Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipospadia adalah kelainan kongenital pada laki-laki yang berupa muara uretra terletak
diventral penis (Schwartz, 2008). Penyebab hipospadia sampai saat ini belum di ketahui dengan
pasti, namun ditemukan bahwa hipospadia dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan paparan
lingkungan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipospadia. Penatalaksanaan
hipospadia adalah melalui tindakan pembedahan.
Kelainan metabolisme atau sindroma metabolik adalah keadaan tubuh yang tidak mampu
menjalankan proses metabolisme karena kelainan metabolik kompleks. Gangguan metabolik
disebabkan oleh keainan genetic. Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Penyebab paling umum terjadinya gangguan endokrin adalah
penyakit Graves.
Berat Badan Lahir Redah (BBLR) merupakan bayi yang baru lahir memiliki berat badan
kurang dari 2500 gram baik pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan.
(Pudjiadi, 2010). Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi bayi dilahirkan dengan BBLR
yaitu dari faktor ibu, faktor janin, faktor plasenta dan faktor lingkungan.
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami kegagalan
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia menyebabkan kematian
neonatus baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Faktor-faktor yang
menyebabkan asfiksia diantaranya faktor ibu, faktor tali pusat, faktor persalinan dan faktor bayi.
Syndrom gangguan napas atau respiratory distress syndrome (RDS) adalah istilah yang
digunakan untuk disfungsi pernapasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang
berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru.
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada punting tali pusat selama 15 menit
terus menerus pada hari pertama usia bayi. Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena trauma
robekan tali pusar, robekan pembuluh darah, setelah adanya plasenta previa atau absurpsio
plasenta, dan perawatan tali pusat yang tidak benar.
Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun
fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak.
Hipotermi yaitu penurunan suhu tubuh bayi di bawah suhu normal. Hipotermi dapat terjadi
setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak
diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah
lahir.faktor penyebab hipotermi adalah konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi.
Hipertermia adalah suatu keadaan dimanan suhu tubuh melebihi titik tetep (set point) lebih
dari 370C, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih
banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh (Noviana Putrii, 2016).
Hipoglikemia merupakan suatu kelainan metabolik dan endokrin yang sering terjadi pada
bayi dan anak yang berakibat kerusakan otak yang menetap. Hipoglikemia menyebabkan suplai
glukosa yang rendah ke alat-alat organ vital khususnya otak. Hipoglikemia yang berulang dan
menetap menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh
infeksi bakteri Clostridium Tetani di tempat yang mengalami luka dan menghasilkan eksotoksin
yang akan menyerang otot sehingga akan timbul terjadinya kejang otot (Depkes, 2006).
Penatalaksanaan Tetanus Neonatorum (TN) bertujuan untuk eradikasi kuman C. tetani,
netralisasi toksin, dan pemberian terapi suportif spesifik sesuai keparahan penyakit.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikana adalah :
a. Bagi mahasiswa kebidanan disarankan agar mahasiswa lebih memahami dan mengerti
tentang kelainan bawaan neonatus dan neonatus resiko tinggi agar saat saat melakukan
pelayanan sesuai dengan asuhan pelayanan neonatus yang sudah ada.
b. Bagi pembaca diharapkan pembaca dapat dengan mudah memahami tentang makalah
mengenai kelaimam bawaan neonatus dan neonatus resiko tinggi sehingga dapat digunakan
untuk dapat melakukan pencegahan kelainan neonatus dan kelainan neonatus resiko tinggi.

Anda mungkin juga menyukai