Anda di halaman 1dari 25

Pengertian Kerajinan Bahan Keras

Kerajinan bahan keras merupakan suatu kerajinan yang tahap pembuatannya


memakai bahan yang bersifat keras.
Kerajinan bahan keras dibedakan menjadi 2 :
1. Kerajinan Bahan Keras Alami
Kerajinan bahan keras alami merupaka suatu kerajinan yang terbuat dari bahan
baku pembuatannya yang berasal dari alam ataupun mengalami pengolahan
tidak mengakibatkan perubahan wujud benda itu. Bahan Keras Alami amat
mudah didapatkan dan relatif murah sebab beberapa bahan bisa diambil
langsung di sekitar kita.

Contohnya yaitu :
 Kayu
 Tulang
 Biji – Bijian
 Bambu
 Batu
 Pasir
 Kerang
 Rotan

2. Kerajinan Bahan Keras Buatan


Berbeda dengan kerajinan bahan keras yang alami, kerajinan bahan keras
buatan yaitu kerajinan suatu yang bahannya sudah mengalami pengolahan
kembali.

Contoh kerajinan bahan keras buatan :


 Besi
 Kaca
 Kaleng
 Kawat
 Logam ( Tembaga, Kuningan, Perak, Emas dan Alumunium )
 Semen
 Timah

Contoh kerajinan bahan keras


Berikut adalah beberapa contoh kerajinan yana terbuat dari bahan keras
 Lemari rotan
 Patung yang di cetak
 Kursi kayu jati
 Kalung dari bahan Kerang
 Bingkai Foto
 Cincin Emas
 Gong
 Angklung
 Uang Logam
 Meja

Tahap Membuat Kerajinan Bahan Keras


Kerajinan dari bahan keras dengan contoh kayu kereta

Pada tahap pembuatannya kerajinan bahan keras tak begitu berbeda dengan
kerajinan yang berbahan lunak, haya berbeda cara pengerjaannya saja, berikut
tahapannya :

contoh kerajinan bahan keras


a. Membuat rancangan
Rancangan merupakan hal paling utama yang dilakukan setelah mendapatkan
ide untuk membuat suatu kerajinan dari bahan lunak, rancangan yang bagus
biasanya mapu menghasilkan yang bagus. Rancangan umumnya dibuat di suatu
kertas lalu menggambarnya.

b. Siapkan alat dan bahan


Setelah di buat rancangan dibuat tahap selanjutnya yaitu menyiapkan alat dan
bahan. Alat dan bahan di utamakan mempunyai kualitas yang bagus hingga
akan mendapatkan hasil yang baik.

c. Membuat benda sesuai rancangan


Kemumdian siap dimulai dengan proses pembuatan, buatlah sebuah bagian
dasar terlebih dahulu dari suatu kerajinan hingga dengan mudah dibentuk dan
mempercepat proses pembuatan.
d. Tahap penyelesaian
Tahap akhir membuat suatu kerajinan yaitu dengan merapikan dan memberi
hiasan atau beberapa tambahan lain misalnya mengecat da menghaluskan
hingga meningkatkan kualitas kerajinan tersebut.

Teknik Pembuatan Kerajinan Bahan Keras


Berikut adalah beberapa teknik yang umum digunakan dalam membuat kerajinan
bahan keras

1. Pengertian Teknik Cetak


2. Pengertian Teknik Patri.
3. Pengertian Teknik Grafir.
4. Pengertian Teknik Menganyam.
5. Pengertian Teknik Bubut.
6. Pengertian Teknik Las.
7. Pengertian Teknik Ukir.
8. Pengertian Teknik Etsa.

Fungsi Kerajinan Bahan Keras


Fungsi kerajinan bahan keras dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

· Sebagai benda pakai


Karya kerajinan diciptakan dan mengutamakan fungsinya, sedangkan unsur
keindahan sebagai sebuah pendukung.
Misalnya : lemari, rak buku, meja, kursi, dan lain sebagainya.

· Sebagai benda hias


Karya kerajinan yang di buat sebagai benda untuk pajangan ataupun hiasan,
fungsi ini lebih mengutamakan aspek keindahan daripada aspek kegunaan dan
fungsinya. Misalnya : bingkai, patung, hiasan dinding, gantungan kunci, dan lain-
lain.

Contoh Kerajinan Bahan Keras


Kerajinan Logam

Kerajinan yang memakai bahan logam seperti misalnya besi, perunggu, emas,
perak, dan lain-lain. Teknik yang dipakai umumnya memakai sistem cor, ukir,
tempa ataupun dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contoh kerajinan
logam yang umum adalah gelas, kap lampu, perhiasan, wadah serbaguna.
Logam mempunyai sifat keras, hingga pengolahannya memerlukan teknik yang
tidak mudah, seperti diolah dengan teknik bakar/pemanasan dan tempa
Kerajinan Kayu

Karya kerajinan terbuat dari bahan kayu yang dikerjakan juga dibentuk dengan
tatah ukir. Kerajinan ukiran lebih banyak memakai bahan baku kayu sebagai
bahan utamanya. Kayu yang biasanya dipakai adalah kayu jati, mahoni, waru,
sawo, nangka, dan lain-lain. Contoh karya kerajinan dari kayu yaitu meja, kursi,
lemari, dan lain-lain.

Kerajinan Bambu

Beberapa teknik dalam tahap pembuatan kerajinan bambu yaitu teknik anyaman
dan teknik tempel dan juga sambung. Anyaman Indonesia sudah sangat dikenal
di mancanegara dengan berbagai macam motif dan bentuk yang menarik.
Adapun poin-poin penjelasan dan fokus yang akan dibahas dengan rinci yakni sebagai berikut :

1. Pengertian Teknik Patri.


2. Pengertian Teknik Cetak.
3. Pengertian Teknik.
4. Pengertian Teknik.
5. Pengertian Teknik.
6. Pengertian Teknik.
7. Pengertian Teknik.
8. Pengertian Teknik Menganyam.
Adapun teknik-teknik membuat kerajinan dari bahan keras yakni sebagai berikut :

Teknik patri
Pematrian adalah suatu metode penyambungan bahan logam dibawah pengaruh panas dengan pertolongan
bahan tambah logam atau campuran logam. Bahan tambah (biasa disebut patri) merupakan bahan logam atau
campuran logam yang mudah melebur karena mempunyai titik lebur dibawah titik lebur bahan logam yang
akan di sambungkan.

Pematrian banyak digunakan pada sambungan konstruksi yang baik untuk dipatri, namun tidak dapat di las.
Pematrian dapat di pertimbangkan untuk di terapkan pada kondisi-kondisi di bawah ini :

a. Sebagai pengganti pengelasan pada konstruksi bahan yang peka terhadap suhu pengelasan yang tinggi,
yang dapat mengakibatkan kerugian (mengubah struktur bahan, menyebabkan pengerutan, pengoyakan, retak
ataupun pecah).

b. Untuk menyambung logam yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja dan kuningan, tembaga,
logam keras.

c. Untuk menyambung benda kerja yang sangat kecil, sangat tipis atau bentuknya istimewa dan tebalnya
sangat berbeda.

d. Untuk pekerjaan perbaikan bagian yang sangat peka terhadap panas, misalnya perkakas.

e. Untuk pengedapan (sambungan wadah, retak-retak, dan lain-lain).


Teknik Cetak
Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, dikenal lah teknik pengolahan perunggu, misalnya :

    1. Gendering perunggu

    2. Kapak

    3. Bejana

    4. Perhiasan

Teknik cetak dapat di bagi menjadi 2 yakni :

a. Teknik tuang berulang

Teknik ini menggunakan 2 keping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan
kebutuhan. Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana, baik bentuk maupun hiasan
nya.

b. Teknik tuang sekali pakai

Teknik ini digunakan membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasan nya lebih rumit, seperti arca dan
patung perunggu.

Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi dengan lilin, lalu ditutupi lagi
dengan tanah liat

Kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terbentuklah rongga. Dari rongga ini perunggu dapat
dituang ke dalamnya. Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga di peroleh benda perunggu
yang di inginkan.

Teknik grafir
Teknik grafir adalah teknik mengikis sebagian permukaan material dengan pola tertentu, Teknik grafir ini biasa
digunakan untuk berbagai produk, seperti mulai dari :

    1. Trofi.

    2. Aksesori.

    3. Perhiasan dan hingga.

    4. Alat tulis.
Teknik grafir atau engraving secara umum dibagi menjadi 2 model yaitu sebagai berikut :

a. Vector Engraving

Vector engraving adalah proses menggores garis dengan menggunakan laser untuk menghasilkan pola garis 

b. Raster Engraving

Raster engraving adalah proses raster yang akan menghasilkan gambar dengan gradasi, ketajaman gambar
bervariasi tergantung pada material yang di gunakan, yaitu 45 dpi–1.200 dpi.

Teknik Etsa
Teknik etsa adalah teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga. Untuk
pembuatan klise acuan dilakukan dengan penggunaan larutan asam nitrat yang bersifat korosif terhadap
tembaga. Jika dibandingkan dengan engraving, etsa memiliki kelebihan tersendiri.

Dalam teknik engraving diperlukan keterampilan khusus pertukangan logam, sedangkan etsa relatif mudah
untuk dipelajari terutama bagi para seniman yang telah terbiasa dalam menggambar. Hasil cetakan etsa
umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki kontur yang halus.

Teknik etsa adalah cara untuk membuang atau mengikis bagian yang harus direndahkan dengan bahan kimia
tertentu. Bahan yang dapat digunakan untuk membuat negatif cetak dalam dengan teknik etsa adalah berbagai
jenis logam seperti diantaranya yakni sebagai berikut :

    1. Pelat tembaga

    2. Kuningan

    3. Aluminium dan

    4. Seng

Teknik Bubut
Bubut adalah suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatan nya dilakukan dengan cara memutar benda
kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara transisi sejajar dengan sumbu putar dai benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut dengan gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat
disebut dengan umpan.
Pengaturan perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat akan menghasilkan
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Teknik Las
Pengelasan adalah teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam
pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan
yang kontinu. Prosedur pengelasan tampak sangat sederhana, namun yang sebenarnya juga harus
memerlukan keahlian khusus. Oleh karena itu didalam pengelasan, pengetahuan atau wawasan harus turut
serta mendampingi praktik.

Teknik Ukir
Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang di ukir.
Awalnya, seni ukir ini digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau
kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif geometris seperti:

    1. Tumpal.

    2. lingkaran.

    3. Garis.

    4. Swastika.

    5. Zig-zag.

    6. Segitiga.

Umumnya ukiran tersebut digunakan sebagai hiasan dan mengandung makna simbolis dan religius. Dilihat dari
jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain sebagai berikut :

    1. Ukiran tembus (krawangan).

    2. Ukiran rendah.

    3. Ukiran tinggi (timbul).

    4. Ukiran utuh.

Karya seni ukir memiliki beberapa fungsi yakni dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Fungsi Hias
Fungsi hias adalah ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.

b. Fungsi Magis

Fungsi magis adalah ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis
yang berkaitan erat dengan kepercayaan atau sering disebut spiritual.

c. Fungsi Simbolis

Fungsi simbolis adalah ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu
yang berhubungan dengan spiritual.

d. Fungsi Konstruksi

Fungsi konstruksi adalah ukiran yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi sebagai pendukung sebuah
bangunan.

e. Fungsi Ekonomis 

Fungsi ekonomis adalah ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.

Teknik Menganyam
Menganyam adalah salah satu teknik kerajinan dengan menyilang-nyilangkan bagian lusi (arah vertikal)
dengan bagian pakan (arah horizontal) hingga membentuk suatu pola tertentu. Anyaman dapat dibagi menjadi
empat (4) jenis yakni sebagai berikut :

a. Anyaman Silang Tunggal

Anyaman silang tunggal adalah anyaman yang memiliki dua arah sumbu yang saling tegak lurus atau miring
satu sama lainnya.

b. Anyaman Silang Ganda

Anyaman silang ganda adalah teknik menyisipkan dan menumpang dua benda pipih yaitu pakan (arah
horizontal) dan lusi (arah vertikal) yang berbeda arah. Perbedaannya adalah terdapat pada benda pipih yakni
pakan dan lusi yang diselup dan ditumpangi tidak hanya satu tepi tetapi dapat 2, 3, 4, 5 dan seterusnya.
Sehingga di kenal silangan ganda 2, silangan ganda 3, ganda 4, ganda 5 dan seterusnya sesuai dengan
jumlah benda pipih di lompati dan disusupi.

c. Anyaman 3 Sumbu
Anyaman 3 sumbu adalah teknik yang hampir sama dengan teknik anyaman silang. Hanya saja perlu diingat
bahwa benda pipih, yaitu pakan dan lusi yang akan dianyam tersusun menurut 3 arah. Teknik anyaman ini
memberi peluang untuk memperoleh hasil anyaman tiga sumbu jarang dan anyaman tiga sumbu rapat,
sedangkan anyaman tiga sumbu rapat dengan pola bentuk heksagonal (segi enam beraturan) atau belah
ketupat.

d. Anyaman 4 Sumbu

Teknik anyaman ini berprinsip menyisip dan menumpangkan benda pipih yaitu pakan dan lusi secara satu
sama lainnya berbeda arah. Hanya saja benda pipih yang berbeda arah di sini makin banyak jumlahnya
(empat buah sumbu). Jenis anyaman empat sumbu termasuk jenis anyaman yang berlubang-lubang dengan
bentuk pola oktagonal (segi delapan beraturan).

"Macam - Macam Teknik Dalam Pembuatan Kerajinan Bahan Keras".


1.  Teknik Cor
       Teknik ini sudah ada sejak zaman perunggu. Di gunakan untuk mencetak gending
perunggu, kapak, bejana dan perhiasan. Teknik cor di bedakan menjadi 2 macam yaitu :
   a. Teknik Tuang Berulang (bivalve)
        Teknik ini menggunakan 2 keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat di pakai
berulang kali, Sesuai kebutuhan. Teknik ini di gunakan untuk mencetak bentuk atau hiasan
benda sederhana.
 b. Teknik Tuang Sekali Pakai
       Di gunakan untuk mencetak hiasan yang lebih rumit. Teknikini di awali dengan
membuat model dengan tanah liat dan di lapisi lilin. Kemudian menuangkan perunggu di
dalamnya. Setelah perunggu dingin cetakan dapat di pecah.
2. Teknik Etsa
       Kata etsa berasal dari bahasa Jerman yang berarti berkorosi atau berkarat. Teknik ini
di lakukan dengan merendam benda di dalam larutan asam. Tujuanya untuk melarutkan
sebagian dari permukaan benda yang akan di bentuk.
3.  Teknik Ukir
        Merupakan teknik yang sudah di kenal sejak zaman batu muda. Pada saat itu benda
benda di rumah tangga di beri ukiran, misalnya gerabah atau kayu. Motif ukirannya : Zig-
zag, segitiga, garis, lingkaran dan tumpal.
4.  Teknik Ukir Tekan
       Merupakan teknik membuat hiasan di atas plat logam tipis dengan ketebalan 0,2 mm
untuk plat kuningan dan 0,4 mm untuk plat logam tembaga. Teknik ini di lakukan dengan
menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk motif yang di inginkan.
5.  Teknik Bubut
       Teknik ini memerlukan alat pemotong , mengiris dan menyayat untuk membentuk
benda yaitu pahat bubut. Contoh kerajinan ini adalah vas bunga dari kayu, asbak kayu,dll.
6. Teknik Anyam
       Teknik ini di lakukan dengan cara menyilang-nyilangkan atau menumpang tindihkan
bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras yang dapat menggunakan
teknik anyam di antaranya : bambu, rotan , dan plastik.

Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan


terbagi dalam dua jenis,yaitu:
1. Bahan Keras Alam.
Bahan keras alam adalah bahan untuk karya kerajinan yang diperoleh dari
alam sekitar dan merupakan sumber daya alam baik hutan, bumi, maupun
perairan Indonesia. Sifatnya pejal, solid, kuat, padat, dan tidak mudah
berubah bentuk. Contoh bahan keras alam yang kita kenal adalah kayu,
bambu, rotan dan sebagainya.

Kerajinan yang terbuat dari benda keras memiliki kecenderungan kuat dan
tahan lama bahkan bertahun-tahun lamanya. Apalagi jika dirawat dengan
baik, kualitasnya tidak berubah seperti pada awalnya. Kebanyakan orang
memilih benda keras untuk produk fungsional yang membutuhkan
penggunaan penggunaan dalam waktu jangka panjang. Tentunya nilai produk
kerajinan bahan keras juga mengikuti kualitasnya.

2. Bahan Keras Buatan.


Bahan keras buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah dan
dicampur dengan bahan-bahan tertentu sehingga menjadi keras, dan memiliki
sifat kuat dan tahan lama. Beragam karya kerajinan dari bahan keras buatan
dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang
digunakan bisa berupa kaleng, kaca, dan sebagainya. Kaleng berasal dari
logam besi tipis yang dilapisi timah, sifatnya ringan tapi kuat. Sedangkan kaca
berasal dari pasir silika dan beberapa oksida, sifatnya transparan, tembus
pandang, rentan, dan mudah pecah.

Keragaman bahan keras tentunya memiliki karakteristik yang berbeda satu


sama lainnya. Dibawah ini merupakan ciri-ciri dari bahan keras yaitu:

1. Bahan Keras Alam.


Bahan keras alam adalah bahan yang berasal dari sumber daya alam, hutan,
bumi, dan laut yang bersifat keras.

A. Kayu.
 Kayu terdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya: mahoni, pinus, jati,
nangka, kelapa, lame, albasia, sungkai, kamper, meranti, dan
sebagainya.
 Masing-masing kayu memiliki ciri yang berbeda. Tetapi selain keras
rata-rata memiliki serat atau urat kayu yang indah.
 Memiliki lingkaran tahun.
 Tahan lama dan dapat dibentuk dengan diukir.
 Ada yang memiliki beban ringan seperti lame dan albasia, ada pula
yang berat seperti jati.
 Sebagian dapat memuat karena perubahan suhu, tidak demikian untuk
kayu jati.
B. Bambu.
 Batangnya kuat, namun akan terjadi pelapukan jika terkena air terus
menerus.
 Memiliki rongga dari ukuran 1 cm hingga 20 cm sehingga dapat dibuat
sebagai wadah dalam kerajinan.
 Memiliki ruas batang. Ruas inilah yang unik. Terkadang dalam
pembuatan kerajinan sangat ditonjolkan.
 Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas.
 Dapat dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuhan.
C. Rotan.
 Batangnya kuat, lebih kuat dari bambu. Terutama serat batangnya
sangat kokoh.
 Rotan yang dimanfaatkan sebagai kerajinan ada yang berongga dan
ada yang tidak. Yang berongga mempunyai ukuran 1/2 cm hingga 1 cm.
Sedangkan yang tidak berongga merupakan bagian dalam dari rotan.
 Memiliki ruas batang namun lebih samar dibanding bambu.
 Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas.
 Dapat dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuhan.
 Rotan memiliki bentuk yang panjang bisa mencapai 10 meter karena
hidupnya menjalar dan melilit, sedangkan panjangnya selalu
bertambah.
2. Bahan Keras Buatan.
Bahan keras buatan adalah sesuatu yang diolah manusia dari beberapa
bahan dan bersifat keras.

A. Kaca.
 Kaca wujudnya transparan dan bening.
 Ketebalanya bervariasi antara 1 mm-2 cm tergantung pada kebutuhan.
 Permukaanya licin dan kilap. Jika dilukis harus menggunakan cat
khusus yang dapat menempel pada permukaan kaca.
 Kaca dapat dilebur dan dibentuk dalam kondisi panas.
B. Logam.
 Logam terdiri dari berbagai warna, ada yang perak, emas, ada yang
kemerahan/kecoklatan, dan juga berwarna perak keabu-abuan.
 Bentuknya ada yang tebal dan berat, adapula yang pipih dan tipis lagi
ringan.
 Logam mudah terkorosi oleh udara, maka kadang dilapisi dengan krom
atau lapisan emas murni. Ada pula yang melapisinya dengan cat. Oleh
sebab itu perawatan pada produk kerajinan logam cukup membutuhkan
perhatian agar tidak pudar.

Kerajinan Bahan Keras : Pengertian, Macam, Fungsi, Contoh, Teknik Pembuatan, dan Proses
Produksi – Halo sobat Artikel Belajar, pada kesempatan ini kita akan membahas materi prakarya
yaitu tentang “Kerajinan Bahan Keras”. Produk kerajinan terbagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan
bahan lunak dan produk kerajinan bahan keras.

Contents [show]
A. PENGERTIAN KERAJINAN BAHAN KERAS
Produk kerajinan dari bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar
yang bersifat keras. Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Bahan keras alami, yaitu bahan yang diperoleh di lingkungan sekitar kita dan kondisi fisiknya
keras, misalnya kayu, bambu, batu, dan rotan.
b. Bahan keras buatan, yaitu bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan
untuk membuat bahan-bahan kerajinan, misalnya berbagai jenis logam dan fiberglass.
B. MACAM-MACAM PRODUK KERAJINAN BAHAN
KERAS
A. KERAJINAN LOGAM
Kerajinan logam menggunakan bahan logam, seperti besi, perunggu, emas, perak, dan lain-lain.
Teknik yang digunakan menggunakan sistem cor, ukir, tempa, atau sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki. Bahan logam banyak digunakan sebagai perhiasan atau aksesori.
Selain itu, bahan logam juga digunakan sebagai benda hias dan benda fungsional lainnya, seperti
gelas, kap lampu, wadah serbaguna, serta piala sebagai simbol kejuaraan. Sifat loga adalah keras
sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik yang tidak mudah, misalnya diolah dengan
teknik bakar/pemanasan dan tempa.

B. KERAJINAN KAYU
Kerajinan ukir kayu adalah kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukir memang lebih banyak menggunakan bahan
bakukayu sebagai bahan utamanya. Adapun jenis kayu yang biasa digunakan adalah kayu jati,
mahoni, waru, sawo, dan nangka.

C. KERAJINAN BAMBU
Kerajinan bahan keras selanjutnya adalah kerajinan bambu. Sejak dahulu kala, masyarakat
Indonesia telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dari yang sederhana bahkan
yang paling rumit sekalipun. Saat ini produk kerajinan bambu tampil dengan desain yang lebih
menarik dan bernilai estetis. Pembuatan kerajinan dari bahan bambu menggunakan teknik anyaman
dan teknik tempel atau sambung. Produk anyaman Indonesia sangat terkenal di luar negeri dengan
berbagai motif dan bentuk yang dikemas dnegan menarik.

D. KERAJINAN ROTAN
Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar di Indonesia, terutama di Pulau
Kalimantan. Rotan bersifat kuat dan lentur, sehingga sangat cocok dijadikan sebagai benda
kerajinan dengan teknik anyaman. Adapun contoh produksi kerajinan dari bahan rotan adalah meja
dan kursi, lemari, serta tempat makan.

E. KERAJINAN BATU
Indonesia sangat kaya akan jenis bebatuan yang beraneka ragam. Banyak daeah di Indonesia
menjadikan bebatuan warna sebagai produk kerajinan, seperti aksesori pelengkap busana dan
sebagai penghias benda. Adapun jenis batu yang banyak digunakan untuk produk kerajinan adalah
batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih atau cokelat yang lunak. Teknik pengolahan
batu hitam dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu
banyak digunakan sebagai hiasan interior dan eksterior.

F. KERAJINAN KACA SERAT (FIBERGLASS)


Kaca serat (Fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis. Serat ini
dapat dipintai menjadi benang atau ditenun menjadi kain. Kemudian, diresapi dengan resin sehingga
menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. Oleh karena itu, fiberglass sering digunakan sebagai
bahan mobil dan bangunan kapal. Selain itu, fiberglass  juga digunakan sebagai agen penguat untuk
banyak produk plastik. Kerajinan fiberglass  memerlukan beberapa campuran dalam proses
pembuatannya. CAmpuran fiberglass terdiri cairan resin (minyak resin bahan dasarnya inyak bumi
dan residu), katalis, met atau serat fiber, poles atau sabun krim silikon untuk membuat cetakan,
serta talk untuk memekatkan warna.
Dengan proses pembuatannya diperlukan perbandingan yang sesuai agar mendapatkan hasil yang
baik. Apabila zat cair (resin dan katalis) dicampur, maka akan bereaksi dari cair menjadi padat dan
keras berwarna bening mengkilap.

Baca juga : Prakarya dan Kewirausahaan Budi Daya Tanaman Hias


C. FUNGSI PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS
Produk kerajinan dari bahan keras memiliki fungsi sebagai berikut.

a. Benda pakai, yaitu karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, sedangkan
unsur keindahannya hanya sebagai pendukung saja.
b. Benda hias, yaitu karya kerajina yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Produk
kerajinan jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaannya.
D. UNSUR ESTETIKA DAN EGONOMIS PRODUK
KERAJINAN BAHAN KERAS
Berbagai produk kerajinan tidak bisa dipisahkan dari unsur seni dan keindahan. Snetuhan-sentuhan
nilai seni sangat penting untuk mewujudkan karya kerajinan aktraktif dan bernilai ekonomis. Aspek
fungsi menempati porsi utama pada produk kerajinan, sehingga karya kerajinan harus bernilai
ergonomis yang mencakup kenyamanan, kemanan, dan keindahan (estetika).

E. MOTIF RAGAM HIAS PRODUK KERAJINAN BAHAN


KERAS
Sejak dahulu kala, produk kerajinan dari berbagai daerah di Indonesia sudah dikenal di luar negeri.
Berbagai produk kerajinan yang berasal dari setiap daerah di Indonesia mempunyai motif dan
ragam hias yang khas yang berbeda dengan daerah lainnya. Setiap motif dan ragam hias
mempunyai nilai keindahan dan keunikan serta makna simbolis yang penuh dengan perlambangan
dan juga nasihat. Adapun beberapa daerah yang terkenal dengan ukiran atau pahatannya adalah
Jepara, Yogyakarta, Cirebon, Bali, Toraja, Palembang, Kalimantan, dan sebagainya. Kita
hendaknya mengenal serta melestarikan motif dan ragam hias Nusantara.

F. TEKNIK PEMBUATAN PRODUK KERAJINAN


BAHAN KERAS
Berikut adalah beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras.

A. TEKNIK COR (CETAK TUANG)


Teknik cor telah ada sejak kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia. Terdapat beberapa
benda kerajinan dari bahan perunggu, seperti kapak, bejana, dan perhiasan.

Berikut contoh permbuatan benda kerajinan dari bahan keras melalui teknik cor.

1) TEKNIK TUANG BERULANG (BIVALVA)


Teknik semacam ini disebut teknik tuang berulang (bivalve) karena menggunakan dua keping
cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan. Teknik
tuang berulang digunakan untuk mencetak benda-benda yang sifatnya sederhana, baik bentuk
maupun hiasannya.
2) TEKNIK TUANG SEKALI PAKAI (A CIRE PERDURE)
Teknik tuang sekali pakai dibuat pada benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit,
seperti arca dan patung perunggu. Teknik semacam ini diawali dengan membuat model dari tanah
liat. Kemudian, model tersebut dilapisi lilin sehingga terjadilah rongga. Lalu, perunggu dituang ke
dalamnya dan setelah dingin cetakan tanah liat bisa dipecah sehingga diperoleh benda perunggu
yang dikehendaki. Saat ini, banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan
perak. Sebagai contoh adalah kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta dan kerajinan kuningan di
Juwana dan Mojokerto.
B. TEKNIK ETSA
Etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman yaitu etch yang berarti memakan, berkorosi, atau
berkarat. Benda-benda yang berasal dari logam dapat dietsa dengan merendam dalam larutan etsa
(larutan sam). Untuk melindungi bagian yang tidak ingin teretsa oleh pengikisan larutan asam, maka
seluruh permukaannya dilapisi dengan bahan penolak asam yaitu resist atau bahan pelindung.
Larutan pengetsa terdiri dari larutan asam organik, asam mineral anorganik, ataupun campuran dari
keduanya. Sebagian asam memiliki daya kikis yang sangat baik untuk jenis logam tertentu.
Sementara sebagian asam lain ternyata hanya sedikit atau bahkan tidak memiliki pengaruh sama
sekali terhadap logam-logam tertentu lainnya.

C. TEKNIK UKIR
Karya ukir di Indonesia telah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu, banyak peralatan
yang terbuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu.
Benda-benda tersebut diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika,
zig-zag, dan segitiga. Selain sebagai hiasan, pada umumnya ukiran-ukiran tersebut juga
mengandung makna simbolis dan religius. Terdapat beberapa jenis ukiran yaitu ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.

D. TEKNIK UKIR TEKAN


Teknik ukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam tipis dengan
ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan, sedangkan untuk pelat logam tembaga
sampai dengan 0,4 mm. Alat yang sering digunakan untuk ukir tekan dibuat dari bahan tanduk sapi
atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan. Apabila sulit mendaptkan tanduk,
maka bisa menggunakan bambu atau kayu. Cara menggunakan alat ukir tekan ini adalah dengan
menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.

E. TEKNIK BUBUT
Untuk membubut diperlukan pahat bubut yang berfungsi untuk mengiris, menyayat/menggaruk, dan
membentuk benda. Teknik bubut akan menghasilkan karya kerajinan yang simetris, bulat, dan rapi,
misalnya asbak kayu, vas bunga dari kayu, dan benda-benda mainan.

F. TEKNIK ANYAM
Anyaman adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan
menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan, sehingga menjadi satu kerya anyaman.
Kerya kerajinan dari bahan keras yang menggunakan teknik anyaman adalah bambu, rotan, dan
plastik.

G. PERENCANAAN PROSES PRODUKSI KERAJINAN


BAHAN KERAS
Pada umumnya, perencanaan produk kerajinan lebih menitikberatkan pada nilai-nilai keunikan dan
estetika (keindahan), sedangkan dalam pemenuhan fungsinya lebih menekankan pada pemenuhan
fungsi pakai yang lebih bersifat (fisiologis), seperti benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, dan
sandang.

A. PENGELOLAAN SUMBER DAYA USAHA


Terdapat enam tipe sumber daya usaha yang diperlukan dalam proses produksi,
yaitu man (manusia), money (uang), material (bahan), machine (peralatan), methode (cara
kerja), dan market (pasar).
B. MENENTUKAN FUNGSI DAN KUALITAS PRODUK KERAJINAN
Kualitas karya kerajinanditentukan oleh kualitas bahan, teknik pengerjaan, desain, dan nilai fungsi.
Pemilihan bahan sangat penting karena bahan memiliki kekuatan, bentuk yang bervariasi, tekstur,
serat, pori-pori, yang semua ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan kesempurnaan karya. Aspek
fungsi dapat menambah kenyamanan dan keamanan penggunaan produk kerjainan (ergonom). Nilai
estetika karya kerajinan dapat menambah kepuasan rasa indah bagi pemilik atau pemakai.
Kerajinan memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi praktis dan fungsi hiasan.

C. MENENTUKAN SEGMENTASI PASAR


Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi, kerajinan cukup menjanjikan dan memiliki peluang
pasar yang menggembirakan. Apabila jika ditunjang dengan melimpahnya bahan baku seta tenaga
kerja yang realtif murah dibandingkan negara lain, shingga dapat menekan biaya produksi.
Penambahan ragam hias dan beraneka warna menambah nilai estetika sekaligus dapat
meningkatkan nilai ekonomi produk yang bersangkutan. Sentuhan seni dan estetika pada sebuah
produk kerajinan sangat diperlukan untuk mengangkat citra kerajinan tersebut. Dalam rangka
menentukan produk kerajinan yang akan diproduksi, kita harus memperhatikan selera pasar.

D. MENENTUKAN BAHAN ATAU MATERIAL PRODUKSI


KERAJINAN
Pemilihan bahan atau material dalam pembuatan karya kerajinan sangat penting karena material
akan mendukung bentuk, kenyamanan, dan juga memengaruhi kualitas barang tersebut.

E. MENENTUKAN TEKNIK PRODUKSI


Ada beberapa jenis kerajinan yang membutuhkan alat dan keterampilan khusus untuk membatnya.
Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat, dan cara yang digunakan. Pembuatan
produk-produk kerajinan yang menggunakan bahan keras alami dapat dilakukan dengan teknik
pahat, teknik ukir, teknik kontruksi atau sambungan, teknik raut, teknik bubut, dan sebagainya.
Adapun pembuatan barang-brang kerajinan dengan menggunakan bahan keras buatan dapat
dilakukan dengan teknik pahat, teknik cetak, teknik ukir, teknik etsa, dan sebagainya.

H. PRODUKSI KERAJINAN UKIR KAYU


Berikut adalah prosedur pembuatan karya kerajinan ukir kayu.

1. MERANCANG PRODUK KERAJINAN UKIR KAYU


Merancang disebut juga dengan mendesain. Dalam hal ini merancang gambar desain awal dalam
membuat sebuah produk kerajinan sebelum dibuat. Kelengkapan dalam gambar rancangan tersebut
sebaiknya mencakup gambar tampak depan, tampak samping, dan tampak atas, serta jelas
ukurannya. Selain itu, harus ada gambar potongan dan gambar perspektifnya.

2. BAHAN PENDUKUNG PRODUK KERAJINAN UKIR KAYU


Bahan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus benar-benar
diperhatikan, baik dari jenisnya maupun kualitas tekstur kayunya. Karena hal tersebut akan
memengaruhi dan menentukan hasil dari produks yang akan dibuat. Bahan ukiran kayu harus dipilih
dari jenis kayu yang mempunyai serat padat, lurus, tidak terlalu keras, serta tidak mudah pecah dan
kembang susutnya rendah. Adapun jenis kayu yang baik untuk pekerjaan ukiran dan sering
digunakan di sentra-sentra ukiran di Indonesia, antara lain kayu jati, mahoni, sonokeling, cendana,
dan eben.
3. ALAT PENDUKUNG PRODUK KERAJINAN UKIR KAYU
Terdapat berbagai alat yang digunakan untuk produksi kerajinan ukir kayu dimana semua alat
tersebut harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Apabila produk yang akan dihasilkan adalah
ukiran,maka yang digunakan adalah seperangkat peralatan ukir. Jika untuk kerja sekrol, maka
peralatan sekrollah yang digunakan. Contoh alat yang digunakan untuk pembuatan karya kerajinan
ukir kayu adalah pahat ukir, palu kayu, meja kerja, klem, sikat ijuk, mesin sekrol, pensil, penggaris,
kertas gambar, lem kayu, kertas ampelas, gergaji belah, ketam tangan, meteran, dan bor.

Satu set pahat ukir terdiri dari sebagai berikut.

a. Pahat Penguku

1. Pahat penguku dalam satu set pahat ukir berjumlah 20 bilah.


2. Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 1,5 mm.
3. Panjang pahat 220-250 mm dan tebal kurang lebih 1,5 mm.
4. Fungsi pahat penguku digunakan untuk membuat ukiran bentuk lengkung, melingkar
membuat bentuk cembung, cekung, ikal, dan pecahan/cawean.
b. Pahat Penyilat

1. Pahat penyilat dalam satu set pahat ukir berjumlah 10 bilah.


2. Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 1 mm sampai dengan 40 mm dan panjang 220-
250 mm, dan tebal kurang lebih 1,5 mm.
3. Fungsi pahat penyilat untuk membuat pahatan/ukiran bentuk garis lurus dan bentuk
dasaran/lemahan.
c. Pahat Pengot

1. Pahat pengot dalam satu set pahat ukir berjumlah 1-3 bilah.
2. Bentuk mata pahat miring menyudut, ukuran yang biasa dipakai antara 4 mm sampai dengan
10 mm, panjang 220-250 mm, dan tebal kurang lebih 1,5 mm.
3. Pahat pengot digunakan untuk membersihkan sudut atau sela-sela dasaran ukiran yang sulit
dijangkau dengan pahat perata/penyilat.
d. Pahat Kol

1. Pahat kol dalam satu set pahat berjumlah 5-10 bilah.


2. Ukurannya mulai dari paling kecil 5 mm sampai dengan 45 mm, panajang 220-250 mm, dan
tebal kurang lebih 0,75 mm.
3. Fungsi pahat kol untuk membuat pahatan/ukiran bentuk cekung yang dalam, seperti alur
cekung, juga biasa untuk membuat hiasan tekstur uantuk karya seni. Pahat ini juga digunakan
untuk mengerjakan bagian-bagian cekung yang tidak dapat dikerjakan dengan pahat
penguku.
e. Pahat Coret

1. Pahat coret dalam satu set ukir berjumlah 1-3 bilah.


2. Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 3 mm sampai dengan 1,5 mm.
3. Fungsi pahat coret untuk membuat pahatan/ukiran isian/hiasan daun atau bunga dan tekstur
untuk kerya seni.
4. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja merupakan sikap estetika ketika bekerja. Keselamatan kerja berkaitan dengan
cara memperlakukan alat dan bahan kerja serta cara mengatur alat dan benda kerja yang baik dan
aman sebab berkaitan dengan orangnya. Adapun perlengkapan dan manfaat keselamatan kerja
dalam kerja ukir, adalah sebagai berikut.

a. Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan
terang serta ventilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b. Pakailah pakaian kerja untuk melindungi dan menghindari kotoran kayu pada saat kerja ukir
c. Pakailah sepatu kerja pada saat kerja ukir agar dapat terhindar dari kecelakaan, terkena
pahat apabila jatuh dari meja kerja.
d. Jika perlu, pakailah kaus tangan, terutama pada waktu kita sedang mengasah pahat dan
merawat pahat agar tangan kita  tidak terluka dan tidak kotor.
e. Gunakan masker pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, pengampelasan,
dan finishing. 
f. Jika sedang bekerja tidak diperkenankan bergurau/bercanda, karena dikhawatirkan akan
terjadi kecelakaan kerja.
g. Mengatur pahat ukir dengan rapi di atas meja sehingga tidak berantakan dan akan
memudahkan ketika memilih pahat saat bekerja.
h. Jika sudah selesai bekerja, kita wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian
mengembalikan alat-alat pahat pada tempatnya.
i. Mengelola limbah dengan baik.
5. PROSES PRODUKSI KERAJINAN UKIR KAYU
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan serta mendapatkan hasil ukiran yang maksimal, maka
proses kerja harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar, yaitu sebagai berikut.

a. Penyiapan bahan.
b. Penyiapan alat.
c. Membuat rancangan atau gambar kerja.
d. Menyiapkan pola.
e. Menempel pola pada papan yang sudah disiapkan.
f. Menyekrol (krawangan).
g. Memahat awal.
h. Memahat bagian dasaran.
i. Membentuk ukiran.
j. Memberi benangan (coretan) pada motif.
k. Mengampelas (menghaluskan).
l. Finishing (proses penyelesaian akhir).
Baca juga : Prakarya dan Kewirausahaan Rekayasa Produk Grafika
I. WIRAUSAHA DI BIDANG KERAJINAN BAHAN
KERAS
Seorang wirausaha harus mempunyai perencaaan usaha yang baik. Berikut adalah aspek-aspek
perencanaan usaha produk kerajinan bahan keras.

1. Aspek produksi

a. Produksi adalah rangkaian kegiatan membentuk, mengubah, dan menciptakan sesuatu untuk
meningkatkan nilai suatu produk. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
produksi antara lain sifat proses produksi yang terus menerus atau berdasarkan jumlah
pesanan, jenis dan mutu produksi, jenis produknya, serta pengendalian proses produksi.
b. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan poko dan merupakan komponen utama dari
suatu produk. Misalnya, produk kursi kayu rotan bahan bakunya adalah rotan.
2. Aspek pemasaran, meliputi harga, lokasi, promosi, dan distribusi.

3. Aspek keuangan.

a. Sumber internal, meliputi tabungan sendiri, setoran dari pemegang saham, menjual barang
yang kurang produktif, menjual barang yang menguntungkan, serta fasilitas/tempat milik
sendiri, seperti tanah dan bangunan.
b. Sumber eksternal, meliputi perbankan, lembaga keuangan nonbank, perorangan, dan lain-
lain.
c. Proyeksi atau rancangan keuangan, meliputi neraca harian, laporan laba/rugi, laporan arus
kas, dan analisis pulang pokok.
4. Aspek organisasi, meliputi tenaga kerja. Jenis tenaga kerja yang digunakan pada dasarnya terdiri
dari tenaga kerja upahan dan tenaga kerja keluarga.

5. Struktur organisasi. Struktur organisasi sederhana hanya memiliki dua tingkat yaitu pemilik dan
pekerja. Perusahaan kecil dengan satu produk atau beberapa produk lain yang saling berhubungan
biasanya menggunakan struktur organisasi sederhana seperti ini. Dalam struktur organisasi
sederhana, pemliki perusahaan cenderung mengambil semua keputusan penting secara sendiri
serta terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan perusahaan.

6. Analisis break-even point (BEP) usaha produk kerajinan. Analisis BEP digunakan untuk


mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi usaha. BEP adalah suatu keadaan
dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (titik impas). Suatu suaha
dikatakan layak jika nilai BEP produksi lebih besar daripada jumlah unit yang sedang diproduksi saat
ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini.
MENGIDENTIFIKASI PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN
KERAS
1.       Nama Kerajinan        : Noken

Bahan Dasar              : Serat-serat dari pelepah kulit kayu


Ragam Hias                 : Ragam hias dari Papua

Ragam hias ini di kembangkan di Irian Jaya tepatnya suku papua. Dan ragam hias papua sangat
cantik serta di suku papua tersebut di jadikan sebagai simbol kesuburan kandungan seorang
perempuan.

Teknik Pembuatan  : Dengan cara menyulam


gsi                        : Sebagai benda pakai serta dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil
panen, sampai barang-barang belanjaan. Noken yang kecil biasa dipakai untuk membawa
kebutuhan pribadi. Tak hanya itu, Noken juga dipakai dalam upacara dan sebagai kenang-kenangan
untuk tamu

2.       Nama Kerajinan        : Aquarium, bingkai kaca, dan lemari


Bahan Dasar              : Kayu
Ragam Hias                 : Ragam hias dari Palembang

Ragam hias ini dikembangkan di Palembang serta ragam hias ini sangat menarik dan memiliki motif
unik serta membuat orang yang melihatnya sangat tertarik untuk memilikinya karena ukiran yang ia
miliki sangatlah indah untuk di pandang.

Teknik Pembuatan  : Dengan cara mengukir


gsi                        : Sebagai benda pakai serta di jadikan alat untuk memenuhi kebutuhan kehidupan

3.       Nama Kerajinan        : Topeng


Bahan Dasar              : Kayu
Ragam Hias                 : Ragam hias dari Malang

Ragam hias ini dikembangkan di kota Malang serta ragam hias ini sangatlah cantik karena ukiran
muka yang buat sesuai dengan tokoh wayang tersebut dan dapat dijadikan sebagai hiasan dinding.

Teknik Pembuatan  : Dengan cara mengukir


gsi                        : Sebagai benda pakai serta di Kota Malang di jadikan sebagai pertunjukan wayang kulit yang
disebut dengan Ringgit

4.       Nama Kerajinan        : Gelang


Bahan Dasar              : Kayu sonokeling
Ragam Hias                 : Ragam hias dari Bali

Ragam hias ini di kembangkan di bali serta ragam hias ini sangatlah bagus untuk di pandang
apabila kita memakainya di tangan, dan motif ukirannya sangatlah cantik cocok buat tangan kita.

Teknik Pembuatan  : Dengan cara mengukir dan membentuk


gsi                        : Sebagai benda pakai serta dapat di jadikan perhiasan tangan

5.       Nama Kerajinan        : Tenun Sutra


Bahan Dasar              : Kain
Ragam Hias                 : Ragam hias dari Selawesi Selatan, Bugis-Makassar

Ragam hias ini di kembangkan di sulawesi selatan serta ragam hias ini sangatlah menarik untuk di
pakai karena memiliki beragam motif yang membuat seseorang yang memakainya memiliki
keindahan yang mempercantik dirinya untuk di pandang dan proses pembuatannya tidak memakai
mesin tetapi masih memakai tangan dengan teknik pembuatan yang tradisional.

Teknik Pembuatan  : Dengan proses penenunan


gsi                        : Sebagai benda pakai serta dapat di manfaatkan sebagai busana adat masyarakat

6.       Nama Kerajinan        : Lukisan

Bahan Dasar              : Kayu


Ragam Hias                 : Ragam hias dari Toraja
Ragam hias ini dikembangkan di Toraja serta ragam hias ini sangatlah cantik dengan lukisan yang
indah dan menarik untuk para penglihatnya dan membuat seseorang tertarik untuk memilikinya.

Teknik Pembuatan  : Dengan cara mengukir dan melukis


gsi                        : Sebagai benda pakai serta dapat di manfaatkan sebagai hiasan dinding

Kesimpulan             :

Ternyata dari bahan dasar seperti kayu, rotan, bambu dan logam bukan hanya dapat dijadikan
sebagai benda hias saja, melainkan digunakan juga sebagai benda pakai yang pastinya mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi, tetapi juga tidak meninggalkan unsur estetikanya.

Ungkapan Perasaan   :

Kerajinan mempunyai nilai tersendiri karena dengan kerajinan bahan keras ini akan menimbulkan
rasa estetis (keindahan) tersendiri. Sehingga orang akan merasa kagum kalau seni kerajinan dapat
juga dibuat dari bahan-bahan keras yang memiliki fungsi yang sangat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai