Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN SENI BUDAYA

SENI RUPA (RAK BUKU)

Di BIMBING OLEH:

IBU YELI SRI MARNI S.pd

DI SUSUN OLEH:

▪HANA YAFIA DESENI

▪MAYA ASRI ADISTALAILI

▪MEGA ROSALITA

SMA NEGRI 13 MERANGIN TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pembuatan
Kerajinan Seni Rupa ini dengan baik tanpa kendala.

Adapun Laporan Pembuatan Kerajinan Seni Rupa ini telah penyusun usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar
proses pembuatan laporan ini. Oleh sebab itu, penyusun juga ingin terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penyusun berharap semoga dari Laporan Pembuatan Kerajian Seni Rupa ini dapat diambil
manfaatnya. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusan laporan ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Demikian kata pengantar ini penyusun buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri
pribadi penyusun sendiri dan pembaca pada umumnya.

Margo Tabir , 28 February 2019

Penulis

(Hana Yafia Deseni)


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………… iii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar belakang………………………………………………………………… 1

B. Tujuan……….....……………………………………………………………… 1

C. Manfaat................ …………………………………………………………….. 1

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Pengertian kerajinan bahan keras……………………..……………………… 2

B. Macam teknik pembuatan…………………………………………………….. 2

BAB III: PEMBAHASAN

A. Fungsi…...……………………………………………………………………. 7

B. Teknik pembuatan…………………………………………………………… 7

C. Langkah kerja………………………………………………………………... 7

D. Pengemasan………………………………………………………………….. 8

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 9

B. Saran ………………………………………………………………………... 9

C. Hambatan……………………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 10

LAMPIRAN………………………………………………………………………… 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerajian merupakan budaya tradisional yang sudah menjadi komoditas dan dapat meningkatkan
devisa negara. Ada kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan motifnya tetapi juga ada yang
mengubahnya sesuai kebutuhan pasar. Di Indonesia bayak terdapat bahan-bahan yang dapat diciptkan
menjadi kerajinan yang indah nan cantik. Sebagai contoh, kerajinan bahan keras. Sampai sekarang
kerajinan bahan keras banyak di buat dan di perjualbelikan. Kerajian bahan keras dapat dimanfaatkan
dalam banyak hal, misalnya untuk benda hias maupun benda pakai. Kerajinan bahan keras dibagi
menjadi dua, yaitu:

· Kerajinan bahan keras alami adalah kerajinan yang bahan baku pembuatannya masih berasal
dari bahan alami. Contohnya seperti : kayu, bambu, biji-bijian, batu, kerang, rotan, tulang, dan
sebagainya.

· Kerajian bahan keras buatan adalah karya kerajinan yang bahan bakunya sudah melewati proses
pengolahan oleh manusia. Contohnya adalah kaleng, logam, besi, semen, kawat , dan sebagainya.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui fungsi produk dari bahan keras (kayu)

2. Untuk mengetahui tenik pembuatan kerajinan bahan keras(kayu)

3. Untuk mengetahui langkah pembuatan produk kerajinan dari bahan keras (kayu)

C. Manfaat

1. Siswa dapat mengetahui fungsi produk kerajinan bahan keras(kayu)

2. Siswa dapat mengetahui teknik pembuatan kerajinan bahan keras(kayu)

3. Siswa dapat mengetahui langkah pembuatan kerajinan bahan keras(kayu)


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kerajinan dari Bahan Keras

Karya kerajinan dari bahan keras adalah kerajinan yang bahan bakunya menggunakan bahan yang
keras, kerajinan ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu karya kerajinan bahan keras alami dan karya
kerajinan bahan keras buatan.

· Kerajinan bahan keras alami adalah kerajinan yang bahan baku pembuatannya masih berasal
dari bahan alami. Contohnya seperti : kayu, bambu, biji-bijian, batu, kerang, rotan, tulang, dan
sebagainya.

· Kerajian bahan keras buatan adalah karya kerajinan yang bahan bakunya sudah melewati proses
pengolahan oleh manusia. Contohnya adalah kaleng, logam, besi, semen, kawat, dan sebagainya.

B. Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras

Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras. Teknik tersebut disesuaikan
dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan
dari bahan keras antara lain:

1. Teknik Patri

Pematrian adalah suatu metode penyambungan bahan logam dibawah pengaruh panas dengan
pertolongan bahan tambah logam atau campuran logam. Bahan tambah (biasa disebut patri)
merupakan bahan logam atau campuran logam yang mudah melebur karena mempunyai titik lebur
dibawah titik lebur bahan logam yang akan di sambungkan. Pematrian banyak digunakan pada
sambungan konstruksi yang baik untuk dipatri, namun tidak dapat di las. Pematrian dapat di
pertimbangkan untuk di terapkan pada kondisi-kondisi di bawah ini :

a. Sebagai pengganti pengelasan pada konstruksi bahan yang peka terhadap suhu pengelasan yang
tinggi, yang dapat mengakibatkan kerugian (mengubah struktur bahan, menyebabkan pengerutan,
pengoyakan, retak ataupun pecah).

b. Untuk menyambung logam yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja dan kuningan,
tembaga, logam keras.

c. Untuk menyambung benda kerja yang sangat kecil, sangat tipis atau bentuknya istimewa dan
tebalnya sangat berbeda.

d. Untuk pekerjaan perbaikan bagian yang sangat peka terhadap panas, misalnya perkakas.

e. Untuk pengedapan (sambungan wadah, retak-retak, dan lain-lain).


2. Teknik Cetak

Teknik cetak dapat di bagi menjadi 2 yaitu :


a. Teknik tuang berulang
Teknik ini menggunakan 2 keping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali
sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana, baik
bentuk maupun hiasan nya.

b. Teknik tuang sekali pakai


Teknik ini digunakan membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasan nya lebih rumit,
seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat,
selanjutnya dilapisi dengan lilin, lalu ditutupi lagi dengan tanah liat. Kemudian dibakar untuk
mengeluarkan lilin sehingga terbentuklah rongga. Dari rongga ini perunggu dapat dituang ke
dalamnya. Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga di peroleh benda perunggu yang
di inginkan.

3. Teknik Grafir

Teknik grafir adalah teknik mengikis sebagian permukaan material dengan pola tertentu, teknik grafir
ini biasa digunakan untuk berbagai produk, seperti mulai dari:

1. Trofi.

2. Aksesori.

3. Perhiasan dan hingga.

4. Alat tulis.

Teknik grafir atau engraving secara umum dibagi menjadi 2 model yaitu sebagai berikut:

a. Vector Engraving

Vector engraving adalah proses menggores garis dengan menggunakan laser untuk menghasilkan pola
garis

b. Raster Engraving

Raster engraving adalah proses raster yang akan menghasilkan gambar dengan gradasi, ketajaman
gambar bervariasi tergantung pada material yang di gunakan, yaitu 45 dpi–1.200 dpi.
4. Teknik Etsa
Teknik etsa adalah teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki kontur yang halus. Teknik etsa
adalah cara untuk membuang atau mengikis bagian yang harus direndahkan dengan bahan kimia
tertentu.

Bahan yang dapat digunakan untuk membuat negatif cetak dalam dengan teknik etsa adalah berbagai
jenis logam seperti diantaranya yakni sebagai berikut :

1. Pelat tembaga

2. Kuningan

3. Aluminium dan

4. Seng

5. Teknik Bubut
Bubut adalah suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatan nya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara transisi sejajar dengan sumbu
putar dai benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut dengan gerak potong relatif dan
gerakan translasi dari pahat disebut dengan umpan.

6. Teknik Las
Pengelasan adalah teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan
logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinu.

7. Teknik Ukir
Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang di
ukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain sebagai berikut :

1. Ukiran tembus (krawangan).

2. Ukiran rendah.

3. Ukiran tinggi (timbul).

4. Ukiran utuh.
Karya seni ukir memiliki beberapa fungsi yaitu:
a. Fungsi Hias
Fungsi hias adalah ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu

b. Fungsi Magis
Fungsi magis adalah ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu
dan berfungsi sebagai benda magis yang berkaitan erat dengan kepercayaan atau sering disebut
spiritual.

c. Fungsi Simbolis
Fungsi simbolis adalah ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi menyimbolkan hal
tertentu yang berhubungan dengan spiritual.

d. Fungsi Konstruksi
Fungsi konstruksi adalah ukiran yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi sebagai pendukung sebuah
bangunan.

e. Fungsi Ekonomis
Fungsi ekonomis adalah ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.

8. Teknik Menganyam
Menganyam adalah salah satu teknik kerajinan dengan menyilang-nyilangkan bagian lusi (arah
vertikal) dengan bagian pakan (arah horizontal) hingga membentuk suatu pola tertentu. Anyaman
dapat dibagi menjadi empat (4) jenis yakni sebagai berikut :

a. Anyaman Silang Tunggal


Anyaman silang tunggal adalah anyaman yang memiliki dua arah sumbu yang saling tegak lurus atau
miring satu sama lainnya.

b. Anyaman Silang Ganda


Anyaman silang ganda adalah teknik menyisipkan dan menumpang dua benda pipih yaitu pakan (arah
horizontal) dan lusi (arah vertikal) yang berbeda arah.

c. Anyaman 3 Sumbu
Teknik anyaman ini memberi peluang untuk memperoleh hasil anyaman tiga sumbu jarang dan
anyaman tiga sumbu rapat, sedangkan anyaman tiga sumbu rapat dengan pola bentuk heksagonal
(segi enam beraturan) atau belah ketupat.

d. Anyaman 4 Sumbu
Teknik anyaman ini berprinsip menyisip dan menumpangkan benda pipih yaitu pakan dan lusi secara
satu sama lainnya berbeda arah. Hanya saja benda pipih yang berbeda arah di sini makin banyak
jumlahnya (empat buah sumbu). Jenis anyaman empat sumbu termasuk jenis anyaman yang
berlubang-lubang dengan bentuk pola oktagonal (segi delapan beraturan)
BAB III

PEMBAHASAN

A. Fungsi Produk Dari Bahan Keras

a. Benda pakai, adalah karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya. Unsur
keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

b. Benda hias, adalah karya kerajinan yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih
menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.

B. Teknik Pembuatan Kerajinan Bahan Keras


Teknik yang digunakan untuk membuat tempat tisu dari stik es krim ini adalah teknik tempel. Dengan
cara menempel dan merangkai stik es krim sedemikian rupa, ditempel menggunakan lem G sehingga
dapat membentuk tempat tisu yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Langkah Pembuatan Kerajinan Bahan Keras (Rak Buku)

1. Alat dan bahan

ALAT BAHAN

Pengamplas, Grenda, pemotong kayj Kayu atau papan

Meteran , pena, siku Cat minyak

Kuas,paku, palu , Tiang kayu

2.Langkah-langkah

•>Siapkan alat dan bahan

•>Gesek atau bersihkan papan yang akan kita gunakan sebagai rak bukunya. Karena kita hanya akan
menggunakan bagian dalam papan agar tampak bersih ataupu mulus.

•>Ukur papan yang telah di bersihkan sesuai dengan ukurannya panjang 50 cm dan lebarnya 25 cm
menggunakan meteran ataupun siku.

•>potong papan yang masih utuh tadi menjadi 4 (empat) bagian sesuai ukuran yang telah diukur tadi.
•>Lakukan kembali seperti tahap ke dua untuk membersihkan papan yang telah di potong tadi.
Bersihkanlah papan menggunakan mesin dengan ketebalan papan yang sama rata.

•>kemudian Amplas lah papan menggunakan mesin pengamplas di seluruh agian papan agar tampak
mengkilap.

•>lakukan hal serupa pada tiang kayu yang akan di gunakan untuk tian rak buku nanti dengan ukuran
100 cm atau 1meter.

•>Setelah bahan bahan lengkap mulai lah membentuk Rak Buku sesuai dengan model yang telah di
tentukan. Siapkan tiang rak buku terlebih dahulu, kemudian mulailah membentuk papan yang akan di
jadikan rak dengan model Zig Zag dengan timpah tindih .Pakulah bagian papan satu demi persatu
setelah itu pakulah papan rak yang berbentuk ZigZag tadi pada tianng rak buku..

•>Barulah kita siapkan cat dan kuas untuk mewarnai Rak Buku tadi agar tampak lebih Indah, dan
jemurlah pada cahaya yang tampak panas.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajinan bahan keras merupakan salah satu peluang kita untuk menjadi wirausahanwan sejak dini
karena kita dapat memulainya dengan cara yang sederhana. Salah satunya ialah kerajinan bahan kayu
atau papan ini. Papan bekas inj mudah ditemukan di mana saja, harganya pun juga terjangkau. Papan
bekas ini dapat dikreasikan menjadi bermacam-macam kerajinan (Seni Rupa) yang dapat
menghasilkan uang salah satunya meja, kursi, tiang ukir, dan lain lain.

B. Saran

Kerajinan bahan keras (kayu ) dapat kita produksi untuk menjadi berbagai macam kerajinan bahan
keras. Dibutuhkan semangat dan kreatifitas untuk melahirkan kerajinan bahan lunak yang digemari
oleh banyak orang.

C. Hambatan

Hambatan yang kami temukan sangat banyak karena kami beranggotakan kelompok para wanita .
Kami sedikit sulit dalam mengerjakan semua proses pembuatan rak buku ini mulai dari pembersihan
kayu yang memang menggunakan mesin khusus kayu sampai pada pengamplasan, pembentukan , dan
pemakuan kami tidak dapat bekerja sendiri . Oleh karenanya kami meminta bantuan kepada bapak
tukang demi terselesaikannya kerajinan Seni Rupa ini.
LAMPIRAN

ALAT ALAT PEMBERSIHAN I PENGKURURAN

PEMOTONGAN PENGAMPLASAN I
PENGAMPLASAN II

PEMBENTUKAN PEMAKUAN BAHAN JADI


PENGECATAN PENJEMURAN

DAFTAR PUSTAKA

http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2016/01/kerajianbahankeras.html

http://farhanramadan19.blogspot.co.id/

http://destri4wandie.blogspot.co.id/2015/01/fungsi-produk-kerajinan-dari-
bahan-keras.html

http://zhahab.blogspot.co.id/2014/01/cara-membuat-kerajinan-tangan-tempat.html
http://www.materibelajar.id/2016/05/teknik-membuat-kerajinan-dari-bahan.html

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikanny Makalah
kimia ini. Karena hanya dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Kimia dengan judul
“Pembuatan Sabun”. Karya Ilmiah ini kami susun dengan tujuan sebagai syarat
mengikuti ujian praktek Kimia.
Disamping itu makalah ini kami susun untuk mengetahui bagaimana cara
membuat sabun. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas dukungan semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini,yaitu kepada
Bapak HARLI YUDI S.pd

Kami berharap karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
menyusun laporan serupa pada masa yang akan datang. Selain itu kami
berharap semoga karya ilmiah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan
dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Kami menyadari bahwa tidak
ada satu hal pun di dunia ini yang memiliki kesempurnaan, begitu juga dengan
makalah ini. Kami sangat mengharapkan partisipasi Bapak HARLI YUDI S.pd dan
teman-teman dalam bentuk kritik dan saran yang konstruktif guna
menyempurnakan makalah ini.

Margo Tabir , 04 Maret 2019

Penulis

(HANA YAFIA DESENI )

DAFTAR ISI
Kata Pengantar-------------------------------------------
Daftar Isi----------------------------------------------

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang-----------------------------------------
B. Rumusan Masalah---------------------------------------
C. Tujuan Penelitian----------------------------------------
D. Manfaat Penelitian-------------------------------------

BAB II Landasan Teori


A. Pengenalan Sabun---------------------------------------
B. Macam – Macam Sabun Berdasarkan Ion Yang Dikandungnya----------------------
C. Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun-------------------------
D. Bahan Baku Pendukung Pembuatan Sabun---------------------
E. Karateristik Memilih Bahan Baku Sabun-----------------------
F. Metode – Metode Pembuatan Sabun------------------------
G.Pembuatan Sabun Dalam Industri ---------------------------

BAB III Metode


A. Alat Dan Bahan-----------------------------------------
B. Cara Kerja---------------------------------------------
C. Hasil Praktikum-----------------------------------------

BAB IV Penutup
A. Kesimpulan--------------------------------------------
B. Saran------------------------------------------------

Lampiran-------------------------------------------

Daftar Pustaka------------------------------------- ------

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Asal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadi bagian yang
penting untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatuapa itu properti
kebersihan - sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tanganmereka.Benda mirip sabun
ditemukan dalam bentuk tabung saat penggalian diBabilonia Kuno adalah fakta tentang
pembuatan sabun diketahui pada tahun 2800SM. Persembahan di tabung mengatakan bahwa
lemak direbus dengan abu, dimana adalah metoda membuat sabun, tetapi tidak mengenai
kegunaan sabun itu. Beberapa bahan terakhir digunakan untuk penggaya rambut.Catatan
memperlihatkan bahwa orang Mesir Kuno mandi biasa. Papirus Eber,dokumen kesehatan dar
sekitar tahun 1500 SM, mendeskripsikan kombinasi minyak hewani dan nabati dengan garam
alkali untuk membuat bahan sejenis sabun untuk menyembuhkan penyakit kulit, juga untuk
membersihkan.Di waktu yang sama, Musa memberi orang Israel peraturan
pemerintahkebersihan pribadi. Dia juga menghubungkan kebersihan untuk kesehatan dan
penyucian agama. Laporan Injil mengusulkan bahwa orang Israel tahu bahwacampuran abu
dan produk minyak adalah jenis dari gel rambut.

Ketika peradaban Romawi maju, jadi selalu mandi. Tempat mandi Romawiterkenal
pertama, terdapat dengan air dari saluran air, dibangun sekitar tahun 312 SM.Mandi
sangatlah mewah, dan mandi menjadi populer. Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen
menganjurkan sabun untuk pengobatan dan pembersih.Setelah musim gugur di Roma di 467
Masehi dan hasilnya kebiasaan mandimenurun, lebih banyak di lakan Eropa pengaruh yang
kuat di kesehatan publik berganti-berganti.Menurunnya kebersihan pribadi dan berhubungan
kondisikehidupan tanpa sanitasi menambah beratnya wabah besar di Abad Pertengahan,
dankhususnya Kematian Hitam di abad ke-14. Itu tidak sampai abad ke-17 bahwakebersihan
dan mandi memulai untuk kembali ke kebiasaan di banyak tempat diEropa. Masih sudah di
mana tempat di pertengahan dunia dimana kebersihan pribaditersisa penting di pertengahan
dunia. Mandi harian adalah adat yang biasa di Jepangsaat Abad Pertengahan. Dan, di Islandia,
kolam hangat dengan air dari mata air panasadalah perkumpulan populer di Sabtu sore.

Pembuatan sabun adalah keahlian yang tidak bisa dipungkiri di Eropa di abadke-17.
Pembuat sabun serikat pekerja terlindungi perdagangan rahasia mereka ditutup.Minyak
nabati dan hewani digunakan dengan arang tanaman, terus dengan pewangi.Secara
berangsur-angsur jenis sabun yang lebih banyak lagi menjadi tersedia untuk mencukur dan
mencuci rambut, juga mandi dan mencuci.Italia, Spanyol dan Perancis adalah pusat
manufaktur pertama sabun,seharusnya mereka siap menyediakan bahan mentah seperti
minyak pohon zaitun.Orang Inggris mulai membuat sabun saat abad ke 12. Bisnis sabun
sangat baik padatahun 1622, Raja James I mengabulkan monopoli kepada pembuat sabun
untuk $100.000 setahun. Baik ke abad ke-19, sabun adalah pajak tertinggi sehingga menjadi
barang mewah di beberapa negara. Ketika pajak dihapuskan, sabun menjadi tersediauntuk
orang biasa, dan standar kebersihan meningkat.

Pembuatan sabun komersial di Amerika kolonial dimulai pada tahun 1608dengan


datangnya beberapa pembuat sabun di kapal kedua dari Inggris untuk mencapai Jamestown,
Virginia. Bagaimanapun, untuk beberapa tahun, pembuatansabun pada dasarnya tinggal
pekerjaan rumah tangga. Akhirnya, pembuat sabun profesional mulai biasa mengumpulkan
pemborosan lemak dari rumah tangga, di perubahan untuk beberapa sabun.

Bahan kimia dari manufaktur sabun dasarnya tinggal sama sampai tahun 1916,ketika deterjen
sintetik pertama berkembang di Jerman di jawaban ke Perang Dunia I berkaitan kekurangan
lemak untuk membuat sabun. Diketahui sekarang dengansederhana deterjen, deterjen
sintetis adalah pembersih non-sabun dan produk pembersih itu adalah menjadi satu atau
mengambil bersama dari jenis bahan mentah.Penjelajahan dari deterjen juga diterbangkan
oleh kebutuhan untuk alat kebersihan itu,tidak seperti sabun, tidak akan dikombinasi dengan
garam mineral di air untuk membentuk sesuatu yang tidak dapat dipecahkan diketahui itu
adalah dadih sabun.Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat dimulai di awal
tahun1930-an, tetapi tidak benar-benar membuka sampai akhir Perang Dunia II. Waktu
perang berhentinya persediaan lemak dan minyak juga militer membutuhkan untuk alat
kebersihan itu akan bekerja di air laut kaya mineral dan di air dingin mempunyailebih lanjut
merangsang meneliti di deterjen.Deterjen pertama digunakan terutama untuk mencuci piring
dan mencuci baju bahan lembut. Penerobosan di perkembangan dari detergen untuk mencuci
baju serbaguna digunakan muncul pada tahun 1946, ketika deterjen pembangun
(berisisurfaktan/kombinasi pembangun)dikenalkan di Amerika Serikat. Surfaktan adalah
produk deterjen bahan pembersih dasar, saat pembangun membantu surfaktan untuk
bekerja lebih efisien. Senyawa fosfat digunakan sebagai pembangun di detergen inisangat
meningkat perfomanya, membuat mereka cocok untuk mencuci baju dengantingkat
kekotoran berat.Di tahun 1953, penjualan deterjen di negara ini memiliki itu melebihi
sabun.Kini, detergen memiliki semua tetapi menggantikan produk dengan dasar sabun untuk
mencuci baju, mencuci piring dan pembersih rumah tangga. Deterjen (sendiri atau
berkombinasi dengan sabun) adalah juga penemuan di banyak dari penggunaan batangan dan
cair untuk pembersih pribadi.Sejak prestasi di deterjen dan bahan kimia pembangun itu,
aktivitas produk baru memiliki lanjutan utntuk fokus ke membangun produk pembersih
praktis danmudah untuk digunakan, juga menyelamatkan konsumen dan untuk lingkungan.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara pembuatan sabun berbahan dasar minyak ?
2. Apakah hasilnya akan sama dengan sabun yang dijual di pasar ?
3. Bagaimana hasil dari pratikum yang dilakukan ?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan sabun dengan bahan dasar minyak.
2. Untuk mengetahui reaksi yang terbentuk dalam pembuatan sabun.
3. Untuk mengetahui apa saja yang terbentuk saat pembuatan sabun.
D.Manfaat Penelitian
1. Agar dapat menjadi pelajaran dan pengetahuan tambahan
2. Selain itu juga dapat mengetahui bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun

BAB II

LANDASAN TEORI
A.Pengenalan Sabun

Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylicyang panjang.
Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan abun bergantung pada jenis sabun tersebut.
Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun kerasadalah Natrium Hidroksida (NaoH)
dan alkali yang biasa digunakn pada sabunlunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).

Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupunzat pengotor
lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak denganlarutan alkali
membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupalemak hewani, minyak
nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat.
Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran
seperti sabun mandi,sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga,
hingga sabunyang digunakan dalam industri.Kandungan zat zat yang terdapat pada sabun juga
bervariasi sesuai dengansifat dan jenis sabun. Zat zat tersebut dapat menimbulkan efek baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu
memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya.Pada
pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah :

C12– C18 Jika : < C12 : Iritasi pada kulit> C 20 : Kurang larut (digunakan sebagai campuran).
Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, dliserin,garam dan impurity
lainnya.SemDinginr dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun
mengandung ester dari gliserol asam oleat.Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua
yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari
pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak

Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung.
Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa).
Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk
sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai
dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium
fosfat, parfum, dan pewarna.

B.Macam – Macam Sabun Berdasarkan Ion Yang Dikandungnya


a) Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents.Sebagai tambahan
selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang
membuat mereka banyak digunakan padarumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah
turunan dari ammonia.
b) Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.

c) Neutral atau Non Ionic Sabun


Nonionic sabun banyak digunakan untuk keprluan pencucian piring. Karenasabun jenis ini
tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang
terdapat dalam air sadah. Nonionic sabun kurangmengeluarkan busa dibandingkan dengan
ionic sabun.

C.Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun


Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan
tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengangliserol. Masing masing
lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara
C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak
tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan
larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan
ditentukan oleh jumlah dan komposisi darikomponen asam asam lemak yang digunakan.
Komposisi asam asam lemak yangsesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantyai
dan tingkat kejenuhan. Padaumumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon
dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai
yang lebih dari 18atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan
busa. Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah
teroksidasi bila terkena udara. Alasan alasan diatas, factor ekonomis, dan daya jual
menyebabkan lemak dan minyak yang dibuat menjadi sabun terbatas.Asam lemak tak jenuh
memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebihrendah daripada asam lemak jenuh yang
tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan
mudah meleleh pada temperatur tinggi.

Jenis-jenis Minyak atau Lemak Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses
pembuatan sabunharus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi,
spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan
lain-lain.Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan
sabundi antaranya :

1. Tallow
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging
sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna,titer (temperatur solidifikasi
dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi,dan bilangan iodin. Tallow dengan
kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas
rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang
paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer
padatallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal dengannama
grease.

2.Lard
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asamlemak tak jenuh seperti
oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~40%). Jika digunakan sebagai
pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidak
jenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.

3.Palm Oil (minyak kelapa sawit)


Minyak kelapa sawit umumnya digunakansebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit
dapat diperoleh dari pemasakan buahkelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga
kemerahan karena adanyakandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat
dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harusdicampur
dengan bahan lainnya.

4.Coconut Oil (minyak kelapa)


Minyak kelapa merupakan minyak nabati yangsering digunakan dalam industri pembuatan
sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah
yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi,
terutama asam laurat,sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan
bau tengik.Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.

5.Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)


Minyak inti kelapa sawitdiperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki
kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai
pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh
lebihtinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.

6.Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)


Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari
minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam
minyak ini adalahstearin.

7.Marine Oil
Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marineoil memiliki kandungan
asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu
sebelum digunakan sebagai bahan baku.
8.Castor Oil (minyak jarak)
Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.

9.Olive oil (minyak zaitun)


Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi
memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras
tapi lembut bagi kulit.

10.Campuran minyak dan lemak


Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan
lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat
yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang
tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan
palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.

Bahan Baku Utama : Alkali

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,KOH, Na2,CO3,
NH4,OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengansoda kaustik dalam
industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun
keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut
dalam air. Na2,CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat
menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebutdapat
digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut
dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air.

Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifatmudah
berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industridan deterjen,
bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbedasering dilakukan oleh
industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

D.Bahan Bahan Pendukung Pembuatan Sabun

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil
saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabunmenjadi produk yang
siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
a. NaCl

NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada
produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi didalam sabun dapat
memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine)
atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin
tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan
sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh
sabun yang berkualitas.

b. Bahan aditif

Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan
untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen.Bahan-bahan aditif
tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan,Pewarna,dan parfum

c. Builders (Bahan Penguat)

Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikatmineral mineral yang
terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan
membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga
membantumenciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat
berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan danmensuspensikan kotoran yang
telah lepas. Yang sering digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat,
natrium sitrat, natriumkarbonat, natrium silikat atau zeolit.

d. Pewarna

Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan
efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan
warna yang menarik. Biasanya warnawarna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau
maupun orange.

e. Parfum

Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam
hal keterkaitan konsumen akan produk sabun.Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang
ditawarkan bagus, tetapi bilasalah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya.
Parfumuntuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9.
Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapatdikonversikan ke mililiter. Sebagai
patokan 1 g parfum = 1,1ml. Padadasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam
dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai aroma
yangsudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aromakenanga. Pada
umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yangekslusif. Artinya, aroma dari
parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan
parfum ekslusif inidiimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum
umum.Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabundiantaranya bouquct
deep water, alpine, dan spring flower.

E.Karakteristik Memilih Bahan Baku Sabun

Ada beberapa karaktersitik yang perlu diperhatikan dalam memilih bahandasar sabun antara
lain:

1. Warna

2.Angka Saponifikasi

3. Bilangan Iod

F.Metoda Metoda Pembuatan Sabun

Pada proses pembuatan sabun ini digunakan metode metode untuk menghasilkan sabun yang
berkualitas dan bagus. Untuk menghasilkan sabun itudigunakanlah metode metode, yang
mana metode metode ini memiliki kelebihan kelebihan dan kekurangannya masing masing.

a. Metode Batch

Pada proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atauKOH) berlebih
dalam sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garamgaram ditambahkan untuk
mengendapkan sabun. Lapisan air yangmengaundung garam, gliserol dan kelebihan alkali
dikeluarkan dan gliseroldiperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang
bercampur dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dandiendapkan
dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus dengan air secukupnya untuk
mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan membentuk lapisan yang homogen dan
mengapung. Sabun ini dapat dijuallangsung tanpa pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai
sabun industri yangmurah. Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu
apungdalam pembuatan sabun gosok. Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah
sabun gubal menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun16 wangi, sabun cuci,
sabun cair dan sabun apung (dengan melarutkan udara didalamnya).

b. Metoda Kontinu

Metoda kontinu biasa dilakukan pada zaman sekarang, lemak atau minyak hidrolisis dengan
air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng. Lemak atau
minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan
gliserol yang terbentuk dikeluarkandari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan.
Asam-asam inikemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi penyabunan, antara lain:

1. Konsentrasi larutan KOH/NaOH

Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stokiometri reaksinya, dimana


penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika basa
yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga
fasenya tidak homogen., sedangkan jika basa yang digunakan terlalu encer, maka reaksi akan
membutuhkan waktu yang lebih lama.

2. Suhu (T)

Ditinjau dari segi thermodinamikanya, kenaikan suhu akan menurunkan hasil, hal ini dapat
dilihat dari persamaan Van`t Hoff : RTHdTKdΔ=ln ( 1 )

Karena reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis (ΔH negatif), maka dengan kenaikan
suhu akan dapat memperkecil harga K (konstanta keseimbangan), tetapi jika ditinjau dari segi
kinetika, kenaikan suhu akan menaikan kecepatan reaksi. Hal ini dapat dilihat dari persamaan
Arhenius berikut ini (Smith 1987) : k = ARTEe− ( 2 )

Dalam hubungan ini, k adalah konstanta kecepatan reaksi, A adalah faktor tumbukan, E
adalah energi aktivasi (cal/grmol), T adalah suhu (ºK), dan R adalah tetapan gas ideal
(cal/grmol.K).

Berdasarkan persamaan tersebut maka dengan adanya kenaikan suhu berarti harga k
(konstanta kecepatan reaksi) bertambah besar. Jadi pada kisaran suhu tertentu, kenaikan
suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat.
Tetapi jika kenaikan suhu telah melebihi suhu optimumnya maka akan menyebabkan
pengurangan hasil karena harga konstanta keseimbangan reaksi K akan turun yang berarti
reaksi bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain hasilnya akan menurun. Turunnya
harga konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi
penyabunan yang bersifat eksotermis (Levenspiel, 1972).

3. Pengadukan

Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul-molekul reaktan


yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar, maka kemungkinan
terjadinya reaksi semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan persamaan Arhenius dimana
konstanta kecepatan reaksi k akan semakin besar dengan semakin sering terjadinya
tumbukan yang disimbolkan dengan konstanta A (Levenspiel, 1987).

4. Waktu

Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat
tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah mencapai
kondisi setimbangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah minyak yang

G. Pembuatan Sabun Dalam Industri

1.Saponifikasi Lemak Netral

Pada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidak mudah
bercampur. Reaksi saponifikasi dapat mengkatalisis dengan sendirinya padakondisi tertentu
dimana pembentukan produk sabun mempengaruhi proses emulsikedua reaktan tadi,
menyebabkan suatu percepatan pada kecepatan reaksi. Jumlahalkali yang dibutuhkan untuk
mengubah paduan trigliserida menjadi sabun dapatdihitung berdasarkan persamaan
berikut :Trigliserida + 3NaOH 3RCOONa + Gliserin NaOH = [SV x 0,000713] x 100/ NaOH (%)
[SV / 1000] x [MV (NaOH)/MV(KOH)Dimana SV adalah angka penyabunan dan MV adalah
berat molekul. Komponen penting pada sistem ini mencakup pompa berpotongan untuk
memasukkan kuantitas komponen reaksi yang benar ke dalam reaktor autoclave,yangt
beroperasi pada temperatur dan tekanan yang sesuai dengan kondisi reaksi.Campuran
saponifikasi disirkulasi kembali dengan autoclave. Temperatur campurantersebut diturunkan
pada mixer pendingin, kemudian dipompakan ke separator statisuntuk memisahkan sabun
yang tidak tercuci dengan larutan alkali yang digunakan.Sabun tersebut kemudian dicuci
dengan larutan alkali pencuci dikolam pencuci untuk memisahkan gliserin (sebagai larutan
alkali yang digunakan) dari sabun. Separator sentrifusi memisahkan sisa sisa larutan alkali
dari sabun. Sabun murni (60-63 %TFM) dinetralisasi dan dialirkan ke vakum spray dryer untuk
menghasilkan sabundalam bentuk butiran (78-83 % TFM)yang siap untuk diproses menjadi
produk akhir.
2.Pengeringan Sabun

Sabun banyak diperoleh setelah penyelesaian saponifikasi (sabun murni) yangumumnya


dikeringkan dengan vakum spray dryer. Kandungan air pada sabundikurangi dari 30-35% pada
sabun murni menjadi 8-18% pada sabun butiran ataulempengan. Jenis jenis vakum spray
dryer , dari sistem tunggal hingga multi sistem,semuanya dapat digunakan pada berbagai
proses pembuatan sabun. Operasi vakum spray dryer sistem tunggal meliputi pemompaan
sabun murni melalui pipaheat exchanger dimana sabun dipanaskan dengan uap yang
mengalir pada bagian luar pipa. Sabun yang sudah dikeringkan dan didinginkan tersimpan
pada dinding ruang vakumdan dipindahkan dengan alat pengerik sehingga jatuh di plodder,
yang mengubah sabun ke bentuk lonjong panjang atau butiran. Dryer dengan mulai
memperkenalkan proses pengeringan sabun yang lebih luas dan lebih efisien daripadadryer
sistemtunggal.

3.Netralisasi Asam Lemak

Reaksi asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabun berlangsung lebih
cepat daripada reaksi trigliserida dengan alkali.RCOOH + NaOH RCOONa + H2O Jumlah alkali
(NaOH) yang dibutuhkan untuk menetralisasi suatu paduanasam lemak dapat dihitung
sebagai berikut : NaOH = {berat asam lemak x 40) / MW asam lemak Berat molekul rata rata
suatu paduan asam lemak dapat dihitung dengan persamaan :MW asam lemak = 56,1 x 1000/
AVDimana AV (angka asam asam lemak paduan) = mg KOH yang dibutuhkanuntuk
menetralisasi 1 gram asam lemak Operasi sistem ini meliputi pemompaan reaktan melalui
pemanasan terlebih dihulu menuju turbodisperser dimana interaksi reaktan reaktan tersebut
mengawali pembentukan sabun murni. Sabun tersebut, yang direaksikan sebagian pada
tahap ini,kemudian dialirkan ke mixer dimana sabun tersebut disirkulasi kembali hingga
netralisasi selesai. Penyelesaian proses netralisasi ditentukan oleh suatu pengukuran
potensial elektrik (mV) alkalinitas. Sabun murni kemudian dikeringkan denganvakum spray
dryer untuk menghasilkan sabun butiran yang siap untuk diolah menjadi sabun batangan.

4.Penyempurnaan Sabun

Dalam pembuatan produk sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan zat pewarna,
parfum, dan zat aditif lainnya ke dalammixer (analgamator). Campuransabun ini klemudian
diteruskan untuk digiling untuk mengubah campuran tersebur menjadi suatu produk yang
homogen. Produk tersebut kemudian dilanjutkan ke tahap pemotongan. Sebuah alat
pemotong dengan mata pisau memotong sabun tersebut menjadi potongan potongan
terpisah yang dicetak melalui proses penekanan menjadisabun batangan sesuai dengan
ukuran dan bentuk yang diinginkan. Proses pembungkusan, pengemasan, dan penyusunan
sabun batangan merupakan tahap akhir.

BAB III

METODE

A.Alat dan Bahan


Alat Bahan
Baskom Minyak Zaitun,Minyak
kelapa sawit , Minyak Kelapa
Mangkok kaca yang kecil Ekstak Lemon
Piring Kaca kecil 3 buah Soda Api
Sendok Air
Sarung Tangan Air Panas

B.Cara Kerja

Kami menggunakan takaran sebanyak 2 sendok makan . Ada lebih baiknya kira
mengukur bahan yang akan kita gunakan menggunakan timbangan ataupun
gelas ukur kimia.

>Isi baskom menggunakan air dingin sampai setengah permukaan baskom

>Masukkan mangkuk kaca ke dalam baskom yang berisi air dingin tadi,

>Kemudian beri minyak kelapa ,minyak kelapa sawit,minyak zaitun,dan ekstrak


wangi lemon sebanyak 2 sendok makan kemudian aduk sampai rata

>Disisi lain kita dapat memasukkan soda api kedalam mangkok sebanyak 1/2
sendok makan kemudian tuang air ke soda api sebanyak 2 sendok makan , aduk
sampai soda api larut dengan air.

"Karena soda api bersifat panas dan gatal sebaiknya kalian hati hati dalam
proses pengadukan dan jangan lupa menggunakan sarung tangan "

>Masukkan minyak zaitun , minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit , dan juga
ekstrak lemon 2 sendok makan (takarannya sesuai dengan cetakan yang kamu
gunakan)

>Kemudian aduk sampai rata hingga seluruh minyaknya tercampur


>Tuangkan ke dalam cairan soda api yang ada baskom dengan air dingin yang
tadi, aduk hingga tercampur rata

> Tuangkan kecetakan yang kamu siapkan sampai penuh

>Tunggu hingga membeku.Letakkan pada tempat yang kering dan dingi supaya
proses pembekuan lebih cepat.

C.Hasil Pratikum

Dari praktikum yang kami lakukan kami mendapat kan hasil bahwa sabun
yang telah jadi ini bersifat padat dan tidak menimbulkan rasa gatal pada saat di
pakai.

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan
1.Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi
dengangliserol.

2.Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan


alkali merupakan larutan yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk
sabun maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan
bersifat sebagai reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya kecepatan reaksi
akan menurun lagi karena jumlah minyak yang sudah berkurang.

3.Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan


rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada
lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh.

4.Campuran trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan


larutan natrium hidroksida membebaskangliserol

5.Sabun yang di hasilkan berwarna putih , licin , berbusa dan tidak memberikan
egek gatal gatal saat di pakai

B.Saran

Dalam melakukan praktukum ini sebaiknya kita serius dan selalu kompak antar
anggota kelompok. Guna menciptakan generasi penerus bangsa mulailah dari
hal yang terkecil dan mulailah dari diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/26616864/Laporan-Praktikum-Pembuatan-Sabun

http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatan-
sabun/
http://eprints.undip.ac.id/3662/1/makalah_seminar_soda_Q_pdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai