Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ENTOMOLOGI

HEWAN ARTHROPODA YANG BERPERAN SEBAGAI VEKTOR PEMBAWA


PENYAKIT

Disusun oleh :

NAMA : SUCI MAHARANI

NIM : PO.71.33.1.19.075

TINGKAT : IB

DOSEN PEGAMPU : PRIYADI, SKM,M.KES

PROGRAM STUDI DOIPLOMA III

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam. Karena atas nikmat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah entomologi ini dengan
judul ”Hewan arthropoda yang berperan sebagai vector pembawa penyakit”.
Dalam penulisan makalah ini mungkin masih banyak terdapat kekurangan
secara teknik maupun teori. Namun, saya telah berusaha memberikan yang
memberikan yang terbaik agar memberikan fadhilah bagi penulis serta pembaca.
Dan atas kekerungan yang terdapat dalam karya ilmiah ini, penulis meminta maaf
serta pembaca dapat memakluminya.
Dalam penulisan makalah ini, saya selaku penulis banyak mendapatkan
bantuan,dukungan, bimbingan, petunjuk, nasehat serta informasi. Sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.Oleh karena itu, pada kesempatan ini ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
bapak/ibu,teman-teman,beserta keluarga yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian lakukan serta
semoga karya ilmia ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi penulis dan
pembaca.

PALEMBANG, MEI 2020

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…….........................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2

1.3Tujuan…………………………………………………………….………….………2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian nyamuk....................................................................................................3

2.2 Morfologi,anatomi,dan fisiologi dari nyamuk........................................................4

2.3 Beberapa Aspek Perilaku (Behavior) serta ekologi Nyamuk................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................11

3.2 Saran.........................................................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =


kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda
merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya.
Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan
di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk
simbiosis dan parasit.
Arthropoda memiliki lima kelas, diantaranya yaitu : kelas Chilopoda,
kelas Diplopoda, kelas Crustacea, kelas Arachnida, dan kelas Insecta.

Salah satu contoh dari kelas insect yang populasinya biasa ditemukan
dirumah ialah nyamuk, Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera;
genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes,
Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35
genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik,
tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi
jarang sekali melebihi 15 mm. Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus
hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung
kepada spesies – dan suhu.

     Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau pembawa protozoa,
virus, dan tidak sedikit pula pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan
bermacam-macam penyakit pada manusia. Cara hidup dan cara “menusuk”- nya
pun berbeda-beda. Beberapa genus nyamuk yang mungkin sudah tidak asing lagi
ditelinga kita adalah Anopheles, Aedes, dan Culex.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian nyamuk

2. Bagaimana morfologi,anatomi,dan fisiologi dari nyamuk

3. Bagaimana behavior dan ekologi dari nyamuk

1.3 TUJUAN

1. Dapat mengetahui identifikasi nyamuk

2. Dapat mengetahui bagaiaman morfologi,anatomi,dan fisiologi dari nyamuk

3. Dapat mengetahui bagaimana behavior dan ekologi dari nyamuk


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian nyamuk

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera


termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia,
Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang
merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang
langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali
melebihi 15 mm. Jenis-jenis nyamuk yaitu culex s.p,Anopheles s.p,Mansonia,dan
Aedes.

Nyamuk adalah salah satu komponen lingkungan manusia. Di lingkungan


permukiman merupakan tempat perindukan nyamuk. Banyak penyakit khususnya
penyakit menular seperti demam berdarah, Japanese encephalitis, malaria, filariasis
ditularkan melalui perantara nyamuk (Achmadi. 2013).

Nyamuk tersebar luas di seluruh dunia mulai dari daerah kutub sampai ke
daerah tropika, dapat dijumpai 5.000 meter diatas permukaan laut sampai kedalaman
1.500 meter di bawah permukaan tanah didaerah pertambangan (WHO,1999).

 Klasifikasi nyamuk

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Unimaria

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Sub ordo : Nematocera

Superfamili : Culicoidea

Famili : Culicidae

Sub-famili : Culicinae

Genus : Spesies (Gandahusada, 2000)


2.2 Morfologi,anatomi,dan fisiologi dari nyamuk

Nyamuk yang telah didapatkan berjenis Anopheles s.p

 Morfologi nyamuk

Ciri-ciri nyamuk :

a. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih.

b. Pertumbuhan telur sampai dewasa ± 10 hari.

c. Menggigit/menghisap darah pada siang hari.

d. Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar.

e. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah
yang agak gelap dan lembab.

f. Hidup dalam rumah dan di sekitar rumah.

g. Di dalam rumah : bak mandi, tempayan, vas bunga, tempat minum burung.

h. Di luar rumah : drum, tangki penampungan air, kaleng bekas, ban bekas,
botol pecah, potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain (Chemika,
2004).

Ukuran nyamuk ini kecil sekali dan halus 4-13 mm.Pada kepala terdapat
probosis halus dan panjang yang melebihi  panjang kepala. Pada nyamuk betina
probosis dipakai pada alat tusuk dan pengisap darah, sedang pada yang jantang dipakai
pada pengisap cairan tumbuh-tumbuhan,buah-buahan dan keringat.Dikiri dan kanan
probosis terdapat palpus yang terdiri dari 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri dari 15
segmen.Antena pada nyamuk jantang  berambut lebat  disebut plumose dan pada betina
rambutnya jarang disebut pilose.
Bagian thoraks yang kelihatan yaitu mesonotum sebagian besar  ditutup dengan
bulu halus.Bulu ini mungkin berwarna putih atau kuning dan membentuk gambaran
yang khas untuk masing-masing feses.
Bagian posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang berbentuk pada:
a)    Anophelini, melengkung (rounded)
b)    Culicini, mempunyai 3 lengkungan (trilobus)

Nyamuk mempunyai sayap yang panjang dan langsing mempunyai vena yang
permukaannya  ditutupi dengan sisik sayap(wing scales) yang terletak mengikuti
vena.Pada pinggir sayap terdapat deretan rambut yang disebut fringe. Abdomen
berbentuk silinder yang terdiri dari 10 segmen. Dua segmen terakhir berubah menjadi
alat kelamin.
Ciri-ciri dari setiap stadium dari spesies adalah :
1. Telur
Telur berwarna hitam dan setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat
mengeluarkan sekitar seratus butir telur dengan ukuran sekitar 0,7 milimeter
perbutir. Telur nyamuk ini tidak berpelampung, sehingga satu per satu akan
menempel ke dinding. Secara fisik, telur nyamuk berbentuk lonjong dan
mempunyai anyaman seperti kain kasa. Telur tampak satu per satu teratur di
pinggiran kaleng, lubang pohon, alas pot bunga, dan lain sebagainya.
Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air
bersih, seperti tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari : Bak mandi,
WC, Tempayan, Drum air, Bak menara (tower air) yang tidak tertutup, sumur
gali. Selain itu, wadah berisi air bersih atau air hujan, tempat minum burung,
Vas bunga, Pot bunga, Ban bekas, potongan bambu yang dapat menampung air,
11 Kaleng, Botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya
yang dapat menampung air walau dengan volume kecil, juga menjadi tempat
kesukaannya. Telur akan diletakkan dan menempel pada dinding penampungan
air, sedikit diatas permukaan air. Di tempat kering (tanpa air), telur dapat
bertahan sampai enam bulan. Pada umunya telur akan menetas menjadi jentik
dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah telur terendam (Silalahi, 2004).

2. Larva
Stadium larva biasanya berlangsung 6-8 hari. Larva nyamuk mempunyai
ciri-ciri antara lain adanya corong udara pada segmen terakhir, pada segmen
abdoman tidak ditemukan adanya rambut-rambut berbentuk kipas (palmatus
hairs), pada corong udara terdapat pectan, sepasang rambut serta jumbai akan di
jumpai pada corong (siphon), setiap sisi abdomen segmen kedelapan ada comb
scale sebanyak 8-21 atau berjejer 1 sampai 3, bentuk individu dari comb scale
seperti duri, sisi thorax terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan
adanya sepasang rambut di kepala (Ditjen, 2002).
Ada 4 tingkatan (instar) larva nyamuk, masing-masing tingkatan
mempunyai ciri-ciri dan ketahanan yang berbeda. Tingkatan larva tersebut
adalah:
1. Larva instar I berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm atau 1-2 hari
setelah telur menetas, duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan
corong pernafasan pada siphon belum jelas.
2. Larva instar II berukuran 2,5-3,5 mm atau 2-3 hari setelah telur
menetas, duri-duri belum jelas, corong kepala mulai menghitam.
3. Larva instar III berukuran 4-5 mm atau 3-4 hari setelah telur menetas,
duri-duri dada mulai jelas dan corong pernafasan berwarna coklat
kehitaman.
4. Larva instar IV berukuran paling besar yaitu 5-6 mm atau 4-6 hari
setelah telur menetas, dengan warna kepala gelap.

3. Pupa (kepompong)
Pupa (kepompong) berbentuk seperti koma, bentuknya lebih besar
namun lebih ramping dibandingkan rata-rata nyamuk lainnya. Kepala dan
dadanya bersatu dilengkapi sepasang terompet pernafasan. Stadium pupa ini
adalah stadium tidak makan dan bila terganggu, pupa akan bergerak naik turun di
dalam wadah air. Pupa akan menjadi nyamuk dewasa dalam waktu lebih kurang
dua hari (Handiman, 2004).

4. Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-
rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai warna dasar yang hitam dengan
bintikbintik putih pada bagian badan, kaki dan sayap. Pertumbuhan dari telur
menjadi nyamuk dewasa mencapai 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat
mencapai dua sampai tiga bulan (Gandahusada, 2000)
Paha kaki belakang bagian luar sebagian besar putih. Tarsale dengan
hubungan putih lebar. Scutum dengan sepasang garis lengkung dibagian luar dan
dua garis pendek di bagian tengah, membentuk lira (Ditjen, 2002).
 Anatomi dan fisiologi dari nyamuk

Dengan berat sekitar 12 mg dan panjang 16 mm, tubuh nyamuk terdiri dari tiga
bagian utama yaitu Kepala (Head), Thorax, dan Abdomen.

Bagian kepala terdiri dari (lihat gambar 1) 22.Compound eye (22), arista (23),
antenna (24), maxilary palps (25), labium (26), labellum (27), Pseudotracheae (28).

Bagian torak terdiri dari (lihat gambar 1) . Prescutum (1), anterior spiracle (2),
scutum (3), basicosta (4), calypters (5), scutellum (6), wing vein (7), wing (8), haltere
(10), posterior spiracle (11), femur (12), tibia (13), spur (14), tarsus (15), propleuron
(16), prosternum (17), mesopleuron (18), mesosternum (19), metapleuron (20),
metasternum (21). Bagian abdomen terdiri dari (lihat gambar 1) abdominal segment (9).

Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk


menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan
amfibi untuk menghisap darah). Nyamuk betina memerlukan protein untuk
pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang
tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk
mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina,
dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Nyamuk betina dari satu
genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini
merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.

2.3  Beberapa Aspek Perilaku (Behavior) serta ekologi Nyamuk

Behavior dan ekologi nyamuk mencakup pengertian tentang perilaku,


perkembang biakan, umur, populasi, penyebaran, fluktuasi musiman, serta faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi berupa lisan fisik (musim. Kelembaban, angin,
matahari, arus air), lingkungan kimiawi (kadar gram, PH) dan lingkungan biologik
seperti tumbuhan bakau, gangang vegetasi disekitar tempat perindukan dan musim
alami.

. Perilaku binatang akan mengalami perubahan jika ada rangsangan dari luar.
Rangsangan dari luar misalnya perubahan cuaca atau perubahan lingkungan baik yang
alami manpun karena ulah manusia.

1.Perilaku Mencari Darah.

a.       Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu.

Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn
hari.apabila dipelajari dengan teliti  ternyata tiap spesies mempunyai sifat yang tertentu,
ada spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan sampai pagi
hari.

b.      Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat.

Apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk didalam
dan diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua
golongan nyamuk, yaitu: eksofagik yang lebih senang mencari darah diluar rumah dan
endofagik yang lebih senang mencari darah didalam rumah.

c.       Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah.

Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas:


antropofilik apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih
senang menghisap darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu.

2. Frekuensi menusuk

Telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama
hidupnya Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina
hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali
nyamuk akan mencari darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi
oleh temperatur dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik.Untuk iklim Indonesia
memerlukan waktu antara 48-96 jam.

3. Perilaku Istirahat.

Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya


selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada
waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih
tempat yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih
lanjut tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda.Ada spesies yang
halnya hinggap tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species
yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus).

Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk
menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum
maupun sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat.

4. Perilaku Berkembang Biak.

Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan


atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya
Ada species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (an.
Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species
yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya
(An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku berkembang biak ini sangat
bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif untuk inventarisasi tempat
perindukan, yang sangat diperlukan dalam program pemberantasan.
5. Temperatur

Temperatur merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi


kehidupan nyamuk ,baik pada masa pradewasa maupun pada masa dewasa.Pada suhu
30 derajat telur nyamuk akan menetas dalam waktu satu sampai 3 hari,tetapi demikian
pada suhu 16 derajat membutuhkan waktu 7 hari.Temperatur sangat mempengaruhi
lamanya siklus hidup nyamuk.semakin rendah suhu ,semakin lambat jalannya proses
siklus tersebut .suhu dibawah 10 derajat menyebabkan tidak ada perkembangan .suhu
optimal untuk perkembangan nyamuk antara 25 derajat sampai 27 derajat

6. Kelembapan

Nyamuk lebih suka pada keadaan yang lembap yaitu pada waktu nyamuk
meletakkan telurnya pada waktu beristirahat.Kelembapan Nisbi yang optimal bagi
nyamuk antara 75%-93% karena kelembapan kurang dari 60% atau rendah dapat
mempengaruhi lama hidup nyamuk .

 Untuk pemberantasan malaria oleh nyamuk anopheles sp dapat dilakukan

berbagai cara, yaitu:

o Mengobati penderita sampai sembuh hingga tidak ada sumber penularan.

o Mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara manusia dengan nyamuk 

anophelini dengan cara:

o Memasang kawat kasa di bagian-bagian rumah yang terbuka seperti

jendela, pintu dan ventilasi lainnya.

o Penggunaan kelambu.

o Melindungi dari gigitan nyamuk dengan repellent.

o Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang berkaitan

dengan pemusnahan tempat perindukan nyamuk.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Metamorphosis pada nyamuk merupakan metamorphosis sempurna dimana


metamorphosisnya melewati tahapan-tahapan mulai dari telur – larva – pupa - imago
(dewasa).

Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan
dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya
nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada
hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina
makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-
telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.

Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat
menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau kolam yang
kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan
reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan
kelembapan. Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya.
Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam
kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya
saling berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.

Sebagian nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa seperti malaria,


penyakit filaria seperti kaki gajah, dan penyakit bawaan virus seperti demam kuning,
demam berdarah dengue, encephalitis, dan virus Nil Barat

3.2 SARAN

Pada isi makalah diatas  penulis menghimbau kepada seluruh kalangan


masyarakat khususnya pada mahasiswa untuk  dapat menjaga kebersihan lingkungan,
karena kebershihan lingkungan merupakan salah satu cara untuk menghindari adanya
penyaki yang di sebabkan oleh beberapa Nyamuk salah satunya Malaria yang di
tularkan oleh nyamuk kepada manusia, olehnya itu di sarankan kepada seluruh
masyarakat untuk mulai sekarang dapat menjaga lingkungan sekitar agar dapat terhindar
dari wabah penyakit yang di sebabkan oleh nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai