Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

GANGGUAN KESEIMBNGAN CAIRAN (ODEMA)

MK : patofisiologi

Dosen :Dr. Saidah rauf, s. Kep.,M.Sc

Tingkat 1c

Disusun Oleh : Kelompok I

1. Ahmad mayusif m
2. Anisela anggun s
3. Aspia ayhunan
4. Dimas dandi yuliand marta s
5. Novri ani rumakat
6. Winan k kapilatu
7. Wa rahida
8. Wa juli
9. Fatima sokanfuti
10. Wa laila
11. Vivian montolalu

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEATAN KEMENKES MALUKU

PROGAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI

T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah Swt yang mana telah Melimpahkan
rahmat serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul”Gangguan keseimbangan cairan(0dema).tepat pada waktunya.

Dan selawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
Saw yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat sekarng ini.

Dalam kesempatan ini kami inggin mengucapkan rasa terimakasih kepada semua
teman yang telah ikut berpartisipasi dalam menyusun makalah ini. Didalam penyusunanan
makalah ini kami sadari masih banyak kekurangn,untuk itu keritik dan saran yang bersifat
membangun dari rekan-rekan semua sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
selanutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II Pembahasan

A. Pengertian gangguan keseimbngan cairan


B. Gangguan atau masalah dalam pemenuhan kebutuhan cairan
C. Poses pembentukan odema

BAB III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Cairan sangat penting bagi tubuh karena dapat mempertahan kan keseimbngan atau
homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dapat mempengaruhi fungsi
fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengndung partikel-
partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk tubuh. Cairan tubuh sebagian
besar tersusun oleh cairan baik dalam intraseluler maupun ekstaraseluler, cairan tubuh
total rata-rata 60% dari berat badan seseorang, sebesar 40% dari berat badan tubuh
merupakan cairan intraseluler sedangkan 20% mengisi ekstraseluler

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi gangguan keseibngan cairan
2. Faktor apa yang mempengaruhi cairan
3. Apa saja masalah kebutuhan cairan(odema)
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan cairan
2. Untuk mengetahui faktor dan masalah-masalah pada gangguan keseimbngan
cairan (odema)
3. Untuk mengetahui proses keperawatan pada masalah kebutuhan cairan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian gangguan keseimbngan cairan

Gangguan keseimbangan cairan dapat berupa kelebihan atau kekurangan cairan.


Gangguan keseimbangan cairan tingkat seluler bisa terjadi kalau ada gangguan pada
membran sel, biasanya akibat kekurangan atau kekurangan ion Na+ dan/ atau K+. Sebagai
akibatnnya sirkulassi air di dalam sel akan terganggu. Kalau ion Na+ dan K+ dalam sel
tinggi, maka air di luar sel beserta bahan yang terlarut di dalamnya akan banyak masuk
dallam sel dengan akibat sel akan menggelembung. Kalau kadar ion Na+ dan/K+ dalam sel
lebih kecil di banding di luar sel, maka cairan di dalam sel akan terdorang keluar sel dan sel
kekurangan air.

Gangguan cairan tingkat jaringan atau organ biasanya terjadi kalau gangguan pada suplai
pembulu atau saluran yang mensuplai daerah tersebut, bisa pembulu darah, bisa juga
pembulu getah bening. Gangguan ini bisa berupa kebocoran saluran, pelebaran saluran,
penyempitan bahkan penyumbatan serta terputusnya pembulu atau saluranGangguan
cairan menyeluruh yaitu adanya ketidak mampuan badan untuk mengontrol sirkulasi keluar
masuknya cairan tubuh, misalnya mekanisme tubuh gagal menyendot cairan yang
menumpuk di jaringan intersitisial seluruh tubuh mengakibatkan meninngkatnya jumlah
cairan badan.

B. gangguan atau masalah dalam pemenuhan kebutuhan cairan


1. hipovolume atau dehidrasi
kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh
dengan mengesongkan cairan fascular. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan
intersetisial, tubuh akan mengguluarkan cairan keluar sel. Ada 3 macam kekurangan
cairan eksternal atau dehidrasi yaitu:
a. dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrilitnya yang
seimbangan
b. dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak air dari
pada elektrolitnya
c. dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya dari
pada air
kehilangan cairan eksternal yang berlebihan akan menyebabkan volume ekstrasel
berkurang (hipovolumi). Pada keadaan ini tidak terjadi perpindahan cairan daerah intrasel
kepermukaaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan eksrasel dalam
waktu yang lama, maka kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan meningkat dan
menyebabkan terjadinya perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah

macam-macam dehidrasi berdasarkan derajatnya

a. dehidrasi berat
1. penngeluaran cairan 4-6 liter
2. serum natrium 159-166 mEq/1
3. hipotensi
4. turgor kulit buruk
5. olikurya, nadi dan pernafasan meningkat
6. kehilangan cairan mencapai >10% BB
b. dehhidrasi sedang
1. kehilangan cairan 2-4 liter atau antara 5-10%BB
2. serum natrium 152-158mEq/i
3. mata cekung
c. dehidrasi ringan
1. kehilangan cairan mencapai 5% BB
2. pengeluaran cairan tersebut sekitar 1,5-2 liter
2. hipervolume atau over dehidrasi terdapat dua manifestasi yang di timbulkan akibat
cairan atau hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan
pada interstisial. Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air tetapi elastis
dan hanya terdapat diantara jaringan.keadaan dapat menyebabkan pitting edema
merupakan edema yang di daerah feriper atau mencekung setelah di tekan di daerah
yang bengkak. Hal ini di sebabkan karena perpindahan cairan melalui titik tekanan,
cairan dalam jaringan yang edema membekunya cairan ke permukaan jaringan.
Kelebihan cairan fascular dapat meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan
cairan ke permukaan interstisial, sehingga menyebabkan edema anasarka (edema yg
beradra di tubuh) peningkatan tekanan hidrostalik yang besar dapat menekan
sejumlah cairan hingga ke membran paru-paru dan dapat mengakibatkan kematian.
C. Proses pembentukan edema

Edema adalah kelebihan cairan dalam ruang interstisial yang terlokalisasi, edema
terjadi karena hal berikut
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler akibat penambahan volume
darah.peningkatan tekanan hidrostatik mengakibatkan pergerakan cairan ke
caringan sehingga terjadi penumpukan cairan edema. Di samping itu
peningkatan tekanan hidrostatik juga berakibat meningkatnya resistensi faskuler
perifer yang kemudian meningkatkan tekanan ventrikel kiri jantung berakibat
pada adanya edema pada paru
2. Peningkatan permeabilitas kapiler seperti pada luka bakar dan infeksi keadaan
ini memungkinkan keadaan intrafascular akan bergerak ke interstisial
3. Penurunan tekanan plasma onkotik karna kadar protein rendah seperti karna
malnutrisi, penyakit ginjal dan penyakit hati
4. Bendungan aliran limfe mengakibatkan aliran terhambat
5. Gangguan ginjal yakni pembuangan air yang tidak adekuat menimbulkan
penumpukan cairan dan reabsorpsi natriun yang berlebihan mengakibatkan air
bertahan pada interstisial.
Tiga katagori umum yang menyelaskan abnormalitas cairan tubuh adalah
volume osmolaritas, dan komposisi.
1. Ketidak seimbangan volume
a. Kekurangan volume cairan ekstraseluler (ECF). Atau hipovolumia yaitu
sebagi kehilngan cairan tubuh isotonic, yang di sertai kekurangan natrium
dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonic
seringkali di istilahkan dehidrasi yang seharusnya di pakai untuk kondisi
kekurangan air murni yang relatif yang mengakibat kan hipertremia. Caira
isotonic adalah caira yang konsentrasi/kepekatan nya melebihi cairan tubuh.
b. Kelebihan vulume (ECV) kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila
natrium dan air kedua dua nya tertahan dengan proposi yang kira-kira sama-
masa. Dengan terkumpulnya cairan isotonoc yang berlebihan pada ECV
(hiperfolemia) maka cairan akan berpindah ke kompartenen cairan intersitisial
sehingga akan menyebabkan edema. Edema adalah penumpukan cairan
intersetesial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisasi atau generalisatan
c. Ketidak seimbangan osmolaritas dan perubahan komposisional
Ketidak seimbngan osmolaritas melibatkan zat kadar terlarut dalam cairan-
cairan tubuh. Oleh karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif
secara osmotik dalam ECV maka kembanyakan kasus hipoosmolaris
(overhidrasi)alahah hipo natremia yaitu rendah nya kadar natrium di dalam
plasma dan hypenatremia yaitu tinggi nya kadar natrium di dalam plasma.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan cairan merupakan suatu proses dinamis karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap lingkungan. Sebagai
pengontrol volume cairan eksternal dengan memopertahankan keseimbangan gerak dan
mengontrol esmolaritas dengan mempertahankan keseimbangan cairan.
B. Saran
Kebutuhan cairam tubuh tak hanya berasal dari konsumsi air putih saja, melainkan
juga dari makanan dan minuman yang mengandung air. Meskipun begitu, akan jauh lebih
baik bila kita memilih untuk mengkonsumsi air putih ketimbang jennis minuman lainnya
yang banyak mengandung gula, kalori, kafein dan zat-zat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi,2008,Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Kebutuhan Dasar
Klien,Jakarta:Salemba Medika
Hidayat,A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep Dan
Proses Keperawatan Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai