The Black Death and Three Helt
The Black Death and Three Helt
Chapter I
“TIDAK! CUCUKU!”
Lelaki tua susah payah menghampiri
cucunya yang berguling dan berteriak
kesakitan di rumput hitam. Di tengah jalan,
dia dihadang oleh sosok berjubah hitam
yang memakai topeng merah darah. Gelak
tawa keluar dari mulutnya.
Tuan!”
“Water Black!”
4
bola berlubang warna hitam. Cincin
bermata merah darah di atas benda itu
ditarik sampai menimbulkan bunyi desisan.
Asap hitam pekat muncul perlahan,
membentuk bayangan raksasa. Mata merah
memincing, air liur jatuh menetes ke
rumput hitam. Bayangan raksasa melirik
tuannya.
“Woaarrr!”
“Oke!”
5
***
6
“Kuku~ Fura dengar dari kawanan gagak
katanya, di desa Avar ada ‘DIA’!” jawab Fura.
7
“Daenrys! Bantu ibu mengangkat kapur tikus
ke kebun Sir Manca! Ayah sedang
membutuhkannya!”
***
8
“Sayang! Ini kapurnya. Maaf kalau lama,”
ucapnya.
10
kapur. Cicitan memenuhi perkebunan,
mereka lari menuju satu tempat. Hutan.
Pekerjaan mengusir tikus selesai. Trogi pun
tinggal menunggu bayaran.
12
bekerja dan berkebun di desa ini. Kau tidak
akan Ayah izinkan untuk menjadi ksatria.”
“Tapi--”
13
“Pyurrr~ ayahmu jahat sekali. Sekarang
bagaimana? Apa Rys tetap ingin menyelinap
pergi ke desa Avar?”
“Search Wind!”
15
“Tuan! Tuan! Anda tidak apa-apa?”
Daenrys mengguncang tubuh pemuda itu.
•TBC•
16
17
Chapter II
18
keringat. Gadis itu sudah membuka mata,
tetapi tidak ada yang bisa dia lihat. Di
depannya hanya ada warna hitam pekat.
Ingin beranjak dari posisinya pun Daenrys
tidak mampu. Seperti ada yang menyihir
tubuhnya untuk tetap terbaring di tanah.
Alunan melodi misterius datang menerpa
pendengaran Daenrys. Lagu itu bak mantra
hingga membuatnya kembali tertidur.
“Tapi apa?”
20
Tobias mengernyit, tiba-tiba beringsut
mendekap pinggang ramping Daenrys.
Pemuda itu berlutut, menaruh daun telinga
sebelah kiri untuk mendengarkan. Tatapan
disertai bisik-bisik orang-orang di sekitar
mereka terdengar, membuat wajah Daenrys
bersemu malu. “Tobias! Hentikan! Menjauh
dariku!”
“Wind Kick!”
21
malu, lalu menarik paksa Tobias untuk
mengikutinya masuk ke kedai makanan.
“Makan!”
23
mengangkat beban, push up mengangkat
kuda, dll.
24
pihak penyelenggara. Daenrys semakin
ingin tahu siapa sebenarnya Tobias.
25
mengajukan perang dan ikut langsung
berperang dengan Black Death!” seru
Tobias tidak habis pikir.
27
“Oh, ya? Coba lihat di belakangmu, Slave
Bitch!”
28
“Jelas, akulah yang akan menang, bukan?—
Wind Turnout!”
29
berdarah, memiliki luka lebam di bagian
wajah, dan jari tangan mereka putus. Tobias
ingin pertarungan yang tidak kejam tanpa
kerusakan di tubuhnya.
30
nyatanya sangat ahli menghindari tebasan
Granyof. “LAWAN AKU KEPARAT!”
31
sedang berbicara dengan pihak
penyelenggara, bahkan tiga juri yang ada di
pinggir halaman.
“A-p--APA?!”
“TIME OUT!”
32
memberontak ketika dipaksa keluar arena.
Tobias mendesah, tersenyum sambil
membungkuk di depan Granyof dan para
penonton.
33
Sorakan antusias terdengar, tetapi Daenrys
dan Tobias tidak. Mereka terlambat
mendengar pengumuman itu karena gadis
Slav harus menceramahi tingkah tidak
berguna Tobias di tahap tadi. Tidak ada
satu pun yang mau memberitahu mereka
apa isi pengumuman. Tentunya karena
dengan demikian, pesaing mereka akan
berkurang.
34
Granyof, Virgoun, dan lainnya
menyeringai. Daenrys menunduk sambil
terus berdo‘a. Dia berharap masuk ke battle
satu. Sementara itu, Tobias tidak lagi
memasang wajah linglung atau bodoh. Kali
ini, dia akan serius untuk bertarung demi
gelar ksatria. Seperti yang diumumkan
penyelenggara, hanya ada empat orang
ksatria yang mendapatkan dukungan dari
sang Raja.
•TBC•
35
Chapter III
“Move!”
“Attack!”
“Iron Jail!”
36
terkurung dalam penjara besi berbentuk
bola. Satu di antara dua orang itu adalah
Daenrys. Bukannya senang karena lolos
tanpa banyak bekerja, gadis itu malah
murka. Dia bangkit, melangkah maju ke
hadapan gadis berambut biru pucat.
“Ap--”
37
Pemuda yang satu tim dengan Daenrys dan
Fixtra pergi dari arena. Wajahnya murung,
seperti tidak punya lagi harapan hidup.
Daenrys benci mengatakan ini, tetapi
pemuda itu lebih baik daripada Fixtra.
Setidaknya di pertengahan battle dia
membantu Daenrys mengecoh musuh.
Tidak seperti Fixtra yang egois.
Mementingkan kemenangan sendiri dan
mencari muka di depan sang Raja. Rasanya
percuma gadis itu mempunyai banyak sihir
kalau tidak mau bekerjasama dengan teman
setim.
38
“Babak battle final selanjutnya! Yang Mulia
Pangeran Virgoun Vandal dan Granyof,
melawan Tobias!”
“Kau!”
40
“Ah, sial! Ini mantelku satu-satunya, tahu!
Aku tidak punya uang untuk
41
membeli yang lain!”
42
dari singgasana, berniat menyelamatkan
diri dikawal oleh kedua pengawalnya.
43
hole itu, hah!”
44
dengan buram, Tobias tidak tahu apa
yang akan terjadi. Semua orang kini terus
berteriak keras, menudingnya sebagai si
Pengendali Black Death. Dia tidak
mengerti akan hal ini.
45
terakhir, kami dan Yang Mulia Raja
memutuskan bahwa ... peserta dari desa
Avor, Tobias! Kami diskualifikasi!”
46
Death. Aku hanya ingin kerajaan dan
rakyatku aman dari si Pengendali.
Tadinya, aku berniat untuk
mengeksekusi dia di tempat.”
47
bisa mengingat apa yang baru saja
terjadi. Tapi ... aku bukanlah si
Pengendali Black Death! Aku bersumpah,
Yang Mulia! Beri aku kesempatan untuk
membuktikannya!” teriak Tobias.
48
Semua orang berseru melayangkan
protes sampai suasana kembali tenang
karena teriakan sang Raja.
49
Daenrys baru ingin mendebat, tetapi
sudah dihalangi Tobias. “Ya. Daenrys
dan aku menerima keputusanmu, Yang
Mulia Raja Oscar.”
***
50
“Menurutmu, di mana kita akan
bermalam? Hutan atau penginapan?”
tanya Tobias yang sayangnya tidak
dibalas.
51
tawa oleh Granyof. Pangeran Virgoun
balas mengumpati Tobias bahkan
mengeluarkan tombak lava, hendak
melelehkan mulutnya. Daenrys tertawa
terbahak-bahak setelah menerima kunci
kamar. Menarik lengan Tobias untuk
mengikutinya.
52
“Makan malam yang lezat……..”
53
“Sepertinya aku tahu makhluk apa itu.
Sekarang, kita pergi ke kamar ksatria lain!”
•TBC•
Chapter IV
“BERSAMA!— FIGHTTT!”
54
Granyof dan Virgoun segera bertarung
melawan makhluk aneh bertubuh ular
berkepala banteng. Mereka sangat
kuwalahan membalas serangan belitan
dan tanduk petir hitam itu.
“Wind Scar!”
55
Tobias masih bergeming menatap si
monster. Entah kenapa, dia merasa
familiar dengan sosok tersebut.
Kepalanya berdenyut, sepotong memori
yang hilang muncul. Tobias mengingat
monster itu ada di suatu istana berbatu
hitam. Monster itu mengendus seorang
anak kecil hingga membuatnya tertawa.
Blash! Crash!
56
“Dasar tidak berguna! Jika aku tidak
datang tepat waktu, kalian pasti akan
terbunuh! Dan namaku akan jelek di
hadapan Yang Mulia Raja Oscar!”
umpat Fixtra.
57
monster yang tadi kubunuh! Aku gagal
membunuhnya! Dia sudah kabur!” balas
Fixtra keras.
58
“Tobias ... sepertinya tidak asing
dengan monster tadi. Lalu sebenarnya,
monster tadi berhenti menyerang dan
menangis saat melihat Tobias. Dia
juga ... memanggilnya Prince.”
59
“Aku kawan! Bukankah aku berjanji akan
membuktikannya padamu? Pada kalian
semua? Percayalah padaku!”
***
60
Virgoun bercerita sepanjang jalan kepada
teman-temannya tentang bantuan
finansial dari kerajaannya. Kalau para
prajurit dan orang istana sering
memborong jirah buatan desa Visgoth. Di
bulan ke-7, orang istana khususnya
pejabat tinggi akan datang ke pandai besi
untuk memperbarui pedang mereka.
61
kalian tahu! Aku dan ayahku
mendapatkan jirah dan senjata sihir dari
surga. Senjata tersebut diberikan turun-
temurun dari buyut kami terdahulu,
pembentuk negara Vandal!”
62
“Hueek! Memuakkan! Tobias, ayo kita—
Tobias! Tobi--”
63
Daenrys menggeram, memelototi
sepasang kekasih alay yang tertawa
pergi. Dia mengembuskan napas
mencoba bersabar. Memilih mengurusi
Tobias yang adu mulut dengan si pemilik
kios White Animal.
64
Tobias, mengelus hewan peliharaan
barunya yang dibeli dari toko tadi.
“APA--”
65
bisa. Hanya kepala saja yang bisa terlihat.
Pemuda itu meradang, siap berkoar
sampai Virgoun mengalihkannya.
“Perjamuan?”
66
Virgoun melipat lengan menatap angkuh.
“Kalian meragukan sistem keamanan
negaraku? Oh, betapa tidak sopannya!
Dengar! Negaraku secara turun-temurun
sudah menerapkan sistem buka tutup
barrier. Sudah seribu tahun negaraku tidak
pernah diserang Black Death!”
67
ikut pergi ke perjamuan kemerdekaan
negara Vandal.
***
***
68
Tengah malam, Tobias terbangun dengan
keringat mengucur deras di dahi. Dia
bermimpi buruk, bahkan sangat buruk.
Dia seperti terdampar dalam kastil yang
gelap gulita. Kedua tangannya diselimuti
asap hitam yang aneh. Dia melihat seorang
pria bermahkota black diamond dan
wanita bergaun hitam yang juga memakai
mahkota yang sama hanya lebih kecil,
tersenyum padanya. Mereka mendekat
dengan sebelah tangan terjulur ke arah
Tobias. Akan tetapi, dia malah
mengarahkan semacam dua tombak dari
asap hitam ke arah mereka. Saat itu, dia
melihat keduanya menjadi abu.
69
Daenrys memilih bangun dan duduk
menghadap Tobias. “Lagi? Tobias, kupikir,
mungkin itu adalah bagian dari
ingatanmu. Ingin berbagi denganku? Siapa
tahu aku bisa membantumu.”
70
“Pangeran ... mahkota?! A-ku?! Tapi ...
hmm ... aku tidak tampan dan berwibawa
seperti Virgoun.”
***
71
itu tentu saja membuat marah para
pengawal istana, termasuk sang pangeran
sendiri. Tindakan Granyof tidak sopan
menurut norma di negara Vandal.
72
Senyum Pangeran Virgoun berubah jadi
jeritan. Punggungnya diinjak kuda
Granyof. Fixtra sendiri selamat karena dia
berteleportasi ke tempat yang aman.
Insiden itu membuat para warga marah,
ada juga yang terkikik geli. Fixtra tidak
mau dianggap jahat. Bagaimanapun, dia
harus membantu menyelamatkan wajah
sang Pangeran Vandal. Siapa tahu para
warga memuji tindakan mulianya dan
merestuinya menjadi calon ratu negara ini,
begitu pikir Fixtra.
73
“Tapi Bu--”
74
memperkenalkan kekasihnya dengan
bangga.
75
bertemu dengan raja dan ratu Vandal.
Tobias akhirnya tahu apa yang membuat
bagian dari memorinya muncul. Semua
berasal saat dia menatap tombak emas
bertahtakan kristal merah delima.
jawabnya.
76
Fixtra memotong sambil menyeringai
licik. “Yang Mulia, Tobias berasal dari
desa Avar. Tapi ... dia muncul setelah
berakhirnya Black Death. Dia hanya
mengingat namanya saja saat ditemukan
oleh gadis di sebelahnya. Belum lagi
sewaktu kompetisi, dia menggunakan
komponen yang bukan sihir. Dia
membuat lubang hitam besar di tanah
dan hampir membunuh My Honey
Virgoun. Semua orang menganggapnya
sebagai si Pengendali Black Death. Raja
bahkan sempat ingin mengeksekusinya
kalau saja aku tidak mengajukan
banding. Walaupun aku tahu ini salah,
tetapi aku masih punya hati nurani. Aku
meminta Raja Oscar meluluskannya
menjadi ksatria dan aku yang bertugas
mengawasinya.”
77
ada di dunia ini yang percaya pada
pemuda asing lupa ingatan dengan
kekuatan yang mengerikan.
“Tobias! Tunggu!”
78
“Apakah aku tidak pantas dipercaya,
Daenrys? Apakah aku memang pantas
menjadi si Pengendali sialan itu sampai
mereka menuduhku! Mengapa mereka
terus memojokkanku! Mengapa……….”
•TBC•
Chapter V
79
tetapi cukup modis dan tidak memalukan.
Setelah acara pengenalan kelima ksatria,
Tobias dan Granyof menghilang dari
pesta. Daenrys yang sedang mengambil
minuman untuk Tobias ditinggalkan
sendirian. Gadis itu terus mencari di
sekitar para bangsawan dan pejabat yang
sedang berbincang. Sampai tepukan
datang di bahunya.
80
Honey~ dia merusak gaun pemberianmu.
***
81
tampilan luar, kekuatannya pun berbau
warna hitam. Black hole, Black Punch,
dan sulur hitam tombak yang dia tahu
dari mimpi. Dia mendengkus, bersandar
di bangku taman.
82
terkejut melihatnya. Mereka segera pergi
menuju aula. Sialnya, pintu megah itu
terkunci. Mau tak mau, Granyof menusuk
lubang kunci dengan pedang hitam
putihnya. Pintu itu dibuka, lalu muncul
asap hitam dari kristal merah delima di
ujung tombak Raja Vandal di singgasana.
“Apa itu?”
“Entahlah..............................”
83
Helt. Kau tidak ingat siapa dirimu ...
Prince of Skotadi.”
“Skotadi?”
84
“Tapi ... mereka pasti tidak akan
mempercayaiku. Dan--”
85
Diam. Semua orang masih terdiam, lalu
terdengar tawa keras dari Fixtra. Disusul
tawa lain dari beberapa orang. Raja dan
Ratu memandang para tamu antara malu
dan gelisah.
“Rooaarrr!”
86
dalam ruangan untuk membantu
mengevakuasi para tamu undangan.
“Tapi Tobias--”
***
“Uhuk! Sialan!”
87
yang mengaku kakak dari Tobias ini
ternyata sangat kuat. Sulur hitam kini
membelit seluruh tubuhnya.
“Sebaiknya kau--”
88
Black Wolf.
89
“Cih! Kau bodoh karena percaya ucapan
mereka. Mungkin kau tidak ingat karena
kau masih bayi. Kristal itu adalah salah
satu koleksi ayah.
90
ADALAH KSATRIA!”
***
91
Tobias atau si Landak. Keluar saja sana!”
sahut Virgoun.
92
melakukan apa.”
93
bahu kiri sang putra. “Nak, untuk kali ini,
aku setuju dengan rencana ksatria Wind.
Kau dan juga kekasihku harus
membantunya agar kita semua selamat
dari para monster tikus itu.”
94
Ribuan angin menerpa, berembus kuat
membuat para tikus tanah mematung di
tempat. Kemudian, mereka berjalan
perlahan membentuk barisan yang
mengarah ke kubangan lava. Satu per
satu tikus mati terlalap cairan lava panas.
95
***
96
Mengingatkan dia pada kekuatan
mendiang sang ayah. “Sial!”
97
terseret beberapa meter sampai terantuk
ke pohon.
98
pada diri sendiri. Kesalahan yang dia buat
sangat fatal sampai menyebabkan
temannya kehilangan nyawa. Ketika
kebencian hadir pada takdir, Tobias tahu
masih ada harapan lain yang tersisa. Dia
harus menyelamatkan sisa teman
ksatrianya, terutama Daenrys.
***
99
“Aku ... aku. .” Fixtra panik. Tidak tahu
harus mengeluarkan sihir apa. Dia ingin
menolong mereka, tetapi tidak mau
mengorbankan nyawanya sendiri.
100
seorang Helt,” ucap Illiyos.
101
panahnya pada Fixtra. Akan tetapi, panah
berhasil diblokir oleh Tobias.
102
saling tarik menarik. Sayang, lubang
tersebut malah meledak.
103
— hah! Apa-apaan! Ke mana jalang itu
pergi?!”
104
pasti bisa ... menemukan teman yang
bisa dipercaya. Kuharap kau bisa
menjadi seorang Helt yang tangguh
..., Tobias..........”
★THE END★
105
Epilog
106
Kehilangan bukanlah sesuatu hal yang
harus terus menerus diratapi, adakalanya
kita harus bangkit untuk melanjutkan
mimpi. Tak mudah memang, tapi kelak
kau akan menjadi pemenang.
107
"Menangis tidak menandakan kamu
lemah, selama kamu tahu cara untuk
bangkit lagi."
***
108