Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

KOROSI

TIU : Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat mengetahui jenis-jenis korosi
dan cara-cara pencegahannya.

TIK : Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan korosi secara kimia.


2. Menjelaskan korosi secara elektro kimia.
3. Menjelaskan proses terjadinya korosi.
4. Menjelaskan deret galvanic.
5. Menjelaskan jenis-jenis korosi.
6. Menjelaskan pencegahan korosi.
7. Menjelaskan laju korosi.

5. Pendahuluan

Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat reaksi kimia atau


elektrokimia dengan lingkungannya, dimana korosi dapat terjadi jika ada :

• Anoda, tempat terjanya reaksi oksidasi.

• Katoda, tempat terjadinya reaksi reduksi.

• Arus listrik yang mengalir pada anoda dan katoda.

Laju korosi bergantung pada konduktifitas listrik elektrolit, dimana air


murni memiliki konduktifitas listrik yang kurang baik sehingga laju korosi yang
terjadi akan lebih rendah jika dibandingkan dengan larutan asam yang memiliki
konduktifitas listrik tinggi.

63
64

5. 1 Korosi secara kimia

Pada umumnya lingkungan basah at au lembab me mper mudah t erjadinya


korosi, sepert i besi t ercelup dalam air, t et esan embun d i at as baja at au besi dan
lain sebagainya. Ber ikut ini adalah co nt oh - cont oh korosi- secara kimia

a. Korosi loga m dalam larut an asa m


cont ohnya:
seng da lam larut an khlor ida
Zn + 2 HC1  Zn Cl2 + M2
seng pada larut an asam sulfat
Zn + H 2 SO4  Zn SO4 + H2
b. Bes i dalam larut an khlor ida :

Fe + 2 H Fe Cl2 + H2
c. Korosi loga m dalam larut an net ral dan basa
Cont ohnya:
besi dala m udara lembab

4 Fe + 6 H 2 O + 30 2 4 Fe (OH) 3
seng ber ada dala m udara lembab

2 Zn + 2 H 2 O 2 Zn (OH) 3

2 Zn + (OH) 2 Zn O + H 2 O

5 . 2 Koro si secara elektro ki mia

Hal ini adalah r eaksi kimia yang me libat kan perpindaha n elekt ron, ya it
u reaksi kimia yang me liput i o ksidasi dan reduksi. Proses ini dapat dipahami
dengan me mperhat ikan r eaksi korosi ant ara seng dan HCl karena asam khlo r ida
dan garam seng khlor ida t erio nisasi da lam air, maka akan t er jadi reaksi sebagai
ber ikut :
65

+ 
Zn + 2H + 2 Cl- Zn2 + + 2Cl- + H2 ……………(1)
Dengan menghilangkan io n klor ida maka :

+  2+
Zn + 2H Zn + H2 ………………………………. (2)

Kemudian reaksi (2) dapa t diuraikan kedalam r eaksi oksidas i dan reaksi r
eduksi secara t erpisah ya it u:

 2+
Zn Zn + 2e………..... reaksi oksidas i…………(3)
+ 
2H + 2e H2 ……………reaksi reduksi…………. (4)

Secara skemat ik proses ini dapat dijel askan pada gambar d i bawah ini :

Gambar 5. 1 Reaksi elekt ro kimia dar i seng yang t erkorosi dalam asam khlor ida

5.3 Proses terjadinya korosi

Bila suatu logam terkorosi, ion-ion positif dilepaskan dari permukaan


logam, dan masuk ke dalam larutan elektrolit berupa ion-ion logam.
66

Gambar 5.2 Mekanisme korosi

Sebagai contoh korosi yang terjadi pada besi, atom-atom besi melepaskan
dua elektron, sehingga terbentuk ion-ion ferro yang kemudian masuk ke dalam
elektrolit.

Sementara itu dua elektron yang dilepaskan oleh tiap-tiap atom besi tersebut
harus dialirkan melalui konduktor ke katoda. Tanpa adanya aliran elektron tersebut,
maka ion-ion ferro tidak mungkin dilepaskan dari permukaan besi yang berfungsi
sebagai anoda.

Elektron-elektron mengalir ke permukaan katoda dan menetralkan ion-ion


hidrogen muatan positif yang terdapat di sekitar permukaan katoda. Sehingga kedua
ion-ion tersebut sekarang menjadi atom-atom kembali dan biasanya dilepaskan
dalam bentuk gas, yaitu gas hidrogen.

Pelepasan ion-ion hidrogen muatan positif meninggalkan ion-ion OH


negatif dan terakumulasi, sehingga meningkatkan kebasaan (alkalinity) pada katoda.
Jika hal ini terjadi, maka akan terlihat adanya gelembung-gelembung yang terdapat
pada katoda saja.

Katoda dan anoda dapat terbentuk pada dua potong logam dengan potensial
elektroda yang berbeda, dapat juga terbentuk pada sepotong logam saja. Hal ini
67

disebabkan antara lain karena adanya konsentrasi elektrolit yang berbeda, adanya
tegangan pada bagian tertentu, atau adanya permukaan yang cacat. Semakin besar

perbedaan potensial elektroda antara anoda dan katoda, maka semakin besar pula
laju korosi yang terjadi. Harga energi potensial reduksi baku pada logam murni
disusun dalam tabel deret elektro kimia seperti pada Tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Deret elektro kimia

Sedangkan harag energi potensial reduksi baku pada logam paduan disusun dalam
tabel deret galvanic seperti pada Tabel 5.2 di bawah ini.
68

Tabel 5.2 Deret galvanic

5.4 Deret galvanic

Anoda dan katoda dapat terbentuk pada berbagai tempat di suatu permukaan
logam, namun kecepatan korosi selalu lebih besar bila terjadi pada permukaan dua
logam yang berbeda. Beberapa logam memiliki kecenderungan terkorosi lebih besar
dibandingkan dengan logam lainnya. Hal ini karena logam tersebut lebih aktif secara
kimia dan lebih mudah menjadi anoda. Sedangkan logam-logam lainnya memiliki
kecenderungan yang berbeda dan lebih mudah menjadi katoda, sebagai contoh emas,
merupakan logam yang sangat tidak aktif, serta memiliki potensial korosi yang
terkecil dibandingkan dengan logam lainnya.
69

5.5 Jenis-jenis korosi

Dilihat dari bentuknya, korosi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa


kelompok, yaitu:

5.5.1 Korosi merata

Korosi merata atau general corrosion merupakan bentuk korosi yang paling
lazim terjadi, dimana korosi yang muncul terlihat merata pada seluruh permukaan
logam dengan intensitas yang sama. Salah satu contohnya adalah effek dari korosi
atmosfer pada permukaan logam. Korosi merata terjadi apabila seluruh bagian logam
memiliki komposisi yang sama, korosi jenis ini mungkin yang paling banyak
menghilangkan logam, tetapi justru yang paling tidak berbahaya. Karena kerusakan
yang ditimbulkan sudah dapat diperhitungkan dan diantisipasi, serta mudah
dideteksi. Ini adalah jenis korosi yang sering terjadi pada baja karbon oleh atmosfer
atau lingkungan korosif lainnya.

5.5.2 Korosi galvanic

Yaitu korosi yang terjadi bila logam yang berbeda berada dalam satu
elektrolit. Dalam keadaan ini logam-logam yang kurang mulia (lebih anodik) akan
terkorosi, bahkan lebih hebat dari pada bila ia tidak bersama logam lain tersebut.
Sedangkan logam yang lebih mulia (lebih katodik) malah akan terlindungi dari
korosi.

Gambar 5.3 Korosi galvanic pada pipa air


70

Gambar 5.4 Korosi galvanic pada tutup pompa

5.5.3 Korosi sel konsentrasi

Sel-sel konsentrasi terbentuk bila pada sepotong logam terdapat endapan,


baik berupa pasir atau bahan yang bisa menghasilkan daerah beroksigen rendah dan
daerah beroksigen tinggi. Pelat logam dengan paku keling atau baut dengan mudah
dapat membentuk korosi jenis ini. Tetesan air juga mampu menghasilkan sel
konsentrasi..

Gambar 5.5 Sel Terkonsentrasi yang mengakibatkan korosi celah (crevice


corrosion)
71

Celah pada sel konsentrasi menghalangi difusi oksigen, sehingga


mengakibatkan terbentuknya daerah beroksigen tinggi dan daerah beroksigen
rendah.

Katoda terbentuk pada daerah beroksigen tinggi, sedangkan anoda pada


daerah beroksigen rendah.

Gambar 5.6 Mekanisme Korosi Akibat Aerasi-deferensial di bawah butir air

5.5.4 Korosi batas butir

Disebut juga korosi intergranular, yaitu korosi yang terjadi di dalam


struktur mikro dari logam. Pada struktur mikro ini terdapat butir-butir halus (grain)
dan antara butir yang satu dengan butir yang lain terdapat pembatas (bondaries).
Batas butir seringkali merupakan tempat mengumpulnya bahan ikutan (impurity)
atau suatu presipitat, juga merupakan daerah yang lebih tegang, sehingga kadang-
kadang batas butir membentuk anoda, sedangkan grain-grain itu sendiri membentuk
katoda, karenanya tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya korosi pada batas
butir.
72

Korosi jenis ini juga sangat berbahaya, karena akan sangat menurunkan
kekuatan / ketangguhan dan sulit dideteksi, sehingga kerusakan dapat terjadi tanpa
diketahui kapan kerusakan tersebut akan terjadi.

Gambar 5.7 Korosi inter granular pada las

5.5.5 Korosi erosi

Adalah jenis korosi yang dipercepat oleh adanya erosi yang ditimbulkan
oleh gerakan cairan. Ini terjadi misalnya pada sudu-sudu pompa, pada pipa-pipa,
terutama pada belokan dan bagian-bagian lain dimana ada kecepatan aliran tinggi
atau turbulensi.

Korosi ini dapat terjadi, karena lepasnya lapisan pelindung yang biasanya berupa
lapisan oksida akibat adanya media yang bergerak. Seperti yang terjadi padabaling-
baling kapal laut yang terus bergerak dalam air, sehingga mengakibatkan
peningkatan kecepatan korosi pada baling-baling serta lambung kapal tersebut.
73

Gambar 5.8 Korosi erosi pada sambungan pipa

5.5.6 Korosi tegangan

Yaitu korosi yang timbul akibat bekerjanya tegangan dan adanya media
yang korosif. Korosi jenis ini menyebabkan terjadinya keretakan, dimana tegangan
tersebut dapat berupa tegangan sisa ataupun tegangan yang bekerja. Termasuk jenis
korosi ini adalah korosi fatik (fatigue corrosion), yang menyebabkan turunnya
kekuatan fatik (fatigue strength) akibat adanya media yang korosif.

Gambar 5.9 Struktur mikro korosi tegangan

5.6 Pencegahan korosi

Dari penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya


reaksi korosi, dapat disimpulkan bahwa penanggulangan masalah korosi harus sudah
74

dimulai sejak suatu produk atau peralatan masih dalam taraf perancangan. Ada
beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam usaha pencegahan korosi
antara lain:

1. Pemilihan bahan yang tepat

Telah diketahui bahwa suatu elektrolit akan mempunyai pengaruh yang


berbeda terhadap bahan yang satu dengan yang lainnya, dengan kata lain suatu bahan
tertentu akan tahan korosi terhadap suatu elektrolit tertentu.

2. Mengubah kondisi lingkungan (bila memungkinkan)

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat korosi
dengan merubah kondisi lingkungannya, antara lain menurunkan temperatur,
menurunkan kecepatan aliran elektrolit, menurunkan konsentrasi, dll.

3. Perancangan konstruksi yang tepat

Ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam melakukan


perancangan, antara lain:

a. Untuk konstruksi tangki/ pipa hindari adanya celah-celah yang


sempit pada sambungan.

b. Harus dirancang adanya lubang pembuangan atau lubang


pembersihan

c. Bagian-bagian yang diperkirakan mudah rusak harus mudah


penggantiannya

d. Hindari adanya bagian yang mengalami tegangan yang besar

e. Bila terpaksa menggunakan logam / paduan yang mempunyai


potensial elektroda yang berbeda, beri isolasi yang cukup antara
keduanya

f. Pada konstruksi pipa, hindari adanya belokan yang terlalu tajam


75

g. Hindari adanya kantong-kantong udara pada saluran atau tangki

4. Proteksi katodik

Pencegahan terhadap korosi dengan proteksi katodik dapat dilakukan


dengan dua cara, yaitu dengan metode arus terpasang (impressed current method)
atau dengan metode anoda tumbal (scrificial anode method).

Gambar 5.10 Proteksi Metode Arus Terpasang pada Pipa Bawah Tanah

Prinsip dasar proteksi katodik metode arus terpasang, yaitu dengan cara
memberikan arus listrik yang melawan arus listrik hasil reaksi kimia sehingga reaksi
terhenti, dengan demikian reaksi korosi juga terhenti. Proses ini dapat dilakukan
dengan suplai arus listrik dari luar.

Gambar 5.11 Penerapan Metoda Anoda Tumbal, pada:

a. Pipa bawah tanah b. Kapal Laut


76

Pada proteksi katodik metode anoda tumbal, cara kerjanya menggunakan


konsep tentang sel korosi basah, yaitu dalam suatu sel anodalah yang terkorosi
sedangkan yang tidak terkorosi adalah katoda.

Karena bahan yang paling sering membutuhkan perlindungan adalah besi


dan baja, dengan segera dapat melihat dari deret galvanic bahwa semua logam yang
potensialnya lebih aktif dibanding besi, menurut teori dapat digunakan.

Logam-logam seperti seng, magnesium, dan aluminium cocok untuk tugas


tersebut, sehingga banyak dipakai. Pemasangan anoda tumbal pada struktur baik di
lingkungan laut maupun yang terkubur dalam tanah telah dipraktekkan selama
puluhan tahun, dan akan menjadi metode proteksi korosi yang sangat penting. Sebab
metode anoda tumbal relatif murah, mudah dipasang, serta dapat diterapkan di
tempat-tempat yang tidak dilengkapi catu daya. Keuntungan lainnya tentu saja
adalah tidak diperlukannya peralatan listrik yang mahal, dan tidak adanya
kemungkinan salah arah dalam pengaliran arus.

5. Proteksi anodik

Pencegahan korosi dengan proteksi anodik merupakan kebalikan dari


proteksi katodik, yaitu arus listrik hasil reaksi korosi bukannya dilawan tetapi justru
diperbesar, sehingga kekuatan arus itu mencapai daerah pasif, sehingga reaksi korosi
akan terhenti. Tetapi proteksi semacam ini hanya dapat digunakan untuk logam /
paduan yang memiliki sifat pasivity.

6. Pelapisan permukaan

Pencegahan korosi ini dilakukan dengan memberi lapisan pelindung pada


permukaan logam yang akan dilindungi. Lapisan tersebut dapat dengan logam,
dengan oksida, atau dengan senyawa organik.

Pelapisan dengan logam dapat dilakukan dengan electroplating, metal


spraying, cladding, dll. Pelapisan dengan senyawa organik, misalnya dengan
pengecatan, pelapisan dengan karet atau plastik.
77

5.7 Laju korosi

Untuk menghitung laju korosi, antara lain dapat menggunakan metode


kehilangan berat atau weight gain loss (WGL)

Dimana :

R = laju korosi (mil per year)

W = kehilangan berat (mg)

3
D = Berat jenis (g/cm )
2
A = Luas permukaan (inchi )

T = Rentang waktu yang digunakan untuk pengujian (jam)

Satuan laju korosi mpy diatas dapat dikonversi dalam beberapa tipe
satuan lainnya, antara lain :

1 mpy = 0.0254 ( mm/year) = 25.4 ( μm/year) = 2.90 ( mm/h)

5.8 Contoh soal :

1. Jelaskan prinsip dasar proteksi katodik metode arus terpasang


! Jawaban :

Prinsip dasar proteksi katodik metode arus terpasang, yaitu dengan cara
memberikan arus listrik yang melawan arus listrik hasil reaksi kimia,
sehingga reaksi terhenti, dengan demikian reaksi korosi juga terhenti.
78

5.9 Soal-soal :

1. Mengapa jenis-jenis logam mulia sulit terkorosi ?


2. Jelaskan kerugian-kerugian yang ditimbulkan karena korosi !
3. Jelaskan pemanfaatan peristiwa korosi dalam dunia teknik !
4. Jelaskan cara-cara pencegahan korosi pada sambungan paku keling !
5. Jelaskan bahan-bahan yang paling sesuai digunakan di: air laut,
perhiasan, dan lingkungan kimia !
6. Jelaskan jenis-jenis korosi yang terjadi pada baling-baling kapal !
7. Jelaskan mengapa stailess steel termasuk logan yang tahan korosi !

5.10 Rangkuman :

Korosi merupakan proses penurunan (degradasi) mutu permukaan logam


karena reaksi kimia atau elektro kimia dengan lingkungannya.

Jenis-jenis korosi pada umumnya adalah : korosi merata, korosi galvanic,


korosi sel konsentrasi, korosi batas butir, korosi erosi, dan korosi tegangan.

Korosi merata adalah korosi pada satu jenis logam, korosi galvanic adalah
korosi pada beberapa jenis logam yang berbeda, korosi sel konsentrasi adalah korosi
pada celah atau sambungan, korosi batas butir adalah korosi pada logam paduan,
korosi erosi adalah korosi gesekan/geseran dengan cairan, dan korosi tegangan
adalah korosi pembebanan pada komponen di lingkungan yang korosif.

Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara : pemilihan bahan yang


sesuai, perbaikan kondisi lingkungan, design komponen yang baik, proteksi katodik,
proteksi anodik, dan pelapisan permukaan logam.

Laju korosi tergantung pada : luas permukaan, massa jenis, dan waktu
/lamanya reaksi korosi yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai