DI SUSUN
OLEH:
KELOMPOK
NAMA KELOMPOK:
1. HIKMA WATI
2. HAMZAHAZ RAHAYAMTEL
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan terhadap kehadirat Allah SWT,karena berkat dan
rahmat karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan makalah yang berjul “Konsep dasar
terapi komplomenter”.
Kritik dan saran sangat kami harapkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat,
Aamiin.
b. wawancara
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalah yang harus diteliti, dan juga apabila penulis
ingin mengetahui hal hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondenya sedikit/kecil.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atsu self-report, atau setidak tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.Sutrisno hadi
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peniliti
dalam menggunakan metode interview dan juga kuisioner (angket)
adalah sebagai berikut.
1. bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu
Tentang dirinya sendiri.
2. bahwa apa yang dnyatakan oleh subyek kepada penulis
Adalah benar dan dapat dipercaya.
3. bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan
Yang diajukan penulis kepadanya adalah sama dengan apa
Yang dimaksudkan oleh penulis.
Wawancara dapat dilakukan secara terstektur maupun tidak
terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face of face)
maupun menggunakan telepon.
c. Dokumentasi
yakni pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen
dokumen. Setelah dokumen itu di peroleh maka penulis
akanmelakukan kajian isi terhadap dokumen dokemen tersebut. Kajian
isi yang dimaksudkan disini, sebagaimana pendapat weber, adalah
metodologi penulis yang memanfaatkan seperangkat produser untuk
menarik kesimpulan sebuah buku atau dokumen.
2.1.2 Tujuan/sasaran
Tujuan
1. Sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis.
2. Untuk memperbaiki fungsi dari system tubuh, terutama
system kekebalan dan pertahanan tubuh
3. Lebih berserah diri ikhlas menerima keadaan.
Sararan
1. Pasien dengan penyakit jantung
2. Pasien dengan penyakit autis dan hiperaktif
3. Pasein dengan kanker
2.1.3 Manfaat
1. Meningkatkan kualitas hidup
2. Mengurangi stress dan mencegah penyakit
3. Terapi suportif untuk mengontrol gejala meminimalkan efek
samping
4. Berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara
keseluruhan
1. Terapi air
Contoh kasus :
2. Terapi yoga
Contoh kasus :
3. Terapi akupuntur
Contoh kasus :
Pendahuluan: Hipertensi adalah penyakit yang disebut
sebagai the silent killer, Penyakit ini penyumbang kematian
akibat penyakit tidak menular (PTM) yang meningkat pada
tahun 2013 dari 41,7% menjadi 60% dan menyebabkan
penyakit lain contohnya adalah serangan jantung, stroke
gangguan ginjal, dan juga kebutaan, saat ini terdapat 600 juta
penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta diantaranya
meninggal setiap tahunnya, 7 dari setiap 10 penderita tersebut
tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Salah satu
terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengobati
hipertensi adalah Akupunktur. Metode:
Metode penelitian berupa Pre-Experimental One Group
Pretest-Posttest. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1
Februari - 1 Maret 2016. Analisa data menggunakan uji
statistikPaired t-test. Pengumpulan sampel menggunakan
metode Accidental Sampling dan diperoleh 10 responden.
Hasil: Hasil uji Paired t-test data tekanan darah sistol
diastol sebelum dan sesudah diberikan perlakuan menunjukkan
p value =0.000, hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan
terapi akupunktur dalam menurunkan tekanan darah sistol dan
diastol pada pasien hipertensi. Terapi akupunktur dapat
mengharmonisasikan aliran qi dan darah sehingga akan
merelaksasikan spasme dan menurunkan tekanan darah. Selain
itu penusukan akupunktur pada titik tertentu merupakan
Diskusi: Selain itu penusukan akupunktur pada titik
tertentu merupakan rangsangan pada saraf aferen yang akan
diteruskan ke cornu posterior medulla spinalis kemudian ke
cornu intermediolateral lalu kesusunan saraf otonom yang
menimbulkan hambatan rangsangan simpatis sehingga terjadi
vasodilatasi. Jadi terapi komplementer ini bisa menjadi salah
satu alternatif bagi seseorang yang mengalami hipertensi.
1. Aromaterapi
Aromaterapi adalah teknik pengobatan atau perawatan
menggunakan wangi-wangian yang berasal dari minyak alami dari
tumbuh-tumbuhan, bunga atau pohon yang berbau harum dan
enak. Aromaterapi digunakan sebagai minyak pijat (massage),
inhalasi dan produk kecantikan dan parfum. Aromaterapi
bermanfaat untuk penyembuhan secara holistik, menenangkan
sentuhan penyembuhan dengan sifat terapeutik dan memberikan
kenyamanan emosional dalam mengembalikan
keseimbanganbadan.
2. Yoga
Yoga terdiri dari teknik-teknik dan latihan yang dilakukan
untuk meningkatkan kejernihan pikiran, kesempurnaan pernapasan
dan kesehatan tubuh. Manfaat Yoga bagi kesehatan disebutkan
Herbert Benson dalam Claire (2006) dapat menurunkan tekanan
darah, detak jantung, dan meningkatkan peredaran darah untuk
membuang Pengaruh teknik.
3. Akupuntur
Secarateoritis, jarum ditempatkan untuk merangsang serabut
saraf besar, sehingga sinyals araf nyeri yang kecil menjadi
terhambat. Mathew mengatakan bahwa logika yang sama
mendasari teori mengapa menggosok siku setelah terbentur dapat
membantu mengurangi rasa sakit, sebab tubuh merangsang
penghambatan saraf sakit untuk menenangkan rasa sakit.
Kemungkinan lain adalah endorfin, hormon yang membuat
orang 'merasabaik'. Mathew mengatakan bahwa bahan kimia yang
membuat orang merasa bahagia ini dilepaskan ketika menanggapi
berbagai fenomena seperti kesusahan, cedera, larijarakjauh,
memakan cokelat, serta memiliki kemampuan layaknya morfin
bagi tubuh dan otak.
4. Self-care
Self care adalah kinerja atau praktek dari aktivitasi ndividu,
memulai dan melaksanakan atas nama mereka sendiri untuk
memelihara hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Kemampuan
individu untuk terlibat
self care dipengaruhi oleh faktorusia, jenis kelamin, status
perkembangan, status kesehatan, orientasi sosiokultural, faktor
system perawatan kesehatan, system keluarga, pola atau gaya
hidup, lingkungan dan ketercukupan atau ketersediaan sumbe
rdaya (George, 1995). Selain itu kemampuan dalam self care juga
dipengaruhi oleh tingka tpendidikan dan lamanya sakit.
1. Aromaterapi
Menurut Koensoemardiyah (2009), terdapat beberapa cara dalam
penggunaan aromaterapi, yaitu:
a. Ingesti
Penggunaan aromaterapi dengan cara ingesti adalah melalui
mulut dan kemudian ke saluran pencernaan. Sasaran ke saluran
pencernaan juga dapat dilakukan melalui dubur atau liang kemaluan.
Ingesti merupakan cara aplikasi utama aromaterapi kedalam badan oleh
aromatolog dan para dokter di Perancis. Ada beberapa macam metode
ingesti diantaranya adalah per os, yaitu memasukkan aromaterapi,
tepatnya larutan aromaterapi, ke dalam badan melalui mulut.
Aromaterapi yang digunakan dalam cara ini harus dalam keadaan
terlarut. Para aromatolog biasanya menggunakan alkohol dan madu
atau minyak lemak sebagai pelarutnya.
a. Pembaruan Energi
berbagai posisi yoga yaitu anti penuaan dan anti gravitasi.
Berbagai proses tersebut dapat mengurangi pengeriputan organ atau
otot yang ditimbulkan pleh proses penuaan dan pengaruh proses
gravitasi yang terus menerus.
c. Perbaikan sirkulas
posisi yoga akan membawa perbaikan sirkulasi darah dan
kelenjar etah bening diseluruh tubuh. Tekanan dari ruang abdomen
terdapat diagfragma yang dapat melatih oto-otot diagfragma dan
jantung. Posisi terbalik dapat meningkatkan kualitas tidur karena
posisi tersebut membantu proses relaksasi system syaraf simpatik.
3. Akupuntur
4.1 Kesimpulan
Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi
tradisional seperti jamu yang telahberkembang lama. Kenyataannya
klien yang berobat di berbagai jenjang pelayanan kesehatantidak
hanya menggunakan pengobatan Barat (obatkimia) tetapi secara
mandiri memadukan terapitersebut yang dikenal dengan terapi
komplementer.Perkembangan terapi komplementer ataualternatif
sudah luas, termasuk didalamnya orangyang terlibat dalam memberi
pengobatan karenabanyaknya profesional kesehatan dan terapis
selaindokter umum yang terlibat dalam terapikomplementer. Hal ini
dapat meningkatkanperkembangan ilmu pengetahuan
melaluipenelitian-penelitian yang dapat memfasilitasiterapi
komplementer agar menjadi lebih dapatdipertanggungjawabkan.
4.2 Saran
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut
serta berpartisipasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan
sesuaidengan peran-peran yang ada. Arah perkembangankebutuhan
masyarakat dan keilmuan mendukunguntuk meningkatkan peran
perawat dalam terapikomplementer karena pada
kenyataannya,beberapa terapi keperawatan yang berkembangdiawali
dari alternatif atau tradisional terapi.Kenyataan yang ada, buku-buku
keperawatanmembahas terapi komplementer sebagai isu
praktikkeperawatan abad ke 21. Isu ini dibahas dari
aspekpengembangan kebijakan, praktik keperawatan,pendidikan, dan
riset. Apabila isu ini berkembangdan terlaksana terutama oleh perawat
yangmempunyai pengetahuan dan kemampuan tentangterapi
komplementer, diharapkan akan dapatmeningkatkan pelayanan
kesehatan sehinggakepuasan klien dan perawat secara bersama-
samadapat meningkat (HH, TH).
DAFTAR PUSTAKA