Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN BEST PRACTICE

MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR


DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING
PADA PESERTA DIDIK KELAS IX
DI SMP NEGERI 2 PELABUHANRATU

DALAM KEGIATAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
GURU SB SMP BERBASIS ZONASI
DI SMP NEGERI 1 CISOLOK
KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT
TANGGAL 27 OKTOBER – 30 NOVEMBER 2019

Disusun oleh:
HJ. YANTI BUDIANTI
NIP : 19680416 199403 2 004

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI


SMP NEGERI 2 PELABUHANRATU
Terakreditasi A ( SangatBaik )
SK. BAP S/M No. 02.00 / 442 / BAP-SM / X / 2009
Jl. Raya Citarik Km. 6 Telp.( 0266 ) 431526 Pelabuhanratu 43364
e-mail : smpn2plara69@yahoo.co.id/ne.anmail@yahoo.co.id

LAPORAN BEST PRACTICE


MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR
DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING
PADA PESERTA DIDIK KELAS IX
DI SMP NEGERI 2 PELABUHANRATU

DIAJUKAN KEPADA
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI
SEBAGAI PERSYARATAN PELAKSANAAN KETUNTASAN BELAJAR
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BAGI GURU SASARAN SENI BUDAYA SMP BERBASIS ZONASI

oleh:
HJ. YANTI BUDIANTI
NIP : 19680416 199403 2 004
i

LEMBAR PENGESAHAN

“MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR


DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING
PADA PESERTA DIDIK KELAS IX
DI SMP NEGERI 2 PELABUHANRATU”

Disusun oleh : HJ. YANTI BUDIANTI, S.Pd


NIP : 19680416 199403 2 004
Pangkat, Golongan : Pembina Tk 1, IV/B
Jabatan : Guru Mata Pelajran
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Pelabuhanratu
Alamat Instansi : Jl. Raya Citarik Km. 6 Telp.(0266) 431526
Pelabuhanratu 43364

Sukabumi, 21 November 2019


Kepala SMP Negeri 2 PELABUHANRATU

Hj. Enok Hernijaya, S.Pd, M.Pd


NIP. 19640823 199512 2 001
ii

BIOGRAFI PENULIS

1. Nama : Hj. Yanti Budianti, S.Pd.


2. NIP : 19680416 199403 2 004
3. NUPTK : 201510429843
4. Jabatan : Pendidik Mata Pelajaran
5. Pangkat, Golongan : Pembina Tk. I, IV/b
6. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 16 April 1968
7. Jenis Kelamin : Perempuan
8. Agama : Islam
9. Pendidikan Terakhir : S1 IKIP Bandung
10. Sekolah : SMP Negeri 2 Pelabuhanratu
11. Alamat Sekolah : Jl. Raya Citarik Km. 6
Kecamatan : Palabuhanratu
Kota/Kabupaten : Sukabumi 43364
Propinsi : Jawa Barat
Perum Disbun No 14
12. Alamat Rumah : Kiaralawang RT 01 RW 20 Ds.
Citepus Kec.Palabuhanratu
13. No. Telepon/HP : 081280501834
14. E-mail : yanlee834@gmail.com

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,
Alhamdulillahirabbill’alamin,segala puji hanya milik Allah yang maha
Rahman Rahim, sehinggga tugas laporan Best Practice ini dapat
terselesaiakan sesuai waktu yang telah ditargetkan, laporan ini berjudul
“MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN METODE DISCOVERY
LEARNING PADA PESERTA DIDIK KELAS IX DI SMP NEGERI 2
PELABUHANRATU”
Adapun maksud dari pembuatan laporan ini untuk melengkapi Tugas
LK-9 yang sudah diprogramkan di akhir kegiatan Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran(PKP) Berbasis Zonasi.
Dalam penyusunan Best Practice, penulis banyak menerima bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Ibu Ratu Siska Janevita, S.Pd sebagai guru inti Mata pelajaran Seni
Budaya gugus SMP Negeri 1 Cisolok
2. Ibu Hj. Enok Hernijaya, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2
Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan Pelatihan PKP
3. Rekan-rekan guru yang mengikuti pelatihan PKP Pusat Belajar SMP
Negeri 1 Cisolok
4. Kepada pihak lain yang tidak dapat penulis sebut satu persatu,
terima kasih atas semua kerjasama dan partisipasinya.
Penulis berharap mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi
penulis sendiri dan umumnya bagi yang sempat membacanya.Semoga Allah
Yang Maha Rahman Rahim memberikan jalan terbaik kepada kita semua.
Aamiin yaa rabbal’aalamiin

Bandung, November 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL………………………………………………………………. ......i


HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… ......ii
BIODATA PENULIS……………………………………………………………. ......iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ......iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ......v
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… ......vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. ......1
B. Jenis Kegiatan………………………………………………………… ......5
C. Manfaat Kegiatan…………………………………………………….. ......5
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran……………………………………………………......6
B. Bahan/Materi Kegiatan………………………………………………. ......6
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan……………………………. ......6
D. Alat/Instrumen ………………………………………………………… .....11
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan…………………………………………......11
BAB III HASIL KEGIATAN
A. Hasil……………………………………………………………………….......12
B. Masalah Yang Dihadapi………………………………………………. .....13
C. Cara Mengatasi Masalah………………………………………………....... 14
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan………………………………………………………………… .....16
B. Rekomendasi……………………………………………………………. .....16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….....18

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: RPP........................................................................ 19
Lampiran 2: Bahan Ajar............................................................. 35
Lampiran 3: Lembar Kerja Peserta Didik................................... 38
Lampiran 4: Foto-foto Kegiatan(Dokumentasi)............................ 41
Lampiran 5: PPT......................................................................... 45

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga,
dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua
jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstkamur Nasional
(USBN) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem
pendidikan nasional. UN adalah sistem evaluasi stkamur pendidikan
dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat
pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian
Pendidikan. Sebagai bagian dari evaluasi, Indonesia melakukan
benchmark internasional dengan mengikuti Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for
International Student Assessment (PISA). Hasil TIMMS tahun 2015
untuk kelas IV sekolah dasar, Indonesia mendapatkan rata-rata nilai
397 dan menempati peringkat 4 terbawah dari 43 negara yang mengikuti
TIMMS (Sumber: TIMMS 2015 International Database). Sekitar 75% item
yang diujikan dalam TIMSS telah diajarkan di kelas IV Sekolah Dasar
dan hal tersebut lebih tinggi dibanding Korea Selatan yang hanya 68%,
namun kedalaman pemahamannya masih kurang. Dari sisi lama
pembelajaran peserta didik Sekolah Dasar dan jumlah jam pelajaran
matematika, Indonesia termasuk paling lama di antara negara lainnya,
tetapi kualitas pembelajarannya masih perlu ditingkatkan.

1
Sementara untuk PISA tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-
rata nilai 403 untuk sains (peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk
membaca (peringkat terakhir), dan 386 untuk matematika (peringkat
kedua dari bawah) dari 72 negara yang mengikuti (Sumber: OECD, PISA
2015 Database). Meskipun peningkatan capaian Indonesia cukup
signifikan dibandingkan hasil tahun 2012, namun capaian secara umum
masih di bawah rerata negara OECD (Organisation for Economic Co-
operation and Development).
Hasil pengukuran capaian peserta didik berdasar UN ternyata
selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018
menunjukkan bahwa peserta didik-peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) seperti
menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu peserta didik
harus dibiasakan dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi
kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)
agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya.
Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada
peningkatan kualitas peserta didik adalah menyelenggarakan Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu
pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan
pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui
langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja
guru (KKG) SD, atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
SMP/SMA/SMK, dan musyawarah guru bimbingan dan konseling
(MGSENI BUDAYA), yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau
Rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan
pemberdayaan guru.

2
Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu
pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah,
nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau
pertimbangan mutu lainnya.
Guru Seni Budaya melaksanakan kegiatan On The Job Learning di
sekolah masing-masing dengan mempraktikkan unit pembelajaran ke 1
Pantomim dan unit pembelajaran ke 2 Drama Musikal. Laporan ini
disusun untuk memberikan pengalaman terbaik selama praktik ON
Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan
selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis
meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di
kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan
seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang peserta
didik. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan
kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian
proses berpikir peserta didik masih dalam level C1 (mengingat),
memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Pendidik hampir tidak pernah
melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga
jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana
pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik
diperoleh informasi bahwa (a) peserta didik malas mengikuti
pembelajaran yang banyak dilakukan pendidik dengan cara ceramah’ (b)
selain ceramah, metode yang selalu dilakukan pendidik adalah
penugasan. Sebagian peserta didik mengaku jenuh dengan tugas-tugas
yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.

3
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus
dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan
disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran Discovery learning. Discovery learning menekankan
pentingnya pemahaman struktur atau ide – ide penting terhadap suatu
disiplin ilmu melalui keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam DL peserta didik dituntut untuk aktif melakukan
pencarian pengalaman belajar menggunakan analisis dan pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan menemukan dan menyelidiki sendiri.

Kelebihan Penerapan Discovery Learning.


 Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung
bagaimana cara belajarnya.
 Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
 Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya
rasa menyelidiki dan berhasil.
 Model ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat
dan sesuai dengan kecepatannyasendiri.
 Membiasakan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
 Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
 Berpusat pada peserta didik dan pendidik berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan pendidikpun dapat
bertindak sebagai peserta didik, dan sebagai peneliti di dalam situasi
diskusi.

4
 Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)
karena mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
 Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru.
 Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
 Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri.
 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
 Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
 Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik.
 Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar.
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

B.     Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah
kegiatan pembelajaran Unit 2 di kelas IXE materi Peragaan adegan drama
musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran

C.     Manfaat Kegiatan
Manfaat dari laporan Best Practice dengan judul Meningkatkan
Kebiasaan Belajar dengan Metode Discovery Learning pada peserta didik
kelas IX di SMP Negeri 2 Pelabuhanratu adalah sebagai berikut:
a. Membiasakan pendidik untuk membuat pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian.

5
b. Membiasakan peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi sehingga
dapat meningkatkan Kompetensi
c. Agar Peserta didik dapat berkembang optimal sesuai dengan bakat
dan minatnya

6
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A.  Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan Laporan Best Practice dengan judul Meningkatkan
Kebiasaan Belajar dengan Metode Discovery Learning pada peserta didik
kelas IX di SMP Negeri 2 Pelabuhanratu ini adalah untuk mendeskripsikan
praktik baik penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher
order thiking skills (HOTS) yaitu Meningkatkan Kebiasaan Belajar dengan
Metode Discovery Learning pada peserta didik kelas IX di SMP Negeri 2
Pelabuhanratu.
Sasaran Laporan Best Practice Program PKP Berbasis Zonasi adalah
Peserta Didik kelas IX di SMP Negeri 2 Pelabuhanratu Kabupaten
Sukabumi.

B.  Bahan/Materi Kegiatan


Bahan yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini adalah materi
kelas IX untuk tema Peragaan adegan drama musikal dan atau operet
sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran

SENI BUDAYA (Drama Musikal)


memahami konsep, Metode dan prosedur dasar seni
KD 3.1 peran sesuai kaidah pementasan drama musikal dan
atau operet
memeragakan adegan drama musikal dan/atau operet
KD 4.1
sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran

C. Cara melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik pembelaaran ini
adalah menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery
Learning .

7
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik yang telah
dilakukan penulis.
1. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.1 memahami konsep, Mengidentifikasi konsep, Metode
Metode dan prosedur dasar dan prosedur dasar seni peran
seni peran sesuai kaidah sesuai kaidah pementasan drama
pementasan drama musikal musikal dan /atau operet dari
dan atau operet berbagai media dan sumber belajar
Mengeksplorasi berbagai dialog
dan adegan sesuai konsep, Metode
dan prosedur drama musikal
4.1 memeragakan adegan Memeragakan hasil eksplorasi
drama musikal dan/atau dialog dan adegan drama musikal
operet sesuai konsep, Metode atau operet secara perorangan
dan prosedur seni peran atau kelompok

2. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah Discovery Learning (DL) .
3. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model
Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci
kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak DL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan model DL.

KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)


Pendidik :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

8
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
● Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep,
 
Metode dan prosedur seni peran
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
KEGIATAN INTI ( 90 MENIT )

SINTAK MODEL
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok
beranggotakan 10 orang.
Stimulation (Pemberian
2. Tiap kelompok membaca referensi tentang
Rangsangan) pemeranan drama musikal
3. Peserta didik bersama-sama dengan
pendidik melakukan tanya jawab terkait
pemeranan drama musikal.
Problem Statement 1. Peserta Didik mendiskusikan unsur-unsur
(Identifikasi Masalah) yang diperlukan dalam melaksanakan
pemeranan drama musikal
2. Peserta didik mengidentifikasi langkah kerja
dalam melaksanakan pemeranan drama
musikal

9
Data Collection 1. Peserta Didik menyusun jadwal kerja dalam
(Pengumpulan Data) melaksanakan pemeranan drama musikal
2. Peserta didik mengidentifikasi langkah kerja
dalam melaksanakan pemeranan drama
musikal
Data Processing 1. Peserta didik melaksanakan latihan sesuai
( Pengolahan Data) dengan lembar kerja mulai dari :
 Melaksanakan latihan olah tubuh
 Melaksanakan latihan olah suara
 Melaksanakan latihan olah Rasa
 Melaksanakan latihan Metode Pemeranan
 Analisis Gambaran Karakter
2. Peserta didik melaksanakan pemeranan
drama musikal

Verification Peserta didik dan pendidik melakukan evaluasi


pengalaman melaksanakan atau membuat projek
pemeranan drama musikal.
Generalization Dengan bimbingan pendidik, peserta didik
menyimpulkan tentang kelebihan dan
kekurangan dari projek yang telah dilaksanakan
dan hasil evaluasi akan digunakan untuk
membuat projek baru yaitu mementaskan
sebuah drama musikal.

KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)


Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan
pendidik tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran tentang materi Konsep dasar seni
peran sesuai kaidah pementasan drama musikal dan atau
operet yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran
Konsep dasar seni peran sesuai kaidah pementasan drama
musikal dan atau operet yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah.
Pendidik :
● Memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai langsung
diperiksa untuk materi pelajaran Konsep dasar seni peran
sesuai kaidah pementasan drama musikal dan atau operet

10
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

4. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 hiNgga 5 di atas kemudian disusun
perangkat pembelajaran meliputi RPP, Bahan ajar, LKS, dan instrumen
penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi,
penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

D.    Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam Laporan Best Practice adalah
1. Media cetak : modul dan lembar kerja
2. Media komputer : PPT, soft copy materi
Instrumen yang digunakan
Instrumen yang Instrumen yang digunakan dalam praktik
pembelajaran ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati
proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen
untuk melihat hasil belajar peserta didik dengan menggunakan tes
tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

E.  Waktu dan Tempat Kegiatan


1. Tempat kegiatan
Pelaksanaan Laporan Best Practice ini adalah di kelas IXA SMP
Negeri 2 Pelabuhanratu
2. Waktu Kegiatan
Waktu pelaksanaan Laporan Best Practice adalah hari, Selasa 12
November 2019

11
BAB III
HASIL KEGIATAN

A.    Hasil
Hasil Kegiatan Laporan Best Practice dengan judul Meningkatkan
Kebiasaan Belajar dengan Metode Discovery Learning pada peserta didik
kelas IX di SMP Negeri 2 Pelabuhanratu adalah agar hasil yang dapat
dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning, prosesnya berlangsung aktif.
Peserta didik menjadi lebih aktif merespon stimulus/rangsangan
dari pendidik berupa pertanyaan-pertanyaan, termasuk
mengajukan pertanyaan pada pendidik maupun temannya.
2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan transfer knowledge. Peserta didik
lebih memahami tentang cara memperagakan adegan drama
musikal.
3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
4. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius.
Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba
menyelesaikan tugas yang diberikan pendidik. Fokus pendidk
adalah bagaimana peserta didik dapat menyelesikan soal yang
disajikan; kurang peduli pada proses berpikir peserta didik. Tak
hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang
materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),

12
membuat peserta didi cenderung menghapalkan teori.
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang
diajarkan oleh pendidik.
Berbeda kondisinya dengan pembelajaran berorientasi HOTS
dengan menerapkan DL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman
peserta didik tentang Peragaan adegan drama musikal benar-
benar dipahami oleh peserta didik melalui pengamatan dan
diskusi yang menuntut kemampuan untuk berpikir kritis.
5. Penerapan model pembelajaran DL juga meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah (problem
solving). DL yang diterapkan dengan menyajikan berbagai
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan drama
musikal mampu mendorong peserta didik merumuskan
pemecahan masalah.
6. Dengan menerapkan DL, peserta didik tak hanya belajar dari teks
tulis, tetapi juga dari lingkungan sekitar(faktual) serta diberi
kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber
lainnya.

B.     Masalah yang Dihadapi


Dalam kegiatan Laporan Best Practice ini, masalah yang dihadapi
terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan Metode
Discovery Learning. Ketika menggunakan Metode Discovery Learning,
manakala peserta didik tidak memiliki minat atau peserta didik berasumsi
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan merasa
enggan untuk mencoba. 

13
Untuk itulah pada kesempatan ini akan diberikan suatu Metode yang
lain. Metode Discovery Learning ini membantu peserta didik untuk
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan berpikir dan
proses-proses kognitif.
Pengetahuan yang diperoleh melalui Metode ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. Metode
Discovery Learning yang dikembangkan berdasarkan penemuan
konstruktivisme. Dimana dalam penemuan konstruktivisme menekankan
pengalaman langsung seorang peserta didik dan pentingnya pemahaman
terstruktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu. Jadi pada
intinya, pembelajaran Discovery Learning ini bertujuan agar peserta didik
terlibat dalam kegiatan pembelajaran (menemukan gagasan baru,
menemukan pengalaman baru, atau membuktikan sendiri mengenai teori-
teori yang sudah ada).

C.     Cara Mengatasi Masalah


Laporan Best Practice dengan Metode Discovery Learning, pendidik
yakin bahwa pembelajaran Metode Discovery Learning dapat membantu
mereka lebih menguasai materi pembelajaran, pendidik Seni Budaya
memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan
manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya HOTS ajkan membuat peserta didik termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran di SMP dan di mata pelajatan yang lain. Selain itu,
kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan
membuat peserta didik mau belajar dengan HOTS.
Metode Discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada
peserta didik SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini
dikarenakan peserta didik SMP masih memerlukan bantuan pendidik
sebelum menjadi penemu mandiri.

14
Keterbatasan waktu bagi seorang pendidik membuat media
pembelajaran dapat diatasi dengan memberikan rangsangan/apersepsi
berupa pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk membuat peserta
didik kebingungan, penasaran, terhadap masalah belajar yang
dimunculkan sehingga peserta didik muncul rasa ingin tahu. Bila rasa ingin
tahu sudah muncul, mereka akan dengan sendirinya menyelediki apa
jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh pendidik
15
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.  Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan Metode pembelajaran Discovery Learning layak
dijadikan praktik pembelajaran berorientasi HOTS  karena dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer
pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. 
2. Pembelajaran dengan Metode pembelajaran Discovery Learning
menjadikan peserta didik menguasai pengetahuan bertahan lama dan
mudah diingat, meningkatkan penalaran peserta didik dan
kemampuan berpikir bebas, serta mempunyai efek transfer lebih baik.
3. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran dengan Metode Discovery
Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi
juga mengintegrasikan PPK dan Literasi.

B.   Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembelajaran dalam program PKP berikut
disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Pendidik diharapkan memahami Metode Discovery Learning agar lebih
bervariasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Pendidik seharusnya mampu menciptakan pembelajaran HOTS sesuai
karakteristiknya peserta didik dan kearifan lokal.
3. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori.
Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu peserta didik
menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak
mudah lupa).
16

4. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong pendidik untuk


ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif
sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan
kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini akan
menambah wawasan pendidik yang lain tentang pembelajaran HOTS.
17
DAFTAR PUSTAKA

Hardiyanto, 2019. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan (Pjok)
Sekolah Dasar (SD) Permainan Kasti, Jakarta. Direktorat Pembinaan
Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Ariyana dkk. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta. Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Santosa, Eko. 2014. Bermain Peran 1, Motivasi, Jenis Karakter, dan
Adegan.Jakarta: Kemdikbud, Direktorat Pembinaan Sekolah
MenengahKejuruan.

Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama. Jakarta : Grasindo, 2002

Setiawati dkk. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi
Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills. Jakarta.
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
https://www.ekaikhsanudin.net/2014/12/pembelajaran-model-discovery-
learning.html#ixzz65VU3rXQ1
18
Lampiran 1 : RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 2 Pelabuhanratu


Mata Pelajaran : Seni Budaya (Teater/Drama Musikal)
Kelas/Semester : IX/Genap
Materi Pokok : Peragaan adegan drama musikal dan atau
operet sesuai konsep, Metode dan
prosedur seni peran
Alokasi Waktu : 1 pertemuan x 3 Jam Pelajaran @40 Menit

A. Kompetensi Inti
 KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
 KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pkamung teori.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.1 memahami konsep, Metode Mengidentifikasi konsep, Metode dan
dan prosedur dasar seni peran prosedur dasar seni peran sesuai
sesuai kaidah pementasan kaidah pementasan drama musikal
drama musikal dan atau operet dan /atau operet dari berbagai media
dan sumber belajar
Mengeksplorasi berbagai dialog dan
adegan sesuai konsep, Metode dan
prosedur drama musikal

4.1 memeragakan adegan drama Memeragakan hasil eksplorasi dialog


musikal dan/atau operet sesuai dan adegan drama musikal atau
konsep, Metode dan prosedur operet secara perorangan atau
seni peran kelompok

19
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat
mengapresiasi dan berkreasi seni teater,yaitu
1. Mengidentifikasi konsep, Metode dan prosedur dasar seni peran sesuai
kaidah pementasan drama musikal dan /atau operet dari berbagai media
dan sumber belajar
2. Mengeksplorasi berbagai dialog dan adegan sesuai konsep, Metode dan
prosedur drama musikal
3. Memeragakan hasil eksplorasi dialog dan adegan drama musikal atau
operet secara perorangan atau kelompok

D. Materi Pembelajaran
Materi Reguler
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode
dan prosedur seni peran

Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk remedial
misalnya:
a. Pembelajaran ulang
b. Bimbingan perorangan
c. Pemanfaatan tutor sebaya, dll.

Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk
pengayaan yaitu tugas berupa proyek (merencanakan sebuah projek
pementasan drama musikal)

E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning
(PBL)
3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain
peran
20
F. Media Pembelajaran
 Media :
 Media audio
 Media visual
 Media audia visual
 Lembar penilaian
 Perpustakaan
 Internet
 Alat/Bahan :
 DVD / VCD Teater
 Pakaian Olahraga

G. Sumber Belajar
 Buku seni budaya kelas IX, Kemendikbud, tahun 2013 edisi 2016
 Buku-buku lain yang relevan
 Buku-buku seni budaya di perpustakaan
 Pagelaran atau pameran teater.
 https://ilmuseni.com, 20 Metode Dasar Peran yang Wajib diketahui
 https://serupa.id, Seni Peran – Pengertian, Gaya, Unsur, Pesona dan
Metode-htttps://pendidiknmu.com, Unsur Pemeranan : Pengertian,Tenik
dan Kreativitas- Pendidikanmu.

H.Langkah-Langkah Pembelajaran

4. PERTEMUAN KE-4 (3 X 40 MENIT)


KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
Pendidik :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur
kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
● Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode
dan prosedur seni peran
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
KEGIATAN INTI ( 90 MENIT )
SINTAK MODEL
PEMBELAJARA KEGIATAN PEMBELAJARAN
N
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
pemberian memusatkan perhatian pada topik materi Peragaan adegan
rangsangan) drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode dan
prosedur seni peran dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
  Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
Lembar kerja materi Peragaan adegan drama musikal
dan atau ooperet sesuai konsep, Metode dan prosedur
seni peran
Pemberian contoh-contoh materi Peragaan adegan
drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode
dan prosedur seni peran untuk dapat dikembangkan
peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
  Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah
dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Peragaan adegan drama musikal dan atau operet
sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran
→ Menulis
  Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
→ Mendengar
  Pemberian materi Peragaan adegan drama musikal dan
atau operet sesuai konsep, Metode dan prosedur seni
peran oleh pendidik.
→ Menyimak
  Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai materi :
  Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
  untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan,
ketelitian, mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Pendidik memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
(pertanyaan/ mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
identifikasi berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
masalah) melalui kegiatan belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
  Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
(pengumpulan menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
data) kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
  Mengamati dengan seksama materi Peragaan adegan
drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode
dan prosedur seni peran yang sedang dipelajari dalam
bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
  Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan
mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai
sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang materi Peragaan adegan drama musikal dan atau
operet sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran
yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
  Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum
dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca
yang akan diajukan kepada pendidik berkaitan dengan
materi Peragaan adegan drama musikal dan atau operet
sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran yang
sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
  Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran yang telah
disusun dalam daftar pertanyaan kepada pendidik.
   
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
  Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama
membahas contoh dalam buku paket mengenai materi
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
→ Mengumpulkan informasi
  Mencatat semua informasi tentang materi Peragaan
adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep,
Metode dan prosedur seni peran yang telah diperoleh
pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
  Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri
Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran sesuai dengan
pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
  Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL
processing THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
Data)
hasil pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
  Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
→ Mengolah informasi dari materi Peragaan adegan drama
musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode dan
prosedur seni peran yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi Peragaan adegan drama musikal dan atau operet
sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan
tentang materi :
  Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
antara lain dengan : Peserta didik dan pendidik secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan) → Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Peragaan
adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep,
Metode dan prosedur seni peran berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang materi :
  Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
   
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
tentanag materi Peragaan adegan drama musikal dan
atau operet sesuai konsep, Metode dan prosedur seni
peran dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Peragaan
adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep,
Metode dan prosedur seni peran yang dilakukan dan
peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
   
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
berupa :
  Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
materi :
  Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, Metode dan prosedur seni peran
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Peragaan adegan
drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode
dan prosedur seni peran yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau pendidik
melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
berkaitan dengan materi Peragaan adegan drama musikal
dan atau operet sesuai konsep, Metode dan prosedur seni
peran yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Peragaan
adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep,
Metode dan prosedur seni peran yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang
telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Peragaan adegan drama musikal dan atau
operet sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran berlangsung, pendidik
mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh
menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan pendidik tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang
materi Peragaan adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep,
Metode dan prosedur seni peran yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Peragaan
adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode dan
prosedur seni peran yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk
kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah.
Pendidik :
● Memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai langsung diperiksa
untuk materi pelajaran Peragaan adegan drama musikal dan atau operet
sesuai konsep, Metode dan prosedur seni peran
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Peragaan adegan
drama musikal dan atau operet sesuai konsep, Metode dan prosedur seni
peran kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Metode Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku
peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran
maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh pendidik.
Berikut contoh instrumen penilaian sikap

JUMLAH SKOR KODE


NAMA ASPEK PERILAKU YANG DINILAI
SKOR SIKAP NILAI
NO PESERTA
P P
DIDIK BS JJ TJ DS ST
D L

75 6 70
1 Andi Prayoga 75 75 50 75 480 68,57 C
0
85 8 85
2 Dede Silvya 80 83 80 85 583 83,29 SB
5
Brian 80 7 75
3 75 80 70 70 520 74,29 B
Atmajaya 0
4
5
Keterangan :
 BS : Bekerja Sama
 JJ : Jujur
 TJ : Tanggung Jawab
 DS : Disiplin
 PD : Percaya Diri
 PL : Peduli
 ST : Santun

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x = 700
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 480 : 7
= 68,57
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang
ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari pendidik kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk
menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap
bersifat objektif, maka pendidik hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang
akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan
digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya
format penilaiannya disiapkan oleh pendidik terlebih dahulu. Berikut
Contoh format penilaian :
N JUMLA SKOR KODE
PERNYATAAN YA TIDAK
O H SKOR SIKAP NILAI
Mau menyatakan 350 87,50 SB
pertanyaan dan rela
jika temannya
1 100
memberikan jawaban
yang kurang
memuaskan
Rela mau menerima
atau mengharap
2 50
teman lain
memberikan masukan
3 Meminta kesempatan 100
berpendapat dan rela
jika pendapatnya
tidak diterima
Menunggu dan tidak
memotong teman
yang sedang
4 100
berbicara atau
menyampaikan
pendapat
JUMLAH 300 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x
100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 :
400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai
temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya pendidik
telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria
penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh
format penilaian teman sebaya :
Nama yang diamati :
Pengamat :

SKOR
N JUMLA KODE
PERNYATAAN YA TIDAK SIKA
O H SKOR NILAI
P
Mau menerima pendapat 450 90,00 SB
1 100
teman.
2 Memberikan solusi 100
terhadap permasalahan.
Memaksakan pendapat
3 sendiri kepada anggota 50
kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
Mengerjakan tugas
5 kelompok yang jadi 100 50
bagiannya
JUMLAH 400 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang
positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan
Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x
100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 :
500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Lihat lampiran)

2. Penilaian Pengetahuan
a. Metode Penilaian: Tes Uraian
b. Instrumen Penilaian dan Penskoran
 Instrumen Penilaian
1) Jelaskan pengertian fragmen!
2) Jelaskan dengan singkat bentuk-bentuk latihan dasar akting
teater!

 Penskoran
1) Penskoran
Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap
Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak
lengkap
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan peserta didik: SP
Nilai yang diperoleh peserta didik: SP/24 X 100

3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Praktek
1. Metode Penilaian : Tes Praktek
2. Instrumen Penilaian : Membaca sebuah kalimat sesuai dengan
tanda yang diberi garis bawah dengan nada
tinggi

SKOR PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI A B C D
86-100 71-85 56-70 < 55
1 Kemarin Ayah Pulang dari Medan
2 Kemarin Ayah Pulang dari Medan
3 Kemarin Ayah Pulang dari Medan
4 Kemarin Ayah Pulang dari Medan

4. Remedial dan Pengayaan


Pembelajaran Remedial dan Pengayaan dilakukan segera setelah kegiatan
penilaian
1. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan
bentuk remedial, yaitu:
a. Pembelajaran ulang, jika 50% atau lebih peserta didik belum
mencapai ketuntasan.
b. Pemanfaatan tutor sebaya, jika 11-49% peserta didik belum
mencapai ketuntasan.
c. Bimbingan perorangan, jika 1-10% peserta didik belum mencapai
ketuntasan.

CONTOH PROGRAM REMIDIAL


Sekolah : ………………………………………………
Kelas/Semester : ………………………………………………
Mata Pelajaran : ………………………………………………
Ulangan Harian Ke : ………………………………………………
Tanggal Ulangan Harian : ………………………………………………
Bentuk Ulangan Harian : ………………………………………………
Materi Ulangan Harian : ………………………………………………
KKM : ..…………………………………………….

NILAI
NAMA NILAI NILAI
NO SETELAH KET
PESERTA DIDIK ULANGAN AKHIR
REMEDIAL
1
2
3
4
5
6

2. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan
bentuk pengayaan yaitu tugas berupa proyek (merencanakan dan
membuat projek untuk mementaskan drama musikal)

Pelabuhanratu, 31 Oktober 2019

Mengetahui
Kepala SMP Negeri 2 Pelabuhanratu Guru Mata Pelajaran

Hj. Enok Hernijaya, S.Pd, M.Pd Hj Yanti Budianti, S.Pd


NIP. 19640823 199512 2 001 NIP. 19680416 199403 2 004

Catatan Kepala Sekolah


LAMPIRAN 2 : Bahan Ajar
DRAMA MUSIKAL
Drama musikal dan/atau operet adalah salah satu bentuk teater yang
menggabungkan lagu atau nyanyian, dialog dan monolog, akting dan gerak
indah menjadi satu kesatuan pertunjukan. Seorang pemeran dalam
mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan yang terdapat dalam naskah
lakon drama musikal melalui media dialog, monolog, nyanyian, maupun
gerak tubuh atau bahasa tubuh. Jadi seorang pemeran drama musikal,
selain dituntut untuk bisa melakukan dialog yang bagus, juga harus bisa
menyanyi dan melakukan gerak indah (menari). Tuntutan itu akan bisa
terpenuhi bila calon pemeran mau melakukan latihan secara terus menerus
tanpa merasa jenuh.
 GAMBARAN KARAKTER PERAN
Telisik karakter harus dilakukan dengan seksama. Motivasi karakter
dapat digunakan untuk menentukan apakah karakter tersebut termasuk
protagonis, antagonis, tritagonis, deutragonis, foil, raisoneur atau utlity.
Jenis karakter digunakan untuk menelisik apakah karakter tersebut flat,
round, teatrikal, karikatural, stock, chorus atau narator. Sementara dimensi
adalah telisik kedirian karakter baik secara fisiologis, psikologis maupun
sosial.
Jika ingin memperlihatkan pertentangan antara kebaikan dan
kejahatan secara konvensional maka motivasi karakter protagonis dan
antagonis kemungkinan lebih ditonjolkan dan secara jenisnya semua flat
character. Jika ingin menampilkan kuatnya pengaruh kebaikan dan
kejahatan, maka karakter foil dan deutragonis yang ditonjolkan dan
keduanya pun juga memiliki jenis karakter datar. Jika ingin menampilkan
dinamika perkembangan atau perubahan watak peran mungkin jenis round
character yang ditampilkan atau jika ingin menampilkan peran yang lucu
tapi sekaligus menyindir maka jenis karakter karikatural yang ditampilkan.
Intinya hanya motivasi dan jenis karakter tertentu yang mungkin bisa
ditampilkan dalam sebuah drama musikal.

 MEMAINKAN KARAKTER PERAN


MEMAHAMI TEKS
Memahami teks drama musikal yang akan dimainkan adalah
kewajiban utama pemeran. Yang dimaksud memahami dalam hal ini adalah
“mengerti”. Langkah pertama dalam pemahaman adalah membaca
keseluruhan cerita dan menangkap “apa” maksudnya. “Apa” merupakan
kata kunci pertama dalam menghayati naskah.

35
Naskah drama musikal harus dibaca secara keseluruhan agar
mengetahui alasan atau maksud yang disampaikan peran lain serta apa
yang ingin diungkapkan melalui dialog itu. Detil cerita dan baris-baris
dialog harus tertangkap maksudnya sehingga gambaran ekpresi secara
keseluruhan didapatkan.

MENGHAPAL TEKS
Kerja menghapal dimulai sesegera mungkin setelah naskah drama
musikal didapatkan dan dipahami. Tidak perlu membayangkan blocking
dalam menghapal teks karena dalam kegiatan menghapal ini teks dianggap
sebagai teks dan tidak harus mewujud menjadi kalimat ekspresi. Tujuan
utamanya memang hanya untuk menghapalkan teks.
Dalam seni peran, akting adalah aksi-reaksi sehingga ekspresi sangat
tergantung dari proses ini. Tidak ada sesuatu yang tetap karena teater dan
seni peran itu hidup dan tumbuh seturut cerita yang dilakonkan. Pemeran
yang ketika menghapal sudah melakukan blocking dan mengekspresikan
kalimat dialog akan mudah menetapkan laku aksinya sehingga makna seni
peran yang hidup itu menjadi mati.

OBSERVASI KARAKTER
Observasi atau pengamatan karakater atau peran yang akan
dimainkan didasarkan pada hasil analisis pesan dan karakter yang telah
dilakukan sebelumnya. Seperti yang telah diuraikan dalam modul
sebelumnya bahwa tujuan dari observasi ini adalah menemukan model
yang tepat bagi karakter yang akan diperankan. Pengamatan tidak hanya
pada model atau bentuk fisik namun juga bisa mengarah pada sisi
psikologis peran.

MENERAPKAN METODE PEMERANAN


Latihan dengan Metode pemeranan dilakukan untuk menemukan satu
kesatuan tindakan yang tepat. Satu kesatuan tindakan tidak hanya
menyangkut Metode namun di dalamnya juga terdapat ekspresi yang
dilahirkan karena motivasi, pola komunikasi, status, dan emosi. Metode
pemeranan diterapkan dengan merangkum semua elemen tersebut.
Kejelasan makna dari aksi yang dilakukan sangat penting. Tidak ada
gunannya menerapkan beragam Metode pemeranan namun justru
mengaburkan makna peristiwa yang dilakonkan.

36
MENYESUAIKAN TATA ARTISTIK
Elemen artistik seperti tata panggung, rias, busana, suara atau
ilustrasi musik dan cahaya perlu dipahami dan dibiasakan oleh pemeran
dalam penggunaan atau penerapannya. Latihan dengan elemen artistik
dengan sendirinya akan memunculkan penyesuaian-penyesuaian. Dalam
latihan dengan tata panggung, komposisi dan blocking pemain digabungkan
dengan tata letak set dekor atau perabot. Disain blocking bisa saja berubah
sesuai dengan disain lantai tata panggung atau sebaliknya, tergantung
mana yang lebih mudah dan enak untuk dilakukan. Jika pemain
menggunakan piranti tangan semisal tongkat, kipas atau piranti lain sebisa
mungkin piranti tersebut telah dipergunakan oleh pemeran dalam waktu
yang cukup lama sehingga ia menjadi terbiasa dan piranti tersebut sudah
menjadi bagian dari dirinya.

37
LAMPIRAN 3 : LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Lembar Kerja Peserta Didik 1. Analisis Gambaran


Karakter Peran

Judul : Analisis Karakter Tokoh

Tujuan : Analisis gambaran karakter tokoh yang akan


dimainkan seorang calon pemeran sebelum berperan
dalam drama musikal

Identitas Mapel : Seni Budaya SMP Kelas IX


Analisislah karakter yang hendak Kamu mainkan pada teks drama
musikal yang sudah Kamu tentukan. Dalam analisis ini yang perlu Kamu
cari tahu adalah ciri fisik dari karakter yang hendak Kamu mainkan, ciri
psikis atau intelektual dari karakter tersebut, dan ciri sosiologi dari
karakter tersebut.

1. Pilihlah sebuah teks naskah lakon drama musikal, kemudian


baca dan carilah ciri-ciri fisik dari karakter yang ada dalam
teks lakon drama musikal tersebut.

Jenis kelamin :
Tinggi badan :
Kecacatan Tubuh :
Usia :

Semakin banyak Kamu menemukan ciri-ciri fisik dari karakter


yang ada dalam teks tersebut, maka semakin mudah Kamu
memainkan karakter tersebut.

2. Analisislah ciri-ciri psikis atau kejiwaan dari karakter yang ada


dalam teks lakon drama musikal tersebut.

Latar belakang kejiwaan :


Mentalitas moral :
Temperamen/emosi :
Tingkat kecerdasan :
Keahlian khusus :

38
3. Analisis lah ciri-ciri sosial atau ciri-ciri kehidupan sosial dari
karakter yang ada dalam teks lakon drama musikal tersebut.

Status sosial :
Jabatan :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Keahlian khusus :
Carilah semua gambaran-gambaran tersebut dalam teks lakon drama
musikal yang yang telah kamu pilih. Kalau gambaran itu tidak Kamu
temukan, bisa Kamu konsultasi dengan penulisa lakon tersebut.
Tetapi kalau teks lakon tersebut Kamu yang menulis sendiri, maka
proses pencarian gambaran-gambaran tersebut akan lebih mudah,
karena itu bisa Kamu tentukan sendiri.

39

Lembar Kerja Peserta Didik 2. Memainkan Karakter Peran

Judul : Memainkan Karakter Peran


Tujuan : Persiapan penghayatan seorang calon pemeran
sebelum berperan dalam drama musikal
Identitas Mapel : Seni Budaya SMP Kelas IX

Sebelum memainkan karakter peran yang ada dalam teks lakon


drama musikal, lakukanlah serangkaian latihan sebagai berikut:
1. Menghafal Teks

• Bacalah teks drama musikal yang telah Kamu pilih bersama


kelompok.

Ketika membaca teks untuk pertama kali jangan melibatkan


emosi atau ekspresi dialog

• Pahami semua semua kata, kalimat, maupun tkamu baca


dalam teks lakon tersebut

• Pahami makna setiap kata maupun kalimat yang ada, kalau


Kamu tidak memahami kata atau kalimat tersebut,
konsultasikan pada pembimbing Kamu.

• Baca berulang-ulang teks drama musikal tersebut sampai


Kamu memahami.

• Baca teks drama musikal tersebut sambil berimajinasi menjadi


tokoh yang dimainkan

• Baca teks tersebut berkali-kali sambil bergerak, seolah-olah


kamu sudah memainkan karakter peran yang kamu pilih.

• Baca berulang-ulang teks drama musikal tersebut sampai hafal


dan kata serta kalimat yang ada dalam teks drama musikal
tersebut menjadi kata dan kalimat Kamu.

• Sekali waktu ajaklah teman sekelompok Kamu untuk menghafal


teks bareng agar lebih cepat hafal karena termotivasi

40

LAMPIRAN 4 : Foto-Foto Kegiatan (Dokumentasi)

KEGIATAN IN DI SMP NEGERI 1 CISOLOK


PEMBUKAAN KEGIATAN PKP
OLEH KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI

INTEGRASI PPK DAN GLN dalam PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS

MENGERJAKAN LK

41
KEGIATAN PRESENTASI

KEGIATAN PRESENTASI

GURU INTI BERSAMA GURU SASARAN

42
KEGIATAN ON DI SMP NEGERI 2 PELABUHANRATU
PENYUSUNAN RPP

PRAKTIK PEMBELAJARAN UNIT 1

KEGIATAN TANYA JAWAB

43
PRAKTIK PEMBELAJARAN UNIT 2

BERSAMA OBSERVER

KEPALA SMP NEGERI 2 PELABUHANRATU

44
LAMPIRAN 5 : PPT
1 2

3 4

5 6

45
7 8

9 10

11

46
R-9 Rubrik Laporan Best Practise
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.
A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!
2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian kamu terhadap hasil
kerja peserta sesuai rubrik berikut!
B. Kegiatan Praktik
1. Memuat Lembar Judul
2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditkamu tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan
kenyataan yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara
Melaksanakan Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan dengan
jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh, masalah
yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10.Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11.Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil
pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik

90  nilai  100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai  90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang


sesuai

70  nilai  80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai

60  nilai  70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai


<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang
sesuai

Anda mungkin juga menyukai