DALAM KEGIATAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
GURU SB SMP BERBASIS ZONASI
DI SMP NEGERI 1 CISOLOK
KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT
TANGGAL 27 OKTOBER – 30 NOVEMBER 2019
Disusun oleh:
HJ. YANTI BUDIANTI
NIP : 19680416 199403 2 004
DIAJUKAN KEPADA
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI
SEBAGAI PERSYARATAN PELAKSANAAN KETUNTASAN BELAJAR
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BAGI GURU SASARAN SENI BUDAYA SMP BERBASIS ZONASI
oleh:
HJ. YANTI BUDIANTI
NIP : 19680416 199403 2 004
i
LEMBAR PENGESAHAN
BIOGRAFI PENULIS
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Alhamdulillahirabbill’alamin,segala puji hanya milik Allah yang maha
Rahman Rahim, sehinggga tugas laporan Best Practice ini dapat
terselesaiakan sesuai waktu yang telah ditargetkan, laporan ini berjudul
“MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN METODE DISCOVERY
LEARNING PADA PESERTA DIDIK KELAS IX DI SMP NEGERI 2
PELABUHANRATU”
Adapun maksud dari pembuatan laporan ini untuk melengkapi Tugas
LK-9 yang sudah diprogramkan di akhir kegiatan Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran(PKP) Berbasis Zonasi.
Dalam penyusunan Best Practice, penulis banyak menerima bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Ibu Ratu Siska Janevita, S.Pd sebagai guru inti Mata pelajaran Seni
Budaya gugus SMP Negeri 1 Cisolok
2. Ibu Hj. Enok Hernijaya, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2
Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan Pelatihan PKP
3. Rekan-rekan guru yang mengikuti pelatihan PKP Pusat Belajar SMP
Negeri 1 Cisolok
4. Kepada pihak lain yang tidak dapat penulis sebut satu persatu,
terima kasih atas semua kerjasama dan partisipasinya.
Penulis berharap mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi
penulis sendiri dan umumnya bagi yang sempat membacanya.Semoga Allah
Yang Maha Rahman Rahim memberikan jalan terbaik kepada kita semua.
Aamiin yaa rabbal’aalamiin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: RPP........................................................................ 19
Lampiran 2: Bahan Ajar............................................................. 35
Lampiran 3: Lembar Kerja Peserta Didik................................... 38
Lampiran 4: Foto-foto Kegiatan(Dokumentasi)............................ 41
Lampiran 5: PPT......................................................................... 45
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sementara untuk PISA tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-
rata nilai 403 untuk sains (peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk
membaca (peringkat terakhir), dan 386 untuk matematika (peringkat
kedua dari bawah) dari 72 negara yang mengikuti (Sumber: OECD, PISA
2015 Database). Meskipun peningkatan capaian Indonesia cukup
signifikan dibandingkan hasil tahun 2012, namun capaian secara umum
masih di bawah rerata negara OECD (Organisation for Economic Co-
operation and Development).
Hasil pengukuran capaian peserta didik berdasar UN ternyata
selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018
menunjukkan bahwa peserta didik-peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) seperti
menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu peserta didik
harus dibiasakan dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi
kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)
agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya.
Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada
peningkatan kualitas peserta didik adalah menyelenggarakan Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu
pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan
pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui
langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja
guru (KKG) SD, atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
SMP/SMA/SMK, dan musyawarah guru bimbingan dan konseling
(MGSENI BUDAYA), yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau
Rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan
pemberdayaan guru.
2
Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu
pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah,
nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau
pertimbangan mutu lainnya.
Guru Seni Budaya melaksanakan kegiatan On The Job Learning di
sekolah masing-masing dengan mempraktikkan unit pembelajaran ke 1
Pantomim dan unit pembelajaran ke 2 Drama Musikal. Laporan ini
disusun untuk memberikan pengalaman terbaik selama praktik ON
Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan
selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis
meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di
kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan
seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang peserta
didik. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan
kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian
proses berpikir peserta didik masih dalam level C1 (mengingat),
memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Pendidik hampir tidak pernah
melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga
jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana
pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik
diperoleh informasi bahwa (a) peserta didik malas mengikuti
pembelajaran yang banyak dilakukan pendidik dengan cara ceramah’ (b)
selain ceramah, metode yang selalu dilakukan pendidik adalah
penugasan. Sebagian peserta didik mengaku jenuh dengan tugas-tugas
yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
3
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus
dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan
disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran Discovery learning. Discovery learning menekankan
pentingnya pemahaman struktur atau ide – ide penting terhadap suatu
disiplin ilmu melalui keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam DL peserta didik dituntut untuk aktif melakukan
pencarian pengalaman belajar menggunakan analisis dan pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan menemukan dan menyelidiki sendiri.
4
Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)
karena mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru.
Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri.
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik.
Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar.
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah
kegiatan pembelajaran Unit 2 di kelas IXE materi Peragaan adegan drama
musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat dari laporan Best Practice dengan judul Meningkatkan
Kebiasaan Belajar dengan Metode Discovery Learning pada peserta didik
kelas IX di SMP Negeri 2 Pelabuhanratu adalah sebagai berikut:
a. Membiasakan pendidik untuk membuat pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian.
5
b. Membiasakan peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi sehingga
dapat meningkatkan Kompetensi
c. Agar Peserta didik dapat berkembang optimal sesuai dengan bakat
dan minatnya
6
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
7
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik yang telah
dilakukan penulis.
1. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
8
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
● Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep,
Metode dan prosedur seni peran
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
KEGIATAN INTI ( 90 MENIT )
SINTAK MODEL
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok
beranggotakan 10 orang.
Stimulation (Pemberian
2. Tiap kelompok membaca referensi tentang
Rangsangan) pemeranan drama musikal
3. Peserta didik bersama-sama dengan
pendidik melakukan tanya jawab terkait
pemeranan drama musikal.
Problem Statement 1. Peserta Didik mendiskusikan unsur-unsur
(Identifikasi Masalah) yang diperlukan dalam melaksanakan
pemeranan drama musikal
2. Peserta didik mengidentifikasi langkah kerja
dalam melaksanakan pemeranan drama
musikal
9
Data Collection 1. Peserta Didik menyusun jadwal kerja dalam
(Pengumpulan Data) melaksanakan pemeranan drama musikal
2. Peserta didik mengidentifikasi langkah kerja
dalam melaksanakan pemeranan drama
musikal
Data Processing 1. Peserta didik melaksanakan latihan sesuai
( Pengolahan Data) dengan lembar kerja mulai dari :
Melaksanakan latihan olah tubuh
Melaksanakan latihan olah suara
Melaksanakan latihan olah Rasa
Melaksanakan latihan Metode Pemeranan
Analisis Gambaran Karakter
2. Peserta didik melaksanakan pemeranan
drama musikal
10
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
11
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil Kegiatan Laporan Best Practice dengan judul Meningkatkan
Kebiasaan Belajar dengan Metode Discovery Learning pada peserta didik
kelas IX di SMP Negeri 2 Pelabuhanratu adalah agar hasil yang dapat
dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning, prosesnya berlangsung aktif.
Peserta didik menjadi lebih aktif merespon stimulus/rangsangan
dari pendidik berupa pertanyaan-pertanyaan, termasuk
mengajukan pertanyaan pada pendidik maupun temannya.
2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan transfer knowledge. Peserta didik
lebih memahami tentang cara memperagakan adegan drama
musikal.
3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
4. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius.
Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba
menyelesaikan tugas yang diberikan pendidik. Fokus pendidk
adalah bagaimana peserta didik dapat menyelesikan soal yang
disajikan; kurang peduli pada proses berpikir peserta didik. Tak
hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang
materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),
12
membuat peserta didi cenderung menghapalkan teori.
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang
diajarkan oleh pendidik.
Berbeda kondisinya dengan pembelajaran berorientasi HOTS
dengan menerapkan DL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman
peserta didik tentang Peragaan adegan drama musikal benar-
benar dipahami oleh peserta didik melalui pengamatan dan
diskusi yang menuntut kemampuan untuk berpikir kritis.
5. Penerapan model pembelajaran DL juga meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah (problem
solving). DL yang diterapkan dengan menyajikan berbagai
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan drama
musikal mampu mendorong peserta didik merumuskan
pemecahan masalah.
6. Dengan menerapkan DL, peserta didik tak hanya belajar dari teks
tulis, tetapi juga dari lingkungan sekitar(faktual) serta diberi
kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber
lainnya.
13
Untuk itulah pada kesempatan ini akan diberikan suatu Metode yang
lain. Metode Discovery Learning ini membantu peserta didik untuk
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan berpikir dan
proses-proses kognitif.
Pengetahuan yang diperoleh melalui Metode ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. Metode
Discovery Learning yang dikembangkan berdasarkan penemuan
konstruktivisme. Dimana dalam penemuan konstruktivisme menekankan
pengalaman langsung seorang peserta didik dan pentingnya pemahaman
terstruktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu. Jadi pada
intinya, pembelajaran Discovery Learning ini bertujuan agar peserta didik
terlibat dalam kegiatan pembelajaran (menemukan gagasan baru,
menemukan pengalaman baru, atau membuktikan sendiri mengenai teori-
teori yang sudah ada).
14
Keterbatasan waktu bagi seorang pendidik membuat media
pembelajaran dapat diatasi dengan memberikan rangsangan/apersepsi
berupa pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk membuat peserta
didik kebingungan, penasaran, terhadap masalah belajar yang
dimunculkan sehingga peserta didik muncul rasa ingin tahu. Bila rasa ingin
tahu sudah muncul, mereka akan dengan sendirinya menyelediki apa
jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh pendidik
15
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan Metode pembelajaran Discovery Learning layak
dijadikan praktik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer
pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Pembelajaran dengan Metode pembelajaran Discovery Learning
menjadikan peserta didik menguasai pengetahuan bertahan lama dan
mudah diingat, meningkatkan penalaran peserta didik dan
kemampuan berpikir bebas, serta mempunyai efek transfer lebih baik.
3. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran dengan Metode Discovery
Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi
juga mengintegrasikan PPK dan Literasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembelajaran dalam program PKP berikut
disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Pendidik diharapkan memahami Metode Discovery Learning agar lebih
bervariasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Pendidik seharusnya mampu menciptakan pembelajaran HOTS sesuai
karakteristiknya peserta didik dan kearifan lokal.
3. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori.
Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu peserta didik
menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak
mudah lupa).
16
A. Kompetensi Inti
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pkamung teori.
19
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat
mengapresiasi dan berkreasi seni teater,yaitu
1. Mengidentifikasi konsep, Metode dan prosedur dasar seni peran sesuai
kaidah pementasan drama musikal dan /atau operet dari berbagai media
dan sumber belajar
2. Mengeksplorasi berbagai dialog dan adegan sesuai konsep, Metode dan
prosedur drama musikal
3. Memeragakan hasil eksplorasi dialog dan adegan drama musikal atau
operet secara perorangan atau kelompok
D. Materi Pembelajaran
Materi Reguler
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode
dan prosedur seni peran
Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk remedial
misalnya:
a. Pembelajaran ulang
b. Bimbingan perorangan
c. Pemanfaatan tutor sebaya, dll.
Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk
pengayaan yaitu tugas berupa proyek (merencanakan sebuah projek
pementasan drama musikal)
E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning
(PBL)
3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain
peran
20
F. Media Pembelajaran
Media :
Media audio
Media visual
Media audia visual
Lembar penilaian
Perpustakaan
Internet
Alat/Bahan :
DVD / VCD Teater
Pakaian Olahraga
G. Sumber Belajar
Buku seni budaya kelas IX, Kemendikbud, tahun 2013 edisi 2016
Buku-buku lain yang relevan
Buku-buku seni budaya di perpustakaan
Pagelaran atau pameran teater.
https://ilmuseni.com, 20 Metode Dasar Peran yang Wajib diketahui
https://serupa.id, Seni Peran – Pengertian, Gaya, Unsur, Pesona dan
Metode-htttps://pendidiknmu.com, Unsur Pemeranan : Pengertian,Tenik
dan Kreativitas- Pendidikanmu.
H.Langkah-Langkah Pembelajaran
75 6 70
1 Andi Prayoga 75 75 50 75 480 68,57 C
0
85 8 85
2 Dede Silvya 80 83 80 85 583 83,29 SB
5
Brian 80 7 75
3 75 80 70 70 520 74,29 B
Atmajaya 0
4
5
Keterangan :
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggung Jawab
DS : Disiplin
PD : Percaya Diri
PL : Peduli
ST : Santun
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x = 700
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 480 : 7
= 68,57
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang
ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari pendidik kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk
menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap
bersifat objektif, maka pendidik hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang
akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan
digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya
format penilaiannya disiapkan oleh pendidik terlebih dahulu. Berikut
Contoh format penilaian :
N JUMLA SKOR KODE
PERNYATAAN YA TIDAK
O H SKOR SIKAP NILAI
Mau menyatakan 350 87,50 SB
pertanyaan dan rela
jika temannya
1 100
memberikan jawaban
yang kurang
memuaskan
Rela mau menerima
atau mengharap
2 50
teman lain
memberikan masukan
3 Meminta kesempatan 100
berpendapat dan rela
jika pendapatnya
tidak diterima
Menunggu dan tidak
memotong teman
yang sedang
4 100
berbicara atau
menyampaikan
pendapat
JUMLAH 300 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x
100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 :
400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan
SKOR
N JUMLA KODE
PERNYATAAN YA TIDAK SIKA
O H SKOR NILAI
P
Mau menerima pendapat 450 90,00 SB
1 100
teman.
2 Memberikan solusi 100
terhadap permasalahan.
Memaksakan pendapat
3 sendiri kepada anggota 50
kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
Mengerjakan tugas
5 kelompok yang jadi 100 50
bagiannya
JUMLAH 400 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang
positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan
Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x
100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 :
500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Lihat lampiran)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Metode Penilaian: Tes Uraian
b. Instrumen Penilaian dan Penskoran
Instrumen Penilaian
1) Jelaskan pengertian fragmen!
2) Jelaskan dengan singkat bentuk-bentuk latihan dasar akting
teater!
Penskoran
1) Penskoran
Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap
Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak
lengkap
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan peserta didik: SP
Nilai yang diperoleh peserta didik: SP/24 X 100
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Praktek
1. Metode Penilaian : Tes Praktek
2. Instrumen Penilaian : Membaca sebuah kalimat sesuai dengan
tanda yang diberi garis bawah dengan nada
tinggi
SKOR PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI A B C D
86-100 71-85 56-70 < 55
1 Kemarin Ayah Pulang dari Medan
2 Kemarin Ayah Pulang dari Medan
3 Kemarin Ayah Pulang dari Medan
4 Kemarin Ayah Pulang dari Medan
NILAI
NAMA NILAI NILAI
NO SETELAH KET
PESERTA DIDIK ULANGAN AKHIR
REMEDIAL
1
2
3
4
5
6
2. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan
bentuk pengayaan yaitu tugas berupa proyek (merencanakan dan
membuat projek untuk mementaskan drama musikal)
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 2 Pelabuhanratu Guru Mata Pelajaran
35
Naskah drama musikal harus dibaca secara keseluruhan agar
mengetahui alasan atau maksud yang disampaikan peran lain serta apa
yang ingin diungkapkan melalui dialog itu. Detil cerita dan baris-baris
dialog harus tertangkap maksudnya sehingga gambaran ekpresi secara
keseluruhan didapatkan.
MENGHAPAL TEKS
Kerja menghapal dimulai sesegera mungkin setelah naskah drama
musikal didapatkan dan dipahami. Tidak perlu membayangkan blocking
dalam menghapal teks karena dalam kegiatan menghapal ini teks dianggap
sebagai teks dan tidak harus mewujud menjadi kalimat ekspresi. Tujuan
utamanya memang hanya untuk menghapalkan teks.
Dalam seni peran, akting adalah aksi-reaksi sehingga ekspresi sangat
tergantung dari proses ini. Tidak ada sesuatu yang tetap karena teater dan
seni peran itu hidup dan tumbuh seturut cerita yang dilakonkan. Pemeran
yang ketika menghapal sudah melakukan blocking dan mengekspresikan
kalimat dialog akan mudah menetapkan laku aksinya sehingga makna seni
peran yang hidup itu menjadi mati.
OBSERVASI KARAKTER
Observasi atau pengamatan karakater atau peran yang akan
dimainkan didasarkan pada hasil analisis pesan dan karakter yang telah
dilakukan sebelumnya. Seperti yang telah diuraikan dalam modul
sebelumnya bahwa tujuan dari observasi ini adalah menemukan model
yang tepat bagi karakter yang akan diperankan. Pengamatan tidak hanya
pada model atau bentuk fisik namun juga bisa mengarah pada sisi
psikologis peran.
36
MENYESUAIKAN TATA ARTISTIK
Elemen artistik seperti tata panggung, rias, busana, suara atau
ilustrasi musik dan cahaya perlu dipahami dan dibiasakan oleh pemeran
dalam penggunaan atau penerapannya. Latihan dengan elemen artistik
dengan sendirinya akan memunculkan penyesuaian-penyesuaian. Dalam
latihan dengan tata panggung, komposisi dan blocking pemain digabungkan
dengan tata letak set dekor atau perabot. Disain blocking bisa saja berubah
sesuai dengan disain lantai tata panggung atau sebaliknya, tergantung
mana yang lebih mudah dan enak untuk dilakukan. Jika pemain
menggunakan piranti tangan semisal tongkat, kipas atau piranti lain sebisa
mungkin piranti tersebut telah dipergunakan oleh pemeran dalam waktu
yang cukup lama sehingga ia menjadi terbiasa dan piranti tersebut sudah
menjadi bagian dari dirinya.
37
LAMPIRAN 3 : LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Jenis kelamin :
Tinggi badan :
Kecacatan Tubuh :
Usia :
38
3. Analisis lah ciri-ciri sosial atau ciri-ciri kehidupan sosial dari
karakter yang ada dalam teks lakon drama musikal tersebut.
Status sosial :
Jabatan :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Keahlian khusus :
Carilah semua gambaran-gambaran tersebut dalam teks lakon drama
musikal yang yang telah kamu pilih. Kalau gambaran itu tidak Kamu
temukan, bisa Kamu konsultasi dengan penulisa lakon tersebut.
Tetapi kalau teks lakon tersebut Kamu yang menulis sendiri, maka
proses pencarian gambaran-gambaran tersebut akan lebih mudah,
karena itu bisa Kamu tentukan sendiri.
39
40
MENGERJAKAN LK
41
KEGIATAN PRESENTASI
KEGIATAN PRESENTASI
42
KEGIATAN ON DI SMP NEGERI 2 PELABUHANRATU
PENYUSUNAN RPP
43
PRAKTIK PEMBELAJARAN UNIT 2
BERSAMA OBSERVER
44
LAMPIRAN 5 : PPT
1 2
3 4
5 6
45
7 8
9 10
11
46
R-9 Rubrik Laporan Best Practise
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.
A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!
2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian kamu terhadap hasil
kerja peserta sesuai rubrik berikut!
B. Kegiatan Praktik
1. Memuat Lembar Judul
2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditkamu tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan
kenyataan yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara
Melaksanakan Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan dengan
jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh, masalah
yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10.Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11.Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil
pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik