Anda di halaman 1dari 6

RUMUSAN MASALAH

1. Anatomi
2. Fisiologi
3. Wujud kelainan
4. Histologi

BRAIN STORMING

1. 3 lapisan : epidermis, dermis, hypodermis


Rifkanesya 4B
Epidermis  5 stratum : s. korneum, s. lucidum, s. granulosum (2-3 lapis sel2 gepeng), s.
spinosum, s. basale
Dermis  pars papillare, pars reticulare
Hipodermis  jar. Subkutan
Melia 4A
s. korneum : sel kulit mati, lepas dari epidermis setelah 14 hari
Selvi 4B
s. lucidum : sel yang punya batas tegas dan tidak berinti
s. granulosum : awal proses kreatinisasi dan berhubungan dengan kematian sel
s. spinosum : menyerupai jarum, berhubungan dgn sel satu dengan lainnya
s. basale : diatas dermis, selalu bermitosis dan bermigrasi ke permukaan
epidermis  tidak mengandung pembuluh darah, mendapat nutrisi langsung dari dermis
Jason 4A:
s. korneum : CCE, lipid
s. lucidum : berisi filamen keratin padat
s. granulosum : mengandung keratohyalin, cikal bakal dr s. korneum
s. spinosum : sel imun : sel APC, dendritic, Langerhans
s. basale : sel merkel, sel melanosit
dermis : folikel rambut, glandula sebasea, m. erector pili
Suryani 4A
Dermis pars papilare : menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pemb. Darah
Dermis Pars reticular : menonjol ke subkutan dan berisi jaringan penunjang
Jonathan 4B
s. basale : keratinosit (epitel yg mengandung fiber keratin, sbg sawar pertama dari
perlindungan kulit, mencegah evaporasi dan masuknya substansi luar), melanosit (hasilkan
melanin, memberikan pigmen warna, untuk melindungi kulit dari sinar UV), sel Langerhans,
sel dendritic (sistem imun, penyaji pathogen yang masuk pada limfosit), merkel cell (ujung
saraf, reseptor sentuh)
Angeline 4A
Keratinosit : tersusun dari beberapa lapisan stratum  menggambarkan proses diferensiasi
atau keratinisasi, dari basal sampai ke korneum
Vebriana 4A
Dermis reticulare : rambut, saraf, kolagen, pemb. Darah
Melia 4A
Lipid pada stratum corneum beda dengan subcutan. Dihasilkan oleh lamellar glandula,
mencegah kehilangan air, deskuamasi, penyerapan kimia. Kalo lipid di hypodermis berfungsi
sbg bantalan dan cadangan energi
Hemi desmosome : BPAG dan integrin
Lathifah 4A
Folikel rambut tidak hanya diselubungi bagian dermis, tapi membrane basalis juga, ada
membrane kemaca yang memisahkan dermis dengan epitel folikel rambut
Imelda 4B
Ada bagian tebal (4mm) : telapak tangan, kaki. ada bagian tipis (0,2mm) : pipi, kelopak mata
s. korneum : beregenerasi tiap 4 minggu
Luka pada dermis : tidak dapat beregenerasi sehingga menimbulkan cacat permanen

2. Melia 4A
- Sintesis vit D dengan bantuan sinar UV yang akan dilanjutkan oleh hepar dan ginjal

Selviatun 4B

- Proteksi, barrier fisik jaringan dibawah, reseptor sensorik, mengatur suhu tubuh,
mengendalikan kehilangan air, ekskretorik, sekretorik
- Melanin berfungsi mengabsorbsi sinar UV dari matahari untuk mencegah terjadi mutase
DNA kulit dan efek lain yang merusak

Vieska 4B

- Fungsi ekskresi : mengeluarkan sisa metabolisme tubuh berupa NaCl, Urea, amonia

Andi 4A

- Kalo terlalu panas, kulit akan mengeluarkan keringat, vasodilatasi  termoregulasi

Rifkanesya 4B

- Ujung2 jari mengkerut  mengendalikan kehilangan air

- Kulit mongering

- Termoregulasi : akan dikirim sinyal ke otak, lalu otak akan memerintahkan untuk
vasokonstriksi atau vaso dilatasi saat panas (kulit memerah)

Jason 4A

- Barrier kontak mekanik (keratin : gesekan, iritasi), panas (diserap melanin), mikro
organisme (sel imun)
- Sensorik : sel merkel
- Lipid mencegah evaporasi air, supaya kulit ga kering
- Kulit membantu menyerap sinar matahari  merubah provitamin D menjadi vitamin D

3. Jason 4B
- Macula : area pipih melingkar dengan warna kulit berubah. Diameter <1cm. co: tahi
lalat, ptekie, campak
- Papula : area melingkar, keras, meninggi, diameter <1cm. co : gigitan serangga, tahi lalat
menonjol, fibroma
- Patch : macula tapi pipih, tidak teraba, ireguler, diameter >1cm. co : Mongolian spot,
port wensteins
- Plak : lesi keras, kasar, meninggi, permukaan atas pipih, diameter lebih dari 1 cm. co :
psoriasis, keratosis
- Nodul : lesi melingkar, keras, meninggi, diameter 1-2 cm

Dinda 4A

- Gambar 1 : urtikaria  kemerahan dan penebalan. Skuama  pelepasan stratum


korneum yang abnormal (Digambar seperti sisik), skuama kasar  dapat langsung
terlihat tanpa harus dikerok (langsung terlihat). Batas tidak tegas

Namira 4B

- Skuama : dapat seperti taburan tepung atau lapisan tebal. Ptiriasis, prsoriasis, kutikular
- Krusta : cairan di badan yang mongering dapat bercampur dengan jaringan nekrotik atau
benda lain. Warna bisa kuning, hijau, hitam (darah)
- Ulkus : hilangnya jaringan yang lebih dalam, punya dinding, tepi, dasar
- Erosi : kelainan kulit karena kehilangan jaringan yg ga ada s. basale. Kalau digaruk keluar
cairan serosa
- Ekskoriasi : hilangnya jaringan sampai s. papilar. Dermatitis kontak
- Fissure : hilangnya kontinuitas karena tegangan yang berlebihan
- Sikatrik : jaringan parut. Banyak jaringan ikat. Luka yang terlalu dalam
- Atrofi : berkurangnya ukuran sel
- Striae, stretch marks : kalau orang gendut, bisa ada merah atau ungu
- Abses : nanah dalam jaringan
- Hiperpigmentasi : kulit tampak lebih hitam, biasanya dibelakang leher
- Hipopigmentasi

Lathifah 4A

- Vesikel : air, ukuran kurang dr 1 cm. bula lebih besar. Herpes zooster
- Bula : luka bakal
- Kista : meninggi, adanya dari dermis
- Pustula : lesi superfisial mirip vesikel

4. Imelda (18-099) : Secara histologi epidermis merupakan jaringan epitel yang berasal dari
ektoderm, sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm.
Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar yaitu hipodermis, yang pada
beberapa tempat terutama terdiri dari jaringan lemak
Lathifah 18004 :
Pada lapisan stratum pinosum terkenal sel keratinosit yang berduri dan saling berintegrasi
dengan desmosom yang filamennya bertumpuk sehingga mencegah gesekan vertikal antar
sel
Melia (17.185)
Sel langerhans merupakan sel dendritik penyaji antigen yang terdapat pada semua epitel
tatah berlapis yang berasal dari prekursor haemopoetik CD34+ di sumsum tulang. Sel ini
akan menangkap antigen eksogen yang terdapat pada kulit dan kemudian
mempresentasikannya pada sel T naif. Walaupun sel ini bukan merupakan sel khusus yang
ditemukan pada epidermis, tetapi populasinya mencapai 2 – 8% populasi sel epidermis.
Dengan pewarnaan hematoksilin–eosin, sel langerhans tampak sebagai sel jernih pada
epidermis suprabasal Sel ini sulit dibedakan dengan sel T limfosit intraepidermal dan
makrofag. Pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron, sel langerhans memiliki
sitoplasma yang electron-lucent (pucat) dan nukleus yang berlobus tanpa adanya
tonofilamen atau desmosom. Sel ini memiliki penanda sitoplasmik yang spesifik yaitu birbeck
granule, yang berasal membran sel dan terlibat pada proses endositosis.5 Gambarannya
berupa batang panjang yang berukuran 300 nm–1 µm dengan struktur trilaminar internal
yang menyerupai zipper, terkadang disertai dengan vesikel sehingga menyerupai bentuk
tennis racquet. Beberapa pewarnaan enzimatik secara histokimia kadangkala diperlukan
untuk membedakan sel langerhans dengan melanosit misalnya adenosin tripospat (ATP) dan
aminopeptidase
Suryani (18-067) :
Epidermis terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epitel berlapis gepeng
pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Dermis, batas
antara kedua lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
Rifkanesya (18-048) : Pada lapisan stratum basale epitel selapis kubis, stem cells : aktifitas
mitosis untuk renewal epidermis 15-30 hari tergantung dari umur,regio,faktor lain, sel
mengandung intermediate keratin filament. Pada lapisan stratum spinosum sel berbentuk
kubis atau agak gepeng, terdapat kelompokan filamen dalam sel (tonofilamen), mitosis sel
dalam lapisan ini disebut Malpighian layer
Angellyn 18-017 :
epidermis memiliki 5 lapisan :
1. Stratum basal (germinativum)
Lapisan dasar epidermis.
Lapisan ini terdiri dari satu lapisan sel yang terletak pada membrana basalis.
2. Stratum spinosum
Lapisan ini terletak diatas stratum basal, terdiri dari beberapa lapis sel yang terlihat seperti
berduri (karena tonjolan sitoplasma).
3.Stratum spinosum
Lapisan ini terletak diatas stratum basal, terdiri dari beberapa lapis sel yang terlihat seperti
berduri (karena tonjolan sitoplasma).
4.Stratum lusidum
Lapisan ini translusen dan hanya ada pada kulit tebal, terletak antara stratum granulosum
dan stratum korneum.
5. Stratum korneum
Lapisan kulit yang paling luar. Tersiri dari sel-sel mati yang berisi filamen keratin. Sel-sel
superfisial terus dilepaskan atau deskuamasi dan tergantikan oleh sel-sel dari stratum basal
yang berada dibawahnya.
Vebriana(18-122) :
Kulit mempunyai berbagai organ yang tersusun dari 4 jaringan dasar :
1. Kulit mempunyai berbagai jenis epitel, terutama epitel berlapis gepeng dengan lapisan
tanduk. pembuluh darah pada dermisnya dilapisi oleh endotel. kelenjar-kelenjar kulit
merupakan kelebjar epitelial.
2. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, seperti serat-serat kolagen dan elastin, dan sel-sel
lemak pada dermis
3. Jaringan otot dapat ditemukan pada dermis. Contoh, jaringan otot polos, yaitu otot
penegak rambut (m. arrector pili) dan pada dinding pembuluh darah, sedangkan jaringan
otot bercorak terdapat pada otot-otot ekspresi wajah
4. Jaringan saraf sebagai reseptor sensoris yang dapat ditemukan pada kulit berupa ujung
saraf bebas dan berbagai badan akhir saraf. Contoh, badan Meissner dan badan Pacini
Selvi 18-131:
Stratum germinativum atau stratum basale berisi beberapa jenis sel.
1. Sel punca: yang membelah dan memperbaharui populasi sel punca serta menghasilkan sel
keratinosit
2. Keratinosit: sel yg paling banyak lapisan. Sel ini membelah 3-6 kali sebelum bergerak
keatas menuju stratum pspinosum, berbentuk kuboid dengan sitoplasma merah muda serta
nukleus berwarna ungu
3. Melanosit: menghasilkan melanin. Berasal dar8 krista neuralis pada embrio. Terdapat 1
melanosit untuk setiap 4-10 keratinosit basal. Jumlah melanosit setiap orang sama, namun
aktivitasnya jauh lebih tinggi pada orang yang berkulit gelap. Melanosit dapat
diidentifikasikan oleh sitoplasma yg pucat/jernih dan nukleus basofilik. Melanosit dikemas
dalam vesikel (melanosom) menuju ujung penonjolan panjang yg berpenetrasi ke dalam
lapisan sel berspina, dan melanosom ini kemudian difagositoais oleh keratinosit kemudian
membentuk lapisan di depan nukleus, untuk melindungi terhadap sinar UV

Namira Vadya (18-058) 4B


Saya ingin menjelaskan tentang RM ke 4 tadi ttg morfologi kelainan kulit dari ukuran,
gambaran, bentuk, penyebaran dan lokasi

I. Ukuran
• Miliar : sebesar kepala jarum pentul
• Lentikular : sebesar biji jagung
• Numular : sebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiah
• Plakat : lebih besar dari uang logam 100 rupiah/numular

II. Gambaran
• Linear: seperti garis lurus
• Sirsinar atau anular: seperti lingkaran
• Arsinar: seperti bulan sabit
• Polisiklik: seperti pinggriran yang sambung menyambung
• Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya

III. Bentuk
• Teratur : bulat, lonjong, seperti ginjal dan sebagainya
• Tidak teratur : tidak mempunyai bentuk teratur

IV. Penyebaran
• Sirkumskrip : berbatas tegas
• Difus : tidak berbatas tegas
• Generalisata : tersebar pada sebagian besar bagian tubuh
• Regional : mengenai daerah tertentu pada tubuh.
• Universalis : seluruh atau hampir seluruh tubuh ( 90%-100%).
• Solitar : hanya satu lesi.
Adinda 18-149
ijin menambahkan untuk lapisan yang ketiga itu adalah stratum granulosum yaitu lapisan
yang terdiri dari beberapa lapis sel gepeng dan granula keratohialin diatas stratum
spinosum. Granula yang bebas berikatan dengan tonofilamen membentuk keratin. Granula
yang terbungkus membran disebut granula lamellosum berfungsi sebagai lapisan lemak yang
menutupi kulit sehingga kulit relatif impermiabel terhadap air.
Jonathan (18-137) : saya ingin menambahkan sedikit , 1. Korpuskula Pacini, merupakan ujung
saraf perasa tekanan kuat.
2. Korpuskula Ruffini, merupakan ujung saraf perasa panas.
3. Korpuskola Krause, merupakan ujung saraf perasa dingin.
4. Korpuskola Meissner, merupakan ujung saraf peraba.
Andi (18-024)
Dermis terdiri atas stratum papilaris
dan stratum retikularis, batas antara kedua
lapisan tidak tegas, serat antaranya saling
menjalin.
Pada stratum papilaris tersusun dari jaringan ikat longgar, ditandai oleh adanya papila
dermis yang jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm2. Jumlahnya terbanyak dan lebih
dalam pada daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada telapak kaki.
Sedangkan pada stratum retikularis Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen
kasar dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada bagian
lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar
keringat dan sebasea, serta folikel rambut.

Learning Objectives :

mahasiswa mampu menjelaskan

1. Anatomi sistem integumen

2. Fisiologi Sistem Integumen

3. Histologi sistem integumen

4. Wujud kelainan pada kulit (efloresensi kulit)

Anda mungkin juga menyukai