dehidrogenase dapat meningkat

tergantung luasnya nekrosis miokard.

-  Pengkatan ASTO dapat  menunjukan adanya infeksi streptokokus.

2). Elektrokardiografi (EKG)

EKG hampir selalu abnormal pada pasien miokarditis. EKG paling sering

menunjukan sinur takikardia. Lebih khas adalah perubahan ST-T. Dapat ditemukan

perlambatan interval QTc, voltase rendah , dan bahkan pola infark miokard akut.

Aritmia jantung juga sering ditemukan termasuk blok jantung total, takikardia

ventrikular dan aritmia supravebtrikular terutama dengan adanya gagal jantung

kongestif atau inflamasi perikard.

3). Ekokardiografi

Ekokardiografi dapat menunjukan disfungsi sistolik ventrikel kiri pada pasien

dengan dimensi vebtrikel kiri  yang berukuran normal. Trombus vebtrikel terdeteksi

sekitar 15 persen. Gambaran ekokardiografi pada miokarditis aktif dapat meniru

restriktif, hipertropik, atau kardiomiopati dilatasi.

4). Radionuclide Scanning dan   Magnetic Resonance Imaging.

5). Biopsi Endomiokardial

14
I. KOMPLIKASI

1). Kardiomiopati kongestif/dilated.

2). Payah jantung kongestif

3). Efusi perikardial.

4). AV block total.

5). Trombi Kardiac

J. PENATALAKSANAAN

 Pengobatannya :

 Semua pasien dengan miokarditis akut sebaiknya dirawat untuk diobservasi.

 Dianjurkan tirah baring untuk pembatasan aktifitas.

 Pengobatan biasanya suportif dan ditujukan pada penyakit infeksi sistemik.

 Terapi spesifik dapat diberikan antibodi atau kemoterapeutik yang sesuai

dngan penyebabnya.

 Aritmia diobati dengan anti aritmia. Kadang-kadang diperlukan pemasangan

pacu jantung.

 Anti imflamasi nonsteroid, salisilat, ibuprofen, dan indometasin merupakan

kontraindikasi pada fase akut (2 minggu pertama), tetapi cukup aman bila di

kosumsi pada fase-dase lanjut. (FKUI,1996).

Menurut (FKUI, 1999):

1). Perawatan untuk tindakan observasi.

2). Tirah baring/pembatasan aktivitas.

3). Antibiotik atau kemoterapeutik.

15
4). Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik

menurut Griffith, 1994 :

1). Antibiotik.

2). Obat kortison.

3). Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi

retensi ciaran ; digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk

mencegah pembentukan bekuan

 K. PENCEGAHAN

Dapat dilakukan dengan imunisasi yang tepat dan penanganan awal sangat penting

dalam menurunkan isidensis miokarditis.setelah mengalami suatu episode biasanya

masih tersisah pembesaran jantung.aktifitas fisik harus di tingkatkan dengan

perlahan dan tepat.

16
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT MIOKARDITIS

1. PENGKAJIAN

a. Kaji identitas klien dan penanggung jawab.

b. Riwayat klien

 Keluhan utama

 Riwayat kesehatan sekarang

 Riwayat kesehatan dahulu

 Riwayat kesehatan keluarga

c. Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum

 Tanda-tanda vital

 Sistem neurologis

 Sistem penglihatan

 Sistem pendengaran

 Sistem pernapasan

 Sistem kardiovaskuler

 Sistem gastrointestinal

 Sistem perkemihan

 Sistem musculoskeletal

 Sistem integument

 Sistem reproduksi

17
 Sistem endokrin

d. Pola aktivitas sehari-hari

e. Pemeriksaan penunjang

f. Terapi medis

MISALKAN HASIL PENGKAJIAN PADA KLIEN MIOKARDITIS, MELIPUTI :

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : kelelahan, kelemahan.

Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.

b. Sirkulasi

Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung,

palpitasi, jatuh pingsan.

Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali,

frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi

splinter, nodus osler, lesi Janeway.

c. Eliminasi

Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlsh urine.

Tanda : urin pekat gelap.

d. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh

inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.

Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.

e.  Pernapasan

18
Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari

(miokarditis).

Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ;

takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges,

1999) adalah :

a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari

infeksi, iskemia jaringan.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot

miokard, penurunan curah jantung.

c. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi

otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.

d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan

berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi,

keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi,

iskemia jaringan.

DO : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi,

batuk, gerakkan menelan, berbaring

DS : perilaku distraksi, misalnya gelisah

Tujuan dan kriteria hasil :

19
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,pasien tampak :

 Nyeri hilang atau terkontrol.

 Nyeri berkurang atau hilang.

 Klien tampak tenang.

INTERVENSI RASIONAL
1. Selidiki keluhan nyeri dada, 1.pada nyeri ini memburuk pada
perhatikan awitan dan faktor inspirasi dalam, gerakkan atau
pemberat atau penurun. Perhatikan berbaring dan hilang dengan duduk
petunjuk nonverbal dari tegak/membungkuk.
ketidaknyamanan, misalnya ;
berbaring dengan diam/gelisah,
tegangan otot, menangis.

2.Berikan lingkungan yang tenang 2.tindakan ini dapat menurunkan


dan tindakan kenyamanan misalnya ; ketidaknyamanan fisik dan emosional
perubahan posisi, gosokkan pasien.
punggung, penggunaan kompres
hangat/dingin, dukungan emosional.

3.Berikan aktivitas hiburan yang 3.mengarahkan kembali perhatian,


tepat. memberikan distraksi dalam tingkat
aktivitas individu.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot

miokard, penurunan curah jantung.

DO : Kelelahan, kelemahan

DS : Takikardia, Penurunan tekanan darah, Dispnea dengan aktivitas

Tujuan dan kriteria hasil :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam :

20
 pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

 perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.

 pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa

dibantu.

 Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji respons pasien terhadap 1. miokarditis menyebabkan inflamasi
aktivitas. dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-
sel miokardial.
2. Perhatikan adanya perubahan 2. membantu menentukan derajat
dan keluhan kelemahan, dekompensasi jantung dan pulmonal.
keletiahan, dan dispnea
berkenaan dengan aktivitas.
3. Pantau frekuensi/irama jantung, 3. Penurunan TD, takikardia, disritmia,
TD, dan frekuensi pernapasan dan takipnea adalah indikatif dari
sebelum dan setelah aktivitas kerusakan toleransi jantung terhadap
dan selama diperlukan aktivitas.
4. Pertahankan tirah baring selama 4. meningkatkan resolusi inflamasi
periode demam dan sesuai selama fase akut.
indikasi
5. Rencanakan perawatan dengan 5. memberikan keseimbangan dalam
periode istirahat/tidur tanpa kebutuhan dimana aktivitas bertumpu
gangguan. pada jantung.
6. Bantu pasien dalam program 6. saat inflamasi/kondisi dasar teratasi,
latihan progresif bertahap pasien mungkin mampu melakukan
sesegera mungkin untuk turun aktivitas yang diinginkan, kecuali
dari tempat tidur, mencatat kerusakan miokard permanen/terjadi
respons tanda vital dan toleransi komplikasi.
pasien pada peningkatan
aktivitas.
7. kolaborasi pemberian oksigen 7. memaksimalkan ketersediaan oksigen

21
suplemen sesuai indikasi. untuk menurunkan beban kerja
jantung.

c. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi

otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.

DO : demam, sesak.

DS : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis trauma dada ; penyakit

keganasan/iradiasi thorakal.

Tujuan dan kriteria hasil :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam :

 mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.

 melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.

 memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau frekuensi/irama 1. membantu menentukan derajat
jantung, TD, dan frekuensi dekompensasi jantung dan
pernapasan sebelum dan pulmonal. Penurunan TD,
setelah aktivitas dan selama takikardia, disritmia, dan
diperlukan. takipnea adalah indikatif dari
kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.
2. Pertahankan tirah baring 2. menurunkan beban kerja
dalam posisi semi-Fowler. jantung, memaksimalkan curah
jantung.
3. Auskultasi bunyi jantung. 3. memberikan deteksi dini dari
Perhatikan jarak/muffled terjadinya komplikasi misalnya :
tonus jantung, murmur, gallop GJK, tamponade jantung.
S3 dan S4.

22
4. Berikan tindakan kenyamanan 4. meningkatkan relaksasi dan
misalnya ; perubahan posisi, mengarahkan kembali perhatian.
gosokkan punggung, dan
aktivitas hiburan dalam
tolerransi jantung.

d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan

berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi,

keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.

DO : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau

penyalahgunaan obat parenteral.

DS : Pemberian terapi intravena

Tujuan dan kriteria hasil :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :

 menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

 mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu

diperhatikan.

 memperlihatan perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kesiapan dan hambatan 1. Perasaan sejahtera yang sudah lama
dalam belajar termasuk dinikmati mempengaruhi minat
orang terdekat. pasien/orang terdekat untuk
mempelajari penyakit.
2. Jelaskan efek inflamasi 2. untuk bertanggung jawab terhadap
pada jantung, secara kesehatan sendiri, pasien perlu
individual pada pasien memahami penyebab khusus,
pengobatan dan efek jangka panjang

23
yang diharapkan dari kondisi
inflamasi, sesuai dengan
tanda/gejala yang menunjukan
kekambuhan/komplikasi.
3. Ajarkan untuk 3. informasi perlu untuk meningkatkan
memperhatikan gejala perawatan diri, peningkatan
sehubungan dengan keterlibatan pada program
komplikasi/berulangnya terapeutik, mencegah komplikasi.
dan gejala yang dilaporkan
dengan segera pada pemberi
perawatan, contoh ; demam,
peningkatan nyeri dada
yang tak biasanya,
peningkatan berat badan,
peningkatan toleransi
terhadap aktivitas.
4. Anjurkan pasien/orang 4. Menambah pengetahuan keluarga
terdekat tentang dosis, dank lien tentang pengobatan yang
tujuan dan efek samping di berikan.
obat; kebutuhan diet ;
pertimbangan khusus ;
aktivitas yang
diijinkan/dibatasi.

BAB III
PENUTUP

24
 kesimpulan

Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh

infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).

Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung

(miokardium) (Doenges, 1999). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab

terutama agen-agen infeksi.

Miokarditis adalah peradangan atau  inflamasi pada miokardium. Peradangan

ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, jamur, bakteri, parasit dan protozoa.

DAFTAR PUSTAKA

25
1. Baswin,Ade.2009.Endokarditis.http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-

makalah-tentang/endokarditis

2. Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.

3. Ignatavicius Donna D., Medical Surgical Nursing: a nursing process approach,

Philadelpia 1991.

4. Medicastore.http://medicastore.com/penyakit/20/Endokarditis_Infektif.html

5. Medicha,Veni,Wulandari.2009.Endokarditis.http://veniwulandari.blogspot.com

/2009/10/endokarditis.html

6. Patriani.2008.Askep Miokasrditis.http://asuhan-keperawatan

patriani.blogspot.com/2008/07/askep-     myocarditis.html

7. Soeparman, DR, Dr, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 2 Jilid I , Balai Penerbit

FKUI, Jakarta 1987

26

Anda mungkin juga menyukai