Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fikri Taufik Hidayat

NIM : 18842013

Kelas : 3B

Naskah Soal

1. Coba anda jelaskan apa yang dimaksud dengan metode penelitian ex post facto dan berikan
contoh judul dari metode penelitian tersebut kemudian jelaskan langkah-langkah penelitian
dari metode tersebut !
2. Coba anda jelaskan apa yang dimaksud dengan metode penelitian eksperimen dan berikan
contoh judul dari metode penelitian tersebut kemudian jelaskan langkah-langkah penelitian
dari metode tersebut !

3. Coba anda jelaskan tentang :

a. Karakteristik perumusan masalah yang baik

b. Bentuk-bentuk masalah penelitian

c. Cara merumuskan masalah

4. Kita dapat membuat berbagai rumusan hipotesis. Coba anda jelaskan ada berapa bentuk
rumusan hipotesis dan buatlah rumusan hipotesis masing-masing satu buah !

5. Ketika anda melaksanakan penelitian apakah selalu harus menyusun suatu hipotesis ? Coba
anda jelaskan jika jawabannya iya atau tidak !

Jawaban

1). Metode penelitian ex post facto adalah suatu metode penelitian yang meneliti
fenomena/kejadian yang sudah terjadi. Contoh judul penelitian ex post facto : “Hubungan
Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru”.

Langkah-langkah penelitian expost facto menurut Sukardi (2013: 174) adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode


expost facto.
b. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
c. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
d. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian.
e. Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian dan menentukan hipotesis
penelitian.
f. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrument pengumpulan
data, dan menganalisis data.
g. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan.
h. Membuat laporan penelitian (termasuk didalamnya membuat kesimpulan).

2). Metode penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian yang meneliti
fenomena/kejadian yang akan terjadi. Contoh judul penelitian eksperimen : “ Pengaruh cerita
dongeng terhadap kemampuan menyimak siswa SD dilihat dari gaya kognitif siswa”.

Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian
lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu
ditekankan adalah sebagai berikut :

(a) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.

(b) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.

(c) Pembuatan atau pengembangan instrumen.

(d) Pemilihan desain penelitian.

(e) Eksekusi prosedur.

(f) Melakukan analisis data.

(g) Memformulasikan simpulan.

3). a. Karakteristik perumusuan masalah yang baik

 Bentuk Kalimat Pertanyaan

Rumusan masalah yang baik dan benar serta mengandung kualitas yang tinggi bentuk rumusan
masalahnya harus berupa pertanyaan. Apabila bentuknya pernyataan maka antara rumusan
masalah dengan tujuan penelitian akan tidak terasa bedanya.

 Singkat, padat, dan Jelas

Rumusan masalah harus berbentuk singkat, padat, dan jelas. Maksud dari singkat, padat, dan
jelas adalah rumusan masalah harus berdasarkan pada permasalahan, subjek, objek, serta variabel
penelitian. Namun yang perlu diingat adalah bentuk rumusan masalah harus berbentuk sebagai
kalimat tanya. Karena jika tidak berbentuk kalimat tanya akan sulit dibedakan antara rumusan
masalah dengan tujuan penelitian.

 Rumusan Masalah Harus Memiliki Nilai Penelitian

Nilai penelitian yang dimaksud dalam fungsi rumusan masalah adalah suatu rumusan masalah
harus mewakili masalah apa sajakah yang hendak dikaji dalam pelaksanaan penelitian. Jika
penelitian yang dibuat tidak berdasarkan dengan rumusan masalah. Maka nilai penelitian tersebut
akan berkurang sehingga akan mengurangi fungsi dari penelitian itu sendiri.

 Memiliki Tujuan yang Jelas

Rumusan masalah yang tidak memiliki tujuan yang jelas menyebabkan penelitian akan kacau
dan arahnya tidak menentu. Hal ini dikarenakan rumusan masalah memiliki fungsi agar
penelitian dapat berjalan secara terstruktur sesuai dengan lingkup penelitiannya.

 Sesuai Kemampuan Peneliti

Karena rumusan masalah sifatnya adalah sebagai poros pelaksanaan penelitian, abpabila
penggunaan rumusan masalah tidak sesuai dengan kemampuan peneliti maka yang akan
ditakutkan penelitian tidak akan berjalan secara baik dan benar dan bahkan melenceng dari
prosedur penelitian.

 Rumusan Masalah Harus Memiliki Unsur 5 W + 1

Maksud dari rumusan masalah harus memiliki unsur 5 W + 1 H adalah pertanyaan yang diajukan
pada rumusan masalah harus berdasar pada what (apa) , when (kapan) , where (dimana), who
(siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana).Pembentukan 5W +1 H pada rumusan masalah
memiliki dasar bahwa rumusan masalah harus berupa kalimat tanya. Pada unsur penulisan yan
baik dan benar adalah setiap pertanyaan harus mengandung unsur 5 W + 1 H.

b. Bentuk-bentuk masalah penelitian

 Rumusan masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan
terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang
berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada
sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian
semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

 Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu
variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
 Rumusan Masalah asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan
simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprokal timbal balik.

 Rumusan Masalah Komparatif-Asosiatif

Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalah yang menanyakan perbandingan


korelasi antara dua variabel atau lebih pada sampel atau populasi yang berbeda.

c. Cara merumuskan masalah

 Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
 Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
 Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
 Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
 Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
 Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan
kepercayaan agama.

4). Menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada satu sampel atau variabel
mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan), komparatif dan hubungan.

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat
perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh, bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut
ini, maka hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan adalah hipotesis deskriptif.

a. Seberapa tinggi daya tahan lampu merk X?

b. Seberapa tinggi produktivitas padi di Kabupaten Klaten?

c. Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B?

d. Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X?

Dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut:

a. Daya tahan lampu merk X = 800 jam

b. Produktifitas padi di Kabupaten Klaten 8 ton/ha.


c. Daya tahan lampu merk A = 450 jam dan merk B = 600 jam.

d. Gaya kepemimpinan di lembaga X telah mencapai 70% dari yang diharapkan.

2. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel
atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh rumusan makalah komparatif dan hipotesisnya:

a. Apakah ada perbedaan daya tahan lampu merk A dan B?

b. Apakah ada perbedaan produktifitas kerja antara pegawai golongan I,II,III?

Rumusan Hipotesis adalah:

1) Tidak terdapat perbedaan daya tahan lampu antara lampu merk A dan B.

2) Daya tahan lampu merk B paling kecil sama dengan lampu merk A.

3) Daya tahan lampu merk B paling tinggi sama dengan lampu merk A.

3. Hipotesis Hubungan (Assosiatif)

Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah “Apakah ada hubungan antara Gaya
Kepemimpinan dengan Efektivitas Kerja?”. Rumus dan hipotesis nolnya adalah: Tidak ada
hubungan antar gaya kepemimpinan dengan efektifitas kerja.

5). Jawabannya Tidak, Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam
penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam
suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan
penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu
Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin
data atau informasi tidak menggunakan hipotesis.Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada
yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur
secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian
deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan
menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai