Agama hindu berkembang dan muncul pertama kalinya di hindia, dan pada abad ke -15 sm
nenek moyang bangsa Indonesia memasuki Indonesia dari daratan cina selatan dengan
melewati dua arah yaitu dari arah utara lewat jepang, Taiwan, Filipina dan menyebar di
sulawesi Indonesia bagian timur, irian dari arah barat lewat indo cina, siam, Malaya serta
mnyebar di sumatara, jawa dan Kalimantan, mereka masuk ke Indonesia dengan membawa
agama hindu, dahulu agama hindu paling besar terdapat di pulau jawa, terlebih diantara suku
jawa
Menurut orang bali sejarah kebudayaan dan kemasyarakatan bali di mulai dengan kedatangan
orang orang majapahit di bali, kedatangan orang orang majapahit ini membawa perubahan
yang baru bagi masyarakat bali, karena sebelumnya di bali di kuasai oleh roh-roh jahat serta
mahluk mahluk yang ajaib
Akan tetapi sebenarnya jauh berabad abad sebelum zaman majapahit, di bali selatan sudah
ada suatu kerajaan dengan kebudayaan hindu mungkin pada tahap pertama zaman mataram
kuno (antara 600-1000 masehi ), pusat kerajaan itu terdapat di pejeng dan bedulu dengan raja
keturunan warnadewa, ada kemungkinan kerajaan ini timbul langsung pengaruh dari pedagang
hindu namun ada juga kemungkinan kerajaan ini di sebabkan karena pengaruh dari mataram.
Pada ahir abad ke 10 atau awal abad 11 di bali memerintah seorang raja, dharmodyana yang
berpermaisurikan seorang keturunan empu sendok, mahendratta, dan melahirkan erlangga,
dengan demikian pada waktu itu bali dihubungkan dengan jawa erlangga kemudian memerintah
di jawa sedang di bali diperintah atas nama erlangga, seorang adiknya, sesudah erlangga wafat
agaknya hubungan antara jawa dan bali menjadi kendor.
Pada tahun 1284, kartanagara,raja singasari, menaklukan bali, penaklukan itu agaknya hanya
bersifat sementara saja sebab pada tahun 1383 majapahit mengutus tentaranya di bawa
pimpinan gajah mada menyerbu bali, kali ini penaklukan dilaksanakan secara mendalam, gajah
mada mendatangkan bangsawan bangsawan dari majapahit, pemimpin para bangsawan ini
kemudian mendirikan suatu kerajaan dengan ibukotanya srampangan yang kemudian di
pindahkan ke klungkung, rajanya bergelar dewa agung.
Penngaruh majapahit dibali sangat kuat sekali, bahas dan kebudayaan bali adalah kelanjutan
bahasa dan kebudayaan jawa timur, kepustakaan hindu jawa di pelihara, dibaca dan
diteruskan, itu sebabnya maka bali menjadi tempat penyimpan kekayaan kebudayaan jawa, apa
yang sudah tidak dapat diketahui lagi tentang hindu di jawa dapat diketahui di bali.
Sekalipun demikian tidak dapat dikatakan pula bahwa bali adalah daerah agama hindu sebab di
samping kebudayaan hindu jawa masih ada religi asli yang tidak kalah kuatnya, pengaruh
majapahit hanya terdapat di antara kaum bangsawan, mula mula di klungkung kemudian
menyebar di darah daerah lainnya, tetapi hal ini tidak berarti bahwa religi suku bali tidak
berubah oleh karena berabad abad terisolir dari daerah daerah lainnya maka lama kelamaan
terjadi akulturasi antara agama hindu jawa dan kebudayaan asli orang balikeduanya mengalami
percampuran hingga mangalami perubahan sehingga juga sulit untuk dipisahkan lagi,
percampuran ini kemudian menjadi suatua agama baru yang tidak mempunyai nama, akan
tetapi orang bali sendiri menyebutnya agama tirta dan baru sekarang agama orang bali di sebut
agama hindu dharma.
Kira kira sesudah 1000 tahun kedatangan agama hindu yang pertama kali di bali datanglah
pengaruh barat dengan perantaraan penjajahan belanda
Ada perbedaan yang mencolok sekali antara cara agama hindu jawa mempengaruhi
mempengaruhi masyarakat bali dengan cara kebudayaan barat melakukan infiltrasinya,
pengaruh agama hindu jawa meresapi msyarakat bali secara perlahan lahan berangsur angsur
selama berabad abad akan tetpi pengaruh kebudayaan barat berjalan dengan cepat sekali
Sekalipun bentuk pemerintahan dan pengadilan asli dipertahankan namun pengawasan
belanda yang terjadi secara rasional makin mempengaruhi pandangan orang bali, lebih lebih
mengenai masalah pendidikan, anak anak yang tergolong punya tidak puas hanya bersekolah
di bali saja karena di bali hanya ada sekolah rakyat yang didirikan belanda, hal ini memberikan
pengaruh di bidang keagmaan, karena banyak pemuda bali yang karena pengalamannya di
jawa kemudian mereka meninggalkan praktik keagmaan atau hanay melkukannya secara
formal saja, ditambah lagi agama islam dan Kristen sudah mulai melebarkan sayapnya di bali.
Dengan semakin berkembangnya agama islam dan Kristen di bali, hal ini membuat para putra
bali bangkit dengan mendirikan perkumpulan perkumpulan untuk membangaun agama mereka,
pada tahun 1932 didaerah tabanan didirikan sebuah sekolah agama, pada tahun 1939 di
klungkung didirikan suatu organisasi agama yang di sebut tri murti .
Pada zaman pendudukan jepang oleh pemerintah jepang didirikan suatu lembaga pendanda
yang disebut paruman pandita dharma dengan maksud untuk mempersatukan paham agama
bali agar menjadi badan keagamaan yang menjadi penghubung pemerintah jepang,
Sesudah pemerintah jepang jatuh paruman pandita dharma menjadi suam sekalipun tidak mati
kesempatan ini dimanfaatkan oleh pemimpin yang militan, perkumpulan tri murti pada zaman
jepang tidak aktif mulai dihidupkan kembali menjadi majelis hinduisme (1950), selain itu juga
timbul organisasi keagamaan lainnya, demikianlah di bali lahir kelompok kelompok yang
berusaha meningkatkan mutu dan kedudukan agama hindu di bali agar agama hindu dapat
sejajar dengan agama yang lainnya, di akui oleh departeman agama, dan pada tahun 1958
agama hindu bali diakui oleh departemen agama RI .
Setelah di akui oleh pemerintah RI di bentuklah dewan agama hindu bali yang sesudah kongres
parisada hindu dharma bali (1959) dan pada tahun 1964 diganti dengan parisda hindu dharma
hingga sekarang.
1. Galungan : dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari, dengan menggunakan
perhitungan kalender Bali yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku
Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma
(kejahatan).
2. Kuningan : hari raya yang dirayakan umat Hindu Dharma di Bali. Perayaan ini jatuh
pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Hari raya ini dilaksanakan setiap
210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali
3. Tumpek Landep : hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata ( Pasupati ). Tumpek
Landep diperingati saat Saniscara Kliwon wuku Landep setiap 6 bulan sekali.
4. Tumpek Kandang : upacara selamatan kepada sarwa beburonatau hewan - hewan
piaraan yang dirayakan setiap hari Sabtu kliwon wuku uye, yaitu upacara untuk memuja
Sang Hyang Widhi Wasa dalam manisfestasinya sebagai Sang Hyang Rare Angon,
pencipta dan pemelihara binatang)
5. Kajeng Kliwon : upacara memberikan korban suci sebagai persembahan
kepada Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) beserta seluruh
manifestasinya. Persembahan itu dilakukan dengan kepercayaan bahwa
sang dewa akan melindungi segenap manusia dan memberi kesejahteraan bagi yang
mengikuti upacara. Upacara ini dilaksanakan setiap 210 hari ada hari kajeng Kliwon
khusus yang disebut Pemelastali atau Watugunung runtuh.