Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA KUIS KULIAH KE 12

[Kerja kelompok, laporan individual]


Mata kuliah : ISLAM DAN IPTEK
Nama mahasiswa : IKA INTAN SARI UTOMO PUTRI
NIM : J500190039
Nama dosen : Prof. Tjipto Subadi
JAWABAN

TEMA :PANDANGAN  ISLAM TENTANG STEM SEL

1. Stem sel adalah sel yang mempunyai sifat meregenerasi sel dirinya sendiri dan mampu
berdefrensiasi menjadi sel lain (Peraturan Menteri No. 833/Menkes/Per/IX/2009 tentang
Penyelenggaraan pelayanan sel punca). Stem sel mempunyai sifat - sifat umum, yaitu : 
a. Differentiate (mampu berdeferensiasi)
b. Self regenerate/self renew (mampu meregenerasi) 

2. Sel punca atau stem cell disebut-disebut sebagai metode pengobatan baru untuk berbagai
penyakit, seperti kanker dan penyakit degeneratif. Di balik potensi besar yang diharapkan
dari sel punca, metode ini masih banyak diperdebatkan dan informasinya belum tersebar
luas. Peran utama sel punca dalam pengobatan adalah sebagai bahan transplantasi.
Transplantasi sel punca dijalankan dengan menanamkan sel-sel punca sebagai sel sehat
untuk menggantikan sel yang rusak, dan digunakan untuk menangani penyakit tertentu.
Setiap sel di dalam organ manusia memiliki peran dan karakteristik tersendiri. Sebelum
menjadi sel dewasa yang memiliki fungsi spesifik, sel-sel tersebut berasal dari sel punca.
Sel ini akan membelah untuk membentuk sel-sel lain yang disebut sel anak. Pembelahan
dapat terjadi di dalam tubuh atau laboratorium. Sel-sel anak ini kemudian dapat terbentuk
ke dalam dua jenis, yaitu sel punca baru (proses memperbanyak diri) atau sel dengan
fungsi khusus (proses diferensiasi). Sel dewasa yang sudah memiliki fungsi spesifik
contohnya sel otak, sel darah, serta tulang, dan otot jantung.
Secara garis besar, sel punca diteliti dan dikembangkan untuk hal-hal medis berikut:
1) Untuk menggantikan sel-sel yang sudah rusak akibat berbagai penyakit, misalnya penyakit
jantung, stroke, kanker, diabetes, luka bakar, serta penyakit degeneratif seperti
osteoarthritis, Alzheimer dan Parkinson. Hal ini karena sel punca berpotensi untuk
ditransplantasikan agar berkembang menjadi sel dan jaringan baru.
2) Untuk mengetahui efektivitas dan keamanan obat-obatan.
3) Dengan memerhatikan proses kematangan sel punca menjadi sel-sel pada organ tubuh,
para dokter dan peneliti mungkin dapat memahami bagaimana munculnya sebuah penyakit.
Sel-sel punca yang digunakan dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu:
1) Sel punca embrio
2) Sel punca perinatal
3) Sel pnca dewasa
4) Sel punca pluripotent hasil rekayasa genetika
Metode Transplantasi Sel Punca
a. Transplantasi sel punca autolog
Menggunakan sel-sel punca yang berasal dari tubuh pasien sendiri yang diambil kemudian
dibekukan dan disimpan sebelum pasien memulai terapi yang dapat menyebabkan efek
samping rusaknya sel punca alami pasien. Kelebihan dari sel punca tipe ini, adalah lebih
sedikit risiko penolakan ketika tubuh menerima sel punca, dan lebih sedikit efek samping.
Pembentukan darah baru pun berlangsung lebih cepat. Sementara kekurangannya, adalah
sel-sel kanker mungkin belum sepenuhnya hilang, atau terbawa pada sel punca yang
diambil dari tubuh sehingga dapat menyerang ketika sel punca dimasukkan kembali ke
dalam tubuh.
b. Transplantasi sel punca allogenik
Tipe ini menggunakan sel punca pendonor, biasanya dari relawan atau kerabat. Biasanya
transplantasi ini digunakan jika transplantasi autolog tidak berhasil, atau untuk menangani
leukemia dan limfoma agresif. Kelebihan transplantasi sel punca ini adalah sel yang bebas
dari kanker, karena telah menciptakan sistem kekebalan tubuh baru yang terus berkembang
dan mampu membunuh sel kanker. Kekurangannya adalah risiko efek samping lebih besar
dan pemulihan lebih lambat, karena tubuh dapat menolak sel punca donor. Pembentukan
darah baru juga dapat berlangsung lebih lambat.
Risiko Transplantasi Sel Punca
1) Perkembangan sel punca embrionik dapat menjadi tidak teratur atau secara spontan
berkembang menjadi berbagai tipe sel.
2) Graft-versus-host disease, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh pasien menganggap sel
punca dari donor sebagai benda asing sehingga menolak sel tersebut. Mual, muntah, diare,
kram perut, sariawan, kehilangan nafsu makan, kerusakan organ, penyakit kuning adalah
beberapa tanda gejala utama graft-versus-host disease.
3) Infeksi.
4) Infertilitas.
5) Munculnya kanker baru.
6) Katarak.
7) Kegagalan transplantasi sel punca.
8) Kematian.
Transplantasi sel punca harus dilakukan sesuai prosedur medis, di rumah sakit yang memang
menyediakan layanan ini. Namun, masih ada banyak transplantasi yang tidak dilakukan oleh
pihak yang kompeten sehingga menimbulkan risiko berbahaya. Berikut adalah beberapa ciri
penyedia layanan transplantasi yang tidak dapat dipercaya:
a. Sumber sel punca tidak didokumentasikan secara jelas.
b. Menyatakan bahwa sel punca dapat mengobati segala penyakit.
c. Mengklaim bahwa tidak ada risiko yang akan ditimbulkan.
d. Menetapkan harga tinggi. Pada transplantasi sel punca yang masih termasuk dalam
metode pengobatan eksperimental, harga prosedur harusnya tidak terlalu tinggi.
e. Penjelasan terkait tahapan prosedur tidak memadai.
f. Seperti apa kebijakan, peraturan, dan tinjauan terhadap transplantasi sel dan penyedia
layanan di lokasi Anda berada.

3. Kegunaan Stem sel pada manusia antara lain:

 Perbaikan sel yang sudah mati sehingga terapi stem cell bisa dilakukan untuk
penyembuhan luka. 

 Memproduksi zat protein Sitokin. Protein ini yang befungsi untuk melakukan perbaikan
sel rambut dan kulit. “Fungsi ini yang banyak dimanfaatkan para dokter untuk
memperbaiki sel-sel yang rusak sehingga banyak dipakai di bidang anti aging

 Stem cell bisa berdiferensiasi sehingga bisa membelah diri menjadi menghasilkan sel
yang bertugas menggantikan tugas sel tertentu yang sudah mati. Dengan fungsi ini,
terapi stem cel lbisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit kardiovaskular seperti
stoke dan jantung koroner.

 Untuk penyembuhan penyakit degeneratif seperti osteoarthritis, diabetes melitus,


dimensia, alzaimer, dan parkinson 

 Menyeimbangkan imum pada penyakit autoimun


 Transplantasi sumsum tulang
 Terapi gen
 Terapi penyakit kanker
 Pengembangan obat baru

4. Sel punca atau stem sel menurut pandangan Islam


Dalam pandangan islam Stem sel diperbolehkan sepanjang untuk pengobatan .Stem sel yang
diperbolehkan bukan sel embrional .Setiap muslim harus menyakini bahwa semua
kesembuhan berasal dari Allah SWT.
“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S. Al-Isra:82)
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.” (Q.S. Yunus: 57).

“Setiap penyakit ada obatnya. Bila penyakit dikenai obat, niscaya akan sembuh atas izin Allah
Azza wa Jalla.” (HR.Imam Ahmad, Bukhari, Ibnu Majah)

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan
menuju surga.”( HR. Muslim)

“Wahai hamba-hamba Allah, kalian harus mengobati (diri kalian sendiri) karena
sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit tanpa menyediakan obatnya, kecuali
satu macam penyakit”. Mereka bertanya: “Apa itu?” Nabi Muhammad SAW menjawab
:pikun/ketuaan” (HR Bukhori)

Dalam pengobatan stem cell dari plasenta bayi, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
mengatakan bahwa pengobatan dengan metode tersebut diperbolehkan asal memang benar-
benar telah terbukti dapat menyembuhkan. Ia mengatakan demikian karena stem cell bisa saja
diambil dari bagian tubuh manusia hidup, yang mana bagian tersebut bisa dikatakan adalah
mayat. Dan ia menegaskan bahwa mayat manusia hukumnya suci. Itulah alasan mengapa
pengobatan stem cell diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai