2008076
2. Epidemiologi
3. Etiologi
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain :
a. Status kesehatan
Keadaan lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapat mempercepat
proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yang tidak aman dan nyaman
bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga
mempengaruhi proses tidur.
c. Stress psikologis
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang memengaruhi
proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat menyebabkan
insomnia, antidepresan yang dapat menekan REM, kafein yang dapat
meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur,
golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan
narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
e. Nutrisi
4. Patofisiologi
5. Klasifikasi
Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis tidur, pertama jenis tidur yang
disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi retikularis.
Jenis tidur tersebut disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang
otaknya sangat lambat, atau disebut tidur nonrapid eye movement (NREM). Kedua
jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam
otak, meskipun kegiatan otak tidak tertekan secara berarti. Jenis tidur yang kedua
disebut dengan jenis tidur paradox atau rapid eye movement (REM).
a. Tidur gelombang lambat/NREM, jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang
dalam, atau juga dikenal dengan tidur yang nyenyak. Ciri-ciri tidur nyenyak
adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan gelombang delta. Ciri
lainnya adalah individu berada dalam keadaan istirahat penuh, tekanan darah
menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi
berkurang dan metabolisme menurun. Perubahan selama proses NREM
tampak melalui elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak
berada pada setiap tahap tidur NREM. Tahap tersebut yaitu ; kewaspadaan
penuh dengan gelombang delta yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase
rendah, istirahat tenang yang dapat diperlihatkan pada gelombang alfa, tidur
ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis beta atau delta yang
bervoltase rendah, dan tidur nyenyak gelombang lambat dengan gelombang
delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2 perdetik.
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai
berikut : rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola
mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas sedikit
menurun, serta dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5
menit.
Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
dengan ciri sebagai berikut : mata pada umumnya menetap, denyut jantung
dan frekuensi napas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme
menurun, serta berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi napas, dan
proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan oleh adanya dominasi
sistem parasimpatis sehingga sulit dibangunkan.
Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan
pernapasan menurun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata
cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot menurun.
b. Tidur paradox/REM, tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang
terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama timbul
80-100 menit. Namun apabila kondisi seseorang sangat lelah, maka awal tidur
sangat cepat dan bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah
sebagai berikut :
Biasanya disertai dengan mimpi aktif
Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM
Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
Pada otot perifer, terjadi gerakan otot yang tidak teratur
Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolism
meningkat
Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori, dan adaptasi
Cenderung hiperaktif
Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi
Nafsu makan bertambah
Bingung dan curiga
Bangun (Pratidur)
NREM II NREM II
NREM IV
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waku tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gagguan pernapasan seperti
asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular,dan pnyakit persarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
3. Motivasi
4. Kelelahan
5. Kecemasan
6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomania dan lekasa marah.
7. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain:
a. Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak
mampu mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu inisial insomnia. intermiten insomnia dan terminal
insomnia. Inisial insomnia merupakan ketidakmampuan individu untuk jatuh tidur
atau memulai tidur. Intermitten insomnia merupakan ketidakmampuan tetap tidur
karena selalu terbangun pada malam hari. Sedangkan terminal insomnia
merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada
malam hari. Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar disebakan adanya rasa
khawatir dan tekanan jiwa.
b. Hipersomia
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur.
Enuresis ada dua macam, yaitu enuresis nocturnal dan enuresis diurnal. Enuresis
nocturnal merupakan mengompol pada waktu tidur. Umumnya, terjadi sebagai
gangguan tidur NREM. Enuresis diurnal merupakan mengompol pada saat bangun
tidur.
e. Somnambulisme
Selain gangguan tidur yang telah diuraikan diatas, terdapat pula gangguan
tidur yang diklasifikasikan menjadi empat kategori utama (Thorpy,
1994), yaitu :
a. Disomnia
Merupakan gangguan primer yang berasal dari sistem tubuh yang berbeda dan dibagi
lagi menjadi tiga kelompok besar, diantaranya :
Gangguan tidur intrinsik meliputi gangguan untuk memulai dan
mempertahankan tidur, yaitu berbagai bentuk insomnia dan gangguan rasa
kantuk yang berlebihan seperti narkolepsi dan apnea tidur obstruktif
Gangguan tidur ekstrinsik terjadi akibat beberapa faktor eksternal, yang jika
dihilangkan menyebabkan hilangnya gangguan tidur.
Gangguan irama sirkadian sewaktu tidur dapat terjadi karena ketidaksejajaran
antara waktu tidur dan apa yang diinginkan oleh individu atau norma sosial.
b. Parasomnia
Merupakan perilaku tidak diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur diantaranya
gangguan terjaga, terjaga sebagian, atau selama transisi dalam siklus tidur atau
dari tidur ke terbangun.
c. Gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan medis dan psikiatrik
Banyak gangguan tidur medis dan psikiatrik yang berhubungan dengan gangguan
tidur dan bangun. Gangguan tidur tersebut dibagi menjadi gangguan tidur yang
yang berhubungan dengan psikiatrik, neurologik, atau gangguan medis lainnya.
7. Gejala Klinis
8. Pemeriksaan Fisik
a. Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitar mata, mata
sayu, konjungtiva merah, kelopak mata bengkak, wajah terlihat kusut dan lelah
b. Kaji perilaku klien : cepat marah, gelisah, perhatian menurun, bicara lambat,
postur tubuh tidak stabil
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan klien di rumah sakit.
Dimana validitas dari hasil pemeriksaan diagnostik sangat ditentukan oleh bahan
pemeriksaan, persiapan klien, alat dan bahan yang digunakan serta
pemeriksaannya sendiri.
10. Diagnosis
11. Penanganan
- Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor
ke rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual
dan pengendalian emosi.
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan
suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
- Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau
dokter psikiatri
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan
alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke
tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
b. Terapi Farmakologi
Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang telah
disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat dibantu dengan
pemakaian masker oksigen (Continuous positive airway pressure) atau tindakan
pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas pernapasan.Pada Restless Leg
Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya untuk dapat memperoleh terapi yang
adekuat.
12. Komplikasi
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
No. Reg :
Tgl. MRS :
Tgl. Pengkajian :
Dx Medis :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hub. dgn pasien :
3) Riwayat Kesehatan
Keluhan utama :
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena
tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
Riwayat diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang salah
dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi ini perlu dikaji :
- Penurunan berat badan yang drastis
- Selera makan yang menurun
- Pola makan dan minum sehari-hari
- Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi
pencernaan
Riwayat Tidur :
Data yang perlu dikaji seperti deskripsi masalah tidur klien, pola tidur biasa,
perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelang tidur dan lingkungan tidur,
penggunaan obat tidur, pola asupan diet, gejala yang dialami selama
terbangun, penyakit fisik yang terjadi secara bersamaan, status emosional
dan mental saat ini.
Status Sosial Ekonomi
5) Pengkajian Fisik
Keadaan umum pasien
Kesadaran
Pemeriksaan TTV
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh
berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi.
Pengkajian Psikososial : Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga,
teman dan handai taulan serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.
6) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan radiologic
2. Diagnosa Keperawatan
3. Implementasi
Daftar Pustaka
Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.
Jakarta: Salemba Medika
Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., Swanson, Elizabeth. 2006.
Nursing Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition. Missouri: Mosby
2008076
1. Biodata:
Pasien
Nama : Tn. P
Usia : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status pernikahan : Menikah
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
2. Keluhan utama :
Pasien mengeluh susah untuk memulai tidur.
Riwayat kesehatan :
a. Riwayat penyakit sekarang :
Tn. P mengeluhkan susah untuk memulai tidur. Tn. P juga mengatakan sering
mengigau pada saat tidur. Ia juga mengatakan sering mengalami mimpi buruk, saat
bekerja sering merasa mengantuk, cepat lelah dan tidak focus dalam bekerja.
b. Riwayat penyakit dahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami : Batuk, Pilek, Demam dan Diare.
a) Kecelakaan : tidak terkaji
b) Pernah di rawat di RS : Tn. P mengatakan pernah dirawat di Rumah
Sakit pada tahun 2012 karena kecelakaan
c) Operasi : Tn. P mengatakan tidak pernah dioperasi
2) Alergi : Tn. P mengatakan tidak ada alergi.
3) Kebiasaan : Merokok dan Kopi.
GENOGRAM
d. Nutrisi
Sebelum sakit frekuensi makan klien 3 kali sehari, berat badan klien sebelum sakit 70
kg tetapi setelah sakit klien makan 1 kali sehari sehingga berat badan klien menjadi 65
kg.
f. Oksigenasi
Sebelum dan sesudah mengalami insomnia, klien tidak mengalami sesak nafas.
g. Eliminasi fekal/bowel
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 2x sehari, feses berwarna kuning. Setelah sakit
klien mengatakan BAB dua hari sekali, feses berwarna coklat.
h. Eliminasi urin
Sebelum sakit klien mempunyai frekuensi berkemih 500cc/hari, selama sakit klien
hanya berkemih 300cc/hari dan urin kuning.
j. Koping-toleransi stres
Saat stress biasanya Tn. P menghirup udara segar, dan tidak memikirkan hal-hal yang
dapat menimbulkan stress.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum pasien saat ini adalah :
S : 37,50 C
RR : 26x/menit
TB : 170 cm
N : 50x/menit
TD : 100/70 mmHg
b. Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi dan palpasi tidak terdapat benjolan, bentuk tengkorak
simetris, dengan bagian frontal menghadap kedepan dan bagian pariental menghadap
kebelakang, kulit kepala tidak mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka.
c. Leher
Setelah dilakukan inspeksi, palpasi, dan teknik gerakan leher klien dapat melakukan
gerakan leher secara terkoordinasi tanpa gangguan.
d. Dada, paru, dan jantung
Pada saat inspeksi klien tidak terlihat sesak nafas, frekuensi pernapasan 26x/menit,
pada saat dilakukan palpasi getaran pada dinding dada kiri dan kanan sama. Pada saat
dilakukan perkusi suara paru klien normal yaitu terdengar bunyi resonan.
e. Abdomen
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik abdomen normal, pada saat inspeksi tidak ada
pembengkakan, dan simetris. Pada saat dilakukan auskultasi terdengar suara bising
usus secara normal, terdengar setiap 10x/menit.
f. Genetalia
Jenis kelamin laki – laki genetalia bersih, tidak terpasang kateter.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Terapi medis
Klien diajarkan teknik relaksasi.
ANALISIS DATA
PERIORITAS DIAGNOSA
1. Gangguan pola tidur b.d Hambatan lingkungan
2. Keletihan b.d Fisiologis (peningkatan kelemahan fisik)
INTERVENSI
N Dx Keperawatan No DX Tujuan Dan Kriteria Intervensi Nama/
O Hasil TTD
1. Gangguan pola D.0055 Setelah dilakukan 1. Dukungan tidur (I. santi
tidur b.d tindakan 15074)
Hambatan keperawatan selama Observasi
3x 24 jam maka 1. identifikasi pola
lingkungan
kradekuatan kualitas aktivitas dan tidur
dan kuantitas tidur 2. identifikasi faktor
membaik dengan pengganggu tidur
criteria hasil : Tarapeutik
1. Keluhan sulit tetapkan jadwal rutin
tidur membaik tidur
2. Keluhan sering Edukasi
terjaga membaik 1. jelaskan
3. Keluhan tidak pentinngnya tidur
puas tidur tidak cukup selama sakit
ada lagi 2. ajurkan menepati
4. Keluhan pola kebiasaan tidur
tidur teratasi 3. anjurkan
menghindari
makanan/minuman
yang mengganggu
tidur
4. ajarkan relaksasi
otot autogenik
n
2. Keletihan b.d D.0057 Setelah dilakukan Edukasi santi
Fisiologis tindakan aktivitas/istirahat
(peningkatan keperawatan selama (I.12362)
3x 24 jam maka O
kelemahan fisik)
keletihan teratasi 1. Identifikasi
dengan kriteria kesiapan dan
hasil : kemampuan
1. Menjelaskan menerima
penggunaan informasi
energi untuk T
mengatasi 1. Jadwalkan
kelelahan, pemberian
kecemasan pendidikan
menurun kesehatan sesuai
2. Glukosa darah kesepakatan
adekuat 2. berikan
3. Kualitas hidup kesempatan pada
meningkat pasien dan
4. Istirahat cukup keluarga untk
bertanaya
E
1. jelaskan
pentingnya
melakukan
aktifitas
fisik/olahraga
secara rutin
2. anjurkan
menyusun jadwal
aktifitas dan
istirahat
3. ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan
istirahat
IMPLEMENTASI
No
Hari/Tanggal Implementasi Respon Paraf
DX
S : Pasien
09.30 6. menganjurkan
mengatakan masih
menghindari
makanan/minuman yang belum bisa
mengganggu tidur menghindari
makanan yang
mengganggu tidur
O : pasien tampak
masih minum kopi
dan merokok
EVALUASI KEPERAWATAN
No Evaluasi
Hari/Tanggal D Paraf
X
Rabu, 23 1 S: Santi
Desember
- Pasien mengatakan pola aktivitas dan tidurnya
2020 sudah baik.
- pasien mengatakan faktor penggangu tidur
08.35 Wib karena kebanyakan minum kopi dan merokok
- pasien mengatakan sudah membuat jadwal
rutin tidur
- pasien mengatakan sudah memahani
pentingnya tidur
O:
- pasien kooperatif
- jadwal rutin tidur pasien malam tidur pukul
22.00 dan bangun jam 05.00
A:
P:
Pertahankan intervensi.
Kamis, 24 2 S:
Desember
2020 - Pasien mengatakan bagaimana cara pola tidur Santi
yang baik
10.00 wib - pasien mengerti pentingnya aktifitas fisik
olaharaga secara rutin
- pasien mengatakan sudah menyusun jadwal
aktifitas dan istirahat
O:
P:
Pertahankan intervensi.
Jumat, 25 1 S: Santi
desember
2020 - Pasien mengatakan sudah bisa menghindari
makanan/minuman pengganggu tidur
- Pasien tampak sudah bisa relax dengan
relaksasi otot autogenic
09.00 wib
O : pasien tampak relax dan segar, pasien
kooperatif
A:
P:
Pertahankan intervensi.
Wydia Khristianty
Putriny Syamsoedin
Hendro Bidjuni
Ferdinand Wowiling
Abstract : Social media is a group of application based on internet that developed on basic
ideology and technology Web 2.0 and possibility to create and exchange “user-generated
content”. Insomnia is a disturbance of quality and quantity of sleep and function obstructed.
The purpose of this research is to knowing the correlation between social media duration
usege and incident of insomnia on Adolescence in 9 Senior High School Manado. This
research based on analytic survey with cross sectional methode. The sample in this research
was taken with purposive sampling technique with 62 samples. The instrument of this
research are interview paper, questionnaire and obesrvation paper. The Result of this
research using analysis statistic of Pearson Chy-Square Test with a significant level α = 0,05
or 95%. The result of statistic test have gained p value = 0,000 < α = 0,05. The conclusion of
this research, there is a correlation between social media duration usege and incident of
insomnia on Adolescence in 9 Senior High School Manado. The Suggestion is to reduce used
duration of social media and be able to manage sleeping time. Keyword : Social Media,
Duration Usege, Adolescence, Incident of Insomnia.
Abstrak : Media Sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun
di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran “user-generated content”. Insomnia adalah gangguan pada kualitas dan kuantitas
tidur yang menghambat fungsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA Negeri 9
Manado. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional, Sampel
diambil dengan teknik pengambilan Purposive Sampling yaitu sebanyak 62 sampel.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, kuesioner, dan
lembar observasi. Hasil penelitian menggunakan analisis uji statistik Pearson Chi Square
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau 95%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 <
α = 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan durasi penggunaan media sosial
dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA Negeri 9 Manado. Saran mengurangi waktu
penggunaan media sosial dan mampu untuk memenejemen waktu tidur .
Total 62 100
Sumber : Data primer, 2014.
1. Analisis Bivariat
Tabel 6 : Hubungan Durasi Penggunaan
Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Menurut Media Sosial Dengan Kejadian Insomnia
Durasi Penggunaan Media Sosial Pada Pada Remaja Di
Remaja Di SMA Negeri 9 Manado SMA Negeri 9 Manado
Media Sosial n %
Facebook 7 11,29 B. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri
9 Manado pada 62 siswa yang menjadi
responden. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 28-29 November 2014 yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan
durasi penggunaan media sosial dengan
kejadian insomnia pada remaja di dikategorikan pada tahap remaja akhir (Late
SMA Negeri 9 Manado. Dari 62 Adolescence). Pada tahap ini remaja
sampel yang diteliti di peroleh memasuki masa konsolidasi menuju periode
data jumlah terbanyak responden dewasa dan ditandai dengan pencapaian
yang menggunakan media sosial minat yang makin mantap terhadap fungsi-
dan mengalami insomnia adalah fungsi intelektual, egonya mencari
siswa yang berumur 16 tahun. kesempatan untuk bersatu dengan orang
Remaja pada umur 16 tahun lain dalam pengalaman-
pengalaman baru, dan egosentrisme Online menemukan bahwa perempuan
(terlalu memusatkan perhatian pada diri lebih tertarik untuk berinteraksi melalui
sendiri) diganti dengan keseimbangan media sosial dibanding pria
antara kepentingan diri sendiri dengan (Telekomunitas, 2013). Menurut peneliti,
orang lain (Sarwono, 2012). Hal ini remaja perempuan lebih cenderung
sejalan dengan Survei nasional yang menggemari interaksi melalui media
digelar Pew Internet & American Life sosial dikarenakan remaja perempuan
Project pada 17 juta remaja berumur 12 lebih memiliki keinginan untuk
sampai dengan 17 tahun di Amerika berbagi/bercerita dengan orang lain, hal
menyatakan bahwa 94% remaja Amerika ini yang menyebabkan remaja
melakukan aktivitas online di media perempuan lebih dominan
sosial untuk mencari sumber atau bahan menggunakan media sosial di bandingkan
untuk menyelesaikan penelitian sekolah dengan remaja laki-laki. Remaja
(Qomariyah, 2009). Menurut peneliti, perempuan cenderung memiliki tingkat
karakteristik remaja pada umur tersebut keakraban yang dalam dengan orang-
mendorong mereka untuk saling orang sekitarnya.
bersosialisasi dan menjalin hubungan Hasil penelitian pada 62
pertemanan dengan orang lain, untuk responden menunjukkan durasi
memenuhi kebutuhan bersosialisasi pada penggunaan media sosial tertinggi yaitu
masa kini remaja dimudahkan dengan pada jangka waktu sedang (3-4 jam) yang
adanya perkembangan teknologi di berjumlah 31 siswa (50,0%). Namun,
bidang telekomukasi yang dapat dalam observasi untuk menentukan durasi
dimanfaatkan oleh remaja yaitu media penggunaan media sosial,
sosial. Dengan memanfaatkan media penulis mengalami kesulitan untuk
sosial remaja dapat menemukan teman mengawasi secara lansungpenggunaan
baru, saling berbagi pengalaman, bahkan media sosial pada responden sehingga
mengeksplorasi hal- hal baru yang belum mengakibatkan penuliharus
diketahui dengan cara chatting, berkomunikasi secara langsung untuk
browsing, downloading dan sharring di memperoleh keterangan dari responden
media sosial melalui akun-akun yang menganai gangguan waktu tidur yang
mereka miliki. Selain itu remaja pada disebabkan oleh penggunaan media
umur tersebut sering di hadapkan dengan sosial. Dari hasil penelitian Sari Febrina
tugas-tugas sekolah, dan untuk (2009) didapatkan bahwa
mempermudah dalam tugas tersebut rata-rata remaja mengakses media
banyak remaja yang memanfaatkan sosial selama 3 sampai 4 jam sehari.
media sosial sebagai sarana penunjang Fasilitas yang sering digunakan adalah
intelektual. chatting, browsing dan
Dari keseluruhan responden yaitu 62 downloading. Menurut peneliti penyebab
responden yang diteliti, jumlah terbanyak lebih dominannya durasi penggunaan
pengguna media sosial adalah remaja media sosial dalam jangka waktu sedang
perempuan dengan total 34 siswa pada remaja dikarenakan remaja harus
(54,8%). Hasil penelitian Finances
menyesuaikan waktu mereka antara insomnia ringan terbagi atas tiga durasi
durasi penggunaan media sosial dengan penggunaan yaitu singkat, sedang, dan
aktivitas belajar di sekolah, lama. Berdasarkan hasil lembar observasi
keinginan untuk bersosialisasi pada durasi penggunaan singkat terdapat
dan mengenal sesama, 12 responden dengan persentase 19,35%
maupun mengerjakan tugas-tugas mengalami tanda dan gejala wajah
sekolah. kelihatan kusam, durasi penggunaan
Hasil penelitian pada 62 sedang terdapat 31 responden dengan
responden menunjukkan penggunaan persentase 50,00% mengalami tanda dan
jenis media sosial tertinggi adalah twitter gejala wajah kelihatan kusam, terdapat
dengan jumlah pengguna sebanyak 20 bayangan gelap dibawah mata, dan
siswa (32,25%). Dalam marketing 3.0 kurang berkonsentrasi dan pada durasi
dituliskan bahwa sejak April 2008 hingga penggunaan lama terdapat 1 responden
April 2009 jumlah pengguna twitter dengan persentase 1,62% mengalami
tumbuh sebesar 1,298% (Dosi, 2013). tanda dan gejala wajah kelihatan
Menurut peneliti sendiri twitter sebagai kusam,terdapat bayangan gelap dibawah
salah satu sarana media sosial yang mata,dan kurang berkonsentrasi.
paling populer dewasa ini memiliki peran Kemudian responden yang mengalami
dan manfaat bagi masyarakat umum tak insomnia berat semuanya memiliki
terkecuali bagi remaja yang duduk di durasi penggunaan lama dengan jumlah
bangku sekolah. Bagi remaja twitter responden 18 dengan persentase 29,03%
dapat menjadi sarana bersosialisasi dalam mengalami tanda dan gejala wajah
kepentingan di bidang akademik maupun kelihatan kusam, mata merah, terdapat
non akademik, sebagai sarana penunjang bayangan gelap dibawah mata, mudah
kegiatan belajar dan mengantuk, kurang berkonsentrasi.
pengembangan intelektual, dan juga Berdasarkan penelitian dari Case
dimanfaatkan oleh remaja sebagai sarana Western Reserve School of Medicine,
hiburan. Cleveland (2008) yang melibatkan 238
Penelitian yang dilakukan pada remaja dengan
62 responden menunjukkan jumlah rentang umur 13-16 tahun didapatkan
responden yang mengalami insomnia bahwa salah satu faktor penyebab
ringan berjumlah 44 siswa (71,0%), insomnia pada remaja adalah akses media
sedangkan yang mengalami insomnia sosial di internet melalui telepon seluler
berat berjumlah 18 siswa (29,0%). dan komputer yang dapat mempengaruhi
Menurut peneliti remaja kualitas tidur pada remaja. Menurut
mengalami insomnia ringan karena peneliti remaja mengalami insomnia
mengerjakan tugas rumah di malam hari, ringan karena mengerjakan tugas rumah
chatting dengan teman di media sosial di malam hari, chatting dengan teman di
pada malam hari, browsing dan media sosial pada malam hari, browsing
downloading hal-hal yang berkaitan dan downloading hal-hal yang berkaitan
dengan hobi dan kesenangan, serta dengan hobi dan kesenangan, serta
aktivitas bermain game online pada aktivitas bermain game online pada
malam hari. malam hari.
Penelitian yang dilakukan pada Dalam penelitian ini ditemukan
62 responden menunjukkan jumlah adanya hubungan antara durasi
responden yang mengalami insomnia penggunaan media sosial dengan kejadian
ringan berjumlah 44 siswa (71,0%), insomnia pada remaja , dapat dilihat
sedangkan yang mengalami insomnia melalui Uji Pearson Chi-Square dengan
berat berjumlah 18 siswa (29,0%). tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05), hasil
Dimana responden yang mengalami analisa menunjukkan yaitu nilai p =
0,000, maka nilai p < α (tabel 6). Dari segi fisik maupun psikologis remaja,
total 62 responden 31 responden seperti mudah mengantuk disiang hari,
menggunakan media sosial dalam jangka hal ini, sejalan dengan teori mengenai
waktu sedang, dan 12 responden dampak dari terjadinya insomnia, yaitu
menggunakan media sosial dalam jangka mengantuk di siang hari/kelelahan.
waktu singkat, dan 1 responden Selain itu, insomnia juga dapat
menggunakan media sosial dalam jangka menyebabkan ketidakteraturan
waktu lama dengan total 44 responden menejemen waktu,
diatas mengalami insomnia ringan, gangguan konsentrasi, danpenurunan
namun memiliki tanda dan gejala yang kualitas hidup. Menurut penelitian
berbeda yang diketahui berdasarkan yang dilakukan oleh Rizqiea dan Hartati
lembar observasi. Dari data didapatkan (2012), dampak negatif insomnia yaitu
bahwa durasi penggunaan media sosial penurunan aktivitas, gangguankesehatan
dapat mempengaruhi tingkat kejadian dan penurunan dan perubahan
insomnia, yaitu semakin tinggi durasi semangat (mood). Menurut peneliti,
penggunaan media sosial semakin tinggi insomnia yang terjadi pada
tingkat kejadian insomnia pada remaja. kalangan remaja akan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang berdampak bagi kesehatan fisik
dilakukan oleh MIT Sloan School of dan psikologis, dari segi kesehatan fisik
Management hasil dari penelitian tersebut gangguan kesehatan khususnya pada
menunjukkan bahwa semakin tinggi kesehatan kulit yang dapat memicu
waktu penggunaan media sosial melalui terjadinya penuaan dini. Secara
komputer, laptop, tablet, dan ponsel psikologi insomnia dapat berdampak
seluler cenderung semakin mengganggu pada perubahan emosi (mood).
pengaturan hormon alami manusia untuk Khususnya yang masih dalam tahap
tidur yang disebut hormon melatonin pendidikan, insomnia pada remaja dapat
sehingga dapat menyebabkan semakin berdampak dari segi kesehatan fisik,
tingginya kejadian insomnia. (Kompas seperti mudah mengantuk disiang hari
Kesehatan, 2010). Menurut peneliti, yang dapat mengakibatkan
fenomena insomnia yang terjadi pada terganggunya aktivitas belajar di kelas,
remaja di SMA Negeri 9 Manado yang selain itu insomnia juga dapat
dikarenakan penggunaan media mengakibatkan menurunnya konsentrasi
sosial tidak lepas dari sarana- belajar yang dapat berdampak pada
sarana penunjang aktivitas tersebut menurunnya prestasi akademik remaja
seperti komputer, laptop, tablet, dan di sekolah. Dari segi kesehatan
telepon seluler atau yang lebih populer psikologis, insomnia pada remaja dapat
di kalangan remaja dengan sebutan menyebabkan menurunya semangat
gadget, dimana gadget tersebut dalam melaksanakan
merupakan alat yang dapat memaparkan aktivitas sehari-hari sehingga dapat
cahaya yang apabila semakin lama berpengaruh pada menurunnya kualitas
penggunaan media sosial melalui gadget hidup remaja. Ketidakmampuan remaja
tersebut maka akan semakin dalam menejemen waktu penggunaan
mengganggu pengaturan media sosial dengan baik dan benar
dari hormon melatonin ketika berada sekolah maupun di rumah,
sehingga dapat akan berdampak pada ketidakaturan pola
menyebabkan insomnia bagi istirahat dan tidur pada remaja sehingga
penggunanya. Menurut Bonnet dan dapat memicu terjadinya insomnia. Hal
Arand dalam Rizqiea dan Hartati ini dikarenakan tidak terpenuhinya pola
(2012) Insomnia memiliki tidur ideal bagi remaja yaitu 8-10 jam
dampak negatif bagi kesehatan baik dari semalam, sehingga semakin rendahnya
waktu bagi remaja untuk memenuhi 19:30 WITA.
kebutuhan istirahat dan tidur, akan Atkinson,R. (2012). Pengantar Psikologi
menyebabkan remaja mengalami Jilid : I (Widjaja Kusuma,
insomnia sehingga membuat semakin Penerjemah). Tangerang Selatan :
tingginya dampak negatif yang Interaksara.
diakibatkan oleh insomnia tersebut. Case Western Reserve School of
Medicine. (2008). Poor Teen Sleep
KESIMPULAN
Habits may raise Blood Pressure.
Dari hasil penelitian yang akan
dilaksanakan di SMA Negeri 9 Manado (http://blog.cleveland.com/health/200
pada bulan 28-29 November 2014 maka 8/ 08/heart.pdf). Diakses pada tanggal
dapat disimpulkan bahwa : Durasi 30 Desember 2014, Jam 21:00 WITA.
penggunaan media sosial tertinggi pada
responden adalah pada durasi sedang (3-4 Dosi. (2013). Motif Penggunaan
jam), kejadian insomnia pada responden dan Interaksi Sosial di
terbanyak adalah insomnia ringan, dan Twitter.
terdapat hubungan antara durasi (http://digilib.uinsuka.ac.id/7414/2/B
penggunaan media sosial dengan kejadian
A B%20I,%20IV,%20DAFTAR
insomnia, bahwa semakin lama waktu
penggunaan media sosial semakin tinggi %20PUS
tingkat kejadian insomnia.
TAKA.pdf). Diakses pada tanggal 30
Desember 2014, Jam 21:40 WITA.
DAFTAR PUSTAKA
Firman, M; Ngasis, A. (2012). Pengguna
Aingindra. (2013). Keuntungan dan
Internet Mulai Bosan Media Sosial .
Kerugian Penggunaan Media Sosial. VIVA Media
http://www.aingindra.com/keuntungan Baru.
- dan-kerugian-sosial-media.html. (http://teknologi.news.viva.co.id/news/
r ead/282747-pengguna-internet-
Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014, mulai- bosan-media-sosial).
Jam 21:00 WITA. Diakses
Arif. (2013). Perempuan ternyata lebih pada tanggal 1
aktif di Internet di banding Oktober 2014, Jam 20:00 WITA.
pria. Gatot,S. (2014). Siaran Pers Tentang
(http://www.merdeka.com/teknologi/p Riset Kominfo Dan Unicef Mengenai
e rempuan-ternyata-lebih-aktif-di- Perilaku Anak Dan Remaja Dalam
internet-dibanding-pria.html).Diakses Menggunakan Internet. Pusat Data
pada tanggal 1 Januari 2015, Jam Dan Sarana Informatika Kementerian
17:00 WITA. Komunikasi Dan Informatika.
(http://kominfo.go.id/index.php/conte
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet nt
Indonesia. (2012). Profil Pengguna
Internet Indonesia. /detail/3834/siaran+pers+no.
+17pikomi
(http://www.apjii.or.id/v2/upload/Lap nfo22014+tentang+riset+kominfo+dan
o ran/Profil%20Internet%20Indonesia +unicef+mengenai+perilaku+anak+da
%2 02012%20(INDONESIA).pdf. n
Diakses +remaja+dalam+menggunakan+intern
pada tanggal 1 Oktober 2014, e t+/0/siaran_pers). Diakses pada
Jam tanggal
29 September 2014, Jam 22: 30 Januari 2015, Jam 16:00
WITA. WITA.
Green,Wendy. (2012). 50 Hal yang Bisa Maentiningsih, Desiani. (2008).
Anda Lakukan Hari Ini untuk Hubungan antara secure
Mengatasi Insomnia. Jakarta : Elex attachment dengan
Media Komputindo. motivasi
berprestasi pada
Hamid,S. (2008). Bunga Rampai
remaja.
Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarata :
EGC. (http://www.gunadarma.ac
.id/library/a
Harian Kompas. (2010). 10 rticles/graduate/psycholog
Kerugian akibat y/2009/Arti
KurangTidur.
kel_10509046.pdf).
(http://health.kompas.com/
read/2010/0 Diakses pada
7/22/0754116/Inilah.10.K tanggal 8 Oktober 2014,
erugian.akib Jam 20 : 15 WITA.
at.Kurang.Tidur).
NANDA Internasional.
Diakses pada
(2013).
tanggal 4 Januari 2015,
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Jam 16:35 WITA.
Definisi
Hanjani , Febyuka. (2013).
Peningkatan Kebutuhan dan Klasifikasi 2012-1014 (
akan Media Sosial Pada Alih Bahasa : Barrah
Remaja, Salah Bariid, Monica Ester &
Wuri Praptiani) . Jakarta:
Siapa?.Personal Penerbit Buku Kedokteran
Growth,Conseling and EGC.
Development Center.
(http://www.personalgrow Nursalam. (2008). Konsep dan
th.co.id/en/j ournal- Penerapan Metodologi Penelitian
viewarticle.php? Ilmu
id=91).Diakses Pada Keperawatan. (Edisi 2)
tanggal 2 Oktober 2014, Jakarta : Info Medika.
Jam
Notoatmodjo S. (2010). Metodologi
20:30 WITA. Penelitian Kesehatan. Jakarta
Kompas Kesehatan. (2010). : EGC. O’Brien,P.G.,
Waspadai Efek Buruk Kennedy.W.Z., &
Smartphone.
(http://kesehatan.kompas.c Ballard,K.A., (2013).
om/read/20 Keperawatan Kesehatan
10/06/18/14191253/Wasp Jiwa Psikiatrik (Alih
adai.Efek.Bu
Bahasa : Nike Budhi
ruk.Smartphone).
Diakses Subekti, Egi Komara
pada tanggal 4
Yudha, Dwi Widiarti Akhir.
& (http://download.portalgaruda.org/arti
c le.php?article=74196&val=4707).
Anastasia Onny Tampubolon). Jakarta
: EGC. Diakses pada tanggal 5 Januari 2015,
Kaplan, Andreas M ; Haenlein, M. Jam 17:00 WITA.
(2010). Users of the world, unite! The Sari, Febrina (2009). Pola penggunaan
challenges and opportunities of Media Sosial oleh Remaja.
Social Media. Business Horizons 53 (http://repository.unand.ac.id/11093/1/
(1): 59– Skripsi.pdf). Diakses pada tanggal 4
Januari 2015, Jam 15:30 WITA.
68.
(http://michaelhaenlein.com/Publicati Sarwono,S. W. (2012). Psikologi Remaja
o ns/Kaplan,%20Andreas%20- (Edisi Revisi). Jakarta : Rajagrafindo
%20Users%20of%20the%20world,
Persada..
%2 0unite.pdf). Diakses pada tanggal
5 Oktober 2014, Jam 20:35 WITA. Setiadi (2013). Konsep dan
Pelatihan Statistik Universitas Indonesia.
Praktek Penulisan Riset
(2012).
(http://www.pelatihan- Keperawatan, Edisi 2.
ui.com/detail.php?mnu=detail_artikel Yogyakarta : Graha Ilmu.
&id=A1301001). Diakses
pada tanggal 29 Setiawan, Ebta. (2014).
Oktober 2014, Jam 17:00 WITA. Kamus Besar Bahasa
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Indonesia (KBBI).
Ajar Fundamental Keperawatan : (http://kbbi.web.id)
Konsep,Proses, dan Praktik.Edisi dikases pada tanggal 1
4.Volume 1. (Alih Bahasa : Renata Oktober 2014, Jam 20:48
Komalasari, dkk) . Jakarta:EGC. WITA.
Dengan Kejadian
Insomnia Pada
Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Diponegoro.
(https://id.scribd.com/doc/
188228462/ Artikel-
Hubungan-Tingkat-Stres-
Dengan-Kejadian-
Insomnia). Diakses pada
tanggal 3 Januari 2015,
Jam
18:00 WITA
Yasar, Muhhammad. (2012).
Hubungan antara
frekuensi penggunaan
fasilitas jejaring sosial dengan
kejadian insomnia pada mahasiswa
S1
keperawatan semester IV
di STIKES
Muhammadiyah
Banjarmasin
Kalimantan Selatan.
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan
Muhammadiyah
Banjarmasin
Program Studi
Keperawatan
Banjarmasin.
(https://id.scribd.com/doc/
114222841/ Skripsi-
Yasar).Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2014,
Jam 17:20 WITA.
ACTIVITY DAILY LIVING
Lampiran 8
TARGET KOMPETENSI
PRAKTIK KETERAMPILAN DASAR PROFESI
TAHAP PROFESI PROGRAM STUDI NERS
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KETRAMPILAN
TAR MEMBANTU MANDIRI
NO KOMPETENSI
GET TTD TTD TTD
TGL TGL TTD CI
CI CI CI
Pemeriksaan Dasar
1. Pemeriksaan tanda 12X 14/12/2020
vital 15/12/2020
16/12/2020
17/12/2020
18/12/2020
19/12/2020
20/12/2020
21/12/2020
22/12/2020
23/12/2020
24/12/2020
25/12/2020
KETRAMPILAN
TAR MEMBANTU MANDIRI
NO KOMPETENSI
GET TTD TTD TTD
TGL TGL TTD CI
CI CI CI
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
6. diagnostik EKG 4X
7. Pengambilan darah 5X
vena
Pengambilan darah
8. Arteri 3X
Patient Safety
Mencuci tangan 12X 14/12/2020
9. 15/12/2020
16/12/2020
17/12/2020
18/12/2020
19/12/2020
20/12/2020
21/12/2020
22/12/2020
23/12/2020
24/12/2020
25/12/2020
26/12/2020
27/12/2020
10. Memakai/melepas 4X 18/12/2020
sarung tangan 19/12/2020
20/12/2020
21/12/2020
27. Menghitung 3X
kebutuhan Kalori
TAR KETRAMPILAN
GET
NO KOMPETENSI MEMBANTU MANDIRI
TTD
TGL TTD CI TTD CI TGL TTD CI
CI
Kebutuhan Mobilisasi dan Body Mekanik
35. Melatih ROM 4X
pasif/aktif
TAR KETRAMPILAN
GET MEMBANTU MANDIRI
NO KOMPETENSI
TTD
TGL TTD CI TTD CI TGL TTD CI
CI
Kebutuhan Spiritual
42. Pendampingn 3X
keluarga pada proses
kehilangan
46. Pendampingan 4X
spiritual