Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MENGANALISIS ARTIKEL

BLOK SAMARA

“Parenting Islami: Cara Mengajari Akhlak Mulia di Era Milenial”

DI SUSUN OLEH:

DWI PERMATASARI UTOMO PUTRI (J500190020)

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


TAHUN AJARAN 2021/2022

LATAR BELAKANG

Di era milenial saat ini jarang sekali yang memperhatikan ahlak mulia dan
etika bahkan sangat di kesampingkan sekali. Padahal kualitas-kualitas kemanusiaan
hanya dapat diukur pada orang dengan akhlak yang baik. Oleh karenanya nilai-nilai
akhlak mulia harus tetap terpelihara hingga akhir zaman.

Dalam dunia yang serba cepat diiringi dengan kecepatan perkembangan


teknologi dan ilmu pengetahuan, orientasi sebagian besar orang adalah mengejar
kesuksesan, mengumpulkan materi dan kekuasaan. Apakah akhlak mulia yang penuh
dengan norma dan etika masih diperlukan dalam situasi seperti sekarang ? Sebagai
seorang muslim/muslimah, saya yakin jawabannya akhlak mulia tetap harus
dipertahankan hingga akhir zaman. Mengapa? Misi utama diturunkannya Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW adalah untuk memperbaiki perilaku manusia mulai
sejak diturunkannya wahyu pertama hingga akhir zaman.

Rasulullah sendiri adalah contoh dan teladan bagi kemuliaan akhlak yang
harus dicontoh oleh semua umat Islam. Akhlak mencerminkan bagaimana ajaran-
ajaran Qur’an ditampilkan oleh para pemeluknya. Jika akhlak mulia yang ditampilkan
maka wajah Islam sebagai ajaran Rahmatan Lil Alamiin akan terpancar dari perilaku
pemeluknya. Sebaliknya, jika akhlak buruk yang ditampilkan pemeluknya,  maka
akan mencoreng citra ajaran Islam. Kesimpulannya, akhlak mulia wajib dibentuk
sejak dari masa anak-anak sebagai bentuk syiar kemuliaan ajaran Al-Qur’an.
Parenting Islami: Cara Mengajari Akhlak Mulia di Era Milenial

Parenting islami tentang mengajari anak kecil supaya bisa lebih akhlak

Zaitu Asrilla 25 Februari 2019 7367

Siapa yang tidak senang bertemu dengan anak yang akhlaknya baik?  Pasti secara
spontan orang akan bertanya “anak siapa ini” sebagai sebuah bentuk penghargaan
kepada orang tuanya. Dari zaman Rasulullah hingga zaman millennial seperti
sekarang, orang-orang berakhlak baik selalu akan menjadi rujukan dan teladan
masyarakat. Di era teknologi yang  berkembang pesat dan pertukaran informasi tanpa
batas, seringkali akhlak dan etika pergaulan dikesampingkan. Padahal kualitas-
kualitas kemanusiaan hanya dapat diukur pada orang dengan akhlak yang baik. Oleh
karenanya nilai-nilai akhlak mulia harus tetap terpelihara hingga akhir zaman. Akhlak
menurut istilah seperti dikemukakan oleh Imam al-Ghazali adalah sebagai berikut:

‫الخلق عبارةعن هيئة في النفس راسخة عنها تصدر األفعال بسهولة ويسر من غير حاجة إلي فكر ورؤية‬

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran
(lebih dulu).

Apakah akhlak secara otomatis terbentuk pada diri anak ? Tentu saja jawabannya,
tidak otomatis. Ada proses belajar dan pembiasaan pada anak agar tercapai akhlak
mulia yang dimaksud. Sebelum membahas bagaimana cara membentuk akhlak mulia
pada diri anak-anak, kita akan bahas dahulu  yang dimaksud dengan akhlak mulia
dalam Islam dan apa saja sifat-sifat baik yang termasuk dalam akhlak mulia tersebut.

Apa yang dimaksud dengan Akhlak Mulia?

Menurut Luis Ma’lif dalam Kamus Al-Munjid, kata khuluq berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat.  Jika merujuk pada pendapat Imam Al-Ghazali
yang mengatakan bahwa akhlak adalah sesuatu yang sudah tertanam dan tingkah laku
lahir secara otomatis maka konsep ini selaras dengan konsep karakter atau watak
dalam psikologi. Menurut Kamus Psikologi ( C.P. Chaplin, 1995) karakter atau watak
adalah satu kualitas atau sifat yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat
dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek atau kejadian.
Akhlak atau karakter tercermin pada perilaku individu.
Dalam dunia yang serba cepat diiringi dengan kecepatan perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan, orientasi sebagian besar orang adalah mengejar kesuksesan,
mengumpulkan materi dan kekuasaan. Apakah akhlak mulia yang penuh dengan
norma dan etika masih diperlukan dalam situasi seperti sekarang ? Sebagai seorang
muslim/muslimah, saya yakin jawabannya akhlak mulia tetap harus dipertahankan
hingga akhir zaman. Mengapa? Misi utama diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad SAW adalah untuk memperbaiki perilaku manusia mulai sejak
diturunkannya wahyu pertama hingga akhir zaman. Dalam Surat Al-Qalam ayat 4
sebagai berikut:

‫َظ ٍيم‬ ٍ ُ‫َوإِنَّكَ لَ َعلى ُخل‬


ِ ‫قع‬

Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung. (QS. al-
Qalam [68]: 4).

Artinya, Rasulullah sendiri adalah contoh dan teladan bagi kemuliaan akhlak yang
harus dicontoh oleh semua umat Islam. Akhlak mencerminkan bagaimana ajaran-
ajaran Qur’an ditampilkan oleh para pemeluknya. Jika akhlak mulia yang ditampilkan
maka wajah Islam sebagai ajaran Rahmatan Lil Alamiin akan terpancar dari perilaku
pemeluknya. Sebaliknya, jika akhlak buruk yang ditampilkan pemeluknya,  maka
akan mencoreng citra ajaran Islam. Kesimpulannya, akhlak mulia wajib dibentuk
sejak dari masa anak-anak sebagai bentuk syiar kemuliaan ajaran Al-Qur’an.
5A. dalam artikel Parenting Islami: Cara Mengajari Akhlak Mulia di Era Milenial
sangat menginspirasi dan sudah lengkap, sangat mudah di pahami, dan sudah di sertai
dengan penjelasan dalam Al-Qur’an. Didalam artikelnya juga sudah di sertai dengan
penjelasa dan pengertian ahlak mulai menurut para ahli, dan sudah di sertai
bagaimana cara untuk mendidik anak dengan ahlak yang mulia di era milenial seperti
ini

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Luis Ma’lif dalam Kamus Al-Munjid, kata khuluq berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat.  Jika merujuk pada pendapat Imam Al-Ghazali
yang mengatakan bahwa akhlak adalah sesuatu yang sudah tertanam dan tingkah laku
lahir secara otomatis maka konsep ini selaras dengan konsep karakter atau watak
dalam psikologi. Menurut Kamus Psikologi ( C.P. Chaplin, 1995)

5B. saya terinspirasi jika suatu saat nanti saya sudah menikah dan mempunyai anak
saya akan mendidik anak saya agar memiliki ahlak yang mulai di era milenial yang
seperti ini. Karena di era milenial ini sudah banyak yang mengenyampingkan tentang
ahlak dan etika, Padahal kualitas-kualitas kemanusiaan hanya dapat diukur pada
orang dengan akhlak yang baik. Oleh karenanya nilai-nilai akhlak mulia harus tetap
terpelihara hingga akhir zaman.

TINJAUAN PUSTAKA

Akhlak menurut istilah seperti dikemukakan oleh Imam al-Ghazali adalah sebagai
berikut:

‫الخلق عبارةعن هيئة في النفس راسخة عنها تصدر األفعال بسهولة ويسر من غير حاجة إلي فكر ورؤية‬

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran
(lebih dulu).

5C. yang saya lakukan saya akan mendidik anak saya agar miliki ahlak dan etika
yang baik di era milineal ini, karena ahlak yang mulia harus di pertahankan sampai
akhir zaman. Rasulullah sendiri adalah contoh dan teladan bagi kemuliaan akhlak
yang harus dicontoh oleh semua umat Islam. Akhlak mencerminkan bagaimana
ajaran-ajaran Qur’an ditampilkan oleh para pemeluknya. Jika akhlak mulia yang
ditampilkan maka wajah Islam sebagai ajaran Rahmatan Lil Alamiin akan terpancar
dari perilaku pemeluknya. Sebaliknya, jika akhlak buruk yang ditampilkan
pemeluknya,  maka akan mencoreng citra ajaran Islam. Kesimpulannya, akhlak mulia
wajib dibentuk sejak dari masa anak-anak sebagai bentuk syiar kemuliaan ajaran Al-
Qur’an.

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Surat Al-Qalam ayat 4 sebagai berikut:

‫َظ ٍيم‬ ٍ ُ‫َوإِنَّكَ لَ َعلى ُخل‬


ِ ‫قع‬

Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung. (QS. al-
Qalam [68]:
DAFTAR PUSTAKA

https://islami.co/parenting-islami-cara-mengajari-akhlak-mulia-di-era-milenial/

https://www.haibunda.com/moms-life/20210216180751-76-192761/8-cara-
mendidik-anak-secara-islam-agar-berakhlak-mulia.

Anda mungkin juga menyukai