Contohnya yaitu :
Kayu
Tulang
Biji – Bijian
Bambu
Batu
Pasir
Kerang
Rotan
Pada tahap pembuatannya kerajinan bahan keras tak begitu berbeda dengan
kerajinan yang berbahan lunak, haya berbeda cara pengerjaannya saja, berikut
tahapannya :
Kerajinan yang memakai bahan logam seperti misalnya besi, perunggu, emas,
perak, dan lain-lain. Teknik yang dipakai umumnya memakai sistem cor, ukir,
tempa ataupun dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contoh kerajinan
logam yang umum adalah gelas, kap lampu, perhiasan, wadah serbaguna.
Logam mempunyai sifat keras, hingga pengolahannya memerlukan teknik yang
tidak mudah, seperti diolah dengan teknik bakar/pemanasan dan tempa
Kerajinan Kayu
Karya kerajinan terbuat dari bahan kayu yang dikerjakan juga dibentuk dengan
tatah ukir. Kerajinan ukiran lebih banyak memakai bahan baku kayu sebagai
bahan utamanya. Kayu yang biasanya dipakai adalah kayu jati, mahoni, waru,
sawo, nangka, dan lain-lain. Contoh karya kerajinan dari kayu yaitu meja, kursi,
lemari, dan lain-lain.
Kerajinan Bambu
Beberapa teknik dalam tahap pembuatan kerajinan bambu yaitu teknik anyaman
dan teknik tempel dan juga sambung. Anyaman Indonesia sudah sangat dikenal
di mancanegara dengan berbagai macam motif dan bentuk yang menarik.
Adapun poin-poin penjelasan dan fokus yang akan dibahas dengan rinci yakni sebagai berikut :
Teknik patri
Pematrian adalah suatu metode penyambungan bahan logam dibawah pengaruh panas dengan pertolongan
bahan tambah logam atau campuran logam. Bahan tambah (biasa disebut patri) merupakan bahan logam atau
campuran logam yang mudah melebur karena mempunyai titik lebur dibawah titik lebur bahan logam yang
akan di sambungkan.
Pematrian banyak digunakan pada sambungan konstruksi yang baik untuk dipatri, namun tidak dapat di las.
Pematrian dapat di pertimbangkan untuk di terapkan pada kondisi-kondisi di bawah ini :
a. Sebagai pengganti pengelasan pada konstruksi bahan yang peka terhadap suhu pengelasan yang tinggi,
yang dapat mengakibatkan kerugian (mengubah struktur bahan, menyebabkan pengerutan, pengoyakan, retak
ataupun pecah).
b. Untuk menyambung logam yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja dan kuningan, tembaga,
logam keras.
c. Untuk menyambung benda kerja yang sangat kecil, sangat tipis atau bentuknya istimewa dan tebalnya
sangat berbeda.
d. Untuk pekerjaan perbaikan bagian yang sangat peka terhadap panas, misalnya perkakas.
1. Gendering perunggu
2. Kapak
3. Bejana
4. Perhiasan
Teknik ini menggunakan 2 keping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan
kebutuhan. Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana, baik bentuk maupun hiasan
nya.
Teknik ini digunakan membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasan nya lebih rumit, seperti arca dan
patung perunggu.
Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi dengan lilin, lalu ditutupi lagi
dengan tanah liat
Kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terbentuklah rongga. Dari rongga ini perunggu dapat
dituang ke dalamnya. Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga di peroleh benda perunggu
yang di inginkan.
Teknik grafir
Teknik grafir adalah teknik mengikis sebagian permukaan material dengan pola tertentu, Teknik grafir ini biasa
digunakan untuk berbagai produk, seperti mulai dari :
1. Trofi.
2. Aksesori.
4. Alat tulis.
Teknik grafir atau engraving secara umum dibagi menjadi 2 model yaitu sebagai berikut :
a. Vector Engraving
Vector engraving adalah proses menggores garis dengan menggunakan laser untuk menghasilkan pola garis
b. Raster Engraving
Raster engraving adalah proses raster yang akan menghasilkan gambar dengan gradasi, ketajaman gambar
bervariasi tergantung pada material yang di gunakan, yaitu 45 dpi–1.200 dpi.
Teknik Etsa
Teknik etsa adalah teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga. Untuk
pembuatan klise acuan dilakukan dengan penggunaan larutan asam nitrat yang bersifat korosif terhadap
tembaga. Jika dibandingkan dengan engraving, etsa memiliki kelebihan tersendiri.
Dalam teknik engraving diperlukan keterampilan khusus pertukangan logam, sedangkan etsa relatif mudah
untuk dipelajari terutama bagi para seniman yang telah terbiasa dalam menggambar. Hasil cetakan etsa
umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki kontur yang halus.
Teknik etsa adalah cara untuk membuang atau mengikis bagian yang harus direndahkan dengan bahan kimia
tertentu. Bahan yang dapat digunakan untuk membuat negatif cetak dalam dengan teknik etsa adalah berbagai
jenis logam seperti diantaranya yakni sebagai berikut :
1. Pelat tembaga
2. Kuningan
3. Aluminium dan
4. Seng
Teknik Bubut
Bubut adalah suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatan nya dilakukan dengan cara memutar benda
kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara transisi sejajar dengan sumbu putar dai benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut dengan gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat
disebut dengan umpan.
Pengaturan perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat akan menghasilkan
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Teknik Las
Pengelasan adalah teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam
pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan
yang kontinu. Prosedur pengelasan tampak sangat sederhana, namun yang sebenarnya juga harus
memerlukan keahlian khusus. Oleh karena itu didalam pengelasan, pengetahuan atau wawasan harus turut
serta mendampingi praktik.
Teknik Ukir
Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang di ukir.
Awalnya, seni ukir ini digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau
kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif geometris seperti:
1. Tumpal.
2. lingkaran.
3. Garis.
4. Swastika.
5. Zig-zag.
6. Segitiga.
Umumnya ukiran tersebut digunakan sebagai hiasan dan mengandung makna simbolis dan religius. Dilihat dari
jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain sebagai berikut :
2. Ukiran rendah.
4. Ukiran utuh.
Karya seni ukir memiliki beberapa fungsi yakni dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Fungsi Hias
Fungsi hias adalah ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.
b. Fungsi Magis
Fungsi magis adalah ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis
yang berkaitan erat dengan kepercayaan atau sering disebut spiritual.
c. Fungsi Simbolis
Fungsi simbolis adalah ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu
yang berhubungan dengan spiritual.
d. Fungsi Konstruksi
Fungsi konstruksi adalah ukiran yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi sebagai pendukung sebuah
bangunan.
e. Fungsi Ekonomis
Fungsi ekonomis adalah ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
Teknik Menganyam
Menganyam adalah salah satu teknik kerajinan dengan menyilang-nyilangkan bagian lusi (arah vertikal)
dengan bagian pakan (arah horizontal) hingga membentuk suatu pola tertentu. Anyaman dapat dibagi menjadi
empat (4) jenis yakni sebagai berikut :
Anyaman silang tunggal adalah anyaman yang memiliki dua arah sumbu yang saling tegak lurus atau miring
satu sama lainnya.
Anyaman silang ganda adalah teknik menyisipkan dan menumpang dua benda pipih yaitu pakan (arah
horizontal) dan lusi (arah vertikal) yang berbeda arah. Perbedaannya adalah terdapat pada benda pipih yakni
pakan dan lusi yang diselup dan ditumpangi tidak hanya satu tepi tetapi dapat 2, 3, 4, 5 dan seterusnya.
Sehingga di kenal silangan ganda 2, silangan ganda 3, ganda 4, ganda 5 dan seterusnya sesuai dengan
jumlah benda pipih di lompati dan disusupi.
c. Anyaman 3 Sumbu
Anyaman 3 sumbu adalah teknik yang hampir sama dengan teknik anyaman silang. Hanya saja perlu diingat
bahwa benda pipih, yaitu pakan dan lusi yang akan dianyam tersusun menurut 3 arah. Teknik anyaman ini
memberi peluang untuk memperoleh hasil anyaman tiga sumbu jarang dan anyaman tiga sumbu rapat,
sedangkan anyaman tiga sumbu rapat dengan pola bentuk heksagonal (segi enam beraturan) atau belah
ketupat.
d. Anyaman 4 Sumbu
Teknik anyaman ini berprinsip menyisip dan menumpangkan benda pipih yaitu pakan dan lusi secara satu
sama lainnya berbeda arah. Hanya saja benda pipih yang berbeda arah di sini makin banyak jumlahnya
(empat buah sumbu). Jenis anyaman empat sumbu termasuk jenis anyaman yang berlubang-lubang dengan
bentuk pola oktagonal (segi delapan beraturan).
Kerajinan yang terbuat dari benda keras memiliki kecenderungan kuat dan
tahan lama bahkan bertahun-tahun lamanya. Apalagi jika dirawat dengan
baik, kualitasnya tidak berubah seperti pada awalnya. Kebanyakan orang
memilih benda keras untuk produk fungsional yang membutuhkan
penggunaan penggunaan dalam waktu jangka panjang. Tentunya nilai produk
kerajinan bahan keras juga mengikuti kualitasnya.
A. Kayu.
Kayu terdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya: mahoni, pinus, jati,
nangka, kelapa, lame, albasia, sungkai, kamper, meranti, dan
sebagainya.
Masing-masing kayu memiliki ciri yang berbeda. Tetapi selain keras
rata-rata memiliki serat atau urat kayu yang indah.
Memiliki lingkaran tahun.
Tahan lama dan dapat dibentuk dengan diukir.
Ada yang memiliki beban ringan seperti lame dan albasia, ada pula
yang berat seperti jati.
Sebagian dapat memuat karena perubahan suhu, tidak demikian untuk
kayu jati.
B. Bambu.
Batangnya kuat, namun akan terjadi pelapukan jika terkena air terus
menerus.
Memiliki rongga dari ukuran 1 cm hingga 20 cm sehingga dapat dibuat
sebagai wadah dalam kerajinan.
Memiliki ruas batang. Ruas inilah yang unik. Terkadang dalam
pembuatan kerajinan sangat ditonjolkan.
Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas.
Dapat dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuhan.
C. Rotan.
Batangnya kuat, lebih kuat dari bambu. Terutama serat batangnya
sangat kokoh.
Rotan yang dimanfaatkan sebagai kerajinan ada yang berongga dan
ada yang tidak. Yang berongga mempunyai ukuran 1/2 cm hingga 1 cm.
Sedangkan yang tidak berongga merupakan bagian dalam dari rotan.
Memiliki ruas batang namun lebih samar dibanding bambu.
Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas.
Dapat dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuhan.
Rotan memiliki bentuk yang panjang bisa mencapai 10 meter karena
hidupnya menjalar dan melilit, sedangkan panjangnya selalu
bertambah.
2. Bahan Keras Buatan.
Bahan keras buatan adalah sesuatu yang diolah manusia dari beberapa
bahan dan bersifat keras.
A. Kaca.
Kaca wujudnya transparan dan bening.
Ketebalanya bervariasi antara 1 mm-2 cm tergantung pada kebutuhan.
Permukaanya licin dan kilap. Jika dilukis harus menggunakan cat
khusus yang dapat menempel pada permukaan kaca.
Kaca dapat dilebur dan dibentuk dalam kondisi panas.
B. Logam.
Logam terdiri dari berbagai warna, ada yang perak, emas, ada yang
kemerahan/kecoklatan, dan juga berwarna perak keabu-abuan.
Bentuknya ada yang tebal dan berat, adapula yang pipih dan tipis lagi
ringan.
Logam mudah terkorosi oleh udara, maka kadang dilapisi dengan krom
atau lapisan emas murni. Ada pula yang melapisinya dengan cat. Oleh
sebab itu perawatan pada produk kerajinan logam cukup membutuhkan
perhatian agar tidak pudar.
Kerajinan Bahan Keras : Pengertian, Macam, Fungsi, Contoh, Teknik Pembuatan, dan Proses
Produksi – Halo sobat Artikel Belajar, pada kesempatan ini kita akan membahas materi prakarya
yaitu tentang “Kerajinan Bahan Keras”. Produk kerajinan terbagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan
bahan lunak dan produk kerajinan bahan keras.
Contents [show]
A. PENGERTIAN KERAJINAN BAHAN KERAS
Produk kerajinan dari bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar
yang bersifat keras. Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Bahan keras alami, yaitu bahan yang diperoleh di lingkungan sekitar kita dan kondisi fisiknya
keras, misalnya kayu, bambu, batu, dan rotan.
b. Bahan keras buatan, yaitu bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan
untuk membuat bahan-bahan kerajinan, misalnya berbagai jenis logam dan fiberglass.
B. MACAM-MACAM PRODUK KERAJINAN BAHAN
KERAS
A. KERAJINAN LOGAM
Kerajinan logam menggunakan bahan logam, seperti besi, perunggu, emas, perak, dan lain-lain.
Teknik yang digunakan menggunakan sistem cor, ukir, tempa, atau sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki. Bahan logam banyak digunakan sebagai perhiasan atau aksesori.
Selain itu, bahan logam juga digunakan sebagai benda hias dan benda fungsional lainnya, seperti
gelas, kap lampu, wadah serbaguna, serta piala sebagai simbol kejuaraan. Sifat loga adalah keras
sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik yang tidak mudah, misalnya diolah dengan
teknik bakar/pemanasan dan tempa.
B. KERAJINAN KAYU
Kerajinan ukir kayu adalah kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukir memang lebih banyak menggunakan bahan
bakukayu sebagai bahan utamanya. Adapun jenis kayu yang biasa digunakan adalah kayu jati,
mahoni, waru, sawo, dan nangka.
C. KERAJINAN BAMBU
Kerajinan bahan keras selanjutnya adalah kerajinan bambu. Sejak dahulu kala, masyarakat
Indonesia telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dari yang sederhana bahkan
yang paling rumit sekalipun. Saat ini produk kerajinan bambu tampil dengan desain yang lebih
menarik dan bernilai estetis. Pembuatan kerajinan dari bahan bambu menggunakan teknik anyaman
dan teknik tempel atau sambung. Produk anyaman Indonesia sangat terkenal di luar negeri dengan
berbagai motif dan bentuk yang dikemas dnegan menarik.
D. KERAJINAN ROTAN
Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar di Indonesia, terutama di Pulau
Kalimantan. Rotan bersifat kuat dan lentur, sehingga sangat cocok dijadikan sebagai benda
kerajinan dengan teknik anyaman. Adapun contoh produksi kerajinan dari bahan rotan adalah meja
dan kursi, lemari, serta tempat makan.
E. KERAJINAN BATU
Indonesia sangat kaya akan jenis bebatuan yang beraneka ragam. Banyak daeah di Indonesia
menjadikan bebatuan warna sebagai produk kerajinan, seperti aksesori pelengkap busana dan
sebagai penghias benda. Adapun jenis batu yang banyak digunakan untuk produk kerajinan adalah
batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih atau cokelat yang lunak. Teknik pengolahan
batu hitam dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu
banyak digunakan sebagai hiasan interior dan eksterior.
a. Benda pakai, yaitu karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, sedangkan
unsur keindahannya hanya sebagai pendukung saja.
b. Benda hias, yaitu karya kerajina yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Produk
kerajinan jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaannya.
D. UNSUR ESTETIKA DAN EGONOMIS PRODUK
KERAJINAN BAHAN KERAS
Berbagai produk kerajinan tidak bisa dipisahkan dari unsur seni dan keindahan. Snetuhan-sentuhan
nilai seni sangat penting untuk mewujudkan karya kerajinan aktraktif dan bernilai ekonomis. Aspek
fungsi menempati porsi utama pada produk kerajinan, sehingga karya kerajinan harus bernilai
ergonomis yang mencakup kenyamanan, kemanan, dan keindahan (estetika).
Berikut contoh permbuatan benda kerajinan dari bahan keras melalui teknik cor.
C. TEKNIK UKIR
Karya ukir di Indonesia telah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu, banyak peralatan
yang terbuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu.
Benda-benda tersebut diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika,
zig-zag, dan segitiga. Selain sebagai hiasan, pada umumnya ukiran-ukiran tersebut juga
mengandung makna simbolis dan religius. Terdapat beberapa jenis ukiran yaitu ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
E. TEKNIK BUBUT
Untuk membubut diperlukan pahat bubut yang berfungsi untuk mengiris, menyayat/menggaruk, dan
membentuk benda. Teknik bubut akan menghasilkan karya kerajinan yang simetris, bulat, dan rapi,
misalnya asbak kayu, vas bunga dari kayu, dan benda-benda mainan.
F. TEKNIK ANYAM
Anyaman adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan
menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan, sehingga menjadi satu kerya anyaman.
Kerya kerajinan dari bahan keras yang menggunakan teknik anyaman adalah bambu, rotan, dan
plastik.
a. Pahat Penguku
1. Pahat pengot dalam satu set pahat ukir berjumlah 1-3 bilah.
2. Bentuk mata pahat miring menyudut, ukuran yang biasa dipakai antara 4 mm sampai dengan
10 mm, panjang 220-250 mm, dan tebal kurang lebih 1,5 mm.
3. Pahat pengot digunakan untuk membersihkan sudut atau sela-sela dasaran ukiran yang sulit
dijangkau dengan pahat perata/penyilat.
d. Pahat Kol
a. Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan
terang serta ventilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b. Pakailah pakaian kerja untuk melindungi dan menghindari kotoran kayu pada saat kerja ukir
c. Pakailah sepatu kerja pada saat kerja ukir agar dapat terhindar dari kecelakaan, terkena
pahat apabila jatuh dari meja kerja.
d. Jika perlu, pakailah kaus tangan, terutama pada waktu kita sedang mengasah pahat dan
merawat pahat agar tangan kita tidak terluka dan tidak kotor.
e. Gunakan masker pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, pengampelasan,
dan finishing.
f. Jika sedang bekerja tidak diperkenankan bergurau/bercanda, karena dikhawatirkan akan
terjadi kecelakaan kerja.
g. Mengatur pahat ukir dengan rapi di atas meja sehingga tidak berantakan dan akan
memudahkan ketika memilih pahat saat bekerja.
h. Jika sudah selesai bekerja, kita wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian
mengembalikan alat-alat pahat pada tempatnya.
i. Mengelola limbah dengan baik.
5. PROSES PRODUKSI KERAJINAN UKIR KAYU
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan serta mendapatkan hasil ukiran yang maksimal, maka
proses kerja harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar, yaitu sebagai berikut.
a. Penyiapan bahan.
b. Penyiapan alat.
c. Membuat rancangan atau gambar kerja.
d. Menyiapkan pola.
e. Menempel pola pada papan yang sudah disiapkan.
f. Menyekrol (krawangan).
g. Memahat awal.
h. Memahat bagian dasaran.
i. Membentuk ukiran.
j. Memberi benangan (coretan) pada motif.
k. Mengampelas (menghaluskan).
l. Finishing (proses penyelesaian akhir).
Baca juga : Prakarya dan Kewirausahaan Rekayasa Produk Grafika
I. WIRAUSAHA DI BIDANG KERAJINAN BAHAN
KERAS
Seorang wirausaha harus mempunyai perencaaan usaha yang baik. Berikut adalah aspek-aspek
perencanaan usaha produk kerajinan bahan keras.
1. Aspek produksi
a. Produksi adalah rangkaian kegiatan membentuk, mengubah, dan menciptakan sesuatu untuk
meningkatkan nilai suatu produk. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
produksi antara lain sifat proses produksi yang terus menerus atau berdasarkan jumlah
pesanan, jenis dan mutu produksi, jenis produknya, serta pengendalian proses produksi.
b. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan poko dan merupakan komponen utama dari
suatu produk. Misalnya, produk kursi kayu rotan bahan bakunya adalah rotan.
2. Aspek pemasaran, meliputi harga, lokasi, promosi, dan distribusi.
3. Aspek keuangan.
a. Sumber internal, meliputi tabungan sendiri, setoran dari pemegang saham, menjual barang
yang kurang produktif, menjual barang yang menguntungkan, serta fasilitas/tempat milik
sendiri, seperti tanah dan bangunan.
b. Sumber eksternal, meliputi perbankan, lembaga keuangan nonbank, perorangan, dan lain-
lain.
c. Proyeksi atau rancangan keuangan, meliputi neraca harian, laporan laba/rugi, laporan arus
kas, dan analisis pulang pokok.
4. Aspek organisasi, meliputi tenaga kerja. Jenis tenaga kerja yang digunakan pada dasarnya terdiri
dari tenaga kerja upahan dan tenaga kerja keluarga.
5. Struktur organisasi. Struktur organisasi sederhana hanya memiliki dua tingkat yaitu pemilik dan
pekerja. Perusahaan kecil dengan satu produk atau beberapa produk lain yang saling berhubungan
biasanya menggunakan struktur organisasi sederhana seperti ini. Dalam struktur organisasi
sederhana, pemliki perusahaan cenderung mengambil semua keputusan penting secara sendiri
serta terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan perusahaan.
Ragam hias ini di kembangkan di Irian Jaya tepatnya suku papua. Dan ragam hias papua sangat
cantik serta di suku papua tersebut di jadikan sebagai simbol kesuburan kandungan seorang
perempuan.
Ragam hias ini dikembangkan di Palembang serta ragam hias ini sangat menarik dan memiliki motif
unik serta membuat orang yang melihatnya sangat tertarik untuk memilikinya karena ukiran yang ia
miliki sangatlah indah untuk di pandang.
Ragam hias ini dikembangkan di kota Malang serta ragam hias ini sangatlah cantik karena ukiran
muka yang buat sesuai dengan tokoh wayang tersebut dan dapat dijadikan sebagai hiasan dinding.
Ragam hias ini di kembangkan di bali serta ragam hias ini sangatlah bagus untuk di pandang
apabila kita memakainya di tangan, dan motif ukirannya sangatlah cantik cocok buat tangan kita.
Ragam hias ini di kembangkan di sulawesi selatan serta ragam hias ini sangatlah menarik untuk di
pakai karena memiliki beragam motif yang membuat seseorang yang memakainya memiliki
keindahan yang mempercantik dirinya untuk di pandang dan proses pembuatannya tidak memakai
mesin tetapi masih memakai tangan dengan teknik pembuatan yang tradisional.
Kesimpulan :
Ternyata dari bahan dasar seperti kayu, rotan, bambu dan logam bukan hanya dapat dijadikan
sebagai benda hias saja, melainkan digunakan juga sebagai benda pakai yang pastinya mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi, tetapi juga tidak meninggalkan unsur estetikanya.
Ungkapan Perasaan :
Kerajinan mempunyai nilai tersendiri karena dengan kerajinan bahan keras ini akan menimbulkan
rasa estetis (keindahan) tersendiri. Sehingga orang akan merasa kagum kalau seni kerajinan dapat
juga dibuat dari bahan-bahan keras yang memiliki fungsi yang sangat bermanfaat.