Anda di halaman 1dari 4

Soal Gadar

Seorang perempuan usia 27 datang ke UGD setelah terjatuh dari sepeda motor dengan
kecepatan 60km/jam dengan keluhan nafas berat, dan sangat nyeri di bagian dada saat
1 bernafas. Dari pemeriksaan didapatkan frekuensi nafas 32x/menit dengan kualitas cepat
dan dangkal, frekuensi nadi 80 x/menit, TD 100/60 mmHg, ada tanda jejas tertutup di
dada sebelah kiri atas, pergerakan dada saat bernafas di daerah jejas tertinggal.
Seorang laki-laki 57 tahun datang ke UGD dan nyeri dibagian perut atas sejak 2 jam
yang lalu dan tidak hilang saat istirahat. Nyeri dirasakan seperti terbakar dengan skala
2 7. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 100/60mmHg, HR 86 x/menit dan RR
24x/menit. Klien berkeringat dingin dan pucat. Setelah dilakukan pemeriksaan EKG
didapatkan peningkatan segmen ST lebih dari 1mm di lead I dan AVL.
Seorang laki-laki usia 31 tahun seorang pengemudi truk mengalami kecelakaan tunggal
di jalan tol, saat perawat ambulan datang dilokasi didapatkan tanda pasien dengan
penurunan kesadaran (GCS 2-3-5) airway paten dengan frekuensi nafas 32x/menit,
3
frekuensi nadi 110x/menit, TD 80/60. Terdapat tanda jejas menyerupai stir di dada
kanan atas, suara nafas menjauh, S1 & S2 terdengar jelas, nampak ada deviasi trakhea
dan peningkatan tekanan vena jugularis.
Seorang perempuan 28 tahun dibawa ke UGD dalam kondisi gelisah dengan riwayat
post partum 6 hari yang lalu. Tanda vital TD 160/110mmHg, frekuensi nadi
4 110x/menit, frekuensi nafas 32 x/menit, SpO¬2 89%. Pemeriksaan fisik didapatkan
retraksi otot dada, suara krakles di dada kanan kiri, dan ada destensi vena jugularis.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan PaO2 55mmHg.
Seorang perempuan usia 82 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah
kiri seperti terbakar. Nyeri dirasakan dalam skala 8 dan menyebar ke punggung, rahang
5 bawah dan lengan kiri. Dari pemeriksaan ECG didapatkan adanya ST elevasi di lead II,
III dan AVF dan terdapat gambaran PVC trigemini.Tanda vital menunjukkan TD 80/40
mmHg, frekuensi nadi 68 x/menit dan frekuensi nafas 24x/menit.
Seorang perempuan usia 28 tahun dibawa ke UGD dalam kondisi tidak sadarkan diri
dengan riwayat rujukan perdarahan post partum dari bidan. Tanda vital TD 60/palpasi,
6 HR 130x/menit, RR 28 x/menit, SpO¬2 89%. Pemeriksaan fisik didapatkan akral dingin
pucat CRT > 3 detik dan urine output 30 cc/2 jam. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 6,7 mg/dl.
Nn. F 22 tahun diketahui mengalami penurunan kesadaran saat tiba di IGD. Mulutnya
mengeluarkan busa dan dari bau nafasnya didapatkan ada aroma baygon. Keluarga
7
mengatakan kemungkinan putrinya meminum baygon karena memiliki permasalahan
dengan pacarnya. Kejadian itu berlangsung 1 jam yang lalu.
Saat tiba di rumah sakit, Tn. N mengeluh nyeri hebat pada kaki sebelah kiri. Dari
riwayat didapatkan bahwa pasien mengikat kaki pasca digigit oleh ular kira-kira 9 jam
8
sebelumnya. Saat dikaji pada bagian distal kaki didapatkan pulsasi nadi perifer
menurun, akral pucat dan mati rasa jika dibandingkan dengan kaki yang sebelah kanan.
Ny. “O” mengalami KLL dengan posisi jatuh kepala terbentur ke aspal jalan raya. Saksi
mata mengatakan klien tidak menggunakan helm saat mengalami KLL. Saat di IGD
9 kesadaran koma dengan GCS 113, TD : 170/110 mmHg, RR : 24x/menit, Nadi :
60x/menit, terdapat dilatasi pupil ipsilatera. Tanda gejala tersebut menunjukkan bahwa
klien mengalami?
10 Pasien laki-laki, 28tahun, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas, datang di IGD
dalam kesadaran penuh. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda jejas di ekstrimitas bawah
kanan kiri dan bagian punggung. Tanda vital klien didapatkan TD 120/90 mmHg, HR
115 x/menit dan RR 22 x/menit. Hasil pemeriksaan fungsi ginjal didapatkan kreatinin
2,0 mg/dl.
Tn. Y , 35 tahun jatuh dari ketinggian 3 meter, mengeluh nyeri pada lengan atas kanan.
dilakukan pemeriksaan foto sinar X pada regio brachii dekstra. Dari hasil foto
11
didapatkan diskontinuitas tulang humerus 1/3 proximal. Pada kasus tersebut, hasil foto
sinar-x tulang tampak paling jelas (putih).
Seorang laki-laki berusia 15 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan
mual-mual. Dari anamnesis diketahui pasien secara tidak sengaja memakan lem
(glukol) yang dikira bubur ayam makanannya kurang lebih 2 jam yang lalu. Dari
12 pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 100-110x/menit,
frekwensi napas 28-32x/menit, saturasi oksigen 98% dengan udara bebas. Pasien
terlihat tidak pucat, konjungtiva tidak anemis dan JVP flat. Pemeriksaan thoraks tidak
didpatkan suara tambahan.
Tn. L setelah mendapatkan nadi spontan didapatkan data HR 40 x/’. Diketahui bahwa
sebelum mengalami henti jantung pasien pasien memiliki riwayat DM dengan GDA
13
terakhir 430 mg/dl. Dari hasil pemeriksaan BGA didapatkan pH 7,2 dan HCO3- 12
mEq/l. Gambaran EKG menunjukkan adanya blok jantung derajat II mobitz 1.
Seorang pria usia 70 tahun diantar ke UGD karena ditemukan oleh keluarga tidak sadar
di kamarnya. Hasil pengkajian awal menunjukkan pasien tidak berespon terhadap
14
rangsang nyeri, suara napas snoring/ ngorok, frekuensi pernapasan 18 X/ menit,
frekuensi nadi 80 X/ menit, tidak ditemukan cara.
Seorang pria 65 tahun dibawa ke UGD karena tidak sadar dan terjatuh di kamar mandi.
Hasil pengkajian menunjukkan pasien tidak berespon terhadap rangsang nyeri, suara
napas terdengar snoring, tidak ada reflex muntah, frekuensi napas 20 X/ menit,
15
frekuensi nadi 84 X/ menit, tekanan darah 180/100 mmHg, tidak ditemukan jejas/ luka
di atas klavikula. Pasien telah terpasang oksigen dengan masker sederhana 6 L/ menit,
infuse RL dengan tetesan 20 tetes/ menit.
Seorang wanita 24 tahun dibawa ke UGD karena mengalami kecelakaan lalu-lintas.
Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tidak berespon terhadap rangsang nyeri,
16 terpasang pipa endotrakeal, frekuensi pernapasan 24 X/ menit, frekuensi nadi 110
X/menit, tekanan darah 100/ 70 mmHg, terpasang 2 line infuse RL. Terdapat fraktur
tertutup femur dekstra, nadi arteri dorsalis pedis tidak teraba.
Seorang pria 37 tahun dibawa ke UGD karena menderita luka bakar 20%. Pasien
kompos mentis, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas 20 X/menit, frekuensi
17
nadi 100 X/menit, tekanan darah 130/80 mmHg. luka bakar terlihat kering, pucat
kehitaman, tidak ada bula, dan tidak nyeri.
Seorang wanita 40 tahun dibawa ke UGD karena terkurung di dalam rumahnya yang
terbakar. Pasien kompos mentis, terlihat jelaga di naris eksternal, bulu hidung terbakar,
18 batuk dengan dahak berwarna hitam, frekuensi napas 28 X/ menit, frekuensi nadi 100
X/ menit, tekanan darah 130/80 mmHg. Terdapat luka bakar derajat II A dengan
luas10% .
Seorang pria 62 tahun dibawa ke UGD karena mengalami penurunan kesadaran. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan diabetes mellitus, pasien minum obat hipertensi dan
19 diabetes mellitus secara teratur. Pasien merespon rangsang nyeri, tidak ada suara napas
tambahan, frekuensi napas 20 X/menit, frekuensi nadi 80 X/ menit, tekanan darah
160/90 mmHg.
20 Seorang wanita 30 tahun dibawa ke UGD karena mengalami penurunan kesadaran.
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan pasien tidak berespon terhadap rangsang nyeri,
tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas 28 X/ menit, frekuensi nadi 120
X/menit, tekanan darah sistolik 60 mmHg, pengisian kapiler 4 detik.
Seorang pria 64 tahun dibawa ke UGD karena ditemukan tidak sadar oleh keluarga di
21 kamarnya. Hasil pemeriksaan menunjukkan jalan napas bebas, apnea, nadi tidak teraba,
EKG menunjukkan irama sinus 65 X/ menit.
Seorang wanita 78 tahun dibawa ke UGD karena mengeluh nyeri dada kiri yang
menjalar ke bahu dan leher. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien kompos mentis,
22
jalan napas bebas, frekuensi napas 28 X/ menit, frekuensi nadi 80 X/menit, tekanan
darah 130/80 mmHg, EKG irama ventrikel takikardi.
Seorang pria 35 tahun telah dirawat di ICU selama 3 hari. Pasien menggunakan
ventilator mode SIMV, terdapat trakeostomi, frekuensi napas total 18 X/menit,
23
terdengar ronkhi di paru-paru dekstra, SpO2 98%, frekuensi nadi 80 X/menit, tekanan
darah 110/70 mmHg.
Seorang wanita 40 tahun telah dirawat di ICU selama 5 hari. Pasien menggunakan
ventilator mode CPAP, terdapat trakeostomi, frekuensi napas total 20 X/menit,
24
terdengar ronkhi di paru-paru dekstra, SpO2 99%, frekuensi nadi 82 X/menit, tekanan
darah 130/80 mmHg.
Seorang pria 70 tahun dirawat di ICU selama 6 hari. Pasien terpasang trakeostomi dan
25 ventilator mode CPAP, suara napas vesikuler, frekuensi napas 20 X/menit, frekuensi
nadi 80 X/ menit, GCS 3X6, kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 2.
Seorang pria 45 tahun dirawat di ICU karena syok septic. Pasien terpasang ETT dengan
26 ventilator mode SIMV, frekuensi napas total 20 X/ menit, frekuensi nadi 110 X/menit,
tekanan darah sistolik 60 mmHg.
Seorang wanita 46 tahun dirawat di ICU karena menderita GBS. Pasien terpasang
27 trakeostomi dengan ventilator mode CPAP, frekuensi napas 20 X/menit, frekuensi nadi
67 X/menit, tekanan darah 120/70 mmHg.
Seorang pria 55 tahun dirawat di ICU karena mengalami cidera otak berat. Frekuensi
28 napas 16 X/menit, frekuensi nadi 60 X/menit, tekanan darah 170/100 mmHg, pasien
terpasang ETT dengan ventilator mode SIMV.
laki – laki,usia 20 tahun, GCS E 4 M 5 V 5, rujukan puskesmas karena kecelakaan lalu
lintas. Nadi 120x/menit, RR 28x/menit, Tekanan darah 90/70 mmHg. Terdapat cuping
29
hidung, pergerakan dada asimetris, Px ansietas, cyanosis, akral dingin, terdapat jejas
daerah thorax. Hasil foto thorax terdapat gambaran darah pada pleura space.
Laki-laki usia 40 tahun, dengan keluhan sesak nafas, batuk, nyeri dada, pergerakan dada
asimetris. TD 130/90 Nadi 120x/menit RR 30xmenit Suhu 37,8. Suara tambahan
30
wheezing(+) ronchi (+), pasien pucat. Berdasarkan keterangan dari keluarga bahwa
pasien sempat batuk darah.
Pasien mangalami kecelakaan parah yang mengakibatkan fraktur pada pelvis.
Kesadaran somnolen. Mata mampu membuka jika diberi rangsang suara, respon verbal
yaitu mampu menjawab namun orientasi terganggu (jawaban tidak sesuai dengan
31
pertanyaan) dan dapat melokalisasi nyeri. TD 90/ 70 Nadi : 102x/menit RR : 28x/menit
S: 37,6 C. Jejas pada abdomen bagian bawah . Nyeri tekan pada pelvis. Berdasarkan
hasil foto pelvis AP didapatkan Fraktur ramus pubis stabil.
Pasien usia 25 tahun dibawa IGD RS. Mawadah karena beberapa jam lalu mengalami
keracunan makanan. Pasien sekitar 20 menit yang lalu mengonsumsi nasi bungkus yang
32 di jual di kantin sekolahnya. Pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS : E=2, V=2,
M=3. Terdapat buih putih keluar dari mulutnya. Pasien tampak pucat. TD : 90/70, S: 36,
N:90, RR : 24x/menit.
Pasien tiba-tiba merasakan nyeri yang sangat hebat pada pergelangan kaki kanannya.
Sebelumnya pasien mengangkat benda-benda berat di rumahnya. Kakinya terasa kaku
33
hingga sulit digerakkan dan Nampak bengkak. Beliau terlihat sangat menahan kesakitan
dan merintih.
Saat anda dinas di IGD RS.Sakinah. Ada pasien kiriman dari puskesmas Tn.E usia 40
tahun menikah, dengan keluhan sesak nafas, batuk, nyeri dada, pergerakan dada
34 asimetris. TD 130/90 Nadi 120x/menit RR 30xmenit Suhu 37,8. Suara tambahan
wheezing(+) ronchi (+), pasien pucat. Berdasarkan keterangan dari keluarga bahwa
pasien sempat batuk darah.
Sebagai perawat yang dinas di UGD RS Pasti Selamat. Saat saudara dinas ada rujukan
pasien dari puskesmas usia 28 th, GCS E 3 V 5 M 5 dengan keluhan luka robek daerah
35 perut kiri terkena pecahan kaca. Perdarahan (+),Nadi 120x/menit, RR 20x/menit,
Tekanan darah 90/70 mmHg .Pasien mengeluh nyeri pada daerah tersebut. Kesadaran
menurun, akral dingin, CRT > 3 detik.
Seorang perempuan, usia 24 tahun, datang ke UGD dengan keluhan sesak sejak tadi
malam, pada saat anamnesis pasien tidak dapat menceritakan keluhannya dengan lancar.
36
Terdapat whezzing di semua lapang paru, frekuensi nafas = 30 x/menit, PCH (+),
retraksi intercostae (+).
Seorang laki-laki, berusia 68 tahun, datang ke UGD dengan keluhan sesak beberapa jam
yang lalu. Pasien mengatakan tiba-tiba dadanya terasa berat dan sulit untuk bernapas.
37
frekuensi nafas 32 x/menit, gerakan dada asimetris, suara napas melemah di dada
sebelah kanan, pernapasan cepat dan dangkal, nilai SaO2 = 75%.
Seorang perempuan, usia 40 tahun, datang ke UGD dengan keluhan sesak sejak tadi
malam dan dalam kondisi gelisah. Hasil pemeriksaan fisik : frekuensi nafas = 40
38
x/menit, diaforesis, PCH (+), takipnea, retraksi intercostae (+),ronkhi basah di seluruh
lapang paru.
Seorang laki-laki usia 50 tahun dibawa ke UGD karena pingsan sejak 25 menit yang
lalu. Keluarganya mengatakan, saat pasien bermain tenis lapangan tiba-tiba berhenti
39 bermain dan mencengkram dadanya, lalu terlihat seperti kejang dan beberapa saat
kemudian terkulai dan tidak bisa dibangunkan lagi. Saat diperiksa denyut nadi tidak
dapat teraba.
Laki-laki usia 23 tahun dibawa ke IGD mengeluh sesak napas hebat setelah menyelam
di kedalaman 32 meter. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi intercostae, tidak ada
40
tanda trauma, ekspansi dada sebelah kanan tertinggal. TD = 120/70 mmHg, frekuensi
Nadi = 112 x/menit, Frekuensi napas 32 x/menit, auskultasi bunyi napas melemah.

Anda mungkin juga menyukai